PACAR RAHASIA : Bukan Lagi

By DNF_17

890K 39.2K 8.9K

Sequel of Pacar Rahasia. Boleh loh kalo mau follow dulu :) Cerita untuk remaja 17 tahun ke atas cover by @d34... More

PACAR RAHASIA 2 : BUKAN LAGI
Bos ???
Cemburu?
Daffa
Viona
Marah
Gengsi
Kak Shane Gila
Manja
Tunangan
Kenyataan
BonBin
Hancur
Belum
Maaf
Semoga Ini Benar
Sesak
Mas
Dedek Bayi
Ancaman
Menikah
Monyet
Dasi
Noda Kopi
Pedas
Sakit Perut
Jatuh Cinta Lagi
Kebiasaan Baru
Ngidam
Nangis
Pelampiasan
Imutnya
Jodoh
Kecewa
Cantik Katanya
Jangan Manja Lagi
Kok Gini Sih?
Lelah
Terserah
Hm?
Rasa Apa Ini?
Sakit Luar Biasa
Shane Kecil
Anak Papa Katanya
Modus
Gak Lucu
Ada Apa Ini?
STOP
Grup Chat
Lagi dan Lagi
BEKA
BeKa Sudah Update
🎁GIVE AWAY TIME🎁
PENGUMUMAN GIVEAWAY
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
Extra Part 3 bagian 2
Extra Part 3 bagian 3
Tanya Dong, Jawab Yak
Extra Part 4
Extra Part 5
Extra Part 6
Extra Part 7
Extra Part 7 bagian 2
Extra Part 8
Extra Part 9
Extra Part 10

Jahatnya Suamiku

15K 648 83
By DNF_17


Sewaktu aku bangun kak Shane sudah tidak ada di kamar. Mungkin dia sudah di bawah. Aku bangun kesiangan, pagi ini badanku pegal-pegal semua. Bahkan aku sedikit sulit untuk berjalan. Untuk menuruni tangga saja lamanya minta ampun.

Ku lihat dari kejauhan mama dan papa sedang bercengkerama di ruang keluarga. Aku ingin menghampiri mereka. Perlahan namun pasti aku berusaha jalan seperti biasanya agar mereka tidak curiga.

"Ocha, sini nak." Panggil Mama Gina.

"Hehe iya ma." Aku duduk di sofa dengan hati- hati.

"Pagi mama papa, maaf ya Ocha bangunnya kesiangan." Kataku tidak enak dengan mereka.

"Gakpapa kami mengerti kok. Hehe iya kan ma?" balas papa.

"Iya dong pa haha, ohiya tadi malam kamu kenapa teriak- teriak?"

Haduh jawab apa nih

"Em itu ma..ada-ada tikus." Jawabku beralasan.

"Haha tikusnya gede ya Cha." Sahut papa.

Kenapa mama sama papa jadi godain aku gini ya

"Hehehe iya." Aku cengar cengir menahan malu.

"Segede Shane ya tikusnya." Celetuk mama.

Aduh malu

Aku sungguh malu, mereka masih saja tertawa dan melihat ke arahku. Aku menundukkan kepalaku.

"Ohiya Ma, Kak Shane kemana ya?" tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Haha kenapa? Kamu kangen ya? Semalem kan udah..haha." Bukannya menjawab, Mama masih saja menggodaku.

"Pasti dong Ma, pengantin baru mah gitu kayak kita dulu." Papa juga ikut- ikutan.

"Hehehe." Aku hanya bisa tersenyum malu.

Sebenarnya aku tidak berniat menanyakan Kak Shane. Aku bahkan ingin menghindarinya hari ini. Aku tidak ingin melihat wajahnya.

"Ocha."

"Iya Ma?"

"Kamu udah makan?"

"Belum." Aku menggelengkan kepalaku pelan.

"Yaampun, Mama panggilin bibi ya."

"Gakusah Ma nanti aja Ocha bisa ambil sendiri."

"Beneran?"

"Iya."

