PACAR RAHASIA : Bukan Lagi

De DNF_17

890K 39.2K 8.9K

Sequel of Pacar Rahasia. Boleh loh kalo mau follow dulu :) Cerita untuk remaja 17 tahun ke atas cover by @d34... Mai multe

PACAR RAHASIA 2 : BUKAN LAGI
Bos ???
Cemburu?
Daffa
Viona
Marah
Gengsi
Kak Shane Gila
Manja
Tunangan
Kenyataan
BonBin
Hancur
Belum
Maaf
Semoga Ini Benar
Sesak
Mas
Dedek Bayi
Ancaman
Menikah
Jahatnya Suamiku
Monyet
Noda Kopi
Pedas
Sakit Perut
Jatuh Cinta Lagi
Kebiasaan Baru
Ngidam
Nangis
Pelampiasan
Imutnya
Jodoh
Kecewa
Cantik Katanya
Jangan Manja Lagi
Kok Gini Sih?
Lelah
Terserah
Hm?
Rasa Apa Ini?
Sakit Luar Biasa
Shane Kecil
Anak Papa Katanya
Modus
Gak Lucu
Ada Apa Ini?
STOP
Grup Chat
Lagi dan Lagi
BEKA
BeKa Sudah Update
🎁GIVE AWAY TIME🎁
PENGUMUMAN GIVEAWAY
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
Extra Part 3 bagian 2
Extra Part 3 bagian 3
Tanya Dong, Jawab Yak
Extra Part 4
Extra Part 5
Extra Part 6
Extra Part 7
Extra Part 7 bagian 2
Extra Part 8
Extra Part 9
Extra Part 10

Dasi

13.1K 621 79
De DNF_17

Pagi ini aku sudah menyiapkan semua yang di butuhkan kak Shane mulai dari baju, celana, dasi, sepatu. Tas kerjanya juga tak lupa aku siapkan. Kak Shane masih sibuk di dalam kamar mandi. Hari ini adalah hari pertamanya kerja setelah kak Shane lama tidak ke kantor. Dan juga pertama kalinya aku menyiapkan keperluan untuk suamiku.

"Eh kamu udah selesai mandinya?" Aku menoleh ke belakang, kak Shane baru saja keluar dari kamar mandi.

"Udah, kalo belum ya aku gak keluar lah hehe."

"Ini ya aku udah siapin baju kamu, cepetan gih ganti, terus turun ya sarapan."

Kak Shane mengambil pakaian yang sudah aku siapkan. Selama kak Shane mengganti pakaian aku masih saja menyiapkan tas milik kak Shane, memasukkan berkas- berkas dan juga laptop miliknya.

"Sayang, udah selesai semua nih. Aku turun dulu bantuin mama nyiapin sarapan." Ujarku pada kak Shane yang masih merapikan bajunya.

"Hmm."

Kemudian aku berjalan keluar dari kamar tapi belum sampai aku di depan pintu kamar kak Shane menahanku.

"Eittss tunggu dulu yang."

"Kenapa?"

"Pakein dasi dong."

"Hah?" Aku sedikit kaget karena memang sebelumnya aku belum pernah memakaikan dasi cowok.

"Ini pakein dasi aku hehe." Ucapnya sambil tersenyum dan menyerahkan dasi yang tadi aku siapkan.

Haduh cara pakein dasi gimana ya?

Apa salahnya di coba, coba aja dulu kalik, kayaknya gampang sih.

Aku meraih dasi itu dan mulai membuka kerah baju kak Shane lalu menempatkan dasi di lehernya. Aku memasangnya, kedua tanganku sibuk memeganga kedua ujung dasi itu. Aku hanya menggerak- gerakkannya saja dan sedikit berpikir. Lalu ku coba melipat salah satu bagian, tapi nihil tidak seperti dasi yang biasanya aku lihat.

Bagaimana ini, duh kok gak bisa ya?

Aku mah taunya lipet dasi pramuka doang

"Sayang."

"Iya?"

"Kamu gak bisa ya?"

Aku tidak menjawab dan masih berusaha melipatnya tapi tetap saja tidak bisa.

"Sayang?" katanya lagi.

"Iya?" Sekarang aku mendongakkan kepalaku menatap kak Shane.

"Hehe udah udah kalo gak bisa, nanti aku pakek sendiri aja. Gemes aku lihat kamu." Ujarnya sambil menangkup pipiku dengan kedua tangannya. Aku menjadi merasa bersalah. Hanya memakai dasi saja aku tidak bisa.

Kenapa dulu gak pernah belajar pakein dasi sih, jadi gini kan

"Emm maaf ya."

"Iya gakpapa, tapi.."

"Tapi? Tapi apa?"

"Besok kamu harus udah bisa ya."

