It's Me (Complete)

By Nandhood

253K 12.2K 245

Kembar dan identik, itu sangat menyenangkan bukan? kamu bisa berbagi banyak hal termasuk pakaian,tempat tidur... More

Prolog
Sekolah
Teman Baru
Kembali
Masalah
Ayah
sekolah (2)
Luka Lama
Janji
Kecewa
Reynald
Reynald (2)
Curiga
Ikatan
Teddy Bear
Be Yourself
Keanehan
Pengakuan
Hilang
Takdir
Alif
Alif (2)
rasa sakit
Bayangan
Love
Tentang Hati
Cinta dan Obsesi
Our Way (2)
Happy Ending
Epilog

Our Way

3.7K 150 11
By Nandhood

Hari ini Olive sangat malas untuk pergi ke sekolah, ia merasa sangat mengantuk karena tidak bisa tidur semalaman saking senangnya dengan hadiah yang diberikan Ryan kepadanya.

"Hei heii putri tidur, kamu nggak mau bangun dan berangkat sekolah?" tanya Alif yang kini tengah bersandar di pintu kamarnya dengan seragam lengkap.

"Masih ngantuk," ujar Olive berusaha mengumpulkan nyawanya.

"Karena kamu sudah tau impianmu, bukankah harusnya kamu lebih bersemangat untuk belajar?"

Olive berdecak sebal mendengar omelan Alif yang merusak paginya yang indah,

"Jam berapa sekarang?" tanya Olive

"Ehmm.. Jam 7 kurang 30 menit, dan yah 30 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup, aku pergi dulu ya bye," ujar Alif santai lalu melenggang pergi.

"Ah masih lama," ujar Olive kemudian membungkus dirinya dalam selimutnya.

Lalu sedetik kemudian,
"Oliiiivvveee," teriakan seseorang hampir saja memecahkan gendang telinga Olive

"Ay ay kapten Olive akan mandi," balas Olive dan segera masuk kekamar mandi.

Setelah mandi dan merapikan dirinya, Olive turun dengan disambut tatapan horor ibunya,

"Masih santai?" tanya ibunya sambil melihat jam tangan.

"5 menit lagi gerbang ditutup," lanjut ibunya.

"Whaattt?!!!"

Olive langsung berlari menuju sekolahnya, tak lupa ia membawa bekal yang telah disiapkan ibunya beserta roti bakar untuk mengganjal perutnya dipagi hari,

'Tin.. Tinn..'

"E bangs*at," sebuah klakson mobil hampir membuat Olive berjingkat saking kagetnya,

Si pengemudi mobilpun menurunkan kaca mobilnya dan memberikan senyum hangat kepada Olive,
"Ehehee maaf yaa, mau berangkat bareng?"

Melihat si pengemudi membuat amarah Olive hilang seketika, ia mengiyakan dan langsung masuk kedalam mobil.

"Lain kali jangan begitu kak, kalau aku kena serangan jantung gimana?" ujar Olive sambil berpura - pura marah.

"Kalo kamu jantungan nanti aku kasih nafas buatan," senyum Ryan.

"Heh apa hubungannyaa--" dasar modus,"

Ryan hanya tersenyum melihat celotehan Olive yang membuat paginya menjadi indah,

"Byee Liv, jangan lupa nanti sore jam 5 oke," ujar Ryan saat Olive turun dari mobilnya.

Olive melambaikan tangannya, menunggu hingga Ryan hilang di tikungan.

"Masuuuukkkk!" teriakan guru olahraga Olive menyadarkannya bahwa waktinya sudah tidak banyak lagi, ia segera berlari dan masuk kedalam kelasnya.

Untungnya si guru killer yang mengajar dikelasnya masuk tepat saat Olive duduk di bangkunya,

"Huh untung nggak telat," gumam Olive.

Rey yang duduk disamping Olive menopang kepalanya diatas meja dan menatap Olive yang terlihat semakin cantik setiap harinya,

Olive yang merasa tak nyaman ditatap Rey langsung melotot menatapnya,
"Apa lo liat - liat ha?"

"Lo cantik deh," ujar Rey dengan posisi yang masih tak berubah.

"Apaan sih gaje lu. btw punya minum nggak? Haus nih," balas Olive.

Rey pun mengangkat kepalanya dan menendang kursi Oktaf yang berada didepannya,
"Weii ada minum nggak?"

Dengan secepat kilat Oktaf menyerahkan minumnya kepada Rey,

"Nih Liv minum," ujar Rey membukakan minumnya untuk Olive

"Tapi kan itu masih baru, kayaknya Oktaf belum minum deh," ujar Olive nggak enak hati,

"Oktaf bawa minum banyak kok, iya kan Taf?" tanya Rey dengan kembali menendang kursi Oktaf.

"I.. Iyaa," balas Oktaf.

"Yaudah makasih yaa, ntar gue gantii,"

Olive bergegas menghabiskan minum yang Oktaf berikan kepadanya,

"Cantik banget sih kalo lagi minum," ujar Rey sambil senyum - senyum sendiri.

'Byuurrr'

"Uhukk.. Uhukkk.." Olive tersedak mendengar ucapan Rey, yang membuatnya menyemburkan minumannya dan mengenai Oktaf.

"Aaa Oktaf maafin guee," ujar Olive tak enak hati dan merasa bersalah.

