HUNTERS AGENT (SELESAI)

By Ftujuh

29.5K 2K 1.2K

(PROSES PENERBITAN) Hidup Vina yang semula normal, berubah seketika semenjak ia bergabung ke dalam salah satu... More

PROLOG
2. Followed
3. Perampokan Bank
4. DIREKRUT
5. THE HUNTERS
6. MISI I: Something in Pandaan
Lanjutan Part 6
7. KEPANITIAN TO
8. PERTEMANAN DAN PELATIHAN
9. MISI II: THE WOMAN AND THE BABIES
10. THE GREATEST BROKEN HEART Part 1
11. THE GREATEST BROKEN HEART Part 2
12. THE GREATEST BROKEN HEART Part 3
13. PENYEMBUHAN
RANK 1 #Illegal; RANK 2 #Scifi dan #Konspirasi dan Selingan (cast) :D
14. BACK TO HUNTERS
15. MISI III: VIRTUAL REALITY
Asal usul Hunters Agent tercipta
16. MISI IV: MISTERIOUS CITY
17. EPILOG

1. The Beginning

3.4K 228 208
By Ftujuh



(VINA POV) JULI TAHUN 2016

"Barusan namamu siapa?" tanyaku.

"Namaku Nacil," ucapnya padaku. Aku menganggukkan kepalaku sambil tersenyum padanya. Well, ini saatnya aku berkenalan dengan lingkungan baruku, di dunia perantauanku, kota Malang.

Nacil membalas senyumanku. Saat ini kami baru saja selesai dari acara yang diperuntukkan untuk mahasiswa baru yang biasa dinamakan ospek Universitas. Sehingga kami para mahasiswa baru harus berjuang untuk keluar dari aula besar. Aku mendengus kesal dan berdecak frustasi melihat arah kerumunan yang padat itu. Aku benci sekali keramaian seperti ini. Namun Nacil memegang lenganku, seolah memberi isyarat: "sabar ya, Vina." Aku pun tersenyum dan mulai mencoba untuk bersikap lebih sabar saat ini.

Oh Tuhan, mungil sekali si Nacil ini. Suaranya juga sangat lirih dan ia bisa dikatakan sangat imut, masih seperti anak yang duduk di bangku sekolah dasar atau mungkin sekolah menengah pertama. Jelas berbeda dengan diriku yang... hmm, bisa dibilang sama sekali tidak mungil. Namun kantung mata besar yang menghias kedua kelopak matanya itu membuatku menilai dirinya adalah pelajar keras. Wajahnya menjadi terlihat lebih tua, karena efek kantung mata itu.

Akhirnya kami berhasil keluar dari aula besar itu dan kini kami menuju toilet perempuan. Setelah aku selesai dengan urusanku di toilet, aku menunggu Nacil di luar toilet wanita. Tiba- tiba saja kelopak mataku terasa sangat berat. Aku merasa mengantuk sekali. Aku mencoba untuk tidur dalam posisi berdiri walau hanya sebentar saja...

"Ayo Vina."

Aku terkejut saat mengetahui Nacil sudah berada dibelakangku saja. Aku tersenyum padanya.

Sial, aku bisa sampai mengantuk seperti ini pasti tidak lain karena agenda begadangku di deepweb semalaman. Well, jam terbangku sebagai hacker amatir benar-benar harus dikurangi. Aku tidak ingin aktivitas itu mengganggu kuliahku nantinya.

"Tidak masalah kan kalau kita ke kosmu dulu? Habis kalau aku ke rumah saudaraku, letaknya jauh sekali dari sini. Aku masih belum mencari kos yang dekat dengan kampus kita. Lagipula nanti kan kita harus ikut berkumpul dulu di tempat khusus maba untuk sosialisasi di... dimana tempatnya tadi?" Nacil tampak menimbang-nimbang.

"Okay, tak masalah. Lagipula tempat kosku juga berada dekat dengan playground itu."

"Oh ya, di playground. Sip deh, Vina," ujarnya sambil tersenyum.

Kami berdua pun menuju kosku dan dalam hitungan menit, kami sudah sampai. Hari pertama ospek mahasiswa, entah mengapa kami sudah diberi tugas-tugas yang mungkin bisa dibilang tidak penting, seperti membuat artikel, kartu nama, membuat struktur organisasi kampus, dan lain sebagainya. Sebenarnya aku dan Nacil tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Hal itu mungkin karena masih dalam batas wajar. Namun lain halnya dengan mahasiswa baru lain yang entah mengapa sedaritadi terus saja mengeluh. Biarkanlah.

Saat ini, tepat pukul empat sore kami, para mahasiswa baru jurusan Biologi sudah berkumpul dan berdiskusi di Playground. Ada tiga orang senior yang menemani kami untuk melakukan sosialisasi dan arahan tugas lainnya.

