Are you crazy? [OngNiel] ✅

By nntynine

26.1K 3.5K 288

Malam itu seharusnya Seongwu tak perlu repot-repot menghabiskan tenaga menyeret badan besar Daniel ke kamar. More

1
2
3
4

5

5.3K 681 76
By nntynine


.
.
.

"Naik."

Seongwu mengangkat alisnya. "Apa maksudmu? Kenapa kau menyeretku ke sini lalu dengan seenaknya menyuruhku naik ke atas motormu?"

"Naik, Seongwu."

Seongwu diam menatap Daniel yang mengeraskan rahangnya. Ada apa dengan pemuda itu?

"Daniel!"

Seongwu mencengkram erat tangan Daniel begitu pemuda berbadan besar itu berhasil mengangkatnya dan mendudukkannya di atas motornya.

"Apa kau gila?"

"Diam kalau kau tak mau jatuh."

Seongwu mengangguk. Tangannya memegang erat bagian depan motor. Dia benci naik motor. Daniel tau hal itu tapi tetap memaksanya naik. Apa sekarang Daniel menyuruh Seongwu mengendarai motornya? Apa Daniel mau Seongwu mati?

Tak lama, Seongwu merasakan punggungnya bersentuhan dengan dada seseorang. Itu dada Daniel. Seongwu mengintip sedikit dan menemukan Daniel benar-benar dekat dengannya. Tangan pemuda itu terulur mencengkram stang melewati badan Seongwu.

Pipi Seongwu panas menyadari posisi mereka saat ini.

"Hey, Seongwu. Katakan kalau kau mau menjadi kekasihku."

Seongwu bergidik. Daniel berbicara tepat di telinganya.

"Apa maksudmu?"

Daniel menyalakan motornya lalu memainkan gasnya membuat Seongwu semakin mencengkram bagian depan motor pemuda itu.

"Katakan, Seongwu."

"Ada apa denganmu? Kau sendiri yang bilang tak akan memaksaku tapi kenapa tiba-tiba?"

"Ternyata aku salah, kau seharusnya aku paksa dari awal."

"Kau-!"

"Kau tak mau mengatakannya?"

"Daniel!" Jerit Seongwu begitu motor yang mereka tumpangi melesat kencang.

"Hm? Kau mau mengatakannya sekarang?"

"Kau, sialan! Kau gila!" Seongwu berteriak melawan angin. Daniel benar-benar mengendarai motornya dengan cepat.

"Kau yang membuatku gila, Seongwu."

"Kau keparat sialan!"

Daniel tertawa.

"O-oke!"

"Hm?"

"Aku akan mengatakannya!"

Seongwu menelan ludahnya. Dia merasa Daniel menurunkan sedikit kecepatan motornya.

"Aku-aku mau menjadi kekasihmu."






.
.
.






Daniel sudah menghentikan motornya. Mereka ada di atas jembatan. Daniel masih di posisinya, duduk di belakang Seongwu dan kedua tangannya yang memegang stang. Sedang Seongwu, sejak motor berhenti kepalanya belum terangkat juga. Jantungnya berpacu cepat entah karena Daniel yang tiba-tiba berubah jadi pembalap atau karena pernyataan memalukan tadi.

Di kepalanya terus terulang-ulang kejadian ketika Seongwu berteriak melawan angin mengatakan bahwa dia mau menjadi kekasih Daniel.

"Jadi, sekarang kita berpacaran?"

Apakah bisa pernyataan sepihak Seongwu membuat mereka resmi berpacaran? Karena diingat-ingat lagi tak pernah ada ajakan menjalin hubungan keluar dari mulut Daniel.

Apa Daniel benar-benar menyukainya dan berniat menjalin hubungan atau hanya bermain-main?

Seongwu melirik Daniel yang meletakkan dagunya di pundak Seongwu. Ditariknya pipi gembil Daniel hingga pemuda itu sedikit menjauh dan Seongwu dapat turun.

"Kenapa pipi ku dicubit?"

"Kau kira hanya dengan membawaku ngebut lalu mengancamku akan berhasil?" Seongwu mendecih lalu menunjukkan tiga jarinya. "Ada tiga hal yang harus kau jawab, Daniel."

"Hm?"

"Pertama, apa kau benar-benar menyukaiku? Maksudku bahkan kau tak menceritakan siapa itu Sungwoon yang ada dalam pikiranmu di malam itu. Kau seenaknya bilang menyukaiku tanpa peduli jika aku berpikir keras siapa itu Sungwoon. Kau pikir aku tak berpikiran bahwa aku merebut kekasih orang lain, hah?

