Biasanya kalau ulang tahun, kalian isi hari kalian dengan apa? Bersama siapa? Dan apa yang kalian lakukan untuk menghabiskan sisa waktunya?
Kalau aku sih biasanya sendirian. Tiup lilin sendiri, mencari kue sendiri, bahkan membeli kadonya sendiri. Hahaha mau di ketawain tidak?
Tidak usah.
Kan itu dulu. Sekarang ya beda lagi. Hehehe bentar dulu aku mau nyengir saking bahagianya.
Aku sedang bahagia nih. Ulang tahunku kali ini saaaangat berbeda dari sebelumnya. Serius! Tidak bohong. Lihat saja 'a'-nya banyak, itu tandanya aku benar-benar bahagia dan juga senang. Sampai tengah malam begini saja cengiranku tidak juga luntur. Tapi jujur saja, gigiku kering sebenarnya.
Tahun ini aku tidak sendirian.
Kalau kalian bilang aku berlebihan cuma karena 'tidak sendirian di hari ulang tahun', ya itu terserah kalian. Karena nyatanya, tahun-tahun sebelumnya aku benar-benar se-sendirian itu.
Ibaratnya, aku ini Ji Euntak tanpa Goblin dan Grim reaper. Oh iya, tanpa bibi jahat juga. Kalau ada bibi jahat namanya aku tidak sendirian dong. Hidupku tidak sedrama itu ngomong-ngomong.
Aku sendirian karena aku ingin.
Sampai kemudian aku kesepian, dan setelahnya aku bertemu orang baik. Namanya Kim Taehyung. Lelaki yang tampan dan rupawan. Lain-lainnya aku tidak tahu bagaimana dia. Karena cukup melihat dia tampan saja aku sudah gemetar. Bagaimana nanti kalau tahu seluk beluknya?
Dan ya, tahun ini aku merayakan ulang tahunku bersama dia.
Seharian berjalan-jalan bersamanya, makan bersama, bermain bersama, makan bersama (tapi kalau ini cuma aku yang makan), dan kita juga bergandengan kemanapun seperti truk.
Dan sekarang, saat berada di penghujung waktu dan hari ini akan berubah menjadi hari esok, kami duduk di meja makan rumah sewaku. Di depanku sudah ada kue dengan satu lilin dan di seberang meja sudah ada dia yang terus tersenyum lebar kearahku.
kue ini aku dan kak Taehyung yang buat. Ternyata dia pandai membuat kue. Dia yang mengarahkan aku membuatnya sampai jadi seindah ini. Dan rasanya juga pasti akan sangat lezat dan lembut.
Duh, aku tidak sabar mencicipinya. Membayangkan rasanya saja air liurku mau mene----
"Jangan ngiler dulu...."
---tes.
Aku nyengir lagi mendengar tegurannya. Sumpah! berapa kali aku nyengir hari ini?
Kulihat dia mengerucut. Hari ini aku juga melihat banyak sekali raut mukanya yang sering berubah. Tidak hanya datar dan dingin tapi matanya menyiratkan keputus asaan seperti saat pertama kali melihatnya dulu. Hari ini, kulihat dia lebih ekspresif entah karena apa.
Apa mungkin ini sudah satu bulan?
"Kakak bisa menjamin kan kalau kue ini enak?" tanyaku.
Kubuat mimik wajahku seremeh mungkin. Perlu usaha untuk ini, karena nyatanya binar mataku tidak pernah hilang. Kulihat dia melotot, dan aku menahan diri untuk tidak tertawa.
"Jangan pura-pura meremahkanku, Young. Kamu tadi hampir ngiler hanya dengan melihat hasil karyaku." katanya sombong.
Sekarang gantian aku yang mendelik, "karya kakak, kakak bilang?! Kak, ini karyaku. Aku yang membuatnya, kak Taehyung kan cuma merintah sambil duduk!"
Kak Taehyung terdengar menghela nafas setelah melihatku agak meledak. Selalu begini. Kak Taehyung dengan segala kedewasaannya. Atau mungkin pura-pura dewasa supaya aku membantunya?
Aku meledak, karena aku ingin memancing amarah kak Taehyung. Aku ingin melihatnya marah. Yang ku dengar sebelum ini, kak Taehyung adalah orang yang mudah marah.
"Sebentar lagi jam 12 malam, lebih baik kamu buat permohonan dan tiup lilin mu, Sooyoung."
