Berandal Couple

By Holy_shxt

1K 40 2

Demmy dan Steve... Dua remaja Junkies --Berandal-- yang tak pernah terpisahkan. Mereka bagaikan kedua roda pa... More

SINOPSIS
PROLOG
CHAPTER 1 : Just Dream or Lose Memory??
CHAPTER 3//1 : Date
CHAPTER 3//2 : Date
CHAPTER 4 : Trouble

CHAPTER 2 : Shit!!

138 8 0
By Holy_shxt

Hari ini adalah hari pertama masuk skull, 'Berandal Couple', Demmy dan Steve, berlari terburu-buru memasuki gerbang sekolah. Yah, tepat, mereka T.E.R.L.A.M.B.A.T.

"Huft.. Huft.. Huft.. Pagi, Miss. Maaf, kami terlambat" Sahut Demmy setelah sampai di depan pintu masuk kelas.

Mrs. Sarah yang sedang mengajar, menatap mereka tajam, "Huh? Apa kau bilang, Miss Alexander? Maaf? Kalian tau sekarang jam berapa? Hari pertama masuk kalian sudah terlambat 15 menit? Great.. Great.." Maki Mrs. Sarah seperti kereta api.

'Aduh bisa mampus nih', batin Demmy.

"Maaf, Miss. Kami tau kami salah, tapi itu tadi gara-gara..."

"Gara-gara bus, Miss. Iya busnya lama, Miss. Padahal kita udah nunggu di Halte dari jam... jam..." Demmy memotong ucapan Steve.

"Jam berapa, Woyy!!" bisik Demmy pada Steve.

"Jam tujuh lewat 5 menit, Miss. Swear, deh, Miss" Lanjut Steve. Membentuk jari telunjuk dan tengahnya berbentuk V.

Mrs. Sarah yang mendengarnya menaikkan sebelah alisnya, semakin marah.

"Itu sama aja, Oon" tegur Demmy, menginjak kaki Steve jengkel.

"Aw.." pekik Steve. Mrs. Sarah melototi mereka bergantian. Demmy menelan ludahnya susah payah karena tau Si Guru Killer di hadapannya sudah marah.

"Alasan!" Mrs. Sarah menjewer telinga Demmy dan Steve. "Udah tau salah masih main-main. Bersihkan toilet guru sekarang juga, lalu hormat bendera sampai jam istirahat!" lanjutnya.

"Aduh.. du.. duh... Sakit, Miss" ringis Steve.

"Mampus, deh gue" sungut Demmy. Anak-anak lain yang di dalam kelas hanya cekikikan melihat mereka berdua. "Heh.. Diam lo!!" bentak Demmy.

"Udah. Kerja sana!!" Mrs. Sarah mendorong mereka dan menutup pintu.

"Nih semua gara-gara lo" tuduh Steve pada Demmy.

"He.. he.. he.." eh.. eh.. eh.. yang di tuduh malah cengengesan. "Sorry, bro. Gue 'kan gak tau udah jam berapa, lagian elo juga sih! Mandi lama, ya gue tidur lagi" Demmy membela diri.

"Mck.. " Steve jengkel dan mendahului Demmy.

"Eh.. Mau kemana?" tanya Demmy.

"Ya toilet lah, masa pulang!" sahut Steve sudah jauh di depan Demmy.

"Oh iya, ya" Demmy menepuk jidatnya.

⭐️⭐️⭐️

"Ah gila. Tuh Killer tau aja, ya ngerjain orang" sungut Demmy sambil menyeruput Lemonnatenya.

"Hmm.." Steve hanya mengangguk lemah.

Sekarang mereka sedang berada di kantin sekolah. Yah, mereka sudah mengerjakan hukumannya.

'Ring....' lonceng pertanda jam istirahat usai berbunyi.

Demmy dan Steve segera berlari memasuki kelas...

⭐️⭐️⭐️

Sehabis pulang sekolah, mereka bukannya pulang, malah pergi ke sebuah Departement Store di Hemillton Street untuk berbelanja beberapa keperluan rumah. Persediaan makanan mereka di kulkas telah kosong.

