Memeluk Bayang

By umiimasrifah

77.7K 7.5K 569

[ON GOING] Ketika Kala kehilangan Sera, mengharuskan dia terjun dalam pencarian mencari ibu pengganti untuk R... More

Blurb
Azkala Wafa Albarkawi
Dilara Afsheena
Gara-gara Rere
Karena Rere
Memeluk bayangan
Hari itu datang
Memeluk Bayangan 2
Memeluk Bayangan 3
Memeluk Bayang 4
Memeluk Bayang - Hijab Takdir
Rere hilang
Menemukannya
Kejadian itu
Kala peduli
Sheena sembuh
Pergi tidak semudah datang
Berharap dan tidak diberi harapan
Rantai Kejombloan
Jangan pergi
Danau
Ruang yang sama
Kejadian di cafe
Sheena dan Sera Menghilang
Meski bukan denganku, kamu pantas bahagia
Pertemuan itu
Sidang Terakhir
Yang terjadi di Pengadilan Agama

Sheena dan Sera Menghilang 2

2.7K 276 30
By umiimasrifah

Ketiga laki-laki tersebut sampai disebuah gedung tua yang sudah tidak berpenghuni, sekelilingnya ditumbuhi tanaman liar, dan temboknya terlihat rapuh. Entah apa yang terjadi dengan gedung tersebut, tapi yang dilihat banyak bekas tembakan di tembok-temboknya.

"Apa kamu yakin mereka ada disini, Kala?" Tanya Ayaz melihat keadaan tempat itu. Pertanyaannya pun dijawab anggukan oleh Kala dengan sangat yakin.

"Eh tunggu, saya melihat ada bayangan dibalik ruang itu," ucap Ahkam setelah menelisik seluruh tempat itu dengan seksama.

"Kita harus berhati-hati." Ucap Kala sekarang, dia menginstruksikan untuk melangkah lebih pelan, dan mengecilkan suara.

Mereka pun mendekat kearah ruangan yang dimaksud, tapi belum sempat sampai ditempat itu, sebuah tembakan terdengar dan pelurunya menembus dinding tepat disamping Kala. Mereka berbalik untuk melihat siapa pelakunya, alarm bahaya langsung menginterupsi diotak mereka masing-masing.

"Tetap berhati-hati." Kala terus memperingati. Sedangkan kedua orang yang bersamanya selalu bersiaga.

Didepan matanya ada seorang pria paruh baya, "Selamat datang keponakanku. Akhirnya kamu mengunjungi tempat ini ya." Ucapnya.

Ayaz dan Ahkam mengernyitkan alis, siapa yang dimaksudnya? Dan pria itu, terlihat seperti orang yang punya gangguan psikis.

"Dimana istriku?" Tanya Kala.

"Istri yang mana? Oh ya, aku baru mendengar kabar kalo kamu menikah lagi?" Pria itu mendekat, matanya berubah penuh dendam saat mengucapkan kata yang terakhir. "Kurang ajar sekali kamu, mengkhianati Sera yang selalu setia." Dia mengarahkan pistolnya lagi kearah mereka bertiga, mungkin tepatnya hanya kearah Kala.

Ayaz dan Ahkam terhenyak, mereka waspada. Tapi Kala terlihat biasa saja, padahal pria itu mengarahkan pistol kearahnya.

Dan suara tembakan pun terdengar, bau timah panas pun tercium melewati Ayaz dan Ahkam.

"Kala." Keduanya berteriak secara bersamaan, matanya langsung tertuju kearah Kala. Dan yang dilihat, laki-laki itu sudah berpindah tempat, peluru tersebut kembali mengenai dinding.

Ayaz dengan berani melumpuhkan pria itu yang sedang lengah karena menyesal tidak mengenai sasaran. Tangannya diplintir, dan pistol pun jatuh. Kala mengambil benda tersebut.

"Dimana Sheena, katakan!" Ayaz sudah muak dengan sikap pria itu.

"Siapa dia?" Tanya pria itu.

