Tetangga Idaman Hingga Jannah

By adindaslsblh

11.9K 562 40

Tentang seorang Gadis alay bin lebay yang memiliki tingkat kepedean yang begitu luar biasa. Dimana ia memilih... More

Prolog
1. Sekolah Baru✔️
2. Tak Berubah✔
3. Kepribadian Ganda✔
Cast Tokoh Ichi Part
4. Seketika Istiqomah
5. Grup abal-abal
6. Antara Rasyid dan Isyarat Hatinya
7. Rasyid Pindah?
8. Kangen sama Rindu
9. Bacl< 1
10. Bacl< 2
11. Hanya Perkenalan
12. Pesan Dari Dia yang Jauh Disana
14. Jadi Menantu Tante, Mau?
15. Cinta Dalam Diam
16. Cinta Dalam Diam 2
17. Wawancara
18. Pertemuan Awal
Tetangga Idaman Dunia Nyata
19. Muhammad Latif Al Habsyi
20. Liburan
21. Nikah?
22. Rasa itu masih ada
23. Siapa Dia Sebenarnya?
24. Tentara Ganteng di Pesantren
25. Loh Bapak?
26. Rasyid khitbah Mika?
NEW STORY
27. Ungkapan Hati
28. Ungkapan Hati 2
29. Aneh
30. Tetangga Idaman Hingga Jannah (END)
Epilog
OPEN PRE-ORDER
CERITA BARU

13. Mungkin Ini takdir

267 17 2
By adindaslsblh

Harap tekan ⭐ sebelum membaca..,
Selamat Membaca 💕

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




"Aduh bang.., mika kebelet lagi nih"

"Udah cepet sana. Makanya kalau di bilangin jangan ngeyel" omel Radith mengeruguti adiknya itu yang tak mau dengar saat ia menasihati untuk tidak minum air terlalu banyak. Akibatnya jadi seperti sekarang kan? Padahal dari tadi dia sudah bolak balik ke kamar mandi.

Sekarang ini, mereka baru saja tiba di bandara Djalaluddin Tantu. Tepatnya 30 km dari pusat kota Gorontalo. Yap sekarang mereka telah berada di Sulawesi.

Flashback

"Bang semuanya udah beres" ucap mika yang kini sudah ada di kamar Radith. Ia baru saja selesai mengemas pakaian miliknya serta barang yang lainnya.

"Yaudah kalau gitu kamu siap-siap aja dulu. Abang mau mandi" titah Radith lalu melenggang ke kamar mandi.

"Mika udah siap ini. Oh ya bang.., abang belum bilang kita mau kemana" ucap mika yang belum beranjak dari ranjang Radith.

"Gorontalo" jawab Radith sesingkat padat dan jelas, meski ia sudah berada di kamar mandi. Terdengar jelas suara air yang berjatuhan dari sana.

"Gorontalo? Bukankah Kak Rasyid juga ada disana?" batin mika sedikit tercengang dengan jawaban sang kakak.

"Oh ya dek, Abang belum bilang ya kalau Rasyid juga tinggal di gorontalo?" Ucap sang kakak lagi yang kini lebih membuat mika tercengang.

"Lagi-lagi memang benar. Sepertinya ini memang takdirku" batin mika lagi namun dengan ke alayan-nya yang kini datang.

Memang benar kata orang. Bahwa, meski seseorang telah berubah, ciri khas dari mereka akan tetap ada. Karena itu merupakan salah satu jati diri mereka.

Flashback Off

"Udah kelar? Jangan nanti waktu di jalan, kamu kebelet lagi" tanya Radith pada mika yang baru saja nongol itu. Mereka berjalan beriringan menuju taksi yang sudah di pesan Radith tadi

"Insha Allah.., udah gak lagi. Ohiya bang, selanjutnya mau kemana?"

"Liat aja. Pokoknya kamu harus extra kuat. Karena perjalanan kita masih jauh" jawab Radith. Kini mereka sudah berada dalam taksi.

