Memeluk Bayang

By umiimasrifah

77.6K 7.5K 569

[ON GOING] Ketika Kala kehilangan Sera, mengharuskan dia terjun dalam pencarian mencari ibu pengganti untuk R... More

Blurb
Azkala Wafa Albarkawi
Dilara Afsheena
Gara-gara Rere
Karena Rere
Memeluk bayangan
Hari itu datang
Memeluk Bayangan 2
Memeluk Bayangan 3
Memeluk Bayang 4
Memeluk Bayang - Hijab Takdir
Rere hilang
Menemukannya
Kejadian itu
Kala peduli
Sheena sembuh
Pergi tidak semudah datang
Berharap dan tidak diberi harapan
Rantai Kejombloan
Jangan pergi
Danau
Ruang yang sama
Sheena dan Sera Menghilang
Sheena dan Sera Menghilang 2
Meski bukan denganku, kamu pantas bahagia
Pertemuan itu
Sidang Terakhir
Yang terjadi di Pengadilan Agama

Kejadian di cafe

2.5K 327 25
By umiimasrifah

"Apa maksud kamu sih Mas? Kenapa kita nyari Ahkam?" Sheena masih bingung dengan sikap Kala, dia tidak pernah bisa mengerti maksud dari laki-laki itu. Banyak yang disembunyikan.

"Kamu akan tau." Ucap Kala lagi. Sudah beberapa kali Sheena bertanya, dan jawabannya tetap sama.

"Kenapa jawaban kamu selalu gitu? Kenapa kamu tidak menjelaskan dulu. Aku bosan Mas. Cukup, aku gak mau ikut kamu. Aku bukan Mbak Sera yang paham tentang kamu. Ada banyak hal yang harus aku urusi, dan hal ini sepertinya tidak penting untuk aku." Perempuan itu berusaha mengelak, dia ingin menjauh dari Kala mulai sekarang, tapi laki-laki itu seperti ingin menunjukkan sesuatu.

"Kamu masih emosi." Ucap Kala tidak meladeni dengan suara keras seperti halnya Sheena.

"Besok aku mau ke pengadilan. Ini sudah keputusan akhir, Mas." Sheena tidak peduli dengan yang dibicarakan oleh Kala.

***

"Dokter Ahkam, selamat pagi." Sepagi itu Kala sudah ada di rumah sakit. Dan akhirnya bisa menemui Ahkam, meski tanpa Sheena.

"Pagi, Pak Kala. Silahkan duduk." Ucap Ahkam yang sudah tau Kala akan menemuinya.

"Apa saya bisa menemui wanita yang dirawat dirumah anda, Dokter?" Tanya Kala pelan. Wajah Ahkam langsung berbeda.

Sudah beberapa tahun laki-laki itu menyembunyikan wanita itu. Tapi bagaimana mungkin Kala bisa mengetahuinya?

"Mmm, maaf. Tidak ada wanita dirumah saya Pak Kala." Ucap Ahkam. Dia mulai waspada dengan laki-laki didepannya, Ahkam tidak pernah menceritakan pada siapapun tentang wanita itu. Tidak pernah.

Kala merogoh sesuatu di sakunya, dan menunjukkan sesuatu. Yang akhirnya membuat Ahkam terkejut.

"Anda bisa ikut saya sekarang, Pak." Ucap Ahkam langsung bergegas bersama Kala ke rumahnya.

***

Kala dan Ahkam masuk kedalam rumah mewah disuatu perumahan elite. Seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuk mereka.

"Terimakasih, Bi." Ucap Ahkam dengan senyumnya.

Kemudian mereka terus berjalan, hingga berada dibelakang rumah. Disana ada taman yang cukup luas, dengan air mancur ditengah-tengahnya. Mereka pun mengedarkan pandangan, Ahkam mencari seseorang. Dan akhirnya mereka melihat wanita paruh baya sedang asyik memetik bunga, dan meletakkannya di vas bunga.

Kala mendekat, dengan wajah yang memerah. Dari dekat dia bisa memperhatikan wanita itu dengan jelas. Wanita yang bertahun-tahun telah dicarinya.

"Ibu." Kala memanggil wanita itu, dan yang dipanggil akhirnya menoleh. Matanya nanar, airmatanya jatuh bercucuran, saat melihat Kala ada didepannya.

Wanita itu pun mendekat, "Kamu menemukanku, Nak." Dna dipeluklah Kala dengan sangat erat. Hingga membuat Ahkam ikut terharu.

***

"Jadi, Bu Indah adalah mertua Pak Kala?" Tanya Ahkam saat mereka sudah berada diruang tengah, Kala yakin untuk menceritakan semuanya pada laki-laki itu.

"Benar. Saya berterima kasih sekali karena anda mau merawat ibu selama ini." Ucap Kala yang sedari tadi mengucapkan terima kasih.

"Saya sudah menganggap Bu Indah seperti ibu saya sendiri. Setelah menemukan beliau tidak sadarkan diri di tempat yang tidak jauh dari kejadian penggerebekan para mafia tersebut, saya melihat sosok ibu bagi saya. Dan, Alhamdulillah Bu Indah mau tinggal dirumah ini." Jelas Ahkam. "Bu Indah selalu mengingatkan saya satu hal, yaitu menyembunyikan keberadaannya. Dan, ini.." Ahkam menunjukkan bross berbentuk bintang, seperti yang ditunjukkan oleh Kala sebelumnya.

"Saya tidak mengerti maksudnya, tapi saya yakin akan ada seseorang yang punya dan menunjukkan bross yang sama. Dan itu ternyata Pak Kala." Ahkam cukup untuk menjelaskan semuanya. Dia merangkul wanita bernama Indah yang ada disampingnya.