Papa tidak ikut dalam obrolan kami kini papa sibuk dengan Koran di tangannya. Sebenarnya aku ingin berdiri dan naik ke kamar tapi tidak enak dengan mereka berdua. Aku pun tetap duduk dan mengambil majalah yang ada di bawah meja.

"Sayang....." Tiba- tiba sofa di sampingku bergoyang, Kak Shane tiba- tiba melompat dan duduk di sampingku.

Aku kaget sekali, refleks aku berdiri karena memang aku tidak ingin melihatnya. Sebelum aku berjalan Kak Shane menarikku sehingga aku terduduk kembali.

"Awwww." Teriakku sedikit kesakitan karena terlalu keras menghantam sofa.

"Hehe maaf." Kini Kak Shane sudah memposisikan kepalanya di atas pahaku. Dia berbaring dan meluruskan kakinya di atas sofa. Padahal dia masih memakai sepatunya.

Aku menutup mataku saat dia menatapku. Aku benar- benar malu jika mengingat kejadian semalam.

"Shane kamu tuh bawa handuk apa enggak?" tanya Mama.

"Bawa ma." Jawab kak Shane singkat.

"Yaudah di lap gih, jijik lihatnya Mama."

"Sengaja Ma biar istri aku yang ngelapin."

"Ada- ada saja kamu."

Aku masih menutup mataku dan menolehkan kepalaku ke samping.

"Sayang lap in dong, ini nih handuknya." Perintah Kak Shane sambil menyerahkan handuk kecil di tanganku.

"Sayang, kamu kenapa nutup mata sih?"

"Sayang?"

Terpaksa ku buka mataku dan mengelap wajah Kak Shane yang penuh keringat. Sengaja aku menekannya lebih keras, biar Kak Shane tahu rasa.

Nih makan nih lap-batinku sambil mengelap wajah Kak Shane.

"Pelan pelan dong, sakit Sayang." Bodoamat dengan Kak Shane aku tetap mengelapnya dengan keras.

Tak berapa lama kak Shane bangun dan menatapku tajam. Aku hanya diam saja dan membalasnya dengan melotot tajam juga.

"Kamu ya." Katanya sambil melotot.

"Apa? Hah?" Aku juga tidak mau kalah.

Tiba- tiba dengan cepat kak Shane menggendongku, seketika aku terkejut di buatnya.

"Aaaaa kak Shane." Jeritku.

"Kita ke kamar ya." Ujarnya sambil berjalan menaikki tangga.

"Gak mau, turunin aku kak."

Kak Shane membawa ku kamar dan menaruhku di tempat tidur lalu dia pergi dan mengunci pintunya.

Beberapa menit telah berlalu, kemudian pintu terbuka dan menampakkan kak Shane dengan membawa nampan yang berisi makanan.

Kak Shane mendekat ke arahku dan duduk di tepi ranjang. Aku memalingkan wajahku karena jujur aku masih kesal dengannya.

"Makan ya."

"Gak."

"Makan dong." Ujarnya lagi sambil menyodorkan satu sendok penuh makanan.

"Gak."

"Makan atau..?"

"Gak."

"Yaudah terserah kamu."

Kak Shane pergi lagi keluar kamar meninggalkan nampan itu di meja kecil di samping ranjang.

Kok pergi sih

Aku tambah kesal sekaligus menyesal karena kak Shane pergi meninggalkanku. Aku masih duduk sambil memperhatikan cincin yang melingkar di jariku.

Istrinya marah kenapa gak di bujuk sih, bujuk bentar doang habis itu pergi, apaan

Tiba- tiba terdengar bunyi dari perutku, aku mulai merasakan lapar yang berlebih. Terpaksa aku mengambil makanan yang di bawakan kak Shane dan memakannya. Hampir setengah piring telah kuhabiskan lalu aku meletakannya lagi.

Aku bingung sekali harus melakukan apa, ini hari pertamaku menjadi seorang istri tapi aku tidak tahu harus bagaimana.

