You And I From The Beginning...

By Millenniums12

394K 52.6K 15.3K

[Silverboys series Book 3] Berawal dari sebuah perjodohan~~~ #start: 20-11-2018 More

Cast
1 [Sudah Direvisi]
2 [Sudah Direvisi]
3 [Sudah Direvisi]
4 [Sudah Direvisi]
5 [Sudah Direvisi]
6 [Sudah Direvisi]
7 [Sudah Direvisi]
9 [Sudah Direvisi]
10 [Sudah Direvisi]
11 [Sudah Direvisi]
12 [Sudah Direvisi]
13 [Sudah Direvisi]
14 [Sudah Direvisi]
15 [Sudah Direvisi]
16 [Sudah Direvisi]
17 [Sudah Direvisi]
18 [Sudah Direvisi]
19 [Sudah Direvisi]
20 [Sudah Direvisi]
21 [Sudah Direvisi]
22 [Sudah Direvisi]
23 [Sudah Direvisi]
24 [Sudah Direvisi]
25 [Sudah Direvisi]
26 [Sudah Direvisi]
27 [Sudah Direvisi]
28 [Sudah Direvisi]
29 [Sudah Direvisi]
30 [Sudah Direvisi]
31 [Sudah Direvisi]
32 [Sudah Direvisi]
33 [Sudah Direvisi]
34 [Sudah Direvisi]
35 [Sudah Direvisi]
36 [Sudah Direvisi]
37 [Sudah Direvisi]
38 [Sudah Direvisi]
39 [Sudah Direvisi]
40 [Sudah Direvisi]
41 [Sudah Direvisi]
42 [Sudah Direvisi]
43 [Sudah Direvisi]
44 - End [Sudah Direvisi]
Sequel

8 [Sudah Direvisi]

8.4K 1.3K 168
By Millenniums12

Author POV

Chaeri duduk merenung di tepi tempat tidurnya. Setelah 30 menit yang lalu Mama CL bilang, bahwa selama satu minggu kedepan Chaeri dan Hyunsuk harus menginap di kediaman orang tua Chaeri.

Chaeri sedikit merasa aneh akan pulang ke rumahnya. Sejujurnya dia rindu keluarnya. Rindu Byounggon, rindu Junhyuk, rindu Mama Hyorin, bahkan dia rindu papanya yang masih belum dia ajak bicara sejak sebelum menikah dengan Hyunsuk.

Chaeri masih marah. Dia mengungkapkan kekecewaannya dengan sama sekali tak pernah menelepon orang tuanya semenjak tinggal di rumah Hyunsuk. Bahkan chat dari mamanya pun hanya dia balas sesekali.

Chaeri penasaran, soal bagaimana perasaan papanya setelah dia pergi dari rumah dan tak pernah memberi kabar sama sekali.

"Non ...."

Suara Bibi Hwang di ambang pintu menyadarkan Chaeri dari lamunannya.

"Iya, Bi?"

Bibi Hwang berjalan masuk, menghampiri Chaeri dan ikut mendudukkan diri di samping Chaeri. Beliau meletakkan sepiring buah-buahan yang telah dipotong-potong di atas nakas.

"Makan buah dulu, Non," ucap beliau, diberikannya sepotong apel yang ditusuk dengan garpu kecil, pada Chaeri.

"Makasih banyak, Bi." Chaeri menerimanya dengan senyum mengembang.

"Maaf ya, Non, kalau misal nanti di rumah orang tua Non, Den Hyunsuk bakal ngerepotin Non Chae," ucap Bibi Hwang tiba-tiba.

"Ngerepotin gimana, Bi?" tanya Chaeri, belum mengerti apa maksud beliau.

"Biasanya, semua keperluan dia, Bibi yang siapin. Kaya nyiapin seragam sekolah, ngambilin makan, nyiapin sepatu yang mau dia pake, nyiapin air hangat buat mandi dan lain-lain."

Ah, dasar makhluk manja!

Rutuk Chaeri dalam hati.