Kedua, kemana kau menghilang selama lima hari ini? Aku rela memutar agar bisa lewat fakultas teknik berharap melihatmu. Atau datang setiap hari ke bar dan hanya menemukan temanmu. Kenapa kau hobi sekali membuatku berpikir keras?

Ketiga, apa aku bisa menjawab pertanyaanmu tadi jika kau saja bahkan tak pernah mengajakku berkencan? Kau menyebut kejadian tadi sebagai peresmian hubungan kita, huh? Jangan bercanda, sialan!"

Tangan Seongwu terlipat dan diletakkan di dada. Matanya menatap tajam Daniel yang masih terkejut.

Seongwu tak akan menampik jika sebenarnya dia pun sudah jatuh pada Daniel, entah sejak kapan hanya Seongwu sadar setelah lima hari ini Daniel menghilang.

Lima hari itu pikirannya hanya diisi oleh Daniel, Daniel dan Daniel. Pemikiran-pemikiran tentang kemungkinan kenapa Daniel menghilang selalu menghantui Seongwu.

Tawa Daniel menyadarkan Seongwu.

"Kau benar-benar menggemaskan, Seongwu."

Ingat, Seongwu akan marah jika seseorang menyebutnya menggemaskan tapi Daniel beda. Jantungnya berdetak cepat dan perutnya seperti penuh dengan kupu-kupu yang terbang.

"Maaf, aku menghilang. Aku sedang menenangkan diriku yang cemburu melihatmu berdekatan dengan Jinyoung. Aku tak mau kau jadi sasaran emosiku dan akhirnya menghancurkan hubungan kita."

Seongwu dan Jinyoung memang dekat, sebagai senior dan junior. Akhir-akhir ini keduanya memang semakin dekat. Seongwu tak tau alasan Jinyoung mendekatinya, dia juga enggan percaya pada Minhyun juga beberapa temannya yang lain yang mengatakan kalau Jinyoung menyukainya.

"Kak Jinyoung hanya seniorku."

Daniel mengangguk.

"Dan Sungwoon bukan siapa-siapa. Dia hanya mantan kekasihku. Mantan terindah yang sulit aku lupakan." Seongwu mempertajam tatapannya. "Tapi seseorang berhasil membuatku melupakannya. Seseorang yang suatu malam bernasib buruk karena menjadi korban dari orang gila yang gagal melupakan mantan kekasihnya."

Seongwu memutar bola matanya. Ya, dia mengakui malam itu dia memang bernasib buruk.

"Jadi, untuk seseorang yang berhasil membuat orang gila ini meninggalkan masa lalunya, kau mau menjadi masa depannya? Seongwu, jadilah masa depanku."

"Menggelikan." Seongwu mendecih. "Apa? Aku sudah meneriakkan jawabanku di jalanan tadi."

Chup!

"Daniel suka Seongwu. Daniel cinta Seongwu."

Seongwu menahan bibir Daniel yang hendak menyerang wajahnya kembali.

"Apa kau masih berhubungan dengan Sungwoon?"

Daniel mengangguk.

"Apa sering?"

"Aku sering menanyakan materi yang tak kupahami karena dia juga seniorku."

"Kurangi! Masih banyak senior yang bisa kau tanyai."

"Tapi kak Sungwoon yang terbaik di kelasnya."

Seongwu mendelik. "Masih ada peringkat kedua! Atau kau bisa belajar bersamaku."

"Tapi jurusan kita beda, Seongwu."

"Google! Banyak sumbernya, pengetahuanmu pun juga akan bertambah."

Daniel tertawa kencang.

"Baiklah. Baiklah. Aku akan melakukan apapun untukmu, sayangku."

Seongwu mendecih. Kepalanya menengok ke kanan dan kiri sebelum mendaratkan kecupan pada hidung mancung Daniel.

"Aku mencintaimu."

E N D

Yay end!!!! Maaf untuk end yang mengecewakan😭
Makasih untuk yang udah baca, beri vote bahkan sampai ngasih komen. AKU SENENG BANGETTTT kalian masih mau baca apalagi sampai komen cerita ini

C u on my next work, mungkin.

Sarangek❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

96.5K 10.3K 49
Kehilangan seseorang akan selalu menjadi luka terdalam.
426K 28.1K 38
Kara, atau Askara Bhumi adalah bocah pendek nan polos yang terkesan manis juga imut dengan pipi yang sedikit besisi ditubuh mungilnya. Bocah yang bar...
3K 531 19
hantu itu yang selalu mengikuti Dongpyo kemanapun Dongpyo pergi. hantu itu adalah hantu yang tidak terlihat seperti hantu yang lain nya dan dia tidak...
851K 8.4K 29
Hanya cerita hayalan🙏