Resolusi Love (Tamat)

By en-cis

641K 41.8K 632

Rank#2 komedi 27/02/2019 Rank #3 komedi 01/03/2019 until 26/03/2019 Rank #4 bos (23/07/2018) Bos gue galak, k... More

1. Aku membenci kantor ini, tapi cinta dengan seluruh isinya.
2. Resolusi sebulan sekali, It's OK!
3. Paranoid
4. Weekend
5. Karyawan Benci Bos, tapi suka dengan gosipnya
6. Ada kalanya bos tidak bisa di bantah.
7. Lembur klas VIP
8. Curhat
9. Meeting and Lunch
10. Lunch para jomblo
11. At hospital
12. Group dadakan
13. Kunjungan surprise
14. Romantis? iya.
15. Maksud hati memeluk kamu apa daya tangan tak sampai
16. Air beningpun bisa keruh juga
17. Wisuda Jomblo
18. Prepare
19. Goes to Jogja
20. Goes to Jogja II
21. Mepet atau kepepet?
22. Pacar Bos? Siapa?
23. Patah Hati Terencana? what?
24. Ketika para jomblo mencari cinta
25. Marah
26. What happen with me?
27. Kuncinya adalah "Tenang"
28. Pancingan
29. Ketahuan
30. Kondangan
32. Perhatian tapi jangan lebay
spam
nyate yukk
33. Gawat? Memangnya ada apa?
34. Gelisah
35. Salut
36. Mental Gajah
37. Belajar ikhlas
38. Pengakuan
39. Lupa
40. De Javu
41. Kenangan dan kamu
Kado
42. I proud of you
Epilog
just a letter
Bonus Part
Sebuah Harapan yang tertunda

31. Air yang bening jangan sampai keruh (lagi)

10.5K 748 16
By en-cis

"Ehemmmm." Alex menoleh dan meraih tangan Tiar ketika gadis itu mendekati mereka.

Tiar tersenyum manis menyambut tangan Alex. Dia tidak menyadari tatapan membunuh dari Nadia.

"Sayang, pulang yuk." Alex mengangkat alis bertanya heran. Belum juga setengah acara, pacarnya sudah minta pulang.
"Kenapa? Kamu sakit?" Alex mengamati Tiar dengan teliti. Di pegang pipinya, kemudian dahinya, "nggak panas?"

"Kamu apaan sih? Aku sakit perut. 'Gangguan hari pertama' anterin pulang ya? Please." Kalo Tiar sudah memohon seperti itu abang harus gimana lagi? Alex membawa Tiar keluar dari ruangan itu.

"Lex, mau kemana?" Nadia membelalak melihat Alex pergi begitu saja. Kali ini keberadaan Nadia baru terlihat oleh Tiar.

"Dia siapa?" Tiar tidak bisa menutupi rasa penasarannya.

"Gue tunangannya. Lo siapa?"

"Sayang, jangan dengerin dia. Kita pulang aja." Jantung Alex meloncat mendengar Nadia bersuara. Bagaimana reaksi Tiar? Kemarin mendengar Alex punya (mantan) tunangan saja, Tiar sampai puasa dua hari dua malam.

Busettt deh kalau kejadian itu terulang lagi. Jangan sampai pacar bos satu ini cemburu. Bahaya. Beneran bahaya mengancam kalau Tiar berhadapan dengan Nadia.

"Ooo jadi Alex belum cerita ya?" Nadia berjalan mendekat dengan ketenangan yang di buat - buat.

"Saya tunangan Alex. Asal lo tahu, kami sebentar lagi akan menikah. Undangan sudah siap di sebar."
Tiar hanya menoleh ke kiri dan ke kanan. Melihat Alex sebentar lalu melihat Nadia begitu terus karena Alex tidak mau mengalah untuk membantah Nadia.

Alex masih berusaha meyakinkan Tiar bahwa dirinya sudah tidak ada hubungan lagi dengan mantan tunangannya.

"Aku sudah pernah menjelaskan sama kamu kan? Yang sebenarnya seperti apa?" Lama - lama Tiar jengah sendiri.

"Kalian kalau mau berdebat jangan disini. Kasian pengantinnya. Berisik tahu." Alex dan Nadia sama - sama tercengang. Terutama Nadia. Mengapa efek provokasinya datar sekali?

Waduh,tanda - tanda nih, PMS cewek gue.

"Nggak sayang,.." Alex menyelipkan anak rambut Tiar kebelakang telinga.