"Nanti Chaeri usahain bikin dia jadi mandiri, Bi," ucap Chaeri penuh tekad.

Lagi pula, mana sudi dia jadi pelayan Hyunsuk, menyiapkan ini itu untuk laki-laki itu. Apalagi, waktu itu Hyunsuk menyebutnya sebagai cewe bayaran mamanya. Yang dibayar khusus untuk kasih Hyunsuk perhatian.

Bibi Hwang hanya tersenyum mendengar perkataan Chaeri barusan.

"Oh iya, kayanya Den Hyunsuk udah mulai tertarik deh sama Non."

Hampir aja Chaeri tersedak apel, karena terkejut mendengar ucapan Bibi Hwang. "Astaga ... Bi, asal Bibi tau, Chaeri sama dia bahkan cekcok terus. Kita sama sekali gak cocok!"

"Tapi kok Den Hyunsuk ngomel-ngomel depan Bibi, waktu Non Chae digangguin Den Jaemin dkk pas lari pagi waktu itu. Katanya kesel, karena Den Jaemin gangguin Non."

"Oh iya? Padahal pas depan Chaeri dia gak keliatan kesel sama sekali tuh."

"Dia gengsi kali, gak mau nunjukkin kekeselannya. Padahal biasanya Den Hyunsuk sama den Jaemin sering tukeran cewe."

"Tukeran cewe? Maksudnya mereka tukeran pacar?" tanya Chaeri tak habis pikir.

"Gak tau sih pacar apa bukan, tapi kalau Den Hyunsuk lagi deket sama cewe, terus dia udah bosen sama cewe itu,  biasanya dia oper cewe itu ke Den Jaemin, gitu juga sebaliknya."

"Ap ... a-apaan sih ...."

"Bibi juga heran, Non. Tapi setau Bibi, Den Hyunsuk gak pernah bener-bener naksir satu cewe."

"Jadi selama ini cewe-cewe yang deket sama dia tuh cuma dia mainin doang?"

Bibi Hwang mengangguk.

"Heuh! Cowo brengsek!" Chaeri auto mengumpati Hyunsuk, dengan ekspresi super kesal.

Dia kembali menatap Bibi Hwang lagi, wajahnya berubah penasaran. "Kok Bibi bisa tau soal itu semua?"

"Den Hyunsuk memang sering cerita soal apapun ke Bibi. Temen curhat dia di rumah tuh cuma Bibi sama Pak Lee doang. Maklum, Nyonya sama Tuan selalu sibuk, Den Mino sama Non Jennie juga."

Chaeri terdiam, tiba-tiba terpikir betapa kesepiannya Hyunsuk selama ini. Jangankan dia, Chaeri yang belum lama tinggal di rumahnya aja udah merasa kesepian.

Bibi Hwang tiba-tiba menggenggam kedua tangan Chaeri, "Bibi ceritain itu semua ke Non, karena berharap semoga Non Chae bisa ngerubah semua sifat jelek Den Hyunsuk."

"Chaeri gak yakin sih, Bi, bisa bikin dia berubah. Chae aja gak pernah akur sama dia."

"Bi ...."

Suara Hyunsuk menarik atensi Chaeri dan Bibi Hwang. Laki-laki itu berdiri di ambang pintu kamar Chaeri.

"Kenapa, Den?" tanya Bibi Hwang.

"Bantuin Hyunsuk kemas barang dong."

"Oke ..." Bibi Hwang hendak beranjak dari duduknya, tapi Chaeri menahan tangan beliau.

"Kemas aja sendiri, gak usah manja!" ucap Chaeri ke Hyunsuk.

"Gak apa-apa, Non, biar Bibi yang bantu kemasin barang-barangnya Den Hyunsuk," ucap Bibi Hwang.

"Chaeri masih mau ngobrol sama Bibi!"

Melihat Chaeri masih menahan Bibi Hwang, Hyunsuk yang terlihat memakai baju tidur bermotif baby shark itu berjalan ke arah Chaerin.

Tap!