Entah mengapa saat ini aku merasa mengantuk sekali. Aku pun mengambil kesempatan untuk tidur di sela-sela waktu yang ada.

Sayup-sayup kudengar bahwa beberapa diantara kumpulan mahasiswa baru ada yang mengatakan bahwa kami juga dikumpulkan untuk kepentingan suatu golongan. Aku mengernyitkan keningku, tidak memahami maksudnya. Bahasa yang mereka gunakan lagi-lagi adalah bahasa Jawa. Dari hal yang berhasil kutangkap, mereka mengatakan bahwa: dibalik para senior yang saat ini sedang mengumpulkan kami, mereka akan melakukan perekrutan anggota baru atau mencari calon-calon kader. Samar-samar akupun mendengar istilah Organisasi Perkaderan Kampus.

Ah, masa bodoh. Aku tak tertarik pada apapun itu. Satu-satunya hal yang terpikirkan diriku sampai saat ini adalah aku menyesal melalukan aktivitas di deepweb tadi malam sampai aku bisa mengantuk seperti ini...

+++

.

.

.

MALAM SEBELUMNYA.

Saat ini aku sedang mengakses deepweb.

Beberapa yang orang-orang pikirkan saat mendengar deepweb mungkin adalah hal yang ilegal. Well, memang benar juga sih. Namun percayalah, yang kulakukan di deepweb adalah suatu kebaikan.

Deepweb merupakan suatu konten World Wide Web yang tidak terindex oleh mesin pencari standar (seperti Google, Bing, atau Yahoo). Singkatnya, deepweb adalah suatu tempat di internet yang tidak semua orang bisa mengaksesnya. Banyak orang-orang yang mengaksesnya untuk mendapatkan suatu informasi ilegal, sarangnya psikopat, sarangnya pornografi, untuk mencari pembunuh bayaran, dan yang paling penting adalah akses utama para hacker. Dan yeah, hal yang terakhir yang kusebutkan itulah yang kulakukan selama ini. Menjadi seorang hacker di deepweb.

Aku sudah belajar dan mahir mengakses deppweb sedari aku masih di bangku SMP. Well, aku memiliki tujuan untuk itu. Awalnya semua yang kulakukan adalah karena pencarianku terhadap ayahku. Namun masa lalu itu sudah lama aku lupakan dan kini aku lebih fokus kepada mencari pelanggan yang membutuhkan jasaku dalam hal-hal kebaikan. Misalnya, baru-baru ini ada seseorang yang meminta bantuanku, karena saat itu ia merasa diancam oleh hacker lain karena datanya diambil oleh hacker tersebut, sehingga aku pun akan membantunya mengamankan data-datanya itu. Bayarannya adalah bitcoin. Well, ini semua bisa dijadikan sebagai pendapatan sampinganku.

Aku selalu menghindari segala konten pornografi ekstrem dan segala hal yang berbau psikopat selama aku mengakses deepweb. Namun aku selalu haus akan informasi ilegal. Aku benar-benar menggilai berbagai macam informasi dan berbagai pengetahuan lainnya.

Misalnya saja informasi yang baru-baru ini kudapat adalah telah ditemukannya narkotika jenis baru yang dapat membuat manusia menjadi zombie. Atau informasi lainnya yang masih kucari keakuratan seperti "adanya organisasi rahasia dunia yang melindungi dunia."

Bermain di deepweb benar-benar mengasyikkan.

+++

.

.

.

"Piye rek? Perlu aku bacakan lagi?"

Teriakan kakak tingkat di depanku langsung membangunkanku dari tidur. Aku merasa sangat panik, kulihat ke arah temanku yang lainnya, kini mereka sedang mencatat informasi yang sedang dibacakan oleh kakak tingkatku itu. Aku menepuk diriku sendiri, karena bisa-bisanya aku tertidur di saat seperti ini.

Hah, aku benar-benar harus mengurangi jam terbangku di deepweb.

Kakak tingkat dihadapan kami terdiri dari dua orang laki-laki dan satu orang perempuan. Aku hanya menghafal satu diantara mereka bertiga. Aku mulai mengenal mas Yaji. Yeah, ia adalah salah satu kakak tingkat yang paling kuhafal karena perawakan tubuhnya yang kurus dan seperti kekurangan gizi. Aku curiga pasti ibunya kurang memberinya asi saat kecil. Kini mas Yaji akan membantu kami dalam mengerjakan tugas ospek fakultas.

