Val: Wanna be My Friend?
Vin: Ini siapa ya?
Val: Kenalkan saya Valar, temannya Ratu. Apa dia belum pernah cerita tentang seseorang yang mirip Rafi Ahmad?
Vin: Hahaha, oh, Valar yang itu. Iya, iya, aku Vin. Salam kenal ya.
Val: Salam kenal juga, Vin.
Perkenalan kami berlanjut ke obrolan-obrolan ringan seputar sekolah dan teman-temannya. Hampir setiap Minggu kami saling ber-SMS ria. Tak jarang kami bercanda dan itu membuat saya tertawa-tertawa sendiri. Berbeda dengan Ratu, Vin ini orangnya lebih ramah dan terbuka dengan saya. Hal itu membuat saya jadi jarang SMS-an dengan Ratu, malah jadi SMS-an dengan Vin.
Interaksi kami semakin lama semakin akrab. Modus saya saat itu adalah curhat tentang kisah cinta saya dengan si Arta, ditanggapi dengan petuah-petuah bijak ala Mamah Dedeh. Dia pun jadi ikut-ikutan curhat ke saya tentang masalah keluarga dan teman-temannya.
Sejak saling curhat itu, kami merasa saling memahami satu sama lain. Setiap namanya muncul di handphone saya, saya merasa riang gembira. Setiap SMS yang dibalasnya, membuat hati saya bersuka ria. Setiap candaan yang kami kirimkan, menorehkan senyum dan tawa sendirian seperti orang gila.
Saya bertanya dalam diri saya, apakah saya jatuh cinta dengannya? Tidak pernah seumur hidup saya merasa secocok ini dengan seseorang selain dirinya. Meskipun kami belum pernah saling melihat rupa, walaupun kami belum pernah saling mendengarkan suara, bahkan jarak ratusan kilometer karena kami berbeda kota.
Hingga tiba saatnya saya yakinkan bahwa dialah gadis yang saya cari selama ini. Meski timbul perlawanan batin dari dalam diri saya, saya beranikan diri menyatakan bahwa saya suka padanya, bahkan melawan prinsip saya yang tidak mau pacaran. Ya meskipun tidak bisa dikatakan berani juga, karena saya mengungkapkannya hanya via SMS.
"Vin, saya suka kamu. Apakah kamu mau jadi pacar saya?"
***
valarvinix-devamoyas
Draft Awal: 26 Agustus 2017
Update Terakhir: 27 Januari 2019