Dia memegangi kedua belah bahu Chaeri. "Gua mau ngobrol berdua sama lo," ujarnya.

"Ya udah, kalau gitu Bibi keluar ya." Bibi Hwang langsung pamit keluar, beliau bergegas masuk ke kamar Hyunsuk untuk bantu mengemaskan pakaian dan barang-barang Hyunsuk yang akan dibawa ke rumah orang tua Chaeri.

"Apa sih!" Chaeri menepis kedua tangan Hyunsuk yang masih memegangi kedua bahunya.

Dan laki-laki itu malah naik ke atas tempat tidur Chaeri, merebahkan dirinya tanpa permisi.

"Kok gua deg-degan ya bakal tinggal di rumah orang tua lo selama seminggu?" ucapnya tiba-tiba.

"Deg-degan kenapa? Takut semua kejelekan lo kebongkar ya?" sindir Chaeri.

Hyunsuk mendelik padanya sesaat.

"Gua gak pernah nginep di rumah orang lain, selain di rumah Noa dan Raesung," ujarnya.

Kali ini Hyunsuk mengubah posisinya menjadi duduk sambil memeluk bantak milik Chaeri.

"Oh iya, Chae, gua kan dari kecil apa-apa selalu disiapin Bibi Hwang, jadi nanti lo ya yang gantiin dia siapin segala macem buat gua."

"Siapin apaan? Sesajen?"

"Lo kira gua apaan dikasih sesajen!" rutuk Hyunsuk, "serius nih gua! Nanti lo siapin seragam, air anget buat mandi, ambilin makan, lap-"

"Bukannya lo gak mau diurusin cewe bayaran Mama lo?" sindir Chaeri, sinis. Mengingat waktu Hyunsuk menyebutnya cewe bayaran mamanya sambil tersenyum sinis.

"Ngambekan banget sih lo!"

"DENGER YA! Di rumah gua tuh gak ada yang boleh manja! Semuanya harus MANDIRI!" tegas Chaeri.

"Ya kan gua udah kebiasaan di-"

"Ya makanya belajar mandiri! Adik gua aja yang umurnya 13 tahun mandiri kok, gak manja kaya lo!"

"Ck! Tau ah, gua gak mau ikut ke rumah lo."

"Ya udah, gak usah jadi nginep di rumah orang tua gua," ucap Chaeri santai.

"Emang lo gak kangen keluarga lo?" tanya Hyunsuk, Chaeri terdiam seribu bahasa. "Mama lo bilang udah kangen banget sama lo."

Chaeri menoleh kaget menatap Hyunsuk, "Lo telfon Mama?"

"Chat. Beliau nanyain lo tiap hari. Lo tuh ceritanya lagi ngambek ya? Makanya gak pernah mau telfon orang rumah?"

Chaeri beranjak dari tempat tidur, "Berisik! Keluar sana!" usirnya, sebelum mendudukkan diri di kursi meja belajar dan mulai membuka bukunya.

***

Sekitar jam 7 malam, Chaeri dan Hyunsuk sampai di kediaman keluarga Chaeri. Terlihat Papa Youngbae, Mama Hyorin dan Byounggon udah menunggu kedatangan mereka di teras. Cuma Junhyuk yang gak keliatan.

Mama Hyorin langsung berlari ke arah Chaeri dan memeluk putrinya dengan erat. "Kangen banget," bisiknya, sambil mengusap lembut kepala Chaeri.

Seketika Chaeri ngerasa pengen nangis.

"Halo, Ma, Pa, Bang, apa kabar?" sapa Hyunsuk sambil membungkuk.

Byounggon nepuk bahunya sambil menyahut, "Baik."

"Baik, Hyunsuk. Kamu gimana kabarnya? Mantu Mama makin ganteng aja."

Hyunsuk tersipu waktu Mama Hyorin memujinya. Walau sempat melotot ke Chaeri yang udah menatapnya dengan raut wajah berlagak mau muntah.