"Iya iya deh janji hehe, yaudah aku turun dulu ya. Cepet turun ya sarapan."

"Okey."

***

Kak Shane sudah berangkat kerja. Setelah membereskan dapur dan menyuapi Airin aku naik lagi ke kamar. Airin sedang bermain dengan mama Gina. Sedangkan aku kini sedang sibuk bermain dengan dasi dasi kak Shane. Aku sudah beberapa kali melihat tutorial di youtube dan juga mencobanya.

"Ini kesini, terus kesini." Kataku saat mencoba melipat dasi.

Awalnya gagal terus, tapi setelah mencoba beberapa kali berhasil juga walaupun hasilnya masih jelek tidak rapi.

Aku masih ingin mencoba memakaikannya langsung, tapi kak Shane sudah pergi ke kantor. Lagipula aku juga malu jika harus praktek langsung sama kak Shane. Aku harus buktikan padanya jika aku sudah bisa.

"Ocha, kamu lagi apa?"

"Eh mama." Aku bergegas menyembunyikan dasi yang berserakan.

"Gak ma, lagi beres beres aja hehe. Airin mana Ma?"

Untung saja semua dasi sudah berhasil aku sembunyikan. Aku malu jika Mama Gina tahu aku tidak bisa memakaikan dasi untuk suami sendiri.

"Airin tidur, udah siang ini udah jam 11."

"Hah? Udah jam 11 Ma?"

"Iya, kamu kenapa?"

"Gakpapa hehe. Ohiya Ma, aku mau pergi keluar sebentar boleh kan ya?"

"Yaampun sayang, boleh lah. Mau kemana?"

"Mau ketemu temen sebentar Ma."

"Boleh- boleh, asal kamu ngabarin Shane aja kalo pergi- pergi."

"Iya pasti kok."

Setelahnya Mama keluar dari kamar, aku segera bersiap, mengganti baju dan menyiapkan tas lalu pergi menuju suatu tempat.

***

Aku sudah berada di tempat dimana semua orang sedang sibuk dengan makanannya. Tempat yang sudah lama tidak ku kunjungi. Tempat yang dulu pernah memberikan kehidupan untukku. Ku edarkan mataku kesana kemari untuk mencari seseorang.

"Hai Royyyyy." Sapaku bersemangat saat melihat Roy sedang duduk bersama seorang wanita dan makan bersama.

Roy yang tadinya ingin memasukan makanan ke dalam mulutnya tiba- tiba berhenti dan mematung di tempat.

"Roy, Roy lo kenapa?" kataku sambil menepuk pundaknya beberapa kali.

"Eh eh, Ocha?" Aku balas dengan anggukkan.

Wanita yang sepertinya juga karyawan di perusahan Mas Farhan itu diam lalu menatapku dan juga Roy.

"Roy gue pindah dulu ya." Ujarnya pada Roy yang di balas anggukkan.

"Siapa? Pacar yaa?" kataku sambil duduk di samping Roy.

"Bukan ah, temen biasa kayak lo dulu haha. Ngapain lo kesini?"

"Roy ganteng." Kataku sambil mengedipkan mataku beberapa kali.

"Jangan panggil gue gitu, udah punya suami juga."

"Ohiya jahat lo, gak dateng ke nikahan gue."

"Dateng gue, cuma gak sempet salaman aja, sakit perutt."

"Lah elo mah pasti semua makanan lo cobain kan."

Dia hanya mengangguk lalu menatapku lama. Aku bingung di perhatikannya seperti itu.

"Roy." Aku melambaikan tanganku di depan wajahnya.

"Cantik lo."

"Dasar jomblo."

"Enak aja, gue mah single."

"Bodoamatlah mau jomblo mau single, sekarang gue mau minta bantuan lo." Aku mengeluarkan dasi dari dalam tasku dan juga kotak panjang.

"Itu apa?"

"Hadiah buat lo, tapi lo harus nurut sama gue."

"Wahh gak gak, gak mau gue pasti aneh aneh deh."

"ROYY."

"Iya iya udah apaan?"

Tanpa menjawab aku langsung saja melepas dasi yang ada di leher Roy. Roy sempat kaget lalu dia pasrah begitu saja.

Kenapa melepasnya mudah sekali ya

"Cha, mau ngapain?"

"Diem aja udah."

Langsung saja aku mengambil dasi kak Shane dan mencoba memakaikannya pada Roy. Memang sedikit lama tapi akhirnya aku bisa membuatnya.

"Yeayyyy berhasil."

"Udah kan? Gue balik ya ada meeting nih habis ini, jam makan siang udah mau habis Cha."

"Yah bentar lagi satu kali lagi, satu kali lagi." Kataku bersemangat

"Oke oke, tapi lo nya kelamaan. Cepetan dikit dong."

Aku kembali fokus setelah melepasnya aku memasangnya kembali. Kali ini aku ingin lebih cepat dari yang awal tapi Roy yang terus bergerak menggangguku. Dia menerima telepon beberapa kali dan tampak gelisah.

"OCHA, gue udah di tungguin, lo mah kelamaan, udah ya." Katanya sambil berdiri dari duduknya.

"Eh eh tapi Roy itu belum bener."

"Biarin, nanti gue benerin sendiri." Katanya berjalan meninggalkanku.

"ROYYY." Teriakku seketika karena teringat sesuatu.

"Apa lagi Cha?" Roy berhenti dan membalikkan badan.

Aku berlari cepat ke arahnya.

"Ini dasi kak Shane, ini dasi lo, terus ini juga hadiah buat lo, makasih banyak ya. Hehe. Udah hush hush sana kata mau meeting." Aku mengambil dasi milik kak Shane dan memberinya hadiah yang sebelumnya aku beli dalam perjalanan.

"OCHAAAA." Roy terlihat sangat marah seakan dia ingin mencekikku.

Gakapalah yang penting udah berhasil

***

Entah mengapa hari ini aku pengen sekali minum kopi. Akhirnya sebelum pulang aku mampir ke sebuah kedai kopi. Aku sudah memesan dan duduk di salah satu kursi di kedai kopi itu. Walapun kelihatannya tidak begitu besar tapi ramai sekali pengunjung. Selain nyaman, disana juga tempatnya bagus.

"Nona, silahkan di nikmati."

"Iya makasih."

Aku mulai menikmati kopi yang aku pesan, sesekali aku melihat suasana sekitar.

"Awwww aduh pak saya minta maaf." Teriak seorang wanita.

Tiba- tiba terdengar suara gelas yang jatuh. Membuatku menoleh dan ingin tahu.

"Haduh pak bagaimana ini?" Kata seorang wanita itu sambil mengelap kemeja seorang laki- laki dengan sebuah tisu.

"Sudah- sudah tidak apa- apa." Balas lelaki itu, tapi suaranya mirip sekali dengan seseorang. Aku tidak bisa melihatnya karena tertutup oleh wanita itu.

"Sekali lagi maaf ya pak, saya tidak sengaja." Lalu wanita itu hendak duduk kembali ke kursinya tapi naas, kakinya terpeleset dan membuatnya jatuh ke pangkuan lelaki itu.

Gak sengaja sih gak sengaja tapi gakusah sampe gitu juga kalik

Betapa terkejutnya aku saat melihat lelaki yang ada di sana adalah kak Shane. Aku sangat geram melihatnya, membuatku mengepalkan tanganku dan menggertakan gigiku. Aku ingin menghampirinya tapi ku urungkan niatku, sepertinya wanita itu adalah seorang sekretaris dari partner kerja kak Shane. Mereka tampak sedang membicarakan mengenai kerja sama mereka.

Awas kamu kak

"Pak Shane maafkan kami." Seorang lelaki yang kelihatannya boss dari wanita itu berdiri dan meminta maaf pada kak Shane.

"Iya tidak apa- apa, lagi pula sekretaris bapak tidak sengaja." Balas kak Shane dengan senyuman.

Ku lihat wanita itu terus saja memperhatikan kak Shane, aku sangat tidak suka.

Mengapa seorang sekretaris harus secantik itu. Dasar wanita keganjenan, gak tau udah punya istri apa, gak lihat kak Shane pakek cincin apa ya?

Kak Shane juga, pakek senyum lagi bukannya marah, seneng kalik ya, lihat saja pembalasan aku.

***

Hai semuanya, udah update lagi. Yeay.

Gimana nih ceritanya? Masih mau baca lanjutannya kan? Tungguin ya. Don't forget to vote and comment.

Makasih ya udah baca, vote dan comment. See you..

Continuă lectura

O să-ți placă și

8.4M 177K 39
Aku tidak pernah memikirkan tentang pernikahan karena aku baru saja memasuki tahap awal kuliah. tetapi perkataan orang tuaku ini membuatku mau tidak...
172K 28.8K 54
"Move on itu pilihan. Gagal move on itu cobaan. Pura-pura move on itu pencitraan." Hani Aulia "Jika kamu melupakanku, aku mungkin kehilangan orang ya...
14.8M 561K 55
"Pernikahan ini terjadi karena aku hamil." -Bella Elyana ** Bella Elyana, gadis belia yang masih duduk di bangku SMA dan merupakan anak tunggal dari...
268K 27.1K 30
[Belum direvisi] Nisa mempunyai ketakutan tersendiri dalam hidupnya. Sebuah ketakutan yang mungkin akan dianggap lucu oleh orang lain, namun begitu m...