"Dan saya yakin, akan ada seseorang yang baik, yang menolong Ibu waktu itu. Dan benar. Itu anda, Dokter." Ucap Kala.

Ahkam mengernyitkan alisnya, ada pertanyaan yang ingin dia lontarkan setelah mendengar ucapan Kala tersebut. "Jadi, maksud ini semua apa?"

Kala dan Indah saling menatap dan tersenyum.

"Ibu adalah korban dari penggerebekan tersebut, dan ibu sengaja menyembunyikan diri, karena sesuatu hal..."

Ahkam mendengar dengan seksama penjelasan Indah.

***

Sheena menelpon Ahkam berkali-kali. Dia akhirnya memutuskan menunggu laki-laki itu saja yang menelpon balik, tapi tidak ada.

Perempuan itu selesai ke pengadilan negeri, dia telah menggugat cerai Kala. Itu sudah keputusannya. Dan sekarang, dia membutuhkan Ahkam. Entah dia harus kemana. Akhir-akhir ini hanya Ahkam lah yang membuatnya nyaman untuk bercerita.

Tiba-tiba layar ponselnya menyala. Sheena segera melihatnya, dari Ahkam. Wajah perempuan itu berubah bahagia.

"Halo, Assalamualaikum." Ucap Sheena.

"Waalaikumsalam." Ahkam menjawabnya.

"Kamu darimana aja sih? Aku telpon kamu beberapa kali tapi gak diangkat." Gerutu Sheena.

"Tadi ada pasien, kenapa?" Suara Ahkam terdengar datar.

"Aku pengen ketemu. Ditempat biasa ya?" Sheena menyalakan mesin mobilnya, dia bergegas ke cafe tempat mereka berdua biasanya.

"Oke." Jawab Ahkam singkat, kemudian sambungan tersebut ditutup. Hampir saja Sheena berbicara, tapi tanpa salam laki-laki itu sudah mengakhirinya.

"Isssh gimana sih, belum juga salam. Udah ditutup aja." Gerutunya semakin kesal.

Kemudian suara ponselnya kembali berbunyi, "tuhkan, dia telpon lagi. Pasti tadi kepencet matiin."

Tanpa melihat siapa penelponnya, Sheena segera mengangkat telpon tersebut. "Halo Ahkam, kenapa dimatiin sih?"

"Aku Kala." Jawab seseorang diseberang. Sheena segera melihat penelpon tersebut, dan benar, bukan dari Ahkam, tapi dari Kala.

"Eh maaf. Kenapa?" Tanya Sheena.

"Kamu dimana?" Tanya balik Kala.

"Dijalan." Jawab Sheena.

"Mau kemana?" Tanya Kala.

"Nggak perlu kamu tau, Mas."

"Aku minta tolong kamu jangan pergi kemana-mana."

"Tidak ada hak kamu menyuruhku, Mas."

"Aku tidak menyuruh, aku meminta tolong."

"Dan aku tidak mau." Sheena pun menutup telpon tersebut.

***

Tidak lama kemudian Sheena sudah sampai di cafe, dan melihat Kala sudah ada disana. Loh Kala? Kenapa bukan Ahkam?

"Kok kamu disini, Mas?" Ucap Sheena setelah menghampirinya.

"Kita pulang sekarang." Kala menarik tangan Sheena untuk ikut dengannya.

Sheena berusaha melepaskan tangan Kala tersebut, "Mas, sudah aku bilang. Aku tidak mau."

"Ini demi keselamatan kamu."

"Aku muak dengan itu semua. Biarin terjadi apa-apa denganku. Aku tidak peduli. Aku menyesal terlibat dikehidupanmu." Sheena masih tidak bisa mengendalikan emosinya.

Tiba-tiba suara dentuman keras terdengar diluar, kemudian merambat hingga kedalam cafe. Semuanya berhamburan seiring benda-benda yang ada disana meledak dan hancur, menyisakan buih-buihnya.

"Ikut aku, sekarang." Sheena telah berada dipelukan Kala. Dan dibawanya perempuan itu berlari, membabi buta seluruh pengunjung maupun pejalan kaki yang ketakutan seperti Sheena. Ya, perempuan itu takut hingga tidak berani membuka matanya. Tidak sinkron dengan yang dikatakannya tadi.

***

Seluruh program televisi menyiarkan peristiwa tersebut. Bukan terorisme, polisi meyakinkan itu. Ada modus lain dari tindakan yang menghilangkan nyawa puluhan orang tersebut. Sheena terduduk lemas sembari dirangkul Alesha, perempuan itu tau Sheena ada disana setelah dihubungi oleh Kala. Sedangkan laki-laki itu sibuk menyelamatkan para korban bersama beberapa polisi disana.

"Ahkam. Dimana dia." Sheena masih memikirkan laki-laki itu.

---

Waaah votenya 100+ dan ada waktu buat nulis, jadi Alhamdulillah bisa update cepat hehe. Nikmatin ya. Yang bingung, maklumi, cerita ini semakin gak nyambung wkwk.

Regards

Umi Masrifah

Continue Reading

You'll Also Like

4.9M 295K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
Hakim By ul

Spiritual

1.3M 77.4K 51
[Revisi] Kalian percaya cinta pada pandangan pertama? Hakim tidak, awalnya tidak. Bahkan saat hatinya berdesir melihat gadis berisik yang duduk satu...
18.9K 3.5K 3
[A DAN Z UNIVERSE] Dibaca berurutan: A dan Z, ATHARRAZKA, ATHARRAZKA 2: Aryan, ATHARRAZKA 3: Zyana. Zyana Falisha Atharrazka, anak perempuan semata w...
169K 16.1K 52
Spin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan...