PACAR RAHASIA : Bukan Lagi

By DNF_17

891K 39.2K 8.9K

Sequel of Pacar Rahasia. Boleh loh kalo mau follow dulu :) Cerita untuk remaja 17 tahun ke atas cover by @d34... More

PACAR RAHASIA 2 : BUKAN LAGI
Bos ???
Cemburu?
Daffa
Viona
Marah
Gengsi
Kak Shane Gila
Manja
Tunangan
Kenyataan
BonBin
Hancur
Belum
Maaf
Semoga Ini Benar
Sesak
Mas
Dedek Bayi
Ancaman
Menikah
Jahatnya Suamiku
Monyet
Dasi
Noda Kopi
Pedas
Sakit Perut
Jatuh Cinta Lagi
Kebiasaan Baru
Ngidam
Nangis
Pelampiasan
Imutnya
Jodoh
Kecewa
Cantik Katanya
Jangan Manja Lagi
Lelah
Terserah
Hm?
Rasa Apa Ini?
Sakit Luar Biasa
Shane Kecil
Anak Papa Katanya
Modus
Gak Lucu
Ada Apa Ini?
STOP
Grup Chat
Lagi dan Lagi
BEKA
BeKa Sudah Update
🎁GIVE AWAY TIME🎁
PENGUMUMAN GIVEAWAY
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
Extra Part 3 bagian 2
Extra Part 3 bagian 3
Tanya Dong, Jawab Yak
Extra Part 4
Extra Part 5
Extra Part 6
Extra Part 7
Extra Part 7 bagian 2
Extra Part 8
Extra Part 9
Extra Part 10

Kok Gini Sih?

11.1K 564 153
By DNF_17

Masih sama seperti hari kemarin, kak Shane menghabiskan banyak waktunya di kamar. Dia belum mulai beraktivitas di kantor lagi.

Aku sudah menyiapkan semua keperluan kak Shane mulai dari makan sampai baju ganti. Aku juga sudah menyuapi Airin dan memandikannya. Lalu siang ini Airin sudah tidur di kamarnya.

Sekarang aku mengistirahatkan badanku di sofa ruang keluarga. Sebenarnya aku tidak bekerja terlalu berat tapi rasanya badanku pegal- pegal semua.

"Ocha, Shane masih di kamar terus ya?" Mama Gina datang dan duduk di sampingku.

"Iya Ma, masih capek mungkin"

"Hem, kamu kenapa? Kok pinggangnya di pegang gitu?"

"Pegel dikit sih Ma"

"Mau Mama pijitin?"

"Boleh Ma?"

"Ya bolehlah sini, kamu ini haha"

Badanku agak enakan setelah di pijit sebentar oleh Mama Gina. Tiba- tiba terlintas dalam pikiranku untuk jalan- jalan keluar.

"Ma?"

"Iya? Kenapa?"

"Jalan- jalan yuk"

"Mau sih sebenernya tapi Mama nanti sore mau pergi, capek kalo sekarang harus jalan- jalan"

"Yah Mama"

"Itu ajak Shane sana"

"Enggak mau, kasihan dia"

"Pingin banget jalan- jalan ya kamu?" Tanya Mama Gina yang langsung ku balas dengan anggukkan beberapa kali.

"Emang jalan jalan kemana?" Tanyanya lagi.

"Mall juga gakpapa"

"Ajak temen kamu si Hani aja, yang dulu pernah kesini nyari kamu, kamu deket kan sama dia?"

"Ohiya ya Ma" aku baru tersadar jika ada Hani.

"Udah sana, suruh anterin Mang Urip mumpung Airin lagi tidur, tapi jangan lama lama ya, nanti Mang Urip sorenya nganterin Mama. Terus ke mall nya yang deket sini aja, kamu jangan capek- capek, kalo capek jalan, berhenti duduk dulu. Pokoknya jangan di paksain, jangan lari- larian"

"Iya iya Mama, sayang deh sama Mama" kataku sambil memeluk Mama.

***

Aku sudah sampai di mall, aku masih sibuk dengan ponselku karena Hani tidak kunjung datang.

"Mana sih Hani" gumamku sambil melihat kesana kemari.

Aku memutuskan untuk berjalan masuk perlahan.

"Woy Chaa" suara Hani menganggetkanku. Dia menepuk punggungku dari belakang.

"Huaaaa kaget hikss hikss"

Hani bengong, lalu panik melihatku menangis. Bukannya aku cengeng tapi memang aku sungguh kaget dan refleks menangis.

"Aduh aduh Cha maaf, gue gak sengaja, gue kan cuma bercanda, sini sini duduk dulu yuk Cha"

"Hikss hikss kaget beneran gue" jantungku masih berdegup kencang.

Hani memegang kedua bahuku dan mengajakku duduk di bangku besi di dalam mall.

"Ocha maafin gue"

"Lo sih, ngagetin banget"

"Iya gak lagi deh, hm sekarang lo mau kemana gue anterin yok"

"Gue mau jalan muter muter doang kok, habis itu pulang"

"Hah? Jalan muter doang? Gak beli atau makan gitu?

Aku menggelengkan kepalaku.

Setelahnya aku dan Hani mulai berjalan- jalan melihat seisi mall. Senang sekali rasanya bisa keluar seperti ini.

"Hani, gue pengen ke tempat bermain"

"Mau ngapain?"

"Pengen aja"

"Yaudah, masih kuat jalan kan?"

"Masih kok"

Tak berapa lama aku dan Hani sampai di area bermain anak. Siang ini ramai sekali di sana. Senyumku terkembang saat melihat anak- anak bermain di sana. Mereka semua tertawa dengan lepasnya.

"Mamaaa" terdengar suara anak kecil yang familiat.

"Mamaaa" suara itu semakin mendekat saja.

Daffa

Aku membalikkan badanku.

"Mama, Daffa kangen banget sama Mama, Mama jahat gak pernah main ke rumah Daffa"

"Daffa, Mama juga kangen, maafin ya belum sempat main"

Daffa memelukku, lalu dia melepasnya, dia terlihat kaget melihat perutku yang sudah membesar. Sepertinya dia kebingungan dengan keadaanku sekarang.

"Apa ini Mama?" tanyanya sambil menunjuk perutku.

"Ada dedek bayi di dalem sini?"

"Bayi?"

"Iya"

"Adik Daffa?" tanyanya lagi.

"Iya Daffa, adiknya Daffa"

"Yeay Daffa punya adik, Daffa seneng banget"

"Ohiya ini kenalin tante Hani" kataku sambil menyuruh Daffa bersalaman pada Hani.

"Hallo tantee" katanya.

"Hai anak ganteng"

"Makasih tante"

Terlihat Mas Farhan masih dengan setelah baju kantornya melangkahkan kaki ke arah kami. Aku melambaikan tanganku untuk menyapanya.

"Daffa, kamu papa cariin loh"

"Mas Farhan habis dari kantor ya?" tanyaku.

"Iya ini habis jemput sekolah Daffa, eh dianya langsung pengen main"

"Oh.."

"Eh pacarnya Roy ya?" tanya Mas Farhan saat melihat Hani.

"Hehe iya" balas Hani dengan malu- malu.

Aku mengerutkan dahi, Mas Farhan sepertinya sudah kenal dengan Hani, atau dia sudah pernah melihat Roy bersama Hani. Jadi Roy dan Hani sering bertemu akhir- akhir ini.

"Loh kok Mas Farhan tahu?" tanyaku penasaran.

"Dia sering ke kantor nyamperin Roy"

"Hah? Beneran Hani?" aku kaget dan menoleh ke arah Hani untuk mendapat jawaban.

Bukannya menjawab dia malah tersipu malu dan menyenggol tanganku. Aku tidak menyangka mereka akan sedekat itu. Aku yakin, sekarang mereka sudah saling mencintai.

"Eh Ocha, kamu hamil?" Mas Farhan baru menyadarinya.

"Iya papa, di dalem perut mama ada adik bayinya Daffa" mendengar perkataan Daffa, Mas Farhan diam dan menatapku.

"Hehehe" aku hanya tersenyum.

"Sudah berapa bulan usia kandungannya?"

"Udah hampir 6 bulan"

"Wah, kamu kok gak bilang bilang sih"

"Iya maaf Mas Farhan"

"Ohiya kalian udah makan?"

Aku dan Hani menggeleng pelan.

"Ayo ikut aku sama Daffa makan"

"Iya Mama, temenin Daffa makan ya?"

Hani melihat ke arahku. Aku berpikir sejenak, melihat jam pada ponselku.

"Boleh deh" aku mengiyakan.

Setelah lama menunggu pesanan, beberapa piring makanan pun datang dan membuatku sangat ingin memakannya. Semua makanan yang ada di depanku terlihat sangat lezat.

Yang lain sudah mulai makan, tapi aku masih diam memandangi makanan di depanku. Aku teringat kak Shane, rasanya ingin sekali makan bersamanya dan di suapi olehnya.

"Cha, kok gak di makan?" tanya Hani.

"Pengen di suapin"

"Yaudah sini gue suapin Cha" tawar Hani.

"Enggak mau" kataku sambil menggelengkan kepalaku dan mengerucutkan bibirku.

"Mama kayak akan kecil hahaha" ledek Daffa.

"Terus mau di suapin siapa Cha?"

"Mas Farhan?" ujarku sambil melirik ke arah Mas Farhan yang masih sibuk makan.

"Heh? A-aku? A-aku yang nyuapin?" ucap Mas Farhan sedikit tidak percaya.

"Maaf ya Pak Farhan, mending bapak turutin aja, kalo enggak nanti si Ocha bisa nangis" mohon Hani.

Hani bergeser lalu Mas Farhan berpindah duduk di sampingku. Mas Farhan mulai mengambil piring makananku.

"Ocha?" katanya sambil menyodorkan sesendok makanan untukku.

Entah mengapa rasanya senang sekali, aku menjadi membayangkan Mas Farhan itu kak Shane.

"Ciee papa" ledek Daffa.

"Kak Shane lagi, lagi" kataku saat kunyahanku sudah habis. Mas Farhan membulatkan matanya menatapku. Aku kelepasan, aku memanggil Mas Farhan seakan memanggil kak Shane.

"Eh eh maaf Mas Farhan"

Apakah aku terlalu rindu untuk berdekatan dengan Kak Shane, padahal kak Shane sudah di rumah sekarang. Aku jadi ingin cepat pulang.

***

Kak Shane terlihat sedang duduk di pinggir ranjang. Aku berjalan menghampiri dan duduk di sampingnya.

"Darimana?" tanyanya datar.

"Dari luar, jalan- jalan sebentar"

Aku melihat keringat di wajah kak Shane, aku berniat mengelapnya tapi tangan Kak Shane menepis tanganku. Hatiku bergetar, sakit rasanya kak Shane memperlakukanku seperti itu. Bahkan dia tidak melihatku sama sekali.

"Kak Shane?"

Wajah kak Shane terlihat marah, dia diam dan tidak menjawabku lagi.

"Kak Shane, sayang kamu kenapa? Aku salah apa?"

Tanganku coba meraih tangan kak Shane tapi dia menjauhkan tangannya.

Jangan nangis Ocha, kamu gak boleh nangis lagi

"Kak Shane kamu kenapa? Aku tanya, jawab dong"

"Kak Shane?"

"Kamu tuh ya, kamu ngapain suap- suapan sama Pak Farhan mesra lagi, aku bisa terima kamu makan di suapin Ciko, walaupun aku cemburu aku masih bisa menahannya. Tapi tadi kamu di suapin Pak Farhan" jelasnya dengan nada tinggi membuatku menundukkan kepalaku dan menutup mata.

Kak Shane tau dari siapa

"Aku kecewa sama kamu, apa gunanya aku sebagai suami kamu? Kenapa gak ngajak aku hah?"

Aku tidak tahu kak Shane akan semarah ini. Aku masih menutup mataku, air mataku sudah tak tertahankan.

"Aku sa-sama Hani hikss, a-aku gak sengaja ketemu Mas Farhan"

"Apa? Gak sengaja? Kamu yakin? Oh.. apa jangan jangan kamu emang janjian sama Pak Farhan makannya kamu bukan ngajak aku tapi malah Hani kan? Iya kan?"

"Enggak kak Shane hikss hikss, beneran gak sengaja ketemu"

"Aku kecewa sama kamu"

Setelahnya kak Shane pergi, aku masih duduk, kedua tanganku ku jadikan tumpuan. Ku remas sprei dengan tanganku, rasanya sakit sekali di bentak Kak Shane seperti itu. Kak Shane tidak pernah memarahiku seperti itu.

"Kak Shane hikss"

"Hikss hikss hikss"

"Kok jadi cengeng gini sih Cha kamu, hamil kok gini banget ya rasanya, kenapa apa apa jadi nangis gini, kak Shane cuma marah sebentar kok Ocha, jangan nangis lagi Ocha hikss hikss. Kamu dulu wanita kuat, stop nangisnya" gumamku bermonolog sendiri.

"Hikss hikss" percuma saja aku menyakinkan diriku sendiri, aku tetap saja menangis.

Aku tidak tahu dengan diriku yang akhir- akhir ini gampang sekali menangis. Tapi kali ini hatiku sungguh sakit. Aku tidak sanggup jika kak Shane marah padaku. Rasanya aku seperti setengah hidup.

***
Hai semuanya. Maaf ya baru update lagi. Lagi lumayan sibuk dan banyak yang sedang mengganggu pikiran. Maaf ya🤧

Makasih bagi yang udah baca. Jangan lupa vote dan comment nya ya😘










Continue Reading

You'll Also Like

2M 173K 70
[FOLLOW PENULISNYA! JIKA SUKA KARYANYA] (COMEDY-ROMANCE) Deket boleh, saling sayang juga boleh. Namun, apa gunanya semua itu jika keduanya tidak memi...
355K 15.1K 37
Dia dicintai anak satu SMA, bohong kalau gadis-gadis di SMA mengatakan Dia itu tidak mempesona, setidaknya mereka pernah memiliki rasa kagum walau ha...
2.4M 181K 48
Elang menikahi Nadella, karena orangtuanya menyuruhnya. Sungguh, dalam pikirannya tidak pernah sekali pun terlintas menikahi gadis yang bahkan seumur...
127K 12.1K 18
Bagaimanapun jika mantan crush malah menjadi partner dalam merawat seorang bayi?? Start : 28 Oktober 2021 End : 8 November 2021 WARN-!! JAEREN BXB GA...