Malam harinya, mas Yaji masih menunggui kami di playground, sementara kami masih asyik menggunting lembaran- lembaran kertas buffalo hijau dan mencocokan satu sama lain untuk membuat name-tag besok. Aku mengusulkan kepada kelompokku untuk pembagian tugas agar tidak terlalu berat dan ternyata usulku diterima. Beberapa temanku yang tempat kos atau rumahnya yang berjarak jauh dari kampus bisa pulang lebih awal.

Seharusnya sesampainya aku di kos, aku langsung beristirahat agar ospek besok aku tidak terlambat. Namun rasanya tanganku gatal karena belum menyentuh laptop seharian. Aku harap aku bisa menahannya.

Sayangnya aku gagal. Aku mulai mengakses deepweb kembali. Haha.

Namun hal pahit harus ku rasakan keesokan harinya. Tugas- tugas yang semalam suntuk kukerjakan justru tertinggal di kos. Sial.

+++

.

.

.

AGUSTUS 2016

Berlalunya ospek universitas dan fakultas maupun serangkaian kegiatan yang harus dilalui mahasiswa baru sama sekali tidak melegakan batinku. Hal ini karena aku harus berkutat dengan tugas-tugas matakuliah lainnya. Oh Tuhan, yang benar saja? Baru saja aku merasakan minggu pertama dan minggu kedua perkuliahan, tugas kuliahku sudah menumpuk tidak karuan. Ditambah lagi aktivitasku di deepweb juga semakin padat. Jumlah klienku di deepweb terus bertambah. Aku berjuang keras mengatur waktu, pikiran, dan lainnya, namun semuanya sia-sia. Kesehatanku pun menjadi taruhannya dan kini kalimat pertama yang kusesalkan seumur hidupku adalah, "Sepertinya aku salah Jurusan, seharusnya bukan Jurusan Biologi yang kuambil."

Yeah, toh masuk ke jurusan itu bukanlah keinginanku. Hidup matiku hanya untuk deepweb.

Beberapa hari ini, penyakit asma yang sedari kecil kumiliki kembali menyerangku. Pasti karena aku kesulitan mengatur waktu dan pola makan serta keletihan. Berulang kali aku tak bisa bernapas dan kurasa nyawaku sudah diujung tanduk. Tidak hanya itu, aku pun beberapa kali terbatuk-batuk dan kondisi tubuhku menurun secara drastis, tidak seperti biasanya. Inhalerku habis, dan akhirnya aku pun memutuskan untuk pergi ke dokter.

Nacil—yang kini sudah satu kos denganku, menawarkanku untuk mengantarkan aku ke dokter. Aku tersenyum letih dan mengangguk saja, karena sudah tak kuasa menahan rasa sakitnya. Nacil pun mengantarku ke dokter terdekat menggunakan motorku. Sialnya, tempat klinik dokter setempat mendadak tutup dan kami kebingungan akan tujuan kami selanjutnya.

"Ke rumah sakit saja bagaimana, Vi? Aku antarkan kesana ya?" tanya Nacil.

"Iya, Cil."

Akhirnya motor kami pun melaju ke rumah sakit Saidul Andar yang letaknya cukup jauh dari kos-kosan kami. Sesegera mungkin kami menuju ruangan observasi dan tanpa mengantri panjang aku sudah menjalani beberapa pemeriksaan. Kini dokter perempuan memeriksa paru-paruku, yang ternyata untung saja aku segera dibawa ke rumah sakit karena bila terlambat lima menit saja, mungkin aku sudah mati kehabisan napas. Dokter itu pun juga menyarankan agar aku banyak beristirahat beberapa hari kedepan. Syukurlah esok adalah hari sabtu, sehingga aku bisa beristirahat dengan tenang.

Selesai pemeriksaan, aku berjalan di koridor menuju kasir untuk mengurus administrasi. Sambil kuperhatikan kanan dan kiriku, aku mencari dimana Nacil berada. Pastilah ia sedang menunggu di ruang tunggu atau mungkin saja di toilet. Kebiasaan burukku saat ini adalah aku sering sekali kurang memerhatikan arah jalanku dengan benar dan malah sibuk untuk mencari Nacil.

Benar saja, karena tidak memerhatikan jalan dengan benar, aku sampai bertabrakan dengan seorang pria dan membuat kami berdua terjatuh di koridor. Pria itu mengaduh dan tampak dokumen-dokumen yang dipegangnya berserakan di lantai. Aku tersentak dan dengan cekatan segera bangkit dan mencoba untuk membantunya mengambil berkas-berkas miliknya itu. Sama halnya dengan pria itu.

Saat kuperhatikan lelaki itu, ada rasa takjub dibenakku. Wow, ternyata ia dokter. Lebih tepatnya, ia adalah dokter bule. Yeah, jelas sekali karena rambutnya yang cokelat kepirangan, hidung yang mancung, dan perawakan tubuhnya yang jelas seperti orang luar negeri.