"Puas - puasin yang pacaran, sebelum undangan di sebar. Karena setelah itu elo harus jauh - jauh dari Alex." Nadia semakin panas melihat perhatian Alex kepada Tiar.

"Ya sudah, kita pulang." Perut Tiar tidak bisa berkompromi. Rasanya melilit sekali.

Wajah Tiar sudah seram, Alex tidak mau berlama - lama disana. Senggol sedikit lagi taringnya pasti keluar. Kemarin gelas pecah, waktu Tiar main angkat ponsel Alex tanpa ijin. Alex masih melihat bekasnya berantakan di lantai rumah kontrakan Tiar. Entah siapa yang membersihkannya. Lah, bisa jadi kali ini gelas di lempar ke muka Alex. Jauhkan Tiar dari meja makan! Jangan sampai dia memegang benda berbahaya.

"Bentar deh, Lex."

Alex mengangkat alis. Tinggal beberapa meter lagi mereka sampai di pintu keluar. "Lex, pulangnya bentar lagi ya?"

"Hemmm?"
Tadi minta pulang, sekarang nggak jadi?

"Katanya perut kamu sakit?"

"Aku pengen sup pengantin. Boleh?"

"Kamu nggak lagi ngidam kan? Aku belum 'ngapa - ngapain' kamu lho." Tiar melotot gemas dan tangannya sudah bersarang di pinggang Alex.

Aaawwwww. Alex mengaduh tanpa suara.

"Pengen sup pengantin." Tiar mulai merajuk. Datang bulan saja, manjanya ngalahin ibu hamil muda nih pacar.

What? Piringnya gimana? Beling kan? Bahaya banget nih.
Mulut Alex sudah membuka, tetapi menutup lagi.
"B-boleh." Mudah - mudahan cewek PMS ini tidak lebih galak dari kemarin.
"Aku suapin ya?"

"Nggak usahlah. Malu kali."

"Ya udah, aku pegangin piringnya." Tiar merebut piring supnya dari tangan Alex.
"Tangan kamu goyang terus, nggak enak makannya."

Alex panas dingin hanya karena pacarnya makan sup pengantin. WTF.

***

"Lo kemana kemarin?" Mbak Rena mencecar Tiar di hari pertamanya masuk kerja setelah cutinya habis. Tiar baru masuk ke ruangan 'team hore' ketika Mbak Rena memprotes kepulangannya di pesta kemarin.

"Gue cabut duluan. Sorry Mbak Ren, perut ga mau kompromi. Gangguan hari pertama." Tiar menoleh ke Alex yang berangkat bersamanya.

"Kirain bakal ada perang dunia di pesta pernikahan gue." Karena Rena tetap melihat keributan kecil yang dibuat Tomas meskipun dia berdiri di pelaminan.

"Maunya sih gitu. Gue giring keluar lalu gue cakar tuh mukanya. Gue uleg jadi sambel sekalian. Seenaknya aja ngaku tunangan cowok gue." Alex yang berdiri sedikit di belakang Tiar melongo. Tidak disangka pacarnya punya rencana senekat itu.

"Trus gue sengaja makan sup, niatnya mau gue lempar ke muka dia tuh." Alex menelan ludah mendengar betapa sadisnya gadis yang di pacarinya ini.

"Untung aja dia gue cegat pas mau ngikutin elo." Tomas yang baru datang merasa menjadi pahlawan saat pesta itu.

"Lagian lo kenapa sih Tiar? Lo apain dia bos?" Mbak Rena menatap penuh selidik kepada Alex.

Alex tersenyum simpul, meskipun hatinya bertarung hebat melihat reaksi Tiar. "Sudah donk." Alex menusap lengan Tiar melihat ketegangan di wajah kekasihnya. Sedikit demi sedikit urat kemarahannya mulai mengendur.

"Lagian lo juga sih, sama cewek kayak gitu aja cemburu. Mana nggak cantik, cuma tebel make up doank. Body juga kayak kutilang datar, nggak bohay bohay banget."

"Apaan tuh kutilang datar?" Kali ini Tomas yang penasaran dengan istilah Rena. Wah, kata - kata ajaib Rena keluar. Status mulai siaga satu.

"Kurus tinggi langsing dada rata. Nggak mbody sama sekali."

Glek! Tomas seketika tertawa dan Alex hanya cengar - cengir mendengarnya.

"Busetttt.. dapet istilah darimana? Sekali lagi gue lihat dia mendekat sama cowok gue, awas aja. Jadi sate dia."

