Damn Taehyung

By Caveun

642K 76.9K 5.2K

Karena penipuan penjual apartemen, Cha Seul-Ji terpaksa tinggal dengan pria yang baru belakangan ini ia kenal... More

Prologue
Bagian 1 : Berbagi
Bagian 2 : Hug
Bagian 3 : First Kiss
Bagian 4 : Try
Bagian 5 : Lain Kali
Bagian 6 : Seul-Gi-Seul-Ji?
Bagian 7 : Drunk
Bagian 8 : Bipolar
Bagian 9 : Her
Bagian 10 : 불장난
Bagian 11 : Confuse
Bagian 12 : Possessive
Bagian 13 : Fly Down
Bagian 14 : Damn
Bagian 15 : FYI
Bagian 16 : Lost
Bagian 17 : When Love Start Be Hurt
Bagian 18 : To Stay
Bagian 19 : Like A Dream
Bagian 20 : Choice
Bagian 21 : Tell Me What Is Love
Bagian 22 : [Best] Friends.
Bagian 23 : Shine
Bagian 24 : Parents
Bagian 25 : Jeon Jung-Kook
Bagian 26 : Korean Drama Lesson
Bagian 27 : Lovelorn
Bagian 29 : Accident
Bagian 30 : Perpisahan
Bagian 31 : Pelajaran Hidup
Bagian 32 : Inferiority Complex
Bagian 33 : The End
Epilog
Informasi [Damn Taehyung + Fuck Jimin]
Park Jimin [FAQ & Informasi PO]

Bagian 28 : Childish!

11.7K 1.5K 94
By Caveun

"Kau masih kelas satu, kau sungguh tak apa bertunangan?"

Seul-Ji berbisik pada gadis dengan rambut dikuncir ekor kuda di hadapannya. Keduanya duduk di sudut kantin dengan sebuah susu pisang di tangan mereka.

Gadis di hadapan Seul-Ji menghela napas panjang, kemudian meringis.

"Semua ini untuk yayasan milik Ayahku. Aku dan Jung-Kook bertunangan hanya untuk suntikan dana dan mencari sponsor. Orangtuaku sudah menjualku dan menjadikan Ayah Tiriku sebagai perantaranya," ucap gadis itu lirih.

"Ya! Lee Min-Ji!"

Gadis berkuncir ekor kuda yang sedang duduk bersama Seul-Ji menoleh. Menatap malas seorang laki-laki yang tadi memanggil namanya dengan lantang, Jeon Jung-Kook.

Jung-Kook berlari mendekati Min-Ji dan Seul-Ji. Matanya menyipit ketika melihat Seul-Ji, memastikan apa yang dilihatnya.

"Oh! Kau kekasih Tae-Hyung Hyeong, 'kan?!" seru Jung-Kook bersemangat.

Seisi kantin melirik Jung-Kook. Menatap jeli antara Min-Ji dan Seul-Ji yang sedang duduk satu meja dengannya.

Seul-Ji menendang kaki Jung-Kook cukup keras. Bersiap melempar bekas bungkus susu pisang di tangannya kalau-kalau Jung-Kook berteriak lagi padanya.

Benar saja, Jung-Kook hampir kembali berteriak kalau saja Seul-Ji tidak mengambil ancang-ancang untuk melempar bekas bungkus susu pisang di tangannya.

"Tidak bisa kah kau menutup mulutmu?!" tanya Seul-Ji dengan nada tinggi yang tertahan. Kemudian, gadis itu melanjutkan, "Lagipula aku bukan kekasihnya!"

Jung-Kook di samping Min-Ji. Merebut susu pisang di tangan gadis itu dan menyedotnya hingga habis.

Min-Ji merenggut malas, namun masih berusaha mengendalikan air wajahnya agar tidak terlihat masam.

"Bagaimana bisa kalian bukan sepasang kekasih? Seingatku, selain Seul-Gi Noona, dia tidak pernah mengantar seorang gadis pulang ke rumah," jelas Jung-Kook.

Pipi Seul-Ji memanas. Namun, ia kembali terbayang pada Seul-Gi.

Kang Seul-Gi... bagaimana kabarnya sekarang?

"Sudah diam!" titah Seul-Ji galak yang langsung membuat Jung-Kook tutup mulut.

Seul-Ji tampak berpikir sejenak. Kemudian, gadis itu memajukan dirinya, memandang Jung-Kook lekat.

"Dia mengetahui soal Da-Hyun?" tanya Seul-Ji pelan.

Min-Ji melirik, namun tidak menghiraukan percakapan mereka karena tidak mendengar dengan jelas pertanyaan dari Seul-Ji.

"Tidak dan jangan biarkan dia mengetahuinya. Aku sangat memohon padamu, Noona."

