eternal love between us ✔

By seannelyze

200K 17K 2K

[Beberapa chapter mengandung unsur DEWASA. Bijaklah dalam membaca. Anak di bawah umur, tolong urungkan niatny... More

blurb
satu
dua
tiga
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
tiga belas
empat belas
lima belas
enam belas
tujuh belas
delapan belas
sembilan belas
dua puluh
dua puluh satu
dua puluh dua
dua puluh tiga
dua puluh empat
dua puluh lima
dua puluh enam
dua puluh tujuh
dua puluh delapan
dua puluh sembilan
tiga puluh
tiga puluh satu
tiga puluh dua
tiga puluh tiga
tiga puluh empat
tiga puluh lima
tiga puluh enam
tiga puluh tujuh
ekstra part i
ekstra part ii
visualisasi

empat

4.1K 454 94
By seannelyze

Ponsel gue geter. Gue yang matanya masih lima watt, ngeraba-raba meja samping ranjang gue. Sayup-sayup mata gue ngeliat siapa yang hubungin gue jam segini. Lagian ya, kalau orang pinter, pasti mikir hari Minggu waktunya buat istirahat.

Bunda's Calling...

Pas liat nama bunda, gue langsung sadar. Bunda gue pinter kok. Beneran deh. Beliau udah S2.

"Halo, bun?"

"Adek? Kok lama jawabnya? Salamnya mana?"

Udah ganggu tidur, masih suruh salam, "Assalamu'alaikum, bunda,"

"Wa'alaikumsalam. Adek? Kamu ga pulang ke rumah?"

Gue garuk-garuk kepala. Persis monyet banget gue, "Hng? Masih belum libur, bun. Nanti kalau udah libur, Yona pasti pulang kok,"

"Ya udah. Bunda tunggu. Bawa calon ya?"

"Buunn..." gue ngerengek. Selalu calon, calon, calon aja yang di bahas. Kenapa ga cawet¹nya bi Asih aja sih yang di bahas?

"Adek.. Ayah sama bunda udah pengen nimang cucu. Udah kebelet. Lagian bunda sama ayah udah mulai putih rambutnya. Ayah pengen liat kamu nikah sebelum Allah bawa ayah pulang. Bunda juga sama kayak ayah. Pengen liat kamu sama suamimu dulu. Kalau umur ayah sama bunda panjang, kan bisa main sama cucu,"

Gue tiduran lagi di kasur. Soalnya pas tau telepon dari bunda, gue langsung reflek duduk, "Bunda selalu ngomong gitu. Ayah sama bunda pasti sehat terus kok,"

"Emang kamu siapanya Allah? Bisa tau umur ayah bunda panjang."

"Bun, suruh bang Jojon nikah duluan aja. Yona nanti-nanti aja bun,"

"Jangan jadi wanita workaholic. Kamu juga harus mikir masa depan,"

"Kerja kan juga mikir masa depan bun. Uang buat investasi pendidikan anak,"

Dari seberang, bunda mendengus, "Kamu selalu aja jawab omongan bunda. Mbok ya sekali-sekali kabulin permintaan bunda. Iya, bunda terima kasih sama kamu, karena udah di kirimin uang. Tapi bunda lama-lama bosen. Pengen kamu ngirim cucu buat bunda,"

Gue menghela nafas pelan. Mendengus depan orangtua ga sopan soalnya, "Gini deh bun. Aku kasih penawaran. Bang Jojon biar nikah dulu. Ga lama setelah bang Jojon nikah, aku janji bakal bawa calon,"

"Ga bisa kamu duluan yang nikah? Ayah pengen liat kamu pake kebaya. Maklumin aja, saudara ayah kan cowok semua, jadi ayah pengen liat kamu nikah,"

"Bunda mau terima penawaran aku atau ga? Kalau ga, ya udah, jangan maksa aku buat bawa calon," jujur, gue sedikit kesel. Tapi gue tahan, karena bunda orangnya sedikit baperan.

Bunda ga jawab pertanyaan gue, "Halo, bun? Bunda masih disana kan?"