"Nggapapa kok," ujar Oktaf tanpa menoleh kearah Olive.

"Heiii yang dibelakang, DIAAMMM!!" teriak si guru killer menegur Olive.

Olive pun langsung terdiam dan mulai membuka bukunya,

"Lo sih nyebelin," bisik Olive menatap Rey sedangkan yang ditatap hanya memasang senyum tak berdosa.

*****

Bel pulang sudah berbunyi, seharian Olive terus fokus belajar untuk menjadi seorang penyiar hingga ia tidak sadar jika seharian ini Oktaf sama sekali tidak mengganggunya,

"Taf, main yuk!" ajak Olive saat melihat Oktaf membereskan buku - bukunya,

"Lain kali aja ya, aku capek," kata Oktaf kemudian memasukkan bukunya kedalam ransel dan bergegas pulang.

Olive terheran - heran melihat tingkah Oktaf, apakah hari ini Oktaf sedang sakit? Atau ia sedang marah kepada Olive?

Saat Olive sedang berpikir, sebuah pesan masuk membuatnya tersenyum dengan lebar. Ya, tentu saja pesan itu dikirim oleh Ryan.

'Liv, jangan lupa yaa jam 5 sore di kafe brother,' pesan Ryan.

Olive pun bersemangat untuk berangkat ke kafe lebih awal, saat ia akan keluar dari kelas Alif memegang tangannya dan mengajaknya pulang bersama,

"Sorry nih Lif, gue mau keluar sama Kak Zafar," ujar Olive menolak ajakan Alif

"Hah? Kamu ada janji sama Kak Zafar? Aku ikuttt dooongg," ujar Alif memohon.

Olive menatap Alif, hatinya tidak menginginkan Alif untuk ikut, namun logikanya terus megatakan untuk mengjak Alif. Akhirnya dengan berat hati Olive mengajak serta Alif untuk ikut.

"Eh gue ikut gabung boleh nggak? Mumpung gue lagi gabut. Kan gaenak kalo kalian jalan bertiga, ntar yang ketiga setan," ujar Rey yang tiba - tiba ikut nimbrung

Akhirnya Olive berangkat dengan setengah hati bersama Alif dan Rey.

*****

Jam menunjukkan pukul 4 sore, namun baik Olive dan kawan-kawan maupun Ryan sudah sampai di kafe.

"Loh Kak Zafar kok udah dateng?" tanya Olive saat mereka baru datang.

"Hehe iyaa, kebetulan tadi kelas kosong jadi gue langsung kesini," ujarnya.

"Alesan," gumam Rey

Ryan bergantian menatap Rey dan Alif, kemudian berganti menatap Olive untuk meminta penjelasan.

"Ehmm.. Jadi gini kak, tadi mereka pengen ikutan juga, ya jadi aku ajak sekalian. Nggak papa kan, kak?"

'Gimana gue bisa bilang nggak boleh kalau mereka udah ada disiniii....' batin Ryan.

Ia kemudian menghela nafas, lalu tersenyum,
"Iya boleh kok," jawabnya.

Alif tersenyum senang dan langsung duduk disebelah Ryan, lalu Olive duduk didepan Ryan yang kemudian disusul Rey yang duduk disebelah Olive.

"Kakak..." sapa Alif sambil bergelayut manja dilengan Ryan.

Ryan tersenyum paksa walaupun sebenarnya ia tidak begitu nyaman dengan perilaku Alif.

"Kakak kok cuma ngajakin Olive sih tadi? Kok enggak ngajakin Alif?" tanya Alif cemberut

Ryan tersenyum canggung, bingung harus mengatakan apa,

"Bukan gitu Lif, sebenernya aku mau ngajarin Olive sih tentang tips-tips buat jadi penyiar," ujar Ryan

"Tapi berhubung kalian semua disini, kayaknya nggak efektif kalau aku mau ngajarin Olive. Gimana kalau jalan-jalan disekitar sini aja?" tanya Ryan sambil berdiri dan melepaskan tangan Alif dari lengannya.

"Okee setujuuu, kuyy!" ujar Alif bersemangat.

Ia langsung berdiri disebelah Ryan dan kembali bergelayut dilengannya.
Olive yang melihatnya harus menahan emosinya. Rey yang melihatnya hanya tersenyum kecil lalu menggenggam tangan Olive untuk berdiri,

"Ayo berangkat!" ujar Rey

Bersambung

Haii haii.. Balik lagi sama aku yang ngaret ini hehehe... Maaf yaa.. Berhubung cerita ini mau tamat aku mau minta saran ke kalian, menurut kalian Olive lebih cocok sama Rey/Ryan? Jangan lupa kasih kritik dan saran kalian. Makasih^^

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 233K 61
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
2.3K 389 31
Selamat datang😊 Sesuai judul, buku ini bukan buku cerita. Buku ini berisi sekumpulan karya gabut dari seorang newbie yang sengaja disimpan untuk ken...
856K 10.1K 6
(Tamat) 01 in #adacintadisma 02 in #coldgirl 02 in #brokenhome 03 in #icegirl Aneth Prisillia Laurenz, atau yang sering dipanggil Aneth. Gadis cantik...
1K 57 16
Masa lalu itu kembali, menghancurkan semua kehidupanku. Masa kecilku terenggut olehnya. Aku benci orang yang bernama Alya. Rafael Dirgantara, pemuda...