Chaeri gak bicara apapun ke orang tuanya. Padahal Papa Youngbae terus menatapnya sejak tadi, seakan mau bilang sepatah dua patah kata atau nanya kabar Chaeri, tapi beliau gak bilang apapun karena Chaeri sama sekali gak menatapnya.

Beliau mengajak Hyunsuk masuk, bersama Mama Hyorin yang udah minta Byounggon untuk membawakan barang bawaan Hyunsuk dan Chaeri ke dalam.

"Heh heh!" panggil Byounggon waktu Chaeri hendak masuk. "Mau ke mana? Bantuin gua dong!" titahnya.

Chaeri mendengus, walau akhirnya nurut dengan bantu Byounggon menurunkan koper juga tas milik Chaeri dan Hyunsuk dari bagasi.

"Kenapa gak pernah telfon?" tanya Byounggon. Mengingat Chaeri sama sekali gak pernah menelepon orang rumah sejak pindah ke rumah orang tua Hyunsuk.

Chaeri cuma diam.

"Gua tau lo masih kecewa sama Papa. Tapi lain kali, jangan kaya gini ya. Jangan bikin orang rumah khawatir. Gua gak mau liat Mama nangis tiap hari karena nunggu telfon dari lo."

Mata Chaeri terasa perih. Dia jadi merasa bersalah, karena gak pernah menelepon mamanya. Padahal Mama Hyorin beberapa kali mengirim pesan minta Chaeri untuk menelepon bahkan pernah juga beliau menelepon Chaeri, tapi Chaeri gak pernah mau mengangkat teleponnya.

"Iya," sahut Chaeri sambil memalingkan wajahnya dari Byounggon. Diam-diam dia menyeka buliran bening di sudut matanya.

Byounggon tersenyum sambil mengusak pelan pucuk kepala Chaeri. "Anak baik!"

"Junhyuk mana?" tanya Chaeri kecewa, karena Junhyuk gak menyambut kedatangannya.

"Di kamarnya. Kayanya marah sama lo. Bayangin aja, gimana kecewanya dia karena lo gak pernah telfon kita semua."

Chaeri menunduk sedih, dia menyeret koper dan bergegas masuk. Dia mau mendatangi Junhyuk ke kamar adiknya itu. Sekilas Chaeri liat Hyunsuk lagi ngobrol di sofa sama orang tuanya.

Setelah naruh koper dan tas miliknya di kamar, Chaeri beralih menuju kamar Junhyuk. Pintu kamar adiknya itu tertutup rapat.

"Junhyuk ...."

Panggil Chaeri, sambil mengetuk pintu kamar adiknya itu. Tapi sama sekali gak ada sahutan dari dalam, bahkan setelah beberapa kali Chaeri mengetuk pintu dan memanggil Junhyuk.

"Jun, Kakak masuk ya," ucap Chaeri, perlahan dibukanya pintu kamar Junhyuk.

Ternyata adiknya itu tengah duduk di kursi meja belajarnya dan mengerjakan sesuatu. Junhyuk gak kelihatan pake earphone dan sejenisnya, tapi dia bahkan gak menghiraukan panggilan Chaeri sejak tadi.

"Surprise~" sorak Chaeri sambil merentangkan kedua tangannya. Dia senyum lebar dan berharap Junhyuk bakal menghambur ke dalam pelukannya.

Tapi ternyata engga.
Junhyuk bergeming, sama sekali gak merespon. Bahkan noleh ke arah Chaeri aja engga.

"Junhyuk, kok aku dikacangin?" rengek Chaeri, dia berdiri di belakang Junhyuk dan memiringkan kepalanya untuk menatap sang adik dari samping.

Junhyuk masih gak merespon.

"Gak kangen sama aku?" Chaeri masih gak nyerah.

Junhyuk menepis kedua tangan Chaeri yang menyentuh kedua bahunya dari belakang.

"Bukannya Kak Chae yang gak kangen Junhyuk? Karena Kak Chae udah punya keluarga baru, udah punya Bang Hyunsuk, jadinya gak butuh Junhyuk lagi. Gak sayang Junhyuk lagi."