Suara Jung-Kook terdengar parau, seperti suara penuh iba seorang ayah yang menemukan seorang bayi di pinggir jalanan. Juga seperti gelandangan yang mengharapkan uang recehan.

"Kenapa tidak kau beritahukan saja padanya? Akan menyakitkan jika dia tau dari orang lain, bocah," bisik Seul-Ji menuntut.

Jung-Kook menyeringai. Melirik Min-Ji sebentar hingga gadis itu mendelik, kemudian kembali menatap Seul-Ji.

"Pertunangan kami hanya karena uang. Jadi, dia tidak berhak tau urusan percintaanku yang sebenarnya dan tak pantas cemburu juga nantinya."

Angkuh dan naif.

Seul-Ji mendapati nada angkuh dari Jung-Kook. Sungguh kelinci bergigi serigala yang naif.

"Kalau sampai kau yang nanti mencintainya dan dia pergi, kau akan mengerti rasanya cinta karena terbiasa dan menyesali kepergiannya nanti."

Hanya itu yang dapat Seul-Ji katakan sebelum akhirnya mendapatkan panggilan telfon dari Tae-Hyung dan berpamitan, kemudian pergi.

Jung-Kook menatap Min-Ji yang mau tak mau membalas tatapan Jung-Kook.

"Apa?" tanya Min-Ji malas, namun tetap mempertahankan intonasi tenang.

Terdengar sangat tidak menyenangkan.

"Kau tidak akan jatuh cinta padaku, 'kan? Atau aku harus memperbarui kontrak kita yang baru saja pagi ini kita tanda tangani?"

Jung-Kook menyeringai, sementara Min-Ji meringis dalam hati.

Kasihan sekali dia. Kepercayaan dirinya itu menakutkan.


***

"Kau bertemu dengan Jung-Kook tanpa meminta izin dariku?" tanya Tae-Hyung dengan nada kesal yang terlalu ketara dan menuntut penjelasan.


Saat ini, mereka sedang berada di atap. Bersama dengan Ji-Min dan Yoon-Ji yang sedang asik memakan camilan di tempat yang sedikit jauh dari posisi Tae-Hyung dan Seul-Ji.

Seul-Ji memutar kedua bola matanya kesal. Dia menatap Tae-Hyung jengkel.


"Aku tidak berniat bertemu dengan si bocah itu, mengerti? Aku bertemu dengan Min-Ji dan bocah kelinci sialan itu datang, Tae-Hyung!"


Seul-Ji hampir saja menjerit menghadapi kecemburuan Tae-Hyung yang terlalu kekanak-kanakan.


"Tetap saja kau bertemu dengannya tanpa memberitahuku!" sahut Tae-Hyung mengeluarkan nada tinggi yang langsung membuat Ji-Min dan Yoon-Ji menoleh.


Yoon-Ji mendekat, membuat Ji-Min ikut bangun dan mengikuti Yoon-Ji.


"Apa?! Kenapa kalian saling berteriak, ha?!" tanya Yoon-Ji.

Yoon-Ji berdiri di antara Tae-Hyung dan Seul-Ji yang masih saling berhadapan seraya melipat tangan mereka di dada.


"Dia bertemu dengan laki-laki tanpa memberitahuku," ucap Tae-Hyung dengan intonasi tenang, namun raut wajah menyeramkan.


Seul-Ji berteriak frustasi, kemudian menyahut, "Aku menemui Min-Ji dan si bocah kelinci sialan itu datang! Aku tidak menemuinya!"


"Itu sama saja kau bertemu dengannya, bukan?!"


"Jelas kasusnya berbeda, sialan!"


"Kini kau mengumpatiku?!"


"Ya! Karena kau memang sialan, Kim Tae-Hyung! You such a Damn Tae-Hyung!"


"Tidak bisakah kalian saling percaya saja? Seul-Ji sudah menjelaskan kesalahpahamannya, Tae-Hyung," ucap Ji-Min mencoba melerai.


"Kenapa laki-laki sangat protektif dan cemburuan sih?!" keluh Yoon-Ji yang langsung mendapat anggukan setuju dari Seul-Ji.

Ji-Min dan Tae-Hyung menggeleng cepat.


"Kami bukan terlalu protektif, hanya saja kami takut kehilangan seseorang yang sudah sangat kami sayangi," jelas Ji-Min.


"Ya, karena kehilangan seseorang yang disayangi rasanya sama seperti kau kehilangan separuh harapan hidupmu."


Seul-Ji dan Yoon-Ji saling tatap sejenak. Kemudian, mereka sama-sama melipat tangan di dada.


"Ya, baiklah. Laki-laki kan tidak pernah mau kalah dan terlihat salah," ujar Seul-Ji tajam.


