BOYKILLER Vs LADYKILLER

By PuspitaRatnawati

1.8M 138K 4.6K

Kharel Mackenzie (27th) tampan dan seorang miliarder di Italia. Di sisi reputasinya itu, ia adalah sang LADYK... More

The MACKENZIE
Stop Plagiarism!
close PRE ORDER
PROLOG
Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 05
Part 06
Part 07
Part 08
Part 09
Part 10
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Close PO!
Part 28
Part 29
EPILOG
NEW STORY

Part 11

52.4K 4.7K 225
By PuspitaRatnawati

Arely POV

     Merenung, mungkin itu hal yang sudah menjadi kebiasaan baruku. Setelah hari itu datang dalam hidupku, serasa duniaku menjadi semakin temaram. Aku duduk di dekat jendela kamar seraya menunduk, aku merenungkan segalanya. Hari ini aku memutuskan menginap di mansion Cira dan suaminya. Bayangan dari awal aku bertemu dengan pria brengsek itu, menyeruak bebas di pikiranku.

Saat pertama kali aku melihatnya di restoran itu, lalu di jalan saat insiden hampir kecelakaan itu, belanjut di mansion, kemudian bertemu di jalan lagi dan di klub. Dasar pria sialan! Kenapa pria bernama Kharel Mackenzie begitu disegani banyak orang? Percuma jenius jika otaknya cabul. Dia lancang sekali menciumku tanpa permisi, menculikku dan berani-beraninya mempermainkan aku. Padahal aku dari awal tidak pernah mengarahkan target kepadanya tapi, justru aku yang menjadi sasarannya.

Pria itu berbahaya. Dia tidak cuma menghancurkan kekasihnya saja, wanita asing pun turut ditarik dalam permainannya. Seandainya aku bisa melaporkan tindak pelecehannya pada polisi. Oh tidak, aku pasti akan hancur lebih dari ini. Bisa saja aku di gilir oleh Kharel dan orang-orangnya itu. Tiba-tiba bayangan hubungan intim itu mencampuri pikiranku. Tubuh kami yang sama-sama polos, gerakannya yang lembut dan desahannya. Senyumku mengembang dan pipiku memanas mengingat hal intim itu.

Aku menampar pipiku sendiri, "Dasar idiot! Jangan senyum-senyum dan jangan memikirkannya! Idiot!"

Kalau sudah begini, apa aku masih bisa menarik perhatian dari para sasaranku? Secara aku sudah tidak perawan. Apa yang aku pikirkan? Jalang pun masih banyak dicari para pria hidung belang. Tidak ada kaitannya perawan atau tidak. Semua kembali pada selera.

"Kamu berhak merasakan kasih sayang dan cinta dari seorang pria."

"Kamu hanya tinggal menunggu waktunya untuk merasakan itu. Aku yakin, pasti kamu merasakan apa yang ku katakan tadi. Kamu harus bersabar dan mulailah hidup yang baru! Aku percaya padamu, pasti kamu bisa menjalani hidup ini dengan baik."

Aku jadi ingat perkataan Cira. Misalkan itu benar terjadi, aku nanti punya kekasih dan tiba-tiba aku jatuh cinta lalu kami menikah. Kalau suamiku nanti tahu tentang keperawananku yang di rampas oleh pria asing bagaimana? Aku pasti dicampakkan dan diceraikan. Beruntung bila dia mencintaiku dengan tulus, hingga dia menerimaku apa adanya. Tapi jika tidak? Mungkin hidupku nanti akan selalu sendiri dan tetap menjadi boykiller, mencari target lalu ku hancurkan. Seandainya masa lalu yang kelam itu tidak pernah aku alami, aku tidak akan menjadi seperti ini. Pembenci pria dan boykiller. Sisi gelapku itu lahir ketika melihat apa yang Ayah lakukan pada Ibu. Betapa brengseknya Ayahku, tega membunuh istrinya sendiri.

"Tidak semua pria itu jahat. Pasti ada satu pria yang baik untukmu diantara banyak pria dimuka bumi ini." Ucapan Paman Francis terlintas dibenakku.

