The Prince Mermaid

By floweryum

150K 9.9K 325

[fantasy-romance] Berganti judul dari "The Little Mermaid" "Apa yang harus aku lakukan?!" Aku kalang kabut... More

p r o l o g
๐ŸŒ€ 1
๐ŸŒ€ 2
๐ŸŒ€ 4
๐ŸŒ€ 5
๐ŸŒ€ 6
๐ŸŒ€ 7
๐ŸŒ€ 8
๐ŸŒ€ 9
๐ŸŒ€ 10
๐ŸŒ€ 11
๐ŸŒ€ 12
๐ŸŒ€ 13
๐ŸŒ€ 14
๐ŸŒ€ 15
๐ŸŒ€ 16
๐ŸŒ€ 17
#bukan part
๐ŸŒ€ 18
๐ŸŒ€ 19
๐ŸŒ€ 20
๐ŸŒ€ 21
๐ŸŒ€ 22
๐ŸŒ€ 23
๐ŸŒ€ 24
๐ŸŒ€ 25
๐ŸŒ€ 26
๐ŸŒ€ 27
๐ŸŒ€ 28
๐ŸŒ€ 29
๐ŸŒ€ 30
๐ŸŒ€ 31
๐ŸŒ€ 32
๐ŸŒ€ 33
๐ŸŒ€ 34
๐ŸŒ€ 35
โœฟbukan part 2
๐ŸŒ€ 36
BONUS CHAPTER
๐ŸŒ€ 37
halo!

๐ŸŒ€ 3

7.7K 598 11
By floweryum

Di sinilah aku sekarang.Tempat tertinggi di sekolah, rooftop.  Tempat yang paling enak untuk melihat sunset, tapi, sekolahku tidak pulang sesore itu. Entah mengapa, bekal yang kumakan sekarang sangat enak bersama hembusan angin.

"Enak Ry?" tanya Athan yang duduk di sebelahku.

Aku menoleh sekilas, "enak. Pasti ibumu yang masak?" tebakku.

Dan dia terkekeh, "bukan, aku yang membuatnya. Hahaha, kau munafik ya?" ejeknya dan itu yang membuat aku kesal. "Kau bilang kau tidak suka makananku."

"Enak, karena aku sedang lapar." jawabku asal.

"Terserahlah. Jika aku membuat sup asparagus nanti, aku tidak akan membagimu."

"Siapa yang mau makanan buatanmu? Mungkin Fey akan sakit perut jika dia yang mencobanya lebih dulu." ujarku tidak serius.

Athan mengerucutkan bibirnya. "Kau bohong. Pasti enak kan?"

"Tidak, aku memang sedang lapar." ujarku dengan malas.

Athan melipat tangannya di depan dada. "Kau bohong."

"Kalian ada di sini rupanya."

Suara yang familier di telingaku. Aku menoleh bersamaan dengan Athan.

Ternyata Fey dan Yuta. Ah, wajah Fey tersenyum jahil. Dan Yuta seperti biasa saja.

"Kalian sedang apa?" tanya Fey dan aku menyuap sendok terakhir makanan ini.

Athan memalingkan wajahnya melihat kebawah. "Hanya makan."

Aku memperhatikan wajah-wajah di sekelilingku, Yuta yang berjalan dan duduk di sampingku–di bangku panjang ini, Fey yang berdiri di samping Athan dengan rambut yang berterbangan terkena angin.

Aku menutup kotak makan ini dan memperhatikan kakiku dengan sepatu sekolah berwarna hitam ini. Kedua tanganku kusanggah di bangku ini. Pikiranku melayang kembali, mengingat luka tato sisik ikan ini.

"Ry?" panggil seseorang di sampingku dan aku menoleh.

"Ada apa?" Mata birunya menatapku dalam.

Yuta memperhatikanku dari bawah kaki hingga ujung kepala, dan itu yang membuatku risih. Dia seperti membaca pikiranku dan mengunci padanganku.

"Apa kau menyembunyikan sesuatu?" tanyanya serius, dan mata itu masih menatapku dalam.

Aku memalingkan wajahku darinya, "tidak." Aku mulai gugup, takut salah bicara.

Tanpa persetujuanku tangan