"Lepaskan!" Ucapan itu muncul dibalik tubuh Ayaz, seseorang sudah menghadiahinya dengan pistol di kepala belakang. "Lepaskan dia!" Ucapnya lagi memperingati Ayaz. "Kamu salah bermain-main disini."

Tapi Ayaz enggan melepaskan lengan pria itu yang mulai kesakitan. Ayaz bisa berhati batu jika itu mengenai orang yang disayangnya, bukan hanya Ayaz tapi semua orang. Akan melakukan apapun untuk bisa melindungi orang yang disayang.

Kala pun dengan sigap menarik laki-laki yang menodong Ayaz dengan pistol, dia membanting tubuh laki-laki itu dengan kuat hingga pistol tersebut terjatuh.

Disini, yang menjadi kejanggalan adalah mengapa semua orang yang ada dalam gedung tersebut memiliki pistol, sedangkan untuk memiliki benda tersebut harus ada ijinnya.

"Tolong." Suara itu terdengar diruangan paling ujung, ketiganya langsung berlari kesana, setelah Ayaz bisa melumpuhkan pria yang ada ditangannya.

"Itu suara Sheena." Ucap Ayaz.

"Kita harus tetap berhati-hati, Kak." Timpal Kala.

Dan benar, kini banyak orang berlari kearah mereka, terpaksa mereka melawan. Baku hantam pun tak terelakkan, Ayaz pun tidak menggunakan pistol yang didapatnya tadi, tidak ada hak untuk merenggut nyawa seseorang menurutnya, untuk memberi peringatan saja cukup.

Hingga beberapa menit, orang-orang itu bisa dikalahkan. Satu persatu jatuh tersungkur.

"Tempat ini tidak aman." Ucap Ahkam melihat keadaan yang berbahaya tersebut.

Kala mengangguk, "Kita harus segera menemukan Sheena. Aku takut hal tidak diinginkan terjadi padanya." Kini dia tidak bisa menutupi kegelisahannya.

"Apa maksudmu? Kenapa Sheena?" Ayaz tidak bisa berpikir dengan jernih karena amarahnya.

Mereka pun masuk kedalam ruangan tersebut, dan banyak gadis disana yang pakaiannya sudah compang-camping, mereka terlihat ketakutan ketika ketiga laki-laki itu masuk kedalam.

"Ampun, ampun." Suara itu memekikkan telinga, mereka menitikkan airmata, melewati pipi yang sudah basah karena airmata sebelumnya.

Ada duka disana, ada luka disana. Tidak hanya luka badan, tapi juga batin. Meringkuk memeluk kakinya masing-masing. Mencoba melindungi diri, tidak peduli sekujur tubuhnya yang penuh lebam.

"Tenanglah, kita tidak akan apa-apakan kalian." Ucap Ahkam yang kasihan melihat mereka. Nalurinya sebagai lelaki memberontak menyaksikan semua gadis itu takut pada laki-laki.

Ada hal yang mencurigakan dari tempat itu.

"Kalian aman. Percayalah." Ucap Kala, yang menginstruksikan pada Ayaz dan Ahkam untuk mengambil kain hitam yang ada di samping pintu, kemudian menutupi gadis-gadis itu dengan kain tersebut.

"Setidaknya aurat kalian tidak terlihat." Ucap Ayaz. Dia mulai berpikiran buruk, bagaimana kalau Sheena dan Sera diperlakukan seperti mereka juga?

"Tolong bawa kami keluar." Suara itu muncul diantara mereka. Mereka memohon dengan iba setelah salah satu dari mereka ada yang berbicara.

"Pasti." Jawab Ahkam.

"Kak Ayaz dan Dokter Ahkam, lebih baik kalian bawa mereka ke tempat yang aman dulu." Ucap Kala menyarankan.

"Iya, kita akan bawa mereka dulu ke depan. Dan aku akan menghubungi anak buahku untuk membantu kita disini." Ucap Ayaz.

Ada sekitar belasan gadis yang diarahkan oleh Ayaz dan Ahkam menuju depan gedung. Tapi orang-orang yang baru mereka lumpuhkan dan ada orang-orang yang baru datang entah darimana menyerang mereka kembali. Para gadis itu pun ketakutan.

Sedangkan Kala, laki-laki itu berhati-hati, berjalan melewati ruang demi ruang, ingatannya kembali berputar dan ada satu tempat yang ia yakini Sheena san Sera ada disana.

Langkahnya pun tak sesantai sebelumnya, dia mulai mempercepat sebelum terjadi apa-apa pada kedua istrinya.

Ruangan yang dia maksudpun sudah ada didepan mata, pintu dengan cepat dibukanya. Dan benar, dua perempuan ada diruangan itu. Sayangnya Sheena sudah tidak berdaya, tubuh perempuan itu penuh lebam seperti yang terjadi pada gadis-gadis tadi.

"Sheena." Kala berlari untuk menyelamatkannya. Entah apa yang membuatnya sesakit itu melihat Sheena yang tergeletak lemas. Dia hanya berharap tidak terjadi apapun pada perempuan yang dicintainya entah mulai kapan.

"Dan kamu melupakan satu orang lagi, Mas?" Ucapan itu tidak dihiraukan oleh Kala, laki-laki itu tetap mencoba membawa perempuan itu keluar dari ruangan itu.

"Mas." Sheena sadar, dia memeluk Kala dengan sangat erat, ketakutan membuatnya jadi perempuan lemah. Tangisnya terisak sampai sesenggukan.

"Kamu mengkhianatiku, Mas." Ucap Sera coba berbicara lagi tapi tetap tidak dihiraukan oleh Kala.

"Mas!" Suara itu kembali terdengar seiring pistol terarah ke Kala. "Bahkan untuk melihatku, kamu tidak mau lagi."

"Kamu tetap melindungiku kan kali ini?" Tanya Sera lagi. Yang membuka semua masa lalu. Sheena melepaskan pelukan itu. Dan melihat Kala untuk meminta penjelasan.

Kala membantu Sheena untuk berdiri dan membawanya menghadap Sera yang sudah berlinang airmata, dia pun menurunkan pistolnya.

"Lihat, orang yang sangat kucintai melakukan ini didepanku." Ucap Sera. "Bagaimana dengan janjimu dulu, Mas? Apa kamu lupa kita akan kembali seperti dulu? Kenapa kamu tidak mempertahankan apa yang kita punya dulu?"

Kala tidak bereaksi apapun. "Apa yang dipertahankan dari istri yang penuh kebohongan? Dari ibu yang ingin menjual anaknya sendiri? Dari seorang perempuan yang tidak peduli pada kehormatan sesamanya?" Laki-laki itu mengusap wajahnya. Sheena pun terhenyak dengan segala ucapan Kala.

"Kamu menyesal, Mas?" Tanya Sera.

"Sangat. Aku sangat menyesal mencintaimu. Sampai dengan menyembunyikanmu adalah pilihanku, padahal sudah kutau kamu tidak punya hati. Bahkan buah hatimu sendiri coba kamu jual." Ucap Kala yang menyesali semuanya.

Sheena sekarang tau setelah mendengar ucapan Kala, itu kenapa Rere lebih nyaman dan menganggap Sheena seperti ibunya sendiri daripada dengan Sera. Sheena tidak menyangka Sera akan melakukan itu pada putrinya sendiri.

"Tapi untuk sekarang tidak lagi. Aku tidak akan membiarkanmu bebas, Sera. Aku kira dengan melepaskanmu, kamu bisa berubah. Tapi apa? Tidak ada bedanya." Ucap Kala yang sakit mengingat keputusannya membantu Sera waktu dulu.

"Yang perlu kamu tau, aku sangat mencintaimu, Mas."

"Kamu tidak punya hati, lalu bagaimana bisa mencintaiku?" Balas Kala.

Wajah yang tadinya terlihat sedih kini tersenyum sinis, "Kamu sadar sekarang, Mas? Benar. Aku tidak pernah mencintaimu." Ucapan itu melukai hati Kala. "Aku hanya memanfaatkanmu untuk melindungiku. Karena aku tau, kamu lemah karena cinta."

"Perempuan tidak tau diri." Cercah Sheena yang tidak terima. Menurutnya dicintai Kala adalah sebuah kebahagiaan, tapi perempuan didepannya malah memanfaatkan itu.

"Eh eh, bicara apa kamu barusan." Sera menodongkan pistolnya kearah Sheena. "Dan, aku lebih muak denganmu perempuan yang jauh tidak tau diri. Masih mencintai orang yang jelas-jelas tidak mencintaimu." Sera tertawa lepas, seperti sebuah lelucon yang menggelitik perutnya.

Kala ingin menyelesaikan semuanya dan membungkam mulut perempuan berhati iblis itu, tapi Sheena yang ada di pelukannya sedang tidak berdaya, dia tidak bisa meninggalkan perempuan itu.

"Akh," Suara itu terdengar seiring timah panas melukai lengan kiri Kala yang mencoba melindungi Sheena.

"Mas, Ya Allah." Ucap Sheena melihat pengorbanan laki-laki itu padanya.

Kini Kala hanya ingin Ayaz atau Ahkam datang untuk melindungi Sheena, dan dia akan membereskan Sera. Tapi tidak ada yang kunjung datang.

"La haula wala quwata, kamu duduk disini dulu," Kala berbisik pada Sheena. Kemudian dia berbalik dan berlari kearah Sera dengan cepat.

Sera berusaha memukul lengan Kala yang coba melumpuhkannya. Masih ada rasa tidak tega, tapi ini yang harus dilakukannya.

"Aku menyesal mengenalmu, Sera." Bisik Sera. Dan perempuan itu pun meneteskan airmatanya.

"Dan aku menyesal baru menyadari bahwa aku mencintaimu, Mas." Ucapnya yang sakit mendengar ucapan laki-laki itu.

Kemudian tidak lama beberapa anggota polisi, Ayaz dan Ahkam datang. Membawa Sera untuk dibawa ke kantor polisi.

Kala kembali ke tempat Sheena yang terduduk, "Kita keluar dari tempat ini." Ucap Kala.

"Tapi sebentar, disini bukan hanya ada aku. Tapi beberapa gadis juga." Ucap Sheena mengingat kejadian sebelumnya.

Kala mengangguk, "mereka sudah diamankan. Kamu jangan khawatir." Dia melihat luka lebam ditubuhnya sama dengan ditubuh para gadis itu. "Mereka semua memperlakukanmu apa saja?" Tanya Kala khawatir.

Sheena menggeleng, "Ini hanya akibat aku melawan." Ucapnya sembari tersenyum mengingat dia menjadi sok berani menantang para laki-laki bertubuh kekar itu untuk berkelahi. Dan tidak terlalu mengecewakan. "Cuman leherku masih sakit." Ucapnya karena dia berhasil dilumpuhkan dengan benda tumpul yang menghantam lehernya.

Kala tersenyum, "Syukur Alhamdulillah."

"Tapi gadis-gadis itu, mereka di..."

"Sudah cukup, aku tau. Semoga nanti mereka baik-baik saja." Sela Kala yang tau apa yang akan dibicarakan oleh Sheena.

-

Sheena dan Kala datang lagi yeah, udah tau kan gimana Kala? Apa kesimpulannya nih?

Regards

Umi Masrifah

Continue Reading

You'll Also Like

24.8K 1.2K 20
Spin off Aku Dan Gus kembar Tentang sebuah janji yang pernah diikrarkan oleh seorang laki-laki bernama Zidan Aqil Az-zayyan di masa kecilnya kepada...
Hakim By ul

Spiritual

1.5M 88.8K 51
[Terbit dan lengkap. Tersedia di TBO] Tersedia di shopee : tokobook.com03 atau bisa klik link di bio 💖 Asyakina, seorang jurnalis junior di salah sa...
81.5K 12K 27
Tentang Aia yang memiliki banyak sekali pertanyaan di kepalanya. Dan Edzar yang memiliki banyak kebingungan dalam hidupnya. Start: 14 Juni 2024 End: -
6M 364K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] "Hidup bagaikan berjalan di atas tali. Kapan dirimu lengah, maka akan jatuh entah kemana. Begitulah diri tanpa iman. Maka...