"Steve, lo suka yang rasa apa nih?" tanya Demmy. Ditangannya sudah ada dua kaleng selai, "Coklat apa Vanilla?"

"Ehm.. Coklat aja, deh. Kita beli Spagetti Instantnya berapa?" tanya Steve balik.

"2 dus aja. Males kalo bolak balik belanja mulu" jawab Demmy.

"Ok" sahut Steve. Steve pergi ke etalase bagian makanan instan. Tapi belom aja nyampe, dia udah liat pemandangan manis. Manissss banget sangkin manisnya sampe mau di telen ama si Steve. Dia enggak sengaja ngeliat tuh bajingan, Ayahnya sedang jalan bersama seorang jalang yang kelihatan hanya berusia setengah dari umurnya.

Seketika rahang Steve mengeras, mereka berjalan membelakangi Steve, "Shit!! umpatnya saat tau Ayahnya akan berjalan ke etalase tempat Demmy ada, Steve segera menarik tangan Demmy. Menghimpitnya ke rak makanan instan dan merapatkan tubuh mereka.

Demmy terkesiap dengan tindakan mendadak Steve. Plus wajah mereka yang bisa di bilang hanya beberapa senti, "Steve..." tegur Demmy.

"Stt.. diam dulu" Steve sesekali melirik ke arah Ayahnya. Demmy mengikuti arah pandang Steve, seketika dia langsung diam, mengerti maksud Steve.

Saat Steve melihat Ayahnya semakin dekat, dia langsung memangkas jarak antara wajah mereka dengan semakin menekan tengkuk dan merengkuh pinggang Demmy mendekat padanya. Demmy semakin gugup, karena sekarang jarak mereka amat sangat dekat hingga hidung dan dahi mereka bersentuhan. Yup, Steve memakai trik seperti orang kissing ini untuk menutupi wajahnya dan Demmy. Karena dia tau akibatnya jika Ayahnya melihatnya bisa ribet. Doi bakal di paksa pulang kembali ke 'Neraka'.

Tapi... Ayah Steve melihat mereka berdua dan...

"Ck.. ck.. ck.. Dasar anak muda jaman sekarang tidak tau tata krama dan tempat" tegur Ayah Steve dan segera berlalu.

Demmy dan Steve bisa bernapas lega, "Hampir aja" ujar Steve, masih dengan posisi yang sama. Demmy hanya memandang tajam Steve, "Apa?" Steve bingung. "Aw.." pekik Steve karena tulang keringnya terkena tendangan maut Demmy dan segera menjauh.

"Awas lo" ancam Demmy seraya berjalan ke Kasir.

⭐️⭐️⭐️

Setelah kejadian tadi sore, kebencian Steve pada Ayahnya semakin menumpuk. Dia butuh hiburan.

"Demmy!!" panggil Steve.

"Hmm..." sahut Demmy, asik bermain The Warriors di Play Stationnya; Cleon si leader sedang meng-uppecut Diego, ketua Geng Ophans.

"Keluar, yuk!" ajak Steve.

"Hah? Keluar? Malem-malem?" tanya Demmy, masih enggan melepaskan pandangannya dari TV di depannya.

"Iya, Night Walk. Gue stress di rumah mulu" ajak Steve, lagi.

"Ehm... kemana?" sudah berpaling dari TV, menatap Steve di sofa.

"Gimana kalo minum?"

"Hah? Minum? Ogah.. ogah.. Gue udah kenyang ngangkat lo kalo kolaps" tolak Demmy, mengingat kejadian terakhir kali saat dia mengangkat Steve yang mabuk, membuat dia bergidik.

"Makan?"

"Kenyang"

"Nonton?"

"Bosen"

"Night Gym?"

"Capek"

"Terus, apa donk?" sungut Steve heran melihat penolakan Demmy.

"Balap?" saran Demmy, semangat.

"Kagak kagak. Lo lupa kejadian terakhir? Hampir aja ketangkep" kini Steve yang menolak saran Demmy.

"Iiih.. Ya udah deh. Gue tau mau kemana. Ayo!" ajak Demmy.

"Kemana?" tanya Steve.

"Ada deh. Mau ikut gak?" tanya Demmy.

"Ok. Awas lo kalo aneh-aneh"

⭐️⭐️⭐️

Mereka sampai di tempat yang di saranin Demmy. Mereka sedang duduk santai di atas Star Hill. Dari sini mereka dapat melihat ratusan bintang bertaburan.

"Indah banget, ya".

"Hmm.."

"Udah lama banget gak kesini. Mulai kapan, ya?"

"Ehm.. Terakhir kali... pas Mom meninggal" lirih Steve. Kenangan akan kematian Ibunya 4 tahun lalu kembali berputar di memorinya. Mengorek luka dalam di hatinya yang bahkan belum sembuh total.

-Flashback...

'Mom! Mana janji Mom kalau bakal terus di samping Steve?' tangis Steve luruh bersama guyuran hujan saat melihat gundukan tanah di depannya. Yah, dia masih setia menemani Ibunya yang sudah di makamkan sejak 3 jam lalu.

'Sudahlah, Tuan Muda. Ayah anda sudah sampai di rumah. Dia sedang menunggu anda sekarang' seorang lelaki paruh baya menghampirinya sambil membawa payung, pelayan Steve.

'Ah.. Biarkan aku tetap disini lebih lama lagi, Mr. Craigh' pinta Steve. Dia masih ingin menemani Ibunya lebih lama lagi.

'Saya mohon, Tuan. Jika anda masih disini anda bisa sakit' bujuk pelayan Steve, Mr. Craigh.

'Apa pedulinya Bajingan itu? Dia bahkan tak menghadiri pemakaman istrinya' ucap Steve berapi api, mengingat Ayahnya tidak menghadiri pemakaman Ibunya tadi.

'Tapi, Tuan, jika anda tidak segera pulang Ayah anda bisa marah' bujuk lelaki itu lagi.

'Huft..' dengan berat hati, Steve terpaksa meninggalkan Ibunya. Dia sudah tau kalau dia tidak segera menuruti kemauan Ayahnya, maka Ayahnya bisa melakukan hal-hal apa saja.

Dia mengikuti Mr. Craigh masuk ke dalam mobil.

Sesampainya di rumah, dia lekas pergi ke kamarnya, melewati Ayahnya yang sedang bermesraan bersama seorang wanita murahannya. Dia tidak menghiraukan Ayahnya yang memanggil-manggil namanya.

'Steve.. Steve.. kau dengar aku?' teriak Ayahnya, mendobrak pintu kamar Steve. Steve terlihat tenang, sehingga semakin memancing amarah Ayahnya.

Plak... Satu tamparan keras berhasil mendarat mulus dipipi kanan Steve.

'Kenapa? Kau benci melihatku yang memergoki mu bersama jalang mu itu?' teriak Steve sambil memegang pipi kanannya yang memerah.

'Kau..' geram Ayahnya sambil melayangkan tamparan nya menuju pipi kiri Steve, tapi dengan sigap Steve menahannya.

'Huh? Bisa-bisanya kau lebih memilih bermesraan bersama wanita lain ketimbang menghadiri pemakaman Mom? Dimana hati dan otakmu, huh?' kesabaran Steve sudah habis.

'Heh.. Memang apa ruginya bagi ku jika tidak menghadiri pemakamannya, huh?' menyunggingkan senyum mengejeknya.

Bukk... satu bogem mentah berhasil Steve layangkan dan mengenai wajah kejam Ayahnya, membuatnya tersungkur di lantai.

'Hey!! Berhenti kau!!' teriak Ayahnya saat melihat Steve berlari menjauh...

Flashback End-

"Steve, hellow..." Demmy melambaikan tangannya di depan wajah Steve.

Kenangan Steve buyar seketika saat mendengar suara Demmy.