"Tuh, dengar bos. Kalau bos nggak mau pacar bos kenapa - napa mending umbrella girl kemarin buat gue. Jangan biarkan dia merusak hubungan kalian."

Si Tomas habis makan apa ya? Tiar berpikir keras. "Tumben omongan lo baik."

"Gue takut aja, kalo sampai terjadi perang dunia, kalo nggak masuk penjara ya masuk rumah sakit jiwa ujung - ujungnya."

"Tomcatttt.. awas lo!"

"Weitsss... ini serius. Karena saingan lo nggak cuma Nadia, Neng. Masih ada satu tuh." Tomas mengarahkan pandangannya ke pintu masuk. Disana Citra melenggang cantik dengan hell 15cm yang menimbulkan bunyi cetak cetuk di lantai.

Tiar dan Rena mengikuti arah pandang Tomas. "Buset, gila, seksi banget." Rena tidak bisa menahan umpatannya. Citra memakai rok model A line, mungkin sepuluh centi diatas lutut. Dan blus lengan panjang berkancing rendah. Dimana kancing paling atas sengaja dia buka. Tanpa blazer.

"Fix, bentar lagi tumpah Mbak Ren." Tiar mengamati pergerakan sekretaris Alex.

"Bubar deh bubar. Lex masuk ruangan." Wuidih calon istri bos marah. Alex berpikir keras, seharusnya dia yang membubarkan cewek - cewek penggosip itu.

***

Tiar melihat jam tangannya yang terasa lebih lambat dari biasanya. "May, coklat lo masih?"
"Masih." Maya masih menatap layar komputernya.
"Minta donk."
"Ambil tuh deket dispenser."
"Makasih." Tiar beranjak dan membuat coklat panas untuknya. "Lo mau May, gue buatin."
"Boleh deh." Maya melihat Tiar sebentar lalu kembali menatap layar komputernya lagi.

"May?"
"Hemmm?"
"Gimana kabar kakak lo?" Kali ini Maya meninggalakan layar komputernya kemudian menoleh kepada Tiar.
"Lo kenapa? Kakak gue baik. Kalau ada masalah cerita aja." Maya menghela nafas.

"Gimana hubungan lo dengan Pak Alex?" Tiar melirik ruangan Alex lalu menceritakan semuanya kepada Maya. Dari dulu Maya memang sahabatnya yang selalu menemaninya.

"Gila banget ya Nadia itu. Trus Alex gimana?" Maya gemas sendiri mendengar mantan tunangan Alex.
"Ya Alex berusaha menghindar dari Nadia. Tapi dia agresif banget, May."

"Berarti lo harus lebih agresif."

"Nggak mutu nasehat lo." Maya tergelak melihat Tiar misuh - misuh sendiri.

"Tapi beneran deh Tiar. Lo harus lebih perhatian sama Alex kalau nggak mau pacar lo kecantol cewek lain. Jangan galak - galak. Jangan dingin - dingin. Pak Alex udah megap - megap kalau lo marah. Apalagi lo ngilang."

"Kapan gue ngilang?"

"Entah. Lo lupa? Waktu lo pura - pura sakit?"

Tiar nyengir mendengar ocehan Maya. Tetapi ada benarnya juga omongan lo May. Gue yang harusnya lebih perhatian sama Alex.

______________________________________

Maafkan typo yang bertebaran ya..
Karena baru selesai di ketik.
Vote dan comentnya ya...

Salam sayang 😘

Continue Reading

You'll Also Like

203K 14.3K 35
Prinsip Zara Amira Prabuwijaya soal Percintaan: 1. Tidak mau dijodohkan. 2. Tidak boleh jatuh cinta atau menikah dengan pria yang sekantor dengannya...
383K 14.8K 41
Kiran, begitu senang karena berhasil mendapatkan pekerjaan di sebuah tempat kerja impiannya dan sesuai profesinya. Tapi, tiba-tiba dia harus bertemu...
2.3K 177 24
Mendapat panggilan dari rumah sakit di pinggiran kota, dokter Garend Abumi Adetama meninggalkan rumah sakit Lagom Medical Center yang telah memberika...
3.7M 262K 29
#1 dokter (29 Juli 2020) #1 duda (20 Sept 2020) #1 romantic (20 april 2021) #1 kantor (25 Juli 2020) #1 doctor (6 Nov 2020) #1 rey (24 Sept 2020) #1...