Tetangga Idaman Hingga Jannah

By adindaslsblh

11.9K 562 40

Tentang seorang Gadis alay bin lebay yang memiliki tingkat kepedean yang begitu luar biasa. Dimana ia memilih... More

Prolog
1. Sekolah Baru✔️
2. Tak Berubah✔
3. Kepribadian Ganda✔
Cast Tokoh Ichi Part
4. Seketika Istiqomah
5. Grup abal-abal
6. Antara Rasyid dan Isyarat Hatinya
7. Rasyid Pindah?
8. Kangen sama Rindu
9. Bacl< 1
10. Bacl< 2
11. Hanya Perkenalan
13. Mungkin Ini takdir
14. Jadi Menantu Tante, Mau?
15. Cinta Dalam Diam
16. Cinta Dalam Diam 2
17. Wawancara
18. Pertemuan Awal
Tetangga Idaman Dunia Nyata
19. Muhammad Latif Al Habsyi
20. Liburan
21. Nikah?
22. Rasa itu masih ada
23. Siapa Dia Sebenarnya?
24. Tentara Ganteng di Pesantren
25. Loh Bapak?
26. Rasyid khitbah Mika?
NEW STORY
27. Ungkapan Hati
28. Ungkapan Hati 2
29. Aneh
30. Tetangga Idaman Hingga Jannah (END)
Epilog
OPEN PRE-ORDER
CERITA BARU

12. Pesan Dari Dia yang Jauh Disana

236 14 0
By adindaslsblh









"Ma, apa mama akan menjodohkan Rasyid dengan Aura?" tanya Dinar benar-benar refleks. Sedari tadi ia menahan pertanyaan itu agar tidak menyinggung. Namun karena sifatnya yang kadang suka ceplas-ceplos itu, membuatnya tak dapat menahan rasa penasarannya.

"Perjodohan? Tidak Dinar. Ini hanya sebatas perkenalan sampai Rasyid setujuh untuk di jodohkan" Dinar hanya bisa menunduk diam setelah mendengar perkataan mamanya itu. Entah apa yang harus ia katakan lagi. Bukan karena ia kehabisan kata-kata, melainkan karena saat ini hati dan pikirannya sedang bergemuruh dengan apa yang akan terjadi terhadap adiknya itu. Bahkan jika diperhatikan, saat ini Rasyid tampak biasa saja dibandingkan dengan kakaknya iItu.

"Benarkan Pak Retno?" lanjut bu Zarah dengan meminta tanggapan pria paruh baya yang sedari tadi menyimak.

"Iya Syid. Jadi kedatangan kami kesini bukan sekedar hanya silaturahmi saja. Melainkan bapak juga ingin memperkenalkan lebih jauh lagi putri bapak Aura ke kamu" jelas pak Retno sembari melirik putrinya yang sedari tadi hanya menunduk dan memainkan ujung khimar miliknya sedangkan Rasyid hanya diam mendengarkan.

"Kamu ingat? Dulu kamu pernah cerita ke bapak kalau kamu itu pengen punya istri yang baik juga sholeh. Dan sejak saat itu bapak berencana untuk menikahkan kamu dengan putri bapak. Juga sepertinya takdir berpihak dengan keinginan saya karena ternyata Ibu kamu adalah teman baik istri bapak dan itu adalah satu awal yang baik menurut bapak"

"Tapi pak.., tidakkah ini terlalu cepat? Usia Saya masih sangat mudah untuk membangun rumah tangga" Rasyid mulai menanggapi.

"Bukankah dahulu Rasulullah juga menikah di usia kamu sekarang syid? Lagipula, bukankah perbuatan yang baik harus segera di segerakan?" timpal bu zarah yang kini menatap putranya itu dengan pandangan yang penuh harap.

"Abang sih terserah kamu saja syid. Yang di katakan mama memang benar" tutur jihad yang melihat Rasyid tengah menatapnya.

"Sepertinya sampeyan terlalu kaget. yen sampeyan mikir maneh syid. sampeyan bakal nampa jawaban sampeyan"




Rasyid benar-benar tak menduga bahwa kedatangan Dosennya itu ternyata datang untuk menikahkan dirinya dengan putrinya itu. Bukankah Aura sudah menikah? Segera ditepisnya pikiran itu. Bagaimana bisa dia percaya dengan gosip di kampusnya itu. Usai berbincang-bincang dengan keluarga Pak Retno, Rasyid segera masuk ke kamarnya dan mengambil posisi ternyaman tepat di atas ranjang.

Ting..

Diliriknya gadget miliknya yang ada di atas nakas itu. Ada notif masuk dari nomor tak dikenal. Segera ia ulurkan tangannya untuk mengambil gadget itu dan membuka pesan tersebut.

'62822 9299 5XXX...

"Assalamualaikum, Kak ini aku Mika. Aku dapet nomor kakak dari kak radith. Aku mau bilang makasih sama kakak karena udah nolong aku waktu itu. Sekali lagi makasih kak"

"Mika?" Rasyid menyerngitkan dahinya melihat pesan tersebut. Juga ada senyuman kecil yang terlintas di wajahnya. Segera ia mengetik balasan untuk seseorang yang jauh disana yang entah sedang menanti atau diam tak peduli.

