That's the beauty of a secret.
You know you're supposed to keep it but I don't have to fucking tell you anything. Anything.
- Strange Love -
💫💫♠️💫💫
Kedua mata Jeongguk terbuka dengan tidak nyaman. Pasalnya, suara bel tanda pulang sore itu membangunkannya dari tidur nyenyak. Jeongguk berdecak tak suka, tapi tetap melangkahkan kaki meninggalkan perpustakaan yang amat sepi itu.
Mungkin takdir memang sudah mengaitkan kehidupan Jeon Jeongguk dengan Kim Taehyung. Telinga pria itu jelas tak salah dengar saat berjalan di belakang dua gadis yang sedang asik mengobrol sembari berjalan pulang. Mata Jeongguk menatap keduanya penasaran, terutama pada topik yang tengah mereka bicarakan.
"Seharian ini si ketua OSIS itu tidak mondar-mandir seperti biasanya." Kata gadis yang berponi sepanjang alisnya.
"Kudengar dia tidak enak badan."
"Yang benar saja?" Suara itu jelas antara terkejut dan mencemooh. "Orang seperti Kim Taehyung bisa sakit? Mustahil!"
"Aku juga berpikir begitu. Paling dia berpura—"
Jeongguk berdeham. Pertama, ia tidak suka mendengar sebuah tuduhan murahan. Kedua, ia punya sesuatu yang perlu ditanyakan.
Kedua gadis itu menoleh dan memberhentikan langkah tanpa sadar. Mata mereka berbinar terang melihat betapa tampan juga seksinya pria yang tengah berjalan ke arah mereka itu. Jeongguk tersenyum miring dan mengacak rambut belakangnya sejenak.
"Uhm, aku siswa baru disini." Ucap Jeongguk. "Dan aku ada perlu dengan ketua OSIS."
"Sepertinya dia sudah pulang. Kau yang bernama Jungkook itu?"
Oh ayolah harus berapa kali lagi ia mendengar manusia salah mengucapkan namanya. Pria itu menyengir setengah hati sebagai balasannya.
"Jeongguk." Koreksinya. "Boleh aku tahu dimana rumah Kim Taehyung?"
"Kami tidak tahu, tapi biasanya dia pulang ke arah sana."
Jeongguk hanya perlu mengucapkan terima kasih dan tersenyum, sebelum melanjutkan perjalanannya. Tentu saja mengarah ke tempat yang ditunjuk kedua gadis tadi. Mungkin ia memang orang baru, tapi jelas Jeongguk tahu kalau arah yang ditujunya menuju ke bagian Seoul yang ramai.
Pria itu punya mata setajam elang omong-omong. Dari sudut matanya, ia bisa menemukan mangsa yang ditujunya menaiki sebuah bis umum. Tidak salah lagi, tujuan pria itu bukanlah pulang. Kakinya ia gerakkan lebih cepat lagi untuk bisa menyusul dan masuk lewat pintu belakang bis. Sebisa mungkin ia menyembunyikan diri dari pandangan Taehyung yang duduk sembari menatap keluar jendela.
"Kim Taehyung, kemanakah tujuanmu saat ini?" Jeongguk menyeringai dalam hati.
💫💫♠️💫💫
Jalanan Gangnam adalah jalan yang padat dengan bangunan. Mulai dari gedung yang menjual barang, makanan, karaoke, pasar swalayan, restoran, sampai kafe pun lengkap ditemukan. Tak hanya itu, banyak gedung-gedung entertainment yang terletak disana.
Dilihat dari wajah semacam Kim Taehyung, tidak kaget jika dia bekerja sambilan di sebuah agensi yang menciptakan idol ternama. Namun, beda lagi ketika pria itu melangkahkan kaki ke sebuah bangunan berwarna pastel.
"Tempat macam apa itu?"
Ada yang janggal. Taehyung tidak masuk lewat pintu utama. Melainkan lewat pintu samping bangunan tersebut.
"Jelas dia bukan pengunjung biasa disana." Pikir Jeongguk. "Mungkinkah... dia menemui seseorang yang bekerja disana? Atau—"
Jeongguk tidak tahu kenapa ia harus bersembunyi. Bukan ia yang salah disini. Yang jelas matanya menangkap jelas sosok Kim Taehyung baru saja memasuki sebuah bangunan kafe. Kim Taehyung melakukan pelanggaran dan Jeongguk tahu itu. Baik di Jepang maupun di Korea, ada beberapa sekolah tertentu yang tidak memperbolehkan siswanya bekerja sembari sekolah. Sekang salah satunya.
