A & Z

By riafil

51.9K 2.5K 84

Aluna suka basket dan skateboard tapi yang paling dia suka adalah makan dan tidur. Apalagi bolos pada saat pe... More

1
2
3
5
6
7
8
Pemeran
9
10
11
12
13
14
15
UNITED IN DESTINY
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
SINGGAH
34
35
36

4

1.9K 105 2
By riafil

"ZZZEERRROOOO!!" panggil seorang cewek dibelakang mereka, sontak Zero dan Aluna menolehkan kepalanya kebelakang.

"Pagi-pagi udah ketemu nenek lampir" ucap Aluna.

"Zero kok lo berangkat sama si kutu sih?" tanya Denada, dia cewek yang suka sama Zero. Tapi Zero tak pernah sedikitpun merenspon cewek ini.

"Terus apa urusanya sama lo nenek lampir?" sewot Aluna.

Karena memang dia dan Denada tak pernah akur suka adu mulut. Menurut Aluna, jika di FTV masa sekolah yang dia tonton, Denada ini termasuk geng-geng jahat begitu. Suka menindas kaum lemah dan sok berkuasa. Tapi untungnya Aluna tak seperti mereka yang mudah di tindas oleh Denada.

"Tau ah, urusin tuh gebetan lo ze. Pagi-pagi udah ketemu nenek lampir bikin eneg perut gue yang belum sarapan" setelah berucap dia meninggalkan Zero dan Denada.

"Zero, lo gue ajak berangkat bareng gak mau, kok sama si kutu mau sih?"

"Lo siapanya gue?" Zero meninggalkan Denada yang semakin kesal.

"Awas aja ya lo kutu, tunggu pembalasan gue" gumam Denada.

★★★

"HHAAIII ALUNAAA COMEBACK!!" teriaknya setelah tiba di kelas.

"Astaga gendang kuping gue mau pecah" ucap Bobi.

"Gak usah alay lo bob" lalu dia menghampiri tempat duduknya dan mulai memakan bubur ayamnya.

"Lo tadi berangkat sama Zero?" tanya Nindi. Aluna hanya mengangguk dan masih serius memakan bubur ayamnya.

"Kok tumben berangkat sama dia?" Aluna menggidikkan bahunya.

"Jawab kek, dari tadi jawabnya pakek isyarat tubuh lo kira gue tuli apa"

"Lo buta nin, udah tau orang makan masih aja di ganggu"

"Hehe iya sih, jawab dulu biar gue gak kepo"

"Apa sih niinnn, gemes gue lama-lama sama lo"

"Ya tadi kok lo bisa berangkat sama Zero, kan secara ya. Zero tuh anaknya udah terkenal pendiem dan gak pernah berurusan dengan cewek. Kalo ada yang deketin Zero pasti di bully sama Denada"

"Terus faedahnya gue apa tentang info lo tadi?"

"Ya kayak gak nyangka gitu"

"Lo nya yang alay"

"Entar lo di bully sama Denada gimana Al? Lo kan udah tau kalo ada yang deketin Zero berarti berurusan dengan Denada" Aluna berhenti makan buburnya lalu mebolehkan kepalanya ke Nindi.

"Terus? Gue harus bereaksi kaya gimana dengan ucapan lo itu? Takut?"

"Yaa gimana ya"

"Ngapain takut sama orang yang sama-sama makan nasi? Eh gak deng, dia mah makan pasir"

"Wkwkwk beneran lo gak takut?"

"Gak lah, Zero juga temen gue udah dari SMP walaupun gak akrab sih. Tapi, sebelum Denada kenal Zero, gue kenal duluan sama dia. Terus apa hak nya larang gue deket sama Zero? Dia pacarnya? Bukan kan?" penjelasanya sambil memakan buburnya kembali.

"Iya juga ya?"

"Makanya bego jangan di pelihara"

"Sialan lo"

"Tap-"

"Apa lagi sih nin? Gue makan jangan ganggu ah" Nindi mengerucutkan bibirnya karena pertanyaannya di sela oleh Aluna.

★★★

Aluna begitu bosan dengan pelajaran, menunggu istirahat tak kunjung datang. Akhirnya dia berinisiatif ke kamar mandi.

"Lo mau kemana?" tanya Nindi saat Aluna berdiri dari kursinya.

"Kamar mandi, lo ikut?"

"Paling juga lo keluar dari kamar mandi ga balik"

"Sstttt.. Diem ah elah gue bosen, cabut ya bye" dia melangkahkan kakinya ke meja guru dan ijin untuk ke kamar mandi.

Setelah ke kamar mandi, ia melangkahkan kakinya menuju lapangan basket.

"Al! Sini woi main yuk" ajak Jovan, kebetulan kelasnya sedang pelajaran olah raga.

"Terus gue basketan pakek rok gitu? Lucu lo"

"Iya ya? Terus gimana?"

"Anak cewek pada kemana?"

"Paling juga ke kelas kan udah pergantian jam"

"Bentar, gue mau pinjem celana dulu"

"Yoi"

Setelah itu dia menghampiri kelas XII IPA 3 untuk meminjam celana olah raga. Kebetulan dia melihat Cerry teman eskulnya dulu di eskul musik.

"Cer, pinjem dong"

"Buat apaan?"

"Buat main basket, entar gue balikin deh"

"Yaudah nih"

"Makasih Cerry strobery sweety" Cerry hanya menggelengkan kepalanya karena heran dengan temannya yang satu ini. Lebih suka main bersama cowok ketimbang cewek.

