Tubuhnya yang lemah kini terbaring tepat didepannya. Mata yang mengisaratkan kesedihan bercampur rasa bahagia, tersirat didalamnya.
"S'nora. . . " Diucapkanya berualang kali oleh Ladius. Diangkatnya gadis itu dalam pelukannya, didekap dengan erat sebelum memasang senyuman kecil dan memejamkan mata, "akhirnya kita bertemu lagi. . ."
Sepatah kata dalam ia lontarkan bersama perasaannya antar sedih dan bahagia, meskipun gadis itu tidak akan pernah tau apa yang dididengarnya.
* * *
*Cring
Guncangan tana bersama hempasan angin--beria-ria didepan Neir yang berlindung dibalik barrier hitam dikedua tangannya.
"Ughh!—menyerahlah Neir!" Teriak Sakira.
"Apa kau bilang, Pahlawan BRENGSEK?!"
"Sadarlah! Aku tau kau menjadi bawahan mereka, tetapi—"
"BERISIK!"
*Cring
"MAGIC THEME: BLACK BLAST!"
*Ngung
Lingkaran hitam didepan Sakira mendadak bercahaya terang benerang.
"RIKA! Hentikan sihirmu! Dan berlindunglah!"
"Hah! A-apa maksudmu?!" ucapnya Rika bingung.
"Cepatlah!" teriaknya dengan kuat. Aku harus mundur sekarang!
Red saber ditangan kanan Sakira digenggamnya sangat erat, berusaha melayang-melompat jauh kebelakang.
Sekarang!
*Namun. . .
"TERLAMBAT! HAHAHA!" Ucapnya Neir bahagia sangat.
"Apa?!"
"Sakira!" teriak Rika, berjalan mendekat.
"Rika! Berlindunglah!"
"Tap—!
"Cepatlah!" teriak Sakira emosi.
"A-Almighty Barrier!"
"MELEDAKLAAAAHHHHHH!!!"
*Ngung
Cahaya sihir Neir pun semakin terang. Membuka mata mereka bertiga selebar mungkin. Sebelum. . .
*DUM DUM DUM
. . .
. . .
. . .
"T-TIDAK!. . . TIDAK! TIDAK! TIDAK! TIDAK! SAKIRA!. . . . . . . . "
mulutnya berteriak sekencang-kencangnya, melihat asap ledakan berhembus tepat dikedua matanya. Rasa takut dan Sedih menyelimuti wajah Rika. Jantungnya berdetup kencang, perasaannya terombak-ombak, matanya melebar terus -menerus. Mulutnya yang mendesis pelan, sebelum ia berteriak selantang mungkin "SAKIRAAAAA!"
. . .
. . .
Dibalik asap hitam yang melayang, sesok bayangan mulai terlihat, menunjukkan seseorang datang dengan langkah sempoyongan.
"Ngh!"
Laki-laki itu adalah Sakira. Namun, keadaannya sangatlah buruk. Jubah putih yang sobek dengan bekas ledakan, luka dan sayatan berdarah memenuhi wajahnya, berjalan dengan pedang yang tetap ia genggam erat. Kakinya yang tak kuat menahan tubuhnya kini ambruk ketanah. Meninggalkan Kristal ditangan kanan Sakira yang kedap-kedip.
*Bruk
"Sakira!" teriaknya lantang, mendekati Sakira. Dan menyadari kehadiran Neir yang berdiri tak jauh dibelakang Sakira dengan tubuhnya yang tak lecet sama sekali.
"N-neir?! Apa yang kau lakukan kepada Sakira?!"
*Ngung
Amarah Rika kini ditunjukkan. Sambil mengangkat tangan kannya, sebuah buku terbang dan melayang tepat didepan Rika.
"Hahahahahaha. . . .HAHAHAHAHAHA!" tawanya Neir
"Ngh!" kesal Rika.