"Masih. Bunda belum ke pasar kok. Bunda lagi mikir. Kamu udah kayak dosen penguji pendadaran ya. Otak bunda kaget di suruh mikir kayak gini,"

'Lah? Siapa yang suruh bahas masalah calon,' batin gue.

"Ya udah, bunda pikirin dulu aja. Jawabannya ga harus sekarang. Aku mau lanjut tidur. Kurang tidur gara-gara lembur ngerjain laporan dari kantor,"

"Udah sholat subuh?"

"Udah, bun,"

"Jangan lupa makan ya,"

"Iya, bun."

"Love you, baby. Assalamu'alaikum."

"Love you too. Wa'alaikumsalam,"

Gue naruh ponsel gue di samping kasur. Gue mendengus. Sebenarnya gue ga mau mendengus dengus gini. Katanya bikin cepet tua. Dan gue harus beli anti aging yang ampuh biar ga cepet tua. Gue cuma alasan doang mau lanjut tidur. Gue udah ga ada selera buat tidur. Lama-lama orangtua gue kayaknya udah kemakan omongan tetangga kampret. Ya wajar sih. Lah, anak tetangga gue yang cewek, udah punya anak semua. Bahkan yang baru lulus SMA, ada yang Married by Accident. Ga heran jaman sekarang kayak gitu.

Gara-gara gue udah ga selera buat tidur, gue cuma bengong natap langit-langit apartemen yang udah di hiasin hiasan bintang yang bisa nyala kalau gelap. BangKai yang masangin. Gue ga tau mau ngapain hari minggu gini. Masih jam tujuh pagi juga.

"Apa gue mulai cari cowok aja kali yaa. Seenggaknya buat di kenalin bunda. Setelah itu gue lepas," gue mulai gumam sendiri. Ya gimana, pertanyaan legend itu udah mulai keluar.

Dari gue kuliah, di tanyain, 'Kapan lulus?'

Pas udah selesai kuliah, di tanyain, 'Udah kerja belom? Kerja dimana?'

Pas udah kerja, beda lagi pertanyaannya, 'Kapan nikahnya?'

Dan begonya lagi, bukan keluarga gue yang nanya pertanyaan legend itu. Tapi tetangga. Sekali lagi, TETANGGA gue! Ada hubungan darah aja, kagak. Keluarga gue juga ga makan dari uang dia. Kok bisanya jadi lambe turah, ngurus hidup orang, padahal hidupnya sendiri belum tentu semulus ketek Yoona SNSD.

Dari pada gue mikir hal gitu, mending gue jalan aja ke mall. Lumayan cuci mata. Siapa tau ada yang nyantol 1 atau 2. Bukan cowok yang gue maksud. Tapi barang. Sekalian mau ke gramed liat komik sama novel. Puas-puasin aja. Sebelum gue dapet laki diktaktor.

Baru mau masuk kamar mandi, bel apartemen gue bunyi. Kebiasaan gue, kalau ada tamu selalu ga di liat dulu dari lubang kecil yang biasanya ada di pintu. Jadi langsung buka aja. Dan betapa kagetnya gue, si Sheun the sheep ada di depan apartemen gue.

"S-Sehun? Ngapain kesini pagi-pagi?" tanya gue yang sebelumnya gue diem karena shock.

"Mau nyapa tetangga baru,"

Mulut gue lupa caranya ke tutup. Sampe akhirnya, dia yang naikin rahang gue pake tangannya dan buat gue nutup mulut. Malu abis, anjir.

Sehun ngasih gue piring sterofom yang diatasnya ada dua sandwich, "Buat lo. Anggap aja, ramah tamah dari gue. Karena gue tau, lo ga akan mau beramah tamah ke unit yang lain," Sehun naikin satu sudut bibirnya. Keliatan ngejek sih, tapi ganteng.

"M-Makasih. Buatan lo?" tanya gue iseng.

"Gak. Tadi gue ke indomart, terus liat sandwich, ya gue beli aja,"

Jadi cowok kok ya jujur amat. Pengen nangis miris. Udah pengen terharu kalau emang sandwichnya buatan dia. Taunya.. Ga jadi terharu lah gue.

"Ga nyuruh gue masuk?"

Gue nyernyit natep dia, "Bukan muhrim,"

"Lagian disini kan bukan lingkungan perumahan. Kalau ada di satu atap yang sama, ga bakal di arak sambil telanjang sama warga kok. By the way, pikiran lo ngeres juga ya. Niat gue bertamu, bukan zinahin lo," sekali lagi, Sehun angkat satu sudut bibirnya dan giginya sedikit mengintip. Ganteng, tapi ngeselin ya percuma.

Gue mendengus. Bukan karena gue mikir hal mesum, tapi gue emang udah di kasih petuah sama orangtua, jangan suka bawa cowok masuk. Apalagi di kosan gue yang dulu, ga ada cowok yang masuk. Tapi kan kalau kos, langsung masuk ke kamar ya. Mungkin kalau di ruang tamu ga apa.

Gue buka pintunya dan gue miringin badan. Dia yang tau maksud gue, langsung masuk ke unit gue, "Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam," jawab gue pelan banget karena udah bete. Gue mau mandi, terus jalan ke mall, mungkin harus gue tunda karena ada TAMU YANG GA DI UNDANG.

Gue nyusul dia di belakang. Terus dia berdiri aja natep ruang tamu di unit gue, "Kenapa, Hun?"

"Gue ga akan duduk, sebelum yang punya unit nyuruh gue duduk,"

Gue ketawa ngejek. Gue duduk enak aja di sofa dan liatin dia yang masih berdiri, "Ya udah, kalau gitu lo berdiri aja,"

"Tega ya jadi cewek,"

Udah mulai nongol kan sifat iblis gue. Biasanya gue mode iblis gini depan Krystal sama bangKai. Bang Jojon sih kadang. Kalau gue udah kesel banget sama bang Jojon, baru gue keluarin sifat gue.

Dan dengan berat hati, gue nyuruh Sehun buat duduk. Gue gamau nanggung kalau kaki jenjang dia kenapa-napa, "Mau minum apa, Hun?"

"Es cokelat di tambahin susu sedikit aja,"

Ada ya orang ga tau diri kayak dia. Udah bertamu, nyusahi lagi. Dia ga pernah baca buku 'adab bertamu'?

"Ga ada cokelat, Hun. Gue belum ngisi kulkas gue, belum sempet belanja,"

Sehun ngeliat gue dengan muka polosnya, "Oh, kalau gitu, ayo belanja. Gue ga mau di kasih minum air putih doang soalnya,"

Gue mejamin mata dan coba kontrol nafas gue. Gue pengen anjing-anjingin adiknya kak Nana yang satu ini. Udah berkunjung tanpa kabar. Sekarang jadi tamu yang ga tau diri.

Gue senyum ke dia, "Ga us-"

Sehun liat arlojinya dan motong omongan gue seenak jidat, "Gua kasih waktu 10 menit buat lo siap-siap. Kalau sampai belum siap, gue dobrak pintu kamar lo,"

Oke. Gue sekarang sadar. Karma itu nyata. Gue yang ditaktor ke bangKai, sekarang dapet makhluk yang ditaktornya lebih parah dari gue. Ingetin gue, mulai saat ini gue ga akan nistain bangKai. Ga akan ngatain dia buluk. Ga akan pasang muka kemenangan kalau Krystal lebih milih gue. Dan ga akan pasang smirk jahat gue.

cawet¹ : celana dalam

Continue Reading

You'll Also Like

93.3K 344 20
My wlw thoughts Men dni 🚫 if you don't like these types of books block don't report Pm me girls<3
58.9K 2.7K 19
فيصل بحده وعصبيه نطق: ان ماخذيتك وربيتك ماكون ولد محمد الوجد ببرود وعناد : ان مارفضتك ماكون بنت تركي !
206K 1.1K 33
This is a mix of different animes that have smut in them
152K 6.1K 34
ထူးခြားထက် (Seme) ရွှေပုံ( Uke) Uke softဖြစ်တဲ့အပြင် intersex (ဒွိလိင်) ဖြစ်တာမို့ ကြိုက်မှဖတ်ကြပါနော် ကိုယ်ရဲ့ဒုတိယမြှောက်ficမို့ အမှားပါရင်ခွင့်လွှ...