"Lo kenapa sih?" Demmy bingung melihat Steve yang sedari tadi hanya diam.

"Ah? Oh enggak. Aku cuma sedang mengingat kapan Mom meninggal" bohong Steve.

"Oh.." gumam Demmy, "Bukannya tanggal 09 Juli 2010?" lanjut Demmy tidak yakin.

"Ah, benar. Sekarang tanggal berapa?"

"Ehm... Tanggal 09 Juli?" tebak Demmy.

"Arghh.." Steve berteriak frustrasi. "Bagaimana aku bisa lupa?" tanyanya terlebih pada diri sendiri.

"Ayo, kita harus pergi" Steve beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?" Demmy bingung melihat Steve yang sudah menarik pergelangan tangannya dan memberhentikan taksi.

🌟🌟🌟

Demmy merinding dan mengikuti Steve dari belakang. Tau, kenapa Demmy merinding? karena sekarang mereka sedang berada di kuburan. Aku ulangin K.U.B.U.R.A.N. Yups, ini ulah siapa lagi kalo bukan Steve. Steve ngajak Demmy ke pemakaman untuk mengunjungi makam Ibunya.

"Hi, Mom. Ini Steve" sahut Steve saat sampai ke sebuah makam yang bernisan Marry Anna Delbonell.

Sedangkan Demmy, dia hanya bersembunyi di balik punggung tegap Steve. "Steve.. Ngapain sih?" Demmy semakin takut.

"Salam dulu donk ke Mom aku. Mom, she's my friend, Demmy. Dia yang udah nemenin aku sejak Mom gak ada" Steve mendorong Demmy maju.

"Hi, tante. Aku Demmy temen Steve" Demmy tersenyum kikuk, 'Nih anak kesambet kali, ya?' batin Demmy.

"Yuk, berdoa" ujar Steve seraya melipat tangannya dan hening sejenak. Demmy yang sejak tadi kebingungan hanya mengikuti Steve saja. "Amin" ucap Steve beberapa menit kemudian, seraya mencium nisan Ibunya. Kemudian beranjak dari duduknya.

"Eh.. eh.. eh.. Mau kemana?" tanya Demmy, heran.

"Ya pulanglah. Emang lo mau tidur di sini?" tanya Steve balik.

Demmy segera menggeleng cepat dan mengekori Steve dari belakang. Namun, langkahnya terhenti saat senter di tangan Steve tiba-tiba padam, membuat Demmy memekik ketakutan dan melompat ke dalam pelukan Steve.

"Steve..." gumam Demmy, masih memeluknya.

"I.. i.. ya" Steve gugup, karena ketakutan senter yang tiba-tiba padam atau... karena Demmy memeluknya? "Tunggu, aku ambil mancis dulu" Steve merogoh saku celananya.

Dia segera menghidupkannya tepat di depan wajahnya dan...
"Arrrrghhh.." jerit Demmy ketakutan melihat wajah Steve yang tiba-tiba terkena cahaya dan... pingsan??

-TBC-

Sorrrrrrrrry B.G.T. Chapter ini kependekan. Biasa author SOK sibuk.

Oh, iy. Thank'x B.G.T buat JasmineAdelia udah mw jadi orang pertama yg vote cerita ini.

He.. he.. he.. 😬
See U NeXT Chap!!

Continue Reading

You'll Also Like

652K 19.1K 40
Ivander Argantara Alaska, lelaki yang terkenal dingin tak tersentuh, memiliki wajah begitu rupawan namun tanpa ekspresi, berbicara seperlunya saja, k...
233K 4.8K 17
Kesepakatan gila yang diberikan Gavriel lalu disetujui penuh oleh Baek Dahyun, secara singkat membuat hidup Dahyun berubah drastis. Keduanya menjalin...
517K 31.1K 44
Anak pungut sepertiku berharap apa dengan takdir? Benar katanya, aku tak pantas diperlakukan layaknya manusia, karena takdirku sudah terlanjur tengge...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 68K 34
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...