"HAHAHAHAHAHAH! Lihatlah Rika! lihatlah bagaiamana kekuatan sang Silver Hero sekarang, Hah?! HAHAHAH!"
"Aku akan membunuh Kau!" Balas Rika dengan lantang, "Grimoire, Rock Spike!"
*Ngung
Sebuah lingkaran sihir cok'lat muncul banyak didepan Rika. Menembakkan bebatuan runcing ke arah Neir.
*Wung *Wung *Wung *Wung
"Ooops!"
*Jies *Jies
*Dum *Dum
Lompatan demi lompatan terus membawa Neir menghindari serpihan batu yang berdatangan.
*Jies *Jies
"Whoa!"
*Jies *Jies
*Dum *Dum
"HAH! Apa hanya segini---"
*Ngung
Sebuah cahaya biru putih diikuti lingkaran sihir warna yang sama muncul dari sebuah buku yang melayang tepat diatas Neir.
"Kau akan kubunuh! Grimoire, Ice Arrow Waves!"
*cu *cu *cu *cu *cu
"PERCUMAAA!!!"
*Jies
Dengan mudahnya, Neir melompat jauh namun lingkaran sihir itu tetap mengarah kepadanya.
*cu *cu *cu *cu *cu
"Hahahahaha! Jadi sihirmu bisa mengikui kemana pergi sasarannya ya. . " puhinya, melompat kesamping.
*Jies
*cu *cu *cu *cu *cu
*Jies
Tak terika berapa jumlah sihir es itu ditembakkan, tak ada satupun yang mengenati Neir yang melompat lincah kesegala arah.
*Jies
*Hup
Lompatan terakhir ia daratkan, membuatnya sadar kalau ia telah menjauh dari perempuan tadi. "Sepertinya aku pergi terlalu jauh. Hm?" gumamnya, memperhatikan Rika yang berlari ke Sakira, "Ternyata dia berbuat demikian agar dia bisa mendekati Sakira. Boleh juga!"
*Di saat yang sama*
*hah *hah *hah
"Sakira!" teriaknya lantang, mendekati Sakira yang terus mengambil nafas dengan tubuh yang penuh luka, "Grimoire, Fast Healing!"
*Ngung *ngung
Dua buku yang terbang mengeluarkan lingkaran sihir kuning dan juga tangan Rika itu. Menyemburkan cahaya kuning bercampur orange yang hangat dan tenang, hingga membuat mata Sakira itu terbuka perhalan-lahan diikuti mulut yang mulai mendesis.
"R-r-rika. . . " Sakira berbisik.
"Jangan bicara, Sakira! Aku sedang menyembuhkanmu sekarang!" balasnya khawatir. "Grimoire, fast healing!"
*ngung
"Ugh! Di—mana cry—sti-la?"
"Tenang saja. Crystila sedang diselamatkan Pria itu." ucapnya tegas.
"Pria?"
"Black spearman, Kau ingat!"
"Hm?"
* * *
Tubuh yang diam tenang, tergeletak ditanah, dengan matanya yang terpejam, tergenang oleh cairan merah yang tampak segar dan sangat kental selagi mengalir. Ladius yang diam kini tengah memeluk tubuh seorang gadis lalu beranjak pergi, berjalan dengan wajah yang tak berekspresi.
Aku harus pergi dari sini. Mana-ku sepertinya akan habis. Aku harus mengisinya sekarang. "Black, speed—
*Ngung
"Hm?—"
*Duag
"Ngh!"
*Wung
*Dum
Tiba-tiba tubuhnya terpental jauh ketanah. Wajahnya yang penuh keheranan kini sadar dengan apa yang dilihat. Sebuah lingkaran sihir terlihat muncul disekitar Crystila.
*Nguuuuuung
Cahaya itu berwarna biru terang hingga sanggup menyilaukan matanya yang dihalangi dengan tangan, sebelum meredup dan membuatnya menjadi bingung. Sekarang, sebuah persegi empat, melayang-layang dihadapannya sekaligus mengurung Crystila didalam yang masih tak sadarkan diri.