"Waalaikumsalam. Kamu sudah baikan?"

Pesan itu telah terkirim dan menerima balasan bebarapa menit kemudian.

'62822 9299 5XXX...

"Alhamdulillah udah sehat kak. Udah keluar juga"

Rasyid tak membalas pesan itu. Mendengar bahwa gadis itu sudah baikan, itu sudah cukup untuknya.

~ ~ ~


"Gimana? Di bales gak?"

"Gak tau" jawab gadis itu yang sudah menghempaskan tubuhnya itu di tempat tidur empuknya tanpa peduli dengan gadget miliknya yang ada di sampingnya itu. "Kamu sih ca. Pake maksa aku segala buat kirim pesan ke kak rasyid. Kalau pesan aku di anggurin gimana?" sambung gadis itu yang sudah menutup wajahnya dengan gulingnya.

"Udah kamu gak usah risau. Kak rasyid pasti nanggepin kok. Tunggu aja dulu" tidak lama kemudian gadget milik mika bergetar.

"Dibilangin juga apa. Balas gih" ucap kaisha yang sudah mengambil tempat tepat di samping kiri mika.

"Kamu aja yang balas ca. Aku udah ngantuk. mau tidur" tutur mika yang memang sudah menguap dari tadi.

"Yakin nih aku yang bales? Gak papa?" tanya kaisha dan mendapatkan anggukan dari mika yang sudah anteng itu. Diambilnya gadget mika dan membuka pesan yang baru saja masuk itu.

'Kak Rasyid...

"Waalaikumsalam. Kamu sudah baikan?"

"Wahh. Kak rasyid nanyain kabar kamu nih mik" ucap kaisha yang kegirangan sendiri karena ditinggal tidur oleh mika. "Mik.., mik kamu udah tidur?" kaisha menekan-nekan pipi mungil mika, dan tak ada jawaban yang ia dapatkan. Ia memutuskan untuk membalas pesan tadi.

"Alhamdulillah udah sehat kak. Udah keluar juga"

Pesan itu telah terkirim. Sudah lebih dari setengah jam kaisha menunggu guna mendapat balasan dari seberang sana, namun tak kunjung datang.

"Mungkin ini alasan mika gak mau bales. Takut gak di bales balik kali ya?" batin kaisha memikirkan kemungkinan yang mungkin saja lebih dari mungkin.

Tanpa pikir panjang lagi, dari pada ia menunggu yang tak pasti seperti menunggu bang jali yang udah bertahun-tahun tak pulang, lebih baik ia mengikuti jejak mika yang sudah anteng sejak tadi. Ia meletakkan gadget itu di atas nakas lalu mengmbil posisi nyaman untuk menyambut alam bawah sadarnya itu.

Hari ini Kaisha memang tengah menginap di rumah mika. Ia sangat kasian melihat nasib sahabatnya itu yang di tinggal pergi sama abangnya. Seperti yang kalian tahu, Radith memang akhir-akhir ini tengah sibuk dengan pekerjaannya yang mengharuskan ia sering keluar kota bahkan dengan jangka waktu yang cukup lama. Maka dari itu, karena tak ingin sang adik sendirian, ia menyuruh kaisha untuk menemani mika hingga ia kembali. Sedangkan kaisha tanpa di suruh pun ia pasti akan melakukannya.

Pukul 03.15

Hoaaaammmm...,

mika terbangun dari tidurnya. Diliriknya seseorang di sebelahnya itu yang entah sejak kapan kakinya sudah hampir mengenai wajahnya.

Kaisha gadis itu, selalu saja tidur terlentang dengan posisi terbalik. Seperti sekarabg ini, ia telah menguasai ranjang milik mika. Tak heran jika kaisha ingin menginap di rumahnya, ia selalu menolak.


"Ca bangun.., sholat malam dulu ayo" Mika mengguncang-guncangkan tubuh kaisha sembari memperbaiki tidur sahabatnya itu.


"aargghh.., apa sih mik. Ngantuk ini" tutur gadis itu dengan suara khas tidurnya. Ia masih saja menggeliat lalu membungkus tubuhnya dengan selimut.

"Udah pagi ini. Bangun sholat tahajud yok" ucap mika yang sudah berdiri menuju kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi, mika melihat kaisha yang masih tepar di atas ranjang. Ia memutuskan untuk segera mengenakan mukena dan melaksanakan sholat di sepertiga malam, dimana adalah waktu yang tepat untuk mengeluarkan seluruh keluh kesahnya dari pada membangunkan sahabatnya itu yang entah kapan akan bangun.

Setelah sholat, Mika melanjutkan dengan membaca Mushaf Al-Qur'an hingga menunggu waktu sholat subuh. Untung saja saat adzan subuh, kaisha sudah bangun sehingga ia tidak perlu membangunkan putri tidur itu. Ia ingat bahwa dulu ia juga pernah seperti kaisha, Sangat sulit untuk dibangunkan. Namun semua itu kian berubah oleh waktu. Bagitupun dengan kaisha, ia pasti akan mudah melaksanakan meski cepat atau lambat.