"Serah abang lah" ucap mika slow, dan sudah bersiap tidur. Ia sangat lelah sekarang. Bukan karna perjalanan dari Jakarta hingga kesini, melainkan karena bolak balik ke kamar mandi. Membuat pergelangan kakinya menjadi pegal.

Supir taksi itu, mulai memacu taksinya dengan mulus dengan stabil. Sepanjang perjalanan, dapat dilihat begitu banyak orang yang lalu lalang. Baik menggunakan kendaraan maupun berjalan kaki, karena hari ini adalah akhir pekan. Untungnya mereka tidak mendapati kemacetan.

Dua jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Radith membangunkan mika, lalu bergegas keluar setelah membayar ongkos taksi.

"Loh, Apartement? Mika gak nyangka Kalau sekarang abang itu udah punya banyak duit. Buktinya abang sekarang punya apartemen sendiri" tutur mika yang sudah masuk beriringan dengan Radith.

"Ini Apartemen milik Bos abang yang punya proyek besar yang bakal abang kerjain selama disini. Katanya dia udah nyiapin satu buat kita" jelas Radit sedangkan mika hanya ber Oh ria saja sembari manggut-mangut.

* * *

Usai melaksanakan wisudanya, Radith sekeluarga memutuskan untuk singgah di sebuah Rumah Makan dekat Kampusnya. Karena khodijah yang sedari tadi mengamuk kelaparan, jadi mereka memutuskan untuk makan di RM tersebut dari pada harus menempuh perjalanan yang lumayan jauh untuk sampai ke rumahnya.

Mereka mengambil duduk di dekat jendela yang memperlihatkan sibuknya kendaraan yang lalu lalang.

Setelah menunggu kurang lebih lima belas menit, akhirnya pesanan mereka di hidangkan. Nampak khodijah yang sudah menarik khimar milik Dinar, mengisyaratkan untuk mengambilkannya.

"Syid, soal perjodohan itu gimana? Kamu udah pikirin baik-baikkan? Apa keputusan kamu?" tanya Bu zarah beruntun sembari menyeruput es tea miliknya.

"Ohiya syid, tentang Aura yang kamu bilang udah nikah itu, ternyata hanya rumor. Kakak sendiri yang tanya sama Aura waktu dia bantuin beres-beres" jelas Dinar yang tengah memperhatikan putrinya yang lahap.

"Apa yang kalian bicarakan ini. Aura sudah menikah? Itu tidak benar. Kalaupun itu benar, mama pasti tidak akan menikahkanmu dengannya"

"Iya ma, Rasyid tau. Dan soal itu, Rasyid gak bisa terima perjodohan ini"

"Loh kenapa? Bukannya Aura itu sesuai sama kriteria kamu?" tanya Bu zarah
Yang mulai Bingung. Dia sengaja tak memberi tahu Rasyid dari awal. Karena ia yakin Rasyid pasti setuju. Tapi sekarang?

"Itu benar ma. Tapi Rasyid gak pernah bilang mau di jodohin. Lagi pula ma, aku udah punya orang yang aku suka" sontak pernyataan Rasyid membuat keluarganya itu kaget dan menunjukan tatapan tak percaya.

"Siapa? Kenapa kamu gak cerita sama mama? Kalau tau gitu mama pasti tidak akan melakukan itu semua"

"Wah, serius syid? Siapa orang itu?" tanya Dinar sangat antusias sedangkan Jihad hanya menunggu jawaban yang akan di telontarkan oleh Rasyid.

"Aku belum bisa kasih tau sekarang siapa orang itu. Karena bahkan orang itu belum tau."

"Jadi sekarang kamu mau main rahasia-rahasiaan?" tanya Dinar lagi

"Maybe, karena nanti kalau udah waktunya, aku janji bakal ngenalin orang itu ke kalian semua. Pasti"

* * *

Selepas mandi dan sarapan, kini Radith dan Mika sedang dalam perjalanan ke pesantren. Tempat mika menimba ilmu kelak.

Setelah menempu perjalanan kurang lebih sejam, mereka akhirnya sampai tepat di depan pesantren dengan menggunakan mobil perusahaan Radith. Radith memarkirkan mobil itu di parkiran dalam pesantren.