S'nora?!
*Tap tap tap tap
Wajahnya yang diam kini menjadi khawatir dan mendekati Kristal yang didalamnya crystila.
Apa yang terjadi?!
Tangannya pun menyentuh Kristalnya dan. .
*SStttt
Sial!
Tangan kanannya membeku sampai pergelangan dengan cepat, hingga beberapa detik kemudian kembali seperti semula.
Kristal ini berbahaya! S'nora, aku akan mengeluarkanmu sekarang!
*Klik
*Sring
Sebuah tombak kecil yang ia ambil dari saku bajunnya, berubah menjadi tombak dengan ujungnya yang mirip pisau.
"HA!"
*Ctang *Ctang *Ctang
*Wush
*Ctang *Ctang *Ctang
Tebasan demi tebasan, tusukan demi tusukan, gesekan demi gesekan terus ia lontarkan dengan harapan bisa menghancurkan kristal itu. Namun, tidak ada yang berubah sama sekali.
"HAAAAAAAAA"
*Ctang *Ctang *Ctang
*Jies
Ia pun melompat kebelekang dan menyiapkan tombaknya diatas pundaknya, dan siap melempar.
"Black, Vanisher Spear!"
*Ngung
Gumpalan hitam pekat terus mengelumpul disekitar tombak itu. Membuatya terselimut energi hitam.
"HYAAAAA!"
*Wung
*DUM
. . . . .
*Ctang
Ugh!
*Bruk
Hah! Hah! Hah! Hah! Sial, tidak ada goresan sama sekali. Tenagaku semaki menipis, apa aku bisa menghancurkannya?! CIh, tidak ada waktunya untuk berpikir. "Kalau begitu. . . "
*Cklek *klek
Tidak ada waktunya untuk berhenti . . .
*Dor *Dor *Dor *Dor
Terus. . .
*Dor *Dor *Dor *Dor
Aku harus melakukannya terus . . .
*Dor *Dor *Dor *Dor
Aku tidak . . .
*Deg *Deg
Ugh! Si-sial. . "Tidak boleh. . . aku tidak boleh berhenti. . .aku harus. . .
*Deg *Deg
Sial! Sakit sekali! Dadaku rasanya ingin meledak!
"S'nora!—
*Wush
!!!
*Jies
*Ctang
Siapa itu?!
*Wush
Hentakan keras membuat angin sekitar berterbangan bersama kakinya yang mendarat ditanah. Membuatnya Ladius berhasil menghindari pedang yang kini tertancap. Wajahnya biasanya yang tanpa emosi melihat orang didepannya itu.
"Hei!. . . "
". . . . "
"Siapa yang melakukan itu kepada Tuanku?"
"Kau yang bernama, Neir?"
"Apakah kau yang melakukannya, black spearman?" Tanya Neir balik.
". . . ." Diam Ladius, bangkit berdiri dan menghadap ke Neir. "Sepertinya kau sangat setia kepada tuanmu itu."
"Begitu ya, jadi kau yang melakukannya." Ujar Neir, mengambil pedangnya yang tertancap ditanah.
*Ctik
"Sekarang, AKU AKAN MEMBUNUHMU, BRENGSEK!"
*JIes
Tubuhnya pun datang dari depan Ladius dengan cepat. Selagi marah sangat, kakinya membuat larinya semakin kencang.
"AKAN KUBUNUH KAU!"
*Wush
". . . "
"HYA!"
". . ."
*Wush
*Wush
*Ctang
Percikan api tak terelakkan, pedang Neir kini beradu dengan tombak Ladius yang menahan serangannya.
"APA YANG KAU LAKUKAN KEPADA TUANKU, BRENGSEK!"
". . . "
"MAGIC THEME, BIG BLAST!" teriak Neir, memunculkan sihir hitam
*Jies
Hentakan keras membawa Ladius melompat mundur dengan jauh.