"Masak apa mik?" tanya kaisha yang baru saja turun dan mengambil tempat di meja makan.

"Nasi goreng" jawab mika yang sudah menyajikan masakannya itu tepat di atas meja lalu kembali mengambil susu putihnya. "Kamu mau minum susu juga ca?" tanya mika yang tengah meletakan susunya di atas meja

"Boleh banget mik. Jangan terlalu manis, karena aku udah manis" ucap kaisha dengan cengiran khasnya.

"Iya putri tidur yang manis..," balas mika yang sudah kembali membuat susu untuk kaisha.

Tak butuh waktu lama, mika sudah kembali dengan susu putih di tangannya.

"Kalau kayak gini mah. Gak usah pulang juga gak papa" gumam kaisha yang terdengar oleh mika.

"Emang di rumah kamu bi meni gak buatin kamu sarapan?" tanya mika yang mulai menyantap makanannya.

"Di buatin sih.., tapi habis itu ia pulang ke rumahnya. Jadinya aku sarapan cuma sendirian. Sedangkan disini kan ada kamu" jelas Kaisha yang sudah lahap dengan makanannya.

Mika tahu bahwa kaisha adalah anak tunggal dari orang tua yang super duper sibuk dengan pekerjaan. Tapi ia baru tahu kalau ternyata sahabatnya ini memang sangat kesepian. Tak heran ia selalu ingin menginap di rumah mika.


Usai makan, mereka memilih berpindah ke ruang tamu untuk menonton tv.
Sekarang mereka sudah bukan lagi siswi sma. Rencana mika untuk melanjutkan pendidikannya di pesantren di setujui oleh sang kakak.

Tapi Rasyid memiliki syarat untuk itu. Syarat yang pertama, mika boleh belajar di pesantren, asalkan ia tidak boleh menginap disana. Melainkan dia harus pulang setelah pelajaran selesai. Dan soal boleh dan tidaknya, Radith akan berbicara langsung dengan pemimpin pesantren itu.
Kalian pasti sempat berpikir bahwa Radith kelihatan sangat angkuh dengan mengatakan ia akan berbicara langsung dengan pemilik pesantren tersebut. Tapi percayalah, ia melakukan semua itu karena tak ingin adiknya itu jauh darinya. Sedangkan syarat yang kedua, mika harus belajar di pesantren tempat Rasyid akan melanjutkan proyeknya.


"Assalamualaikum" mika membalikkan badannya itu kearah pintu depan. Dilihatnya sang kakak yang sudah masuk. Ia menghampiri sang kakak dan menyalami serta memeluknya.

"Waalaikumsalam.., abang udah makan?" tanya mika yang sudah berjalan beriringan dengan sang kakak ke tempatnya tadi.

"Udah tadi bareng yang lainnya. Kamu udah?" tanya radith yang mendapat anggukan dari mika.

"Romantis benar dah ni kakak beradik. Berasa ngeliat sepasang kekasih" tutur kaisha seolah-olah ia sedang terasingkan.

"Bilang aja kalo kamu ngiri ca" tutur mika

"Ngiri? Enak aja. Mending nonton tv dari pada ngelihat kalian" ucap kaisha yang kembali serius dengan Drama india itu.

"Mik.. Besok kita akan pergi sekaligus pindah. Kamu udah beresin barang-barang kamu kan?" tanya Rasyid yang sudah bangkit dari duduknya menuju dapur.

"Besok? Cepet amat bang"

"Iya besok. Karena lusanya proyek abang udah jalan. Kamu beres-beres ya"

"Okedeh.., tapi sebelum pergi kita ke jakarta dulu ya bang?"

"Iya.., kamu beres-beres gih" tak perlu menanyakan alasan mika mau ke jakarta. Karena Rasyid memang sudah tahu apa alasannya.


Usai menemani kaisha menghabiskan Drama Indianya itu, mereka berdua kembali naik ke atas untuk membereskan barang-barangnya.













Syukron















Continue Reading

You'll Also Like

83.7K 6.6K 58
ရယ်စေ၊ မောစေ အသက်ရှည်စေ ဟာသနှော၍ ရယ်မောပျော်ရွှင်စေရန်အလို့ငှာ လုလင်မောင်မောင်(ပစ်တိုင်းထောင်) နေမင်းပုည(ရွှေဒင်္ဂါး) (Own Creation) Starting Date...
11.1K 787 30
"You were magnificent, Satoru Gojo. I will never forget you for as long as I live." Satoru Gojo laid there, bisected in half, as if the universe itse...
26.2K 1.8K 13
In a twist of fate, two individuals with contrasting personalities found themselves tied together in the sacred bond of marriage. She exuded a vibran...
118K 6.9K 44
When she wants to go to her dad's house as she was missing them!! Her husband who was searching online how to "stop your wife from going away from yo...