Aku melihat timer ponselku diatas meja yang memang sengaja ku pasang sebagai pengingat. Benar saja, beberapa detik lagi waktu hari akan berganti. Aku menutup mataku dan memasang tautan tangan di depan dada, memanjatkan permohonan sambil menggerutu karena lagi-lagi kak Taehyung berhasil mengalihkan topik.
Aku meniup lilinku setelah selesai memohon.
Saat ku buka mata sambil tersenyum, pemandangan pertama yang kulihat adalah kak Taehyung yang mengernyit bingung. Maaf kak, kali ini aku ingin egois.
"Kamu minta apa?" tanyanya masih dengan raut bingung.
Aku tersenyum, dia melanjutkan. "Kamu tidak minta apa yang aku minta?"
Aku hanya mengangguk tanpa melepas senyum. "Lalu apa permintaanmu?" tanyanya lagi.
Aku mengarahkan jari tengah, jari manis dan jari kelingkingku, "aku minta tiga."
"Apa itu?"
"Pertama, aku ingin melihat kak Taehyung marah padaku...." kataku sambil mengarahkan telunjuk kearahnya.
Aku tersenyum saat kulihat, mata kak Taehyung yang berubah merah. Dan dia mulai mendekat padaku sambil menyingkirkan meja yang menghalangi kami. Selanjutnya, aku hanya tersenyum dengan yang kak Taehyung lakukan padaku.
Sudah berapa kali ku bilang, kalau hari ini aku bahagia. Bahkan senyumku sudah tidak terhitung. Marahnya kak Taehyung adalah bagian yang aku suka. Karena kamu bisa merasakan surga saat kak Taehyung marah, itu yang sering ku dengar.
"Apa permintaan keduamu?" tanyanya tanpa berhenti dari aktivitasnya.
Ku peluk lehernya mengisyaratkan apa yang akan ku katakan, "aku ingin terus bersama kak Taehyung."
Ku dengar dia menghela nafas di ceruk leherku, helaan nafas yang berat. "Bahkan malaikat tidak bisa mewujudkan permintaanmu yang ini. Apa yang ketiga?"
Aku mendengus, "kalau begitu kenapa harus ada malaikat diantara kita?"
"Untuk membantuku kembali. Sekarang, apa yang ketiga?"
Aku melepaskan pelukanku, menghapus keringat dari pelipisnya. Dalam hati kebingungan sendiri kenapa dia bisa berkeringat sepertiku.
"Aku ingin kakak bisa hidup lagi. Dan menjadi manusia."
Dia berhenti dan aku juga berhenti. Mata kami bertemu. Aku tidak bisa menelaah apa isi pikirannya dari mata itu, aku bukan cenayang. Dan sepertinya, dia juga tidak bisa menelaah apa isi pikiranku karena aku memikirkan banyak hal saat ini.
"Kamu tahu seberapa kapasitasmu untukku, Sooyoung." katanya.
Aku diam saja, rahangku ikut mengeras seperti dia. Dia bodoh karena tidak ada usaha sama sekali. Dan aku juga bodoh karena meminta sesuatu yang aku tahu tidak akan pernah terwujud sekalipun vampir menjadi peminum susu.
Dengan helaan nafas berat, aku mengucapkan kata yang paling memberatkanku selama bersamanya. Aku tidak rela, tapi dia bilang aku harus.
"Baiklah...." kataku sambil melihat kearah lain, "aku melepas kak Taehyung. Kakak boleh pergi."
Setelahnya semua terasa hampa. Kak Taehyung pergi tanpa bekas apapun. Aku tersenyum saat masih bisa mendengar suara kak Taehyung yang mengucapkan terimakasih, sementara wujudnya yang sudah tidak bisa kulihat lagi.
Apa aku belum bilang, kalau aku sama dengan Ji Euntak?
halo semuanya, saya author tinkervell...
nyangka gak, aku ikut projek ini? nyangka lah pasti, kan ada yang tag hehehe
ngomong-ngomong, makasih loh buat yang udah tag. makasih juga buat @stardusoftae dan author lain yang sudah mengusulkan ide ini... hehe
dan inti dari pidato panjangku adalah ;
selamat ulang tahun kakakku park sooyoung a.k.a red velvet's joy
panjang umur, sehat selalu, murah rizki, di lindungi Tuhan, semoga banyak main drama dan jadi peran utama lagi, dapet tawaran masuk televisi lebih banyak lagi, bisa ketemu aku di masa depan(loh, kamu siapa? wkwk) dan semoga kedepannya gak ada haters lagi.
amiiiin.....
udah itu aja, babibubabay~