"Ketika kita melakukan kesalahan mereka akan membahasnya terus-menerus. Namun, ketika mereka yang salah, mereka akan terus mengelak dan dengan bodohnya kita sering mempercayainya," sahut Yoon-Ji tak kalah tajam.


Seul-Ji mengapit lengan Yoon-Ji, kemudian pergi. Berbisik-bisik dan tertawa setelahnya.

"Hm. Lagipula pulang sekolah aku tidak ada rencana dengan siapa-siapa," ucap Seul-Ji, sengaja mengencangkan suaranya.


"Ah! Nanti kita akan pergi hingga larut malam, oke?" ucap Yoon-Ji yang langsung mendapat anggukan cepat dari Seul-Ji.


"Hei, bagaimana dengan kencan buta? Sepertinya menyenangkan."


Tae-Hyung menoleh cepat. Menatap Seul-Ji yang meliriknya dan menyeringai sebelum menutup pintu atap.


"Kurasa mereka akan pergi ke bioskop," ujar Ji-Min.


"Seul-Ji tidak terlalu suka pergi ke bioskop, kecuali jika ada film yang menurutnya pantas untuk ditonton di bioskop," jelas Tae-Hyung.


"Apa Seul-Ji suka pergi ke kafe?" tanya Ji-Min.


"Tidak terlalu sering. Dia hanya akan pergi ke kafe yang menyediakan cokelat panas dengan marshmallow buatan sendiri. Seul-Ji lebih suka permen sebagai camilan. Bagaimana dengan Yoon-Ji?"


"Yoon-Ji lebih suka kue daripada permen. Kue red velvet dengan cheese cream dengan kacang," jelas Ji-Min.

Tae-Hyung tampak berpikir sejenak. Kemudian, dia menatap Ji-Min.


"Pusat perbelanjaan dengan kafe yang menyediakan cokelat panas dengan marshmallow buatan sendiri juga kue red velvet dengan cheese cream dengan kacang, toko permen yang cukup komplit, dan bioskop."

Tae-Hyung mengeluarkan beberapa gagasannya yang muncul dari beberapa fakta yang mereka kumpulkan. Ji-Min tersenyum manis setelahnya.

"Mereka juga bilang akan pergi sampai larut. Tempat yang nyaman untuk dikunjuni hingga larut hanya Sungai Han," jelas Ji-Min.


"Kurasa mereka berdua suka pemandangan Sungai Han?" tanya Tae-Hyung, menebak.


"Sepertinya sudah sangat jelas. Pusat perbelanjaan dekat Sungai Han. Bagaimana kalau kita ikuti?"


Tae-Hyung menyeringai senang. "Setuju."


Ji-Min tertawa senang. "Double date?"

Tae-Hyung mengangguk setuju, namun tidak menanggapi banyak.

"Mereka harus kita hukum, benar?" tanya Ji-Min dengan seringaian yang membuat Tae-Hyung ikut menyeringai.

"Ya, mereka memang harus dihukum. Lihat saja nanti, Cha Seul-Ji."



To be continued...


Yooow wazzup gais?
Gimana hari pertama sekolahnya? Sekelas lagi sama orang yang kalian gak harapin bakal sekelas? Atau justru enak kalo karena sekelas bareng doi?

Ya, intinya karena kita sudah semakin dewasa, ayo kita semakin membuka pikiran kita untuk ke depannya.

Kalian bakal kuliah kah atau kerja? Jurusan apa yang bakal kalian tekuni? Pekerjaan jenis apa yang kalian minati?

Ya, intinya ayo kita terus semangat akan menyambut diri kita yang baru, yang lebih dewasa :>

See you next chapter💜

Good night untuk kalian semua yang baca malam ini. Have a nice dream :>

Continue Reading

You'll Also Like

73.6K 4.9K 34
⚠Dimohon untuk memberikan vote&komen walaupun cerita ini sudah selesai⚠ " Tolong menikahlah dengan Jungkook Yein ini adalah permintaan terakhir ku se...
82.5K 5.8K 47
"Will you love me the way I am?" Apakah mencintai seseorang harus dengan cara memilikinya juga? Park Jimin menginginkan seseorang untuk terus berada...
PENGASUH By venta

Fanfiction

84.9K 9.2K 60
Pusat organisasi pembunuh bayaran telah terbongkar dan menjadi buron oleh negara. Salah satu cabang dari organisasi ini, memilih untuk membanting set...
68.9K 8.5K 53
Follow me first~ Kosakata Baku, Semi Formal. Original story of NestyAnhastasha No plagiarism Start 30 Dec 2018 Finish 24 March 2019 ©NestyAnhastasha