Setelah Aluna ganti, dia menuju lapangan basket.

"Wehehe muncul akhirnya" ucap Jovan.

"Lo gak ada pelajaran Al?" tanya Hafis.

"Kayak lo kenal Aluna kemaren aja lo fis" Vino menimpali.

"Bosen gue di kelas, dengerin Pak. Cipto ngomong mulu"

"Jelasin pelajaran itu mah" Erlan menyahut.

"Sama aja kan dia ngomong"

"Iya juga sih"

"Udah ah jangan banyak cincau"

"Cinconggg" Gemas Andi.

"Beda dikit aja"

Akhirnya mereka pun bermain 3 on 3, Aluna bersama Jovan dan Erlan. Sedangkan lawan mainnya Vino, Hafis dan Andi. Setelah puas bermain mereka di tepi lapangan sambil mengipas-ngipaskan wajahnya dengan tangan.

"Gerah bodyy" ucap Vino.

"Kok kayak sponsor ya" tanya Aluna.

"Emang bego"

Kkkrrriinnggg kkrriinngg....

"Yyeeyyy istirahat" sorak Aluna dan langsung berdiri.

"Heh bego ini masih jam berapa? Istirahat kurang sejam lagi" Aluna melihat Jam yang ada di tangannya, benar kata Andi. Ini masih jam setengah 9.

"Wah ini pak Cipto udah keluar dari kelas"

"Jam selanjutnya siapa Al?" tanya Erlan.

"Bu. Rini"

"Udah sono balik keburu Bu. Rini masuk"

"Yaudah lah, gue masuk dulu ya bye!" dia pun lari menuju kelasnya. Dan sangking begonya, dia tak melihat Pak. Cipto dari arah berlawanan.

"Mampus!" dia pun berbalik arah, tapi dia berhenti saat Pak. Cipto meneriaki namanya.

"Kamu dari mana? Katanya ke kamar mandi, tapi sampai waktu saya habis gak balik"

"Eenngg nganu pak saya tadi itu..." Aluna bingung untuk mencari alasan, bodohnya dia tak mengganti dulu celana olah raga dengan rok.

"Aasshhh banyak alasan, kamu sengaja kan bolos pelajaran?"

"Gak pak enggak" elaknya.

"Kamu saya hukum lari 10 kali puteran, dan merangkum bab yang saya tadi jelaskan. Jika kamu tidak melaksanakan hukumannya, nanti saya tambahi"

"Yaahhh pak, larinya jangan banyak-banyak saya itu tadi capek sudah habis lari-lari main basket" Aluna otomatis menutup mulutnya yang keceplosan.

"Oohh kamu bolos pelajaran karena main basket"

"Hehehe" cengengesnya.

"Udah sana! Saya tam-"

"Iya pak iya" ucapnya lalu langsung lari ke Lapangan.

Setelah melaksanakan hukumannya dia langsung tiduran di kursi yang ada di pinggir lapangan.

"Gila capek gue" ucapnya dengan mukanya yang memerah dan keringat yang bercucuran.

Bel istirahat sudah berbunyi tapi dia masih tak bergerak melangkahkan kakinya untuk ke kantin. Dia masih menetralisirkan deru nafasnya.

Setiap temanya atau adik kelas yang kenal dengan Aluna selalu menyapanya dan bertanya. "Ngapain lo tiduran di situ?" dia selalu menjawab "Seperti biasa" semua sudah faham dengan jawaban Aluna, cewek itu memang sering kena hukuman lari di lapangan. Tapi, dia juga tak jerah dengan hukuman itu.

Saat Aluna memejamkan mata, ada yang menghampirinya. "Ngapain lo?" tanya orang itu.

"Ini pertanyaan yang ke 25 kali dan gue jawab dengan jawaban yang sama" ucapnya dengan mata masih terpejam. "Seperti biasa"

"Bangun" Aluna membuka matanya dan di depannya ada sebotol air mineral dingin, dia mendongakkan kepalanya.

"Hehe minumnya buat gue ya ze?" tanya Aluna sambil bangun untuk duduk. Zero duduk di sebelah Aluna dan memberikan air mineralnya kepada Aluna dan langsung habis sekali teguk.

"Hhaahhh lega"

"Luna" Aluna menengokkan kepalanya kepada Zero. 'Tumben nih bocah nyebut nama gue' ucapnya dalam hati.

"Apa?"

"Lo udah kelas 12"

"Iya gue tau"

"Fokus ujian jangan buat ulah"

"Huft...iya ze" dengusnya.

"Lo udah ikut les?"

"Udah sih, tapi yang nyantol di otak gue cuma dikit"

"Belajar sama gue, mau?" dengan pertanyaan Zero tersebut membuat Aluna mengerutkan keningnya.

"Tumbenan lo?" tanya Aluna.

"Mau gak?" Aluna menimbang kata-kata Zero, memang sih Zero ini tipikal cowok yang rajin dan selalu mempunyai nilai bagus. Coba ajalah, sapa tau dia tobat dan pintarnya Zero nular.

"Gimana?" tanya Zero lagi karena Aluna masih belum menjawabnya.

"Iya deh, sapa tau pinter lo nular" Zero hanya menganggukan kepalanya.

"Nanti pulang bareng gue" belum Aluna menjawab 'iya' Zero sudah meninggalkanya.

"Dasar! Kebiasaan! Belum jawab juga"

★★★

Up nih hehe vote and comment...

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.4M 78.2K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.6M 150K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
808K 61.3K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
319K 23.9K 35
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...