Mereka menelusuri pesantren itu. Tampak pesantren itu sangat luas dan asri. Banyak pepohonan juga tanaman lainnya disana. Juga terlihat beberapa santri yang sibuk dengan kegiatan mereka.

"Assalamualaikum.., ada yang bisa saya bantu dek?" ucap seseorang yang mungkin adalah salah satu ustadz disini.

"Waalaikumsalam.." jawab Radith dan Mika serempak.

"Ruang kepala pesantren dimana ya stadz" tanya Radith kemudian.

"Oh Adek ini santri baru ya? Mari saya antarkan" tanya ustadz itu sembari berjalan menujunjukan jalan.

"Iya stadz, ini adik saya"

.
.
.
.
.
.
.
.

"Sudah sampai, tunggu sebentar ya dik" ucap ustadz itu dan di angguki oleh kakak beradik itu. Ustadz itu lalu mengucapkan salam sembari membuka pintu dihadapan mereka.

"Mari masuk. Sepertinya nak jihad sedang mengajar. Adik berdua tunggu disini dulu, saya akan memanggilkan nak jihad" ucap ustadz yang umurnya itu mungkin baru kepala empat, lalu pergi meninggalkan mereka mereka.

"Bang kayaknya pemilik pesantren ini masih mudah ya? Buktinya ustadz tadi bilangnya mau manggil pemiliknya dengan sebutan Adek" ucap mika penuh keyakinan.

"Sepertinya"

Tidak lama setelah itu, terdengar seseorang mengucapkan salam dan pintu ruangan itu terbuka dan menampakkan seseorang.

"Waalaikumsalam" jawab kakak beradik itu serempak dengan raut wajah tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Segera mika menundukan pandangannya karena ingat akan sesuatu yang pasti kalian tahu.

"Loh Radith?" Bukan hanya mereka berdua yang terkejut. Melainkan sosok pria yang baru saja masuk itu juga merasakan hal yang sama. "Kalian kok bisa ada disini?" lanjutnya sembari memeluk Radith dan mengambil duduk tepat di hadapan Radith.

"Ini gue mau daftarin mika disini. Jadi lo pemilik pesantren ini?" ucap radith menunggu pria itu kembali berbicara.
Jangan tanya soal mika. Karena saat ini ia sedang berdebat dengan hati juga pikirannya.

"Mika?"

"Iya.., Mika baru aja lulus dan berencana masuk pesantren. Dan kebetulan gue juga ada proyek disini. Makanya mika gue ajak sekalian"

"Lo belum jawab pertanyaan gue. Lo pemilik pesantren ini?" tambah Radith

"Bukan ini milik kakak ipar gue. Dia lagi ngajar, makanya dia nyuruh gue buat kesini gantiin dia" jelas Rasyid sembari melirik mika yang sedari tadi menunduk itu. "Gue gak nyangka bakal ketemu lo disini dith, dan lagi mika yang bakal belajar disini" tambahnya.

"Mungkin ini takdir" batin Rasyid..
























💙Syukron💙


Continue Reading

You'll Also Like

440K 17.5K 48
Vikram, a senior officer, prioritizes his duty above all else, much like his father, ACP Rajendra. He has three siblings: one is an officer, and the...
176K 7.1K 40
Amaira Romano , the princess of ITALY. A cute little inoccent girl who can make anyone heart flutter at her cuteness. Everything was going smoothly...
609K 20.4K 168
The young lady from the Xue family was talented and beautiful, and married the dream husband at the age of 16. They had a loving and harmonious relat...
637K 29K 42
Needs editing [ the destiny series #1] 𝑻𝒉𝒆 𝒇𝒂𝒕𝒆 𝒑𝒖𝒔𝒉𝒆𝒅 𝒕𝒉𝒆𝒎 𝒂𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒃𝒖𝒕 𝒅𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒚 𝒂𝒈𝒂𝒊𝒏 𝒑𝒖𝒍𝒍𝒆𝒅 𝒕𝒉𝒆𝒎 𝒕𝒐𝒈...