Senyuman bulan sabit yang menyeramkan itu terbentuk lagi di wajah Jeongguk. Ia keluar dari tempatnya bersembunyi—dibalik sebuah mobil hitam mewah—dan melangkahkan kaki ke depan kafe tersebut. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya.
"—well, siapa yang tahu kalau seorang ketua OSIS yang paling ditakuti di sekolah ini..." Jeongguk memasuki pintu putar di kafe tersebut dan melanjutkan, "Ternyata seorang pelayan crossdresser?"
💫💫♠️💫💫
"Hai, Tae! Kau sudah datang rupanya!"
"Hai, Jin-hyung!"
"Bagaimana sekolahmu hari ini?"
Kim Seokjin atau yang baru saja Taehyung panggil sebagai Jin-hyung adalah teman pelayannya di kafe berwarna pastel tersebut. Ia seorang pria tulen, tapi semua itu berhasil tersembunyikan saat ia melakukan crossdess seperti sekarang ini.
Maid Love Cafe namanya. Maid tertulis dalam kanji dan Love Cafe dalam latin jelas dengan warna pastel serta ikon baju maid Jepang di papan reklame bangunan tersebut. Kafe bertingkat dua dengan warna pink pastel yang di dekorasi dengan rangkaian bunga mawar di dinding luarnya. Pintu utamanya full glasses yang memiliki dua sekat serta bisa berputar.
"Selalu melelahkan seperti biasanya." Jawab Taehyung dengan lesu seraya meletakkan tas sekolahnya di loker.
"Kalau begitu cepat ganti bajumu. Ayo kita bersenang-senang bersama di kafe ini!"
Taehyung memberikan senyum kotaknya. "Tentu saja, hyung! Ayo bersenang-senang disini dan lupakan semua beban!"
Alasan Taehyung bahagia bekerja disini salah satunya adalah adanya Seokjin sebagai teman terdekatnya. Alasan lainnya adalah karena tak ada satupun pelanggan yang ia kenal, jadi ia bisa bebas mengenakan pakaian seperti wanita maid. Lalu alasan terakhir, karena gaji yang diberikan cukup untuk membiayai kebutuhan sekolahnya.
Pria bersurai cokelat terang itu sudah berubah total sekarang. Dari yang mengenakan seragam lengkap dengan almamater hitam OSISnya, kini dengan outfit maid klasik berwarna hitam putih. Lengkap dengan bandana bergelombang warna putih—untuk menahan agar wig rambut platinum blonde bergelombangnya tetap di tempat—dan sepatu berhak. Jangan lupakan fishnet hitam yang membalut sepanjang kaki telanjangnya.
"Selalu menawan seperti biasanya, Tae." Puji Jin.
"Katakan itu pada dirimu sendiri, hyung."
Keduanya tertawa sembari melangkahkan kaki keluar ruang ganti. Mereka menyapa dua maid lain—wanita tulen—yang bersiap mengantar pesanan pada pelanggan.
"Aku akan menyiapkan daftar menu." Ucap Jin. "Lebih baik kau menyapa para tamu di depan sana."
"Oke, hyung. Kalau begitu aku permisi."
Jin mengedipkan sebelah mata sembari berteriak, "Hwaiting, Tae-chan!"
Taehyung dengan senyuman lebarnya keluar dari balik tirai dapur dan bersiap menyapa para pelanggan. Seperti biasa ia berdiri satu meter dari pintu masuk dan menyatukan kedua tangannya di depan tubuh. Matanya dibuat setenggelam mungkin dibalik bulu mata palsu yang panjang itu dan blush pink di pipinya mempercantik wajahnya sore itu.
Tak lama, bel di pintu yang berputar itu berdering. Taehyung sedikit memiringkan kepalanya dan mengambil ancang-ancang untuk menaikkan nada suaranya. Ia sudah memasang wajah semanis mungkin sebagaimana maid menunggu tuannya.
"Selamat datang di Maid Love Cafe, Goshujin-sa... ma."
Pelanggan itu tersenyum miring melihat ekspresi maid di hadapannya. Mata membulat besar, dagu terjatuh begitu saja, dan telapak tangan yang perlahan mengepal erat. Takut rahasiamu akan terbongkar, huh?
"Mohon bantuannya--" Jeongguk maju selangkah dan berbisik di telinganya. "—pelayan...ku."
💫💫♠️💫💫
TOTALLY SCREAMING!!!!!
Entah kenapa yang kebayang tuh pas jk nyium pipi tae di army zip wkwk bedanya ini jknya nge-tease sementara taenya ketakutan eheheheh ^_^