Chaeri berkaca-kaca.
Baru kali ini Junhyuk keliatan sekecewa ini sama dia. Chaeri ngerti, awalnya Junhyuk memang udah mendiamkannya waktu sebelum pindah ke rumah orang tua Hyunsuk. Dan setelah pindah, Chaeri sama sekali gak pernah menelepon. Karena itu Junhyuk marah.

"Engga gitu, Sayang." Chaeri udah mau nangis.

"Keluar! Junhyuk lagi belajar." Junhyuk mengusirnya.

Chaeri ngalah, dia berjalan ke arah pintu yang kebetulan ada Mama Hyorin berdiri di sana, entah sejak kapan.

"Kenapa?" tanya beliau, keheranan liat putrinya keliatan mau nangis.

"Chae mau pulang lagi aja ke rumahnya Om Jiyong," ucap Chaeri.

Mama Hyorin melotot terkejut, "Loh, kenapa?"

"Kayanya Junhyuk gak suka Chaeri pulang ke sini." Chaeri berlagak mau nangis. Bukan berlagak sebetulnya, tapi memang pengen.

Junhyuk yang sejak tadi berlagak gak peduli, noleh sesaat ke arah Chaeri.

"Udah dong jangan cemberut gitu." Mama Hyorin mengekori Chaeri masuk ke kamarnya. Anak gadisnya makin keliatan murung setelah keluar dari kamar Junhyuk.

"Bantuin dong, Ma! Biar Junhyuk gak marah lagi." Chaeri merengek sambil mendudukkan diri di tempat tidurnya.

"Salah sendiri. Suruh siapa gak pernah telfon kita?" omel Mama Hyorin.

"Dia udah bahagia kali, Ma, sama suaminya. Jadi gak butuh kita lagi." Byounggon tiba-tiba masuk dan membaringkan diri di atas tempat tidur Chaeri.

Sesaat setelahnya, satu bantal langsung melayang ke atas permukaan wajahnya. Chaeri yang melemparnya.

"Gimana ... kamu sama Hyunsuk?" Mama Hyorin mendudukkan diri di samping Chaeri.

Gadis itu masih cemberut. "Gimana apanya?"

"Malam pertamanya," celetuk Byounggon yang posisinya dipunggungi mereka berdua.

"Hush!" Mama Hyorin langsung memukul pelan bibir Byounggon.

Sedangkan Chaeri udah jengkel setengah mati, "MINGGAT SANA!" sungutnya.

Malam ini, untuk pertama kalinya setelah menikah, Hyunsuk dan Chaeri makan malam sama keluarganya Chaeri. Junhyuk ikut makan malam, setelah Mama Hyorin bersusah payah membujuknya keluar dari kamar.

Chaeri geleng-geleng kepala, memperhatikan Hyunsuk yang keliatan malas setengah mati untuk menggerakan tangannya mengambil nasi dan lauk pauk. Chaeri tau, Hyunsuk pasti mager. Karena biasanya, Bibi Hwang yang mengambilkan makanan ke atas piringnya.

"Makan yang banyak ya, Hyunsuk. Jangan sungkan-sungkan," ucap Papa Youngbae seraya menepuk pundak Hyunsuk.

"Iya, Pa, makasih." Hyunsuk mengangguk seraya tersenyum.

"Chaeri di rumah kamu gimana, Suk? Ngerepotin gak?" tanya Mama Hyorin, membuat anak gadisnya sedikit cemberut karena mendengar pertanyaannya.

"Engga kok, Ma. Dia mandiri banget. Baik, perhatian juga, istri idaman deh pokoknya!" jawab Hyunsuk, Chaeri sontak memelototinya.

"Ciyeeeeeee!!"

Mama Hyorin dan Byounggon jadi yang paling semangat menggoda sang pengantin baru.

"Apa sih ..." sahut Chaeri kesal. Mama dan Kakaknya itu malah tertawa puas melihat wajah kesalnya.

"Kamu kok diem aja?" tanya Papa Youngbae pada Junhyuk yang sejak tadi cuma diam sambil cemberut.