Ada yang lebih mengherankan lagi, karena ia sama takjubnya denganku. Ia mengamatiku tanpa berkedip, seolah aku adalah sesuatu yang aneh dimatanya. Dokter muda itu tampak tercengang memperhatikanku dan mulutnya menganga lebar. Sejenak aku merasa aneh, karena sikapnya itu. Memangnya ada apa denganku, sampai ia takjub seperti itu?

"Ehm, I'm sorry, sir," ucapku padanya.

Aku segera berdiri di hadapannya dan menyerahkan tumpukan dokumen miliknya yang terjatuh. Dokter itu pun mengerjapkan kedua matanya dan menerima dokumen itu. Kami merasa canggung satu sama lain dan ada kejanggalan yang tak biasa diantara kami berdua. Aku masih merasa bingung dengan tatapan takjub namun aneh darinya itu. Bahkan sampai saat ini ia masih menatapku tanpa berkedip. Aneh sekali. Bule aneh.

Adegan di film drama saja tidak akan seaneh ini.

Sesegera mungkin aku berpaling darinya dan berencana untuk pergi meninggalkannya. Namun tak disangka ia menyentuh pundakku dan menahanku. Aku terkesiap bukan main.

"May I know... your name?" tanya dokter itu.

Nafasku terasa sesak dan kecanggungan kembali menjalar diseluruh tubuhku. Aku menelan ludah dengan susah payah dan kujawab pertanyaannya sambil terbata-bata, "My... name... is Vina."

Dokter itu pun tersenyum dan kini ia menjulurkan tangannya, kami pun berjabatan tangan. "Hello, Vina. I am dr. Stringer."

Tak perlu berlama-lama lagi, aku pun langsung pergi meninggalkannya. Dasar bule aneh.

+++

.

.

.

(STRINGER)

Taheera?

Gadis itu meninggalkan koridor dan kini koridor tampak melenggang seperti sebelumnya. Stringer masih mengamati arah perginya gadis itu. Ia tersenyum penuh kemenangan dan kini ia berbalik menuju ruangannya. Senyuman semakin merekah di bibirnya yang pucat itu, seakan kebahagiaan semakin menggelayuti pikirannya.

Melihat wajah gadis itu... mengingatkannya pada suatu hal yang penting di dalam hidupnya. Kepada suatu rahasia yang teramat penting selama hidup Stringer.

Nama gadis itu adalah Vina. Stringer akan selalu mengingat nama gadis itu. Stringer masih terus tersenyum, sembari mengingat nama itu di benaknya. Vina, Vina, Vina...

Sambil berjalan menuju ruangannya, Stringer mengambil ponsel miliknya dan kini melakukan panggilan khusus. Terdengar suara operator di ponselnya, "Hello, Stringer. This is Hunters operation. What's your needs? (Hello Stringer, ini adalah operasi Hunters. Apa yang kau butuhkan?)"

"Connect to Meyne and Ms. Forey. Tell them that we had something incredible, (Sambungkan ke Meyne dan ms. Forey. Katakan pada mereka kita memiliki sesuatu yang luar biasa)" bisik Stringer.

+++


.
.
.
.

NOTE:
Hai, terimakasih banyak telah mengikuti cerita Hunters Agent. Sebagai bentuk dukungan dari kalian, mohon untuk vote dan komen ceritaku yaa. Jangan lupa juga untuk share ke teman2mu. Untuk yang share, kudoakan semoga kalian sukses selalu, sehat selalu dan banyak rezekinya. Aamiin!!

Jangan lupa untuk menyelesaikan membaca Hunters Agent sekarang! Lalu baca lanjutan Hunter Agent di workku yang sebelah, yang berjudul Agent Vina yang dalam waktu 2 minggu kedepan, ceritanya akan aku take down. :)

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 185K 72
Hi guys. Ini cerita kedua saya^^ (Buat kalian yang gasuka Red flag,kalian bisa langsung tinggalin lapak ini ya☺️Kalo kalian gasuka,gaperlu komen-kome...
2.3M 203K 68
[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandir...
27.7K 177 20
π˜Ύπ™€π™π™„π™π˜Ό π™ˆπ™€π™‰π™‚π˜Όπ™‰π˜Ώπ™π™‰π™‚ π™π™‰π™Žπ™π™ 18+, π˜Ώπ˜Όπ™‰ 21+, π˜½π™Šπ˜Ύπ™„π™‡ π˜Ώπ™„ π™‡π˜Όπ™π˜Όπ™‰π™‚ π™ˆπ˜Όπ™ˆπ™‹π™„π™!!! πŸ”žπŸ”žπŸ”ž menceritakan seorang pria bernama A...
287K 22.9K 23
[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mungkin didalam novel itu wajar. Tapi bagai...