Akhirnya aku memutuskan untuk turun ke bawah dan membawa piring kotorku tadi ke dapur. Di sana terlihat bibi sedang beres-beres dapur. Aku menghampiri bibi.

"Bibi, saya bantuin ya." Ujarku sambil menaruh piring di wastafel.

"Yaampun Non, biar bibi aja sini."

"Jangan Bi, saya aja, saya bingung harus ngapain Bi."

"Ndak usah Non, nanti saya di marahin nyonya."

"Enggak Bi, kan saya sendiri yang mau bantu."

"Baik Non."

Aku mulai mencuci piring sambil melihat kesana kemari tapi aku tak menemukan kak Shane. Aku tidak tahu dia pergi kemana.

Kak Shane pergi kemana ya

"Bibi lihat kak Shane gak?"

"Ndak tuh Non."

Aku merasa bersalah sudah marah dengan kak Shane. Seharusnya sebagai istri aku lebih mengerti keinginan suami dan menghargai usahanya. Sedangkan yang aku lakukan malah menolaknya saat dia membawakanku makan.

"Bibi habis ini bibi mau ngapain?"

"Itu Non mau nyiapin buat makan siang nanti."

"Oh ya, saya ikut masak ya bi, sambil bibi ajarin saya masak."

"Tapi Non.."

"Gakpapa Bi."

Saat aku menyiapkan sayuran bersama Bibi, kak Shane lewat di depan kami sibuk memperhatikan ponselnya.

"Kak Shaneee." Entah dia mendengar panggilanku atau tidak dia langsung berjalan begitu saja tanpa menoleh ke arahku.

Marah?

"Bibi, saya kesana dulu ya."

"Iya Non."

Aku berjalan mendekati kak Shane yang ada di ruang tamu, aku duduk di dekatnya tapi belum sampai satu detik aku duduk kak Shane sudah berdiri lagi dan pindah duduk di ruang keluarga. Aku mengikutinya kembali dengan perlahan karena memang aku sedang susah untuk berjalan.

Sama seperti tadi bahkan kali ini aku belum sempat duduk kak Shane sudah pergi lagi. Dia menaiki tangga sepertinya dia naik ke kamar. Aku sedikit lelah, tapi aku kembali menyusulnya ke atas setelah beristirahat sebentar.

Aku sudah sampai di kamar, kak Shane terlihat duduk dan memainkan ponselnya. Aku mendekatinya, jika dia pergi juga kali ini aku tidak akan mengejarnya lagi.

"Kak Shane."

Benar saja dugaanku dia pergi lagi tanpa menjawab panggilan dariku. Aku capek, ku dudukkan diriku di ranjang.

"Hikss hikss hikss." Aku tidak tahu kenapa aku menangis. Hanya saja rasanya sakit sekali di hari pertama ini aku di cuekin sama kak Shane. Walaupun terkadang aku risih dengan sifatnya yang suka jahil. Kangen kak Shane yang nempel mulu.

Jahat

***

Maaf ya segini dulu updatenya.

Masih pada nungguin gak nih? Semoga aja masih ya dan semoga gak bosen baca cerita ini.

Makasih ya udah selalu baca, vote dan comment. Aku tunggu comment dari kalian ya. 

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 171K 70
[FOLLOW PENULISNYA! JIKA SUKA KARYANYA] (COMEDY-ROMANCE) Deket boleh, saling sayang juga boleh. Namun, apa gunanya semua itu jika keduanya tidak memi...
6.3M 624K 57
Sebuah cerita tentang Allea putri widjaya, seorang remaja yang sudah menyandang gelar sebagai janda muda satu anak. Lantas bagaimana nasibnya ketik...
68.7K 9.4K 44
Elvan Adhyastha, mahasiswa Psikologi tingkat 3 yang memiliki trauma untuk berhubungan dengan lawan jenisnya. Dia belum pernah memiliki pengalaman ber...
82.3K 2.5K 42
(Complete) Sandra pikir, berpacaran dengan Arvind adalah salah satu kebahagiaan untuknya. Walaupun tahu bagaimana kisahb sang kekasih yang masih seri...