"Gak nafsu makan," sahut putra bungsunya, sambil beranjak dari kursi dan berlalu pergi ke kamarnya.

Chaeri menatap sedih kepergian adiknya itu.

Selesai makan, Chaeri hendak mencuci piring. Tapi Byounggon tiba-tiba muncul dan merebut sarung tangan karet yang hendak Chaeri pakai.

"Biar gua yang cuci piring," ucap Byounggon sambil langsung memakai sarung tangan karet berwarna pink yang biasa dipakai untuk mencuci piring. Dia beralih menatap Chaeri dan Hyunsuk bergantian. "... Barangkali kalian mau berduaan dulu sebelum tidur," ucapnya usil.

"Apa sih, Bang, bikin kesel mulu dari tadi!" sahut Chaeri sewot, karena sejak tadi Byounggon terus menggodanya.

Byounggon malah ketawa-ketawa sama Hyunsuk yang berdiri di samping Chaeri.

"Hyunsuk, Chaeri, seragam sekolah kalian mana? Sini, biar Mama setrika." Mama Hyorin beranjak dari sofa, berniat menyetrikakan seragam sekolah anak dan menantunya.

"Gak usah, Ma, biar Chaeri aja yang setrika," tolak Chaeri, sambil bergegas ke kamarnya untuk mengambil seragam.

Hyunsuk melangkah masuk ke ruangan khusus tempat menyetrikan pakaian yang letaknya masih di lantai dua.

"Chae, nih ..." ucapnya, sambil mengulurkan seragam sekolahnya pada Chaeri.

"Setrika sendiri lah!" sahut Chaeri, baru akan mulai menyetrika kemeja putih miliknya.

"Loh, belum pada tidur?" Byounggon muncul lagi. Pekerjaannya mencuci piring selesai secepat kilat.

"Ya belum lah! Kalau udah gak mungkin kita ada di sini!" sahut Chaeri sedikit ngegas. Dia malas, karena tampang usil Byounggon yang keliatan seperti akan menggodanya dan Hyunsuk lagi.

"Maaf ya, Bang, ini baru diisi bensinnya, jadi bawaannya ngegas terus," sindir Hyunsuk sambil menyentuh pucuk kepala Chaeri.

Byounggon tergelak mendengar kelakar Hyunsuk. Sementara Chaeri menepis tangan Hyunsuk yang dengan entengnya menyentuh pucuk kepalanya.

"Rese!" dengus gadis itu, Hyunsuk hanya menanggapinya dengan tersenyum usil.

"Eh, Suk, lo suka main ML gak?" tanya Byounggon.

"Suka, Bang!" jawab Hyunsuk penuh semangat.

"Mabar kuy!"

"Kuuuy!"

Mereka langsung bergegas keluar meninggalkan Chaeri sendirian.

"Woy, seragam lo setrika dulu!" seru Chaeri.

Sedetik kemudian Hyunsuk kembali ke hadapannya. "Tolong setrika in seragam aku ya, kamu kan good wife!" ucapnya usil, sambil sekali lagi menyentuh pucuk kepala Chaeri.

Sebelum gadis di hadapannya marah-marah, Hyunsuk langsung pergi sama Byounggon.


















Haloooooo🖐
Ada yang nunggu kelanjutan cerita ini gak?😂
Ngebosenin gak sih?😂
Maap ya up nya lama, karna gw mau revisi cerita ini 99% tapi ya gitu ngetik nya mager mageran wkwk😂
Jangan jadi sider ya:)
Voment juseyo😉

Continue Reading

You'll Also Like

26.2K 3K 51
[END] 20-10-22 - 05-10-23 Kisah tentang Riki yang bertemu kembali dengan Ona di kehidupan selanjutnya dalam kehidupan Nathan dan Mayuri. Be a smart...
867K 42.1K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
667K 71.7K 74
"Gangerti tuh ditanya. Percuma bayar mahal." ▪ Bahasa non-baku
291K 22.5K 103
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...