*Cklek
*Deg *Deg
Ngh! Jangan sekarang!
*Cklek
*Dor *Dor *Dor *Dor
"HAHAHAHA!"
"Sebaiknya aku menjauh." Ujar Ladius, mengumpulkan gumpalan hitam dikaki. "Black, speed break—"
"TIDAK AKAN KUBIARKAN!"
*Ngung
Dirinya yang berlari mendekat, memunculkan lingkaran sihir hitam didepan tangannya.
"MAGIC THEME, DARK SPIKES!"
*Wung
Sekumpulan gelombang tajam terbang, mengarah ke Ladius dengan cepat. Membuatnya berusaha menghindar.
*Jies *Jies *Jies
Lompatan demi lompatan menyamping terus dilakukan Ladius, berharap menghindari semua serangan didepannya itu.
*Deg *Deg
Aku harus mengisi Mana-ku! Dimana mayat Iblis itu tadi?!
*Wung Wung
Sekarang!
*Jies
Lompatan kuat berhasil membawanya bergerak lurus, mendekati tempat mayat Raja Iblis tadi..
*Tap *Tap *Tap
Aku---Tunggu! Dimana mayatnya?! Bukankah mayatnya ada di--
"SELAMAT DATANG KEMBALI, TUANKU!"
Tuannya----
*Jleb
. . .
. . .
. . .
*Ohak!
*Cprat
*Ohak *Ohak
"Di-dia Hi-dup.."
*Ohek!
*Cprat
Tak rasa tubuhnya menahan rasa sakit di perutnya itu, hingga membuatnya memuntahkan cairan merah segar yang disebut darah, tepat diatas wajahnya yang berusaha menahan itu. Entah berapa lama.
"Hm? Apa ini black spearman yang dibicarakan?" ucap seseorang dibelakang ladius itu.
"K—k---au. . .
*Jleb
"*Argh!"
*Bruk
Tusukan pedangnya itu pun semakin kuat diperutnya, semakin dalam hingga menembus tanah. Hingga tubuhnya diam tak bergerak, seperti mayat yang akan membusuk dimakan waktu.
"Lemah!"
*Jleb
*Jleb
Tusukan demi tusukan, muncratan demi muncratan cairan merah itu terus membuyarkan tubuhnya. Bunyi kulit terus berdenting seiring besi dipedang itu menggesek pinggangg Ladius dengan sangat dalam.
"Mati?"
"Lemah!"
"Apa aku akan mati di depan kedua brengsek ini?"
"Yang Mulia, maaf mengganggu kesenangan anda. Tapi, sebaiknya kita meneruskan ritual ini hingga akhir."
". . . "
*Jleb
Tusukan terakhir pun dihantamkan Whize dipunggung Ladius itu dan membiarkan pedangnya tertancap seiring darah mengalir deras.
"Kau benar. Kita lanjutkan ritual ini sekarang?"
"Ritual? Heh, jadi dia menggunakan s'nora sebagai bahan ritual mereka?! Hahahaha
" hahahahaha, HAHAHAHA!"
"HAHAHAHAHA!"
"Hm?" Tatapan kedua orang didepannya itu pun mengarah ketubuh Ladius yang terlihat bergerak.
. . .
. . .
. . .
"Hei!
. . .
. . .
. . .
Kau selalu bersamaku kan? Kalau begitu.. . .
*Zorrr
"Yang Mulia Whize! Mohon berhati-hatilah!"
"Hm, Aku tau.."
Di balik percakapan mereka, terbanglah gumpalan hitam dari tangan kiri Ladius, perlahah-lahan mengeluarkan pedang yang menancap dipunggnya. Darah segar yang mengalir kini terhenti seketika, tubuhnya yang tergeletak mencoba berdiri seolah dibawa angin, menunjukkan wajah yang berlumuran darah dengan senyuman lebar, bersama sebuah simbol yang muncul dimata kirinya.
* * *