Kelinci Berjiwa Harimau

By Orphicelle

58 10 8

Pengkhianatan adalah suatu hal yang lumrah dalam sebuah pemerintahan, layaknya sudah menjadi lingkaran merah... More

Prolog
|1| Pengejaran
|2| Badai Di Laut Timur
|4| Cukup Aku Yang Merasakan

|5| Kerjasama

8 0 0
By Orphicelle

Pijar Cahaya, nama dari organisasi rahasia yang mengatas namakan perubahan atas pemerintahan diktator yang diayomi oleh sang penasehat kerajaan yang semena-mena. Greo Al-weersa, dia telah menumpahkan kesedihan dan keputusaan pada rakyat kecil tanpa memedulikannya, mengangkat keluarga bangsawan setinggi-tingginya, ambisius mengejar tahkta milik sang kakak. Niat busuknya membuat rakyat jelata sengsara, kelaparan dimana-mana, sibuk menyumpal keluarga bangsawan yang punya kedudukan tinggi untuk mendukungnya. Greo berwajah dua, baik dihadapan kakaknya yang begitu mempercayainya tapi dibelakangnya begitu gigih berniat menggulingkannya.

Salah satu dari jendral besar kerajaan Hulungga memilih untuk hengkang dari posisinya, dia tidak tahan, selama ini sudah lelah dirinya bermuka tebal mendapati pemandangan menyedihkan rakyat menderita, Greo enak saja di istananya, meracuni kakaknya janji-janji manis layaknya iblis, menghipnotis paradigma yang berbeda pada Qou agar dia tidak merasa curiga atau khawatir.

Qou adalah raja yang baik, dia tidak pernah menginginkan kursi kekuasaan seandainya mendiang raja terdahulu tidak memberikan mandat memilihnya menjadi pengganti. Qou tahu adiknya Greo begitu menginginkan posisi raja, tapi dia tidak bisa begitu saja mengindahkan amanat ayahanda yang menginginkannya menggantikan dirinya. Maka Qou mengambil jalan tengah, memilih Greo sendiri sebagai penasehatnya dan memberi otoritas penuh atas posisinya. Qou amat mempercayainya.

Semenjak ketimpangan sosial yang amat nyata, guru Jo--panggilannya--pergi dari kerajaan, memilih kehidupan bebas yang tidak mengengkangnya, membantu rakyat biasa, memperbaiki kesalahan yang dia perbuat selama ini, dan dia menemukan belahan jiwanya didalam pengembaraannya, gadis yang kuat dan tegar hingga mampu mendampingi langkahnya.

Pijar Cahaya berdiri dipulau tidak berpenghuni disebelah timur, tidak terjamah manusia selama ini. Guru Jo memanggil teman-temannya yang memiliki pemikiran yang sama, mereka menginginkan perubahan besar, mereka mau menghilangkan strata didalam tatanan masyarakat.

Sejauh ini pihak kerajaan berkali-kali kalang kabut atas aksi mereka, penyerangan pada rumah bangsawan korup, pembebasan cendekiawan yang terlalu banyak bicara dan mengumandangkan perubahan dirasa mengancam, dan berbagai aksi heroik lainnya. Pihak kerajaan berusaha keras menangkap mereka, mengincar kepala pemimpin dari kelompok tersebut beringas. Bila mereka dibumi hanguskan, maka rencana mereka akan segera terlaksana.

Greo merencanakan sebuah rencana berbahaya, namun hanya segelintir orang yang mengetahuinya.

*****

Keke bercerita tentang tiga pria yang dia selamatkan tempo hari, mereka terdampar dipantai dengan tubuh penuh luka, Keke tidak bisa membiarkan mereka begitu saja seolah angin lalu, dia memegang prinsip untuk peduli pada sesama, Keke selalu seperti itu.

Lie mengangguk, walau umurnya baru tujuh belas dan apalagi dia seorang gadis, guru Jo menunjuknya sebagai pengganti pemimpin Pijar Cahaya. Lie dilatih khusus oleh guru Jo sendiri, dia yakin Lie memiliki potensi terpendam yang mengerikan.

Keke mengajak Lie menuju ruangan mereka, salah satu kamar yang dihuni oleh dua orang diantara tiga pria tersebut, Lie tentu ingin memeriksanya, jarang sekali ada manusia yang berhasil selamat melewati ganasnya badai laut timur. Mereka bahkan tidak sengaja terdampar dipulau mereka.

"Ketua pasti akan kaget, mereka kelihatan seperti seorang prajurit," Kata Keke semangat.

"Aku akan tahu saat melihat mereka," jawab Lie. Mereka sudah ada didepan pintu kamar, Keke sigap membukakan pintu, dia semangat ingin memperlihatkan hasil penyelamatannya bahkan sampai membuat Lie belum melepaskan jubahnya.

Disisi kiri seorang pria dengan kepala dibebat perban terbaring tidak sadarkan diri, tubuhnya diselimuti oleh perban yang didalamnya ada dedaunan obat, menyengat sampai kehidung. Zarana berhasil menghentikan pendarahan dengan obat-obatan herbalnya yang sungguh menyengat. Dikanan, seorang pria yang seperti sudah bangun mencoba duduk, dia kelihatannya menahan sakit, wajahnya meringis. Keke gesit membantu, bilang pada seseorang untuk segera memanggil Zarana agar bisa memeriksanya. Lie diambang pintu terdiam.

"Inilah ketua, mereka awalnya sangat mengenaskan, luka berdarah dimana-mana. Untunglah si bocah itu bisa menyembuhkannya," celetuk Keke, bocah yang dia maksud adalah Zarana.

Lie bergeming.

"Ketua?"

"Panggilkan jendral Lahwi dan jendral Sanggana."

"Eh?" panggilan jendral diberikan untuk mereka yang memimpin setiap misi, sejauh ini ada empat jendral dengan anak buah mencapai ratusan.

"Segera, jendral Keke," perintah Lie, tajam.

"B--baik." Keke melesat pergi, walaupun dia bingung kenapa tiba-tiba Lie menyuruhnya memanggil Lahwi dan Sanggana. Satu jendral lagi sedang ada misi diluar pulau dan belum kembali.

Ruangan itu senyap, hanya ada Lie dan pria yang sekarang menatapnya tajam, waspada kalau Lie akan menyerangnya. Tapi Lie tidak peduli, dia mendekat perlahan, duduk disamping ranjang pada kursi yang barusan diduduki Keke. Mereka bersitatap, iris mata hijau tua milik pria itu berkilat oleh cahaya lampu minyak.

"Selamat malam wahai pangeran pertama, Sinra Al-weersa," sapa Lie datar, tapi efeknya menimbulkan raut pucat pada pria yang barusan dia panggil Sinra tadi.

"Bagaimana--"

"Tentu saja aku tahu, yang mulia. Tapi anda tidak perlu tahu, lagipula pangeran sangat terkenal dikalangan masyarakat, itu bisa dijadikan alasan." Lie berdiri, gadis itu sama sekali tidak menunjukan sorot ketakutan, dia malah mengintimidasi seorang pangeran lewat nada bicaranya.

"Aku tidak memerlukan imbalan, salah satu jendralku menyelamatkanmu dengan suka rela, jadi aku akan membiarkannya saja. Tapi masalahnya adalah, kau adalah keturunan kerajaan, garis takdir membuatmu harus bersinggungan dengan sekumpulan pemberontak yang selama ini memporak-porandakan keluarga bangsawan. Kau pasti tahu siapa kami, bukan?" jeda, ruangan kembali senyap.

"Kalian adalah Pijar Cahaya, benar?" tebak Sinra, pikirannya dipenuhi oleh kemungkinan-kemungkinan buruk, kelompok pemberontak terkenal menyelamatkan mereka. Itu sudah menjadi alasan jelas agar Sinra membawa Nam dan Tho dari sini. Sejauh ini Sinra mengenal Pijar Cahaya sebagai organisasi rahasia yang menginginkan tahkta. Mendapati dua pangeran kerajaan Hulungga seolah sekali mendayung dua pulau terlampau. Mereka bisa saja memanfaatkan mereka.

Sinra mengeluh dalam hati, mereka sudah selamat dari kejaran Greo dan konco-konconya. Sekarang mereka malah masuk didalam kawasan musuh lainnya.

"Jangan salah sangka. Kami tidak akan memenggal kepala kalian," sela Lie, Sinra sempurna mendongak menatapnya, bingung.

"Kami juga tidak akan memasukan kalian ke penjara, menunggu tiga jendralku datang, aku ingin menjelaskan satu hal."

"Apa?" Tanya Sinra.

Lie melirik padanya."Kami bukan orang jahat."

*****

Zarana mendapati kalau pasien daruratnya malah hilang entah kemana, gadis yang memanggilnya juga tidak tahu kenapa. Padahal Zarana sudah rela menanggalkan pekerjaannya meneliti daun obat baru dari ibu kota yang dibawa Lie dan Sanggana. Zarana memilih kembali kekamarnya saja.

Sedangkan Nam, dia tengah mencerna keadaan yang sekarang menimpanya. Rasa bahagia karena Sinra sudah sadar berganti rasa tegang oleh tatapan dua orang pria berpangkat jendral itu, mereka tidak melepaskan tatapannya pada Nam maupun Sinra. Sedangkan Keke berdiri disamping gadis yang sedang duduk di meja kerjanya.

Nam agak kaget mendapati pemimpin dari tempat ini adalah seorang gadis remaja berumur tujuh belas tahun, entah seistimewa apa dirinya hingga mampu menjadi ketua. Tapi Nam tidak mau membuat masalah--padahal dia selalu membuat keributan--dengan Lie, dua jendralnya ketat sekali.

"Aku mengajak kalian kesini untuk membicarakan hal penting," ucap Lie setelah lima menit keheningan. Semua mata tertuju padanya. "Dua pangeran telah masuk dalam wilayah kita, selama ini sangat sulit mengajak mereka bernegosiasi, secara penjagaan istana ketat sekali. Greo sadar kita akan rencana kita."

"Rencana apa?" sela Nam.

Sinra menyikutnya. Menyuruh diam. Nam agak jengkel sekarang, sepertinya diantara mereka semua hanya dirinya yang ketinggalan informasi.

"Kami ingin mengajak kalian beraliansi," jawab Lie.

Nam sempurna terbelalak."Apa?"

"Dengarkan dulu, Nam," bisik Sinra.

Suara kekehan itu membuat Lahwi dan Sanggana menoleh, melihat Lie tertawa geli adalah pemandangan yang langka. Dia tidak pernah tertawa saat sedang rapat, jadi kenapa dia sekarang malah sedang menahan tawa?

"Ya ampun, benar-benar tidak seperti pangeran pada umumnya," ledek Lie sengaja. Nam bangun dari duduknya.

"Berani sekali!" Nam melotot, menghiraukan dua ajudan yang siap sedia melepaskan pedang bila Nam kelewatan.

Sinra menepuk dahinya.

"Maaf-maaf. Tapi astaga, ketika aku berbicara dengan Sinra dia benar-benar bisa menangkap maksudku dengan cepat, sedangkan kau, kurasa aku akan mencoba menjelaskan pelan-pelan." suara tawa itu masih tersisa, Lie sepertinya menikmati reaksi Nam yang sebal dengan ledekannya.

Penjelasan akan rencana mereka, 'pun, berlangsung....

*****

Continue Reading

You'll Also Like

Lady Amethyst By huuusth14

Historical Fiction

172K 12.9K 38
BRAKKK!!! Agnessa Ayudia Wicaksono, seorang anak konglomerat di Indonesia. Berusaha membuka matanya, tubuhnya terpental jauh dan kepalanya terbentur...
6.3K 308 132
NOVEL TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA Native Title : 流水迢迢 / Liushui Tiaotiao Author : 箫楼/ Xiao Lou Bab : 148 bab - September 2024 -
499K 41.4K 71
Kalaupun ada kehidupan kedua,Emily mungkin lebih memilih mati. Namun,setelah mati Emily benar benar menjalani kehidupan keduanya sebagai anak dari Du...
4.3M 582K 69
18+ HISTORICAL ROMANCE (VICTORIAN ERA/ENGLAND) Inggris pada masa Ratu Victoria Sebelum meninggal, ibu dari Kaytlin dan Lisette Stewart de Vere menyer...