Apa benar? Batinku.

Seandainya aku bisa berkomunikasi dengan penciptaku, aku akan bertanya segalanya.

Aku benci Kharel Mackenzie. Bagaimana jika aku mengandung anaknya? ucapku dalam hati seraya memegang perutku.

Namun dengan cepat aku melepas peganganku dari perutku. Aku menggelengkan kepala dan menghela nafas pelan, menenangkan diri.

Tidak! Jangan sampai. Aku tidak boleh berpikiran negatif dulu, batinku.

Aku menarik nafas dan menghembuskannya pelan. Ini baru awal bulan, dua minggu lagi pasti aku menstruasi dan itu akan memastikan jika aku tidak hamil. Sejak Cira bertanya soal Kharel memakai pengaman atau tidak, sejak saat itu aku jadi khawatir begini. Memikirkan segala hal buruk itu membuatku semakin stress.

◼️◻️◾️▫️❤▫️◾️◻️◼️

Author POV

Milan, Italia.

    Kharel Mackenzie, putera keempat Mackenzie itu sampai di mansion rekan bisnisnya. Ia turun dari dalam mobil sport dan mengerutkan kening ketika melihat Hans tengah mencuci mobil sport berwarna perak.

Kharel melepas kacamata hitamnya seraya menghampirinya, "Apa pembantumu sedang cuti sampai-sampai kau cuci mobil ini sendirian?"

Hans tersenyum lalu mencuci tangannya yang penuh busa sabun.

"Apa salah jika majikan sendiri yang melakukannya? Lagipula ini hal kecil yang menyenangkan," ujar Hans.

"Oh. Dimana adikmu? Maksudku.. Arely?" tanya Kharel.

Itulah tujuan Kharel ke mansion Frederick, si tampan itu ingin memastikan Arely tetap berada di mansion. Kharel tidak ingin pria mana pun mendekati gadis yang menggairahkannya. Ada perasaan yang misterius dihatinya, dirinya bahkan masih bingung untuk memastikan perasaan apakah itu. Perasaannya masih semu, belum terlihat jelas. Hans menatapnya intens, ia curiga dengan sikap Kharel yang tiba-tiba menanyakan Arely.

"Dia tidak ada di mansion. Dia pergi sejak dua hari yang lalu," kata Hans.

Kharel terkejut, "Kemana?"

"Ke tempat sahabat lamanya sekaligus liburan di Indonesia," jawab Hans.

"Indonesia?!" timpal Kharel bereaksi sama.

Hans yang melihatnya semakin aneh, "Ada apa? Kenapa kau terkejut seperti itu, Kharel?"

Kharel memasang wajah datar, "Tidak ada apa-apa, hanya kaget saja. Dia pergi ke Negara yang cukup jauh itu.. sendirian."

Hans menggangguk, "Dia tidak mau menungguku satu bulan lagi. Sepertinya, dia tidak sabar tuk berlibur."

Dia pergi ke Indonesia, untuk berlibur atau menghindar dariku? Sial! Aku tidak yakin ia berlibur. Gadis itu menghindariku. Sebegitunya kah dia membenciku?  Kharel membatin.

"Maklumlah, Arely selalu sibuk bekerja. Jadwal pemotretan dan komersialnya padat," kata Hans.

Dia tidak mendengarkanku. Dia justru melamun, batin Hans memperhatikannya.

Hans meminta Kharel untuk masuk, tapi Kharel justru melangkah pergi dengan buru-buru tanpa bicara apapun. Hans menatap mobil sport itu sampai hilang dibalik gerbang mansion.

"Dia pria yang sangat aneh!" ucap Hans seraya menggelengkan kepalanya heran.

Seorang pria berumur kepala tiga itu mendengar pembicaraan Hans dan Kharel  dari kejauhan, ia melihat dan mendengar semuanya. Adrian sudah dapat informasi kedua kalinya, ia akan memberitahukannya kepada Arely jika Kharel mencarinya. Adrian memang ditugaskan oleh Arely untuk mengawasi gerak-gerik Kharel saat datang ke mansion. Saat Adrian memberitahu Arely kalau melihat Kharel bermesraan dengan seorang wanita di pesta topeng kala itu, Adrian tidak sengaja melihatnya. Adrian sendiri di ajak oleh Francis untuk menemaninya ke pesta topeng.

Kesempatan itu Adrian gunakan untuk memotretnya dan memberikannya kepada Arely. Adrian tidak tahu alasan kenapa Arely memerintahkannya untuk melakukan pekerjaan barunya, mengawasi gerak gerik Kharel ketika di mansion Frederick maupun di luar. Arely bahkan memerintahkan Adrian untuk tutup mulut akan itu, ia tidak mau siapapun tahu.

     Di mansion Kharel Mackenzie...

"Hubungkan layar monitor itu ke monitor yang ada di Indonesia, sekarang!" perintah Kharel kepada orang yang berjaga di depan layar monitor.

Kharel memiliki satu ruangan khusus yang sangat rahasia di mansionnya. Ruangan yang terdapat banyak sekali layar monitor yang terhubung ke berbagai Negara, kecuali Korea. Ruangan itu berguna untuk sistem bisnis yang tersebar luas di banyak Negara dan untuk kepentingan pribadinya sendiri. Kali ini Kharel menyuruh seorang pria tadi untuk menghubungkannya ke monitor yang berada di Indonesia. Layar monitor itu cukup besar dan berteknologi canggih. Orang yang berjaga di ruangan itu mengetik sesuatu di beberapa tombol dan sekali klik layar di depan mereka menampilkan seseorang yang berpakaian resmi.

"Ada apa, Tuan Kharel? Apa ada hal penting yang hendak anda perintahkan kepada saya?" tanya pria berkumis tipis disana.

Kharel menatap tajam ke arah orang yang dilayar itu, "Aku ingin gadisku kembali! Kau dan anak buahmu mudah mencarinya, aku telah memasang alat pelacak di ponselnya."

"Siap, Tn. Kharel!"

Kharel mengangguk, "Bagus!"

Setelah itu Kharel melangkah keluar dan tersenyum senang. Saat Kharel memegang ponsel Arely, malam romansa itu Kharel memasang alat pelacak diponsel Arely. Bukan dalam bentuk aplikasi l, tapi sebuah alat pelacak yang ukurannya bulat, sangat kecil, transparan dan warnannya sama seperti warna dasar ponsel Arely. Alat pelacak canggih itu tidak akan bisa dilihat oleh siapapun, hanya Kharel yang tahu dimana posisi alat pelacak itu. Dan orang-orang Kharel Mackenzie saja yang memiliki radar yang berguna untuk mengetahui posisi sesuatu atau seseoramg yang dilacak.

Baiklah, aku tidak akan mengganggumu. Tapi ini untuk sementara waktu dan sejauh apapun kau pergi, menghindariku, aku akan tetap berada di belakangmu. Kharel membatin.

"Semoga rencanaku tumbuh dalam rahimmu. Aku menjebakmu Arely Esprancio," desisnya.

*******

Kharel Mackenzie

.
.
.

👉 Please, give me vote and comment👈

PuspitaRatnawati

28 Juli 2018

(17:42)

*_ _NEXT TO PART 12_ _*

Continue Reading

You'll Also Like

6.5M 221K 29
SUDAH TERSEDIA DI PLATFORM KUBACA. (Mature Romance) Gilbert Jerr Alessio, pemilik agensi modeling terbesar di daratan Amerika dan Eropa. Bastard, bia...
1.4M 67.6K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
44.1M 2.3M 96
SERIES SUDAH TAYANG DI VIDIO! COMPLETED! Alexandra Heaton adalah salah satu pewaris Heaton Airlines, tetapi tanpa sepengetahuan keluarganya , dia men...
4.8M 144K 15
Ketika cinta pertamanya kandas, Alexa membalas dendam dengan cara menerima perjodohannya dengan Justin; CEO Stevano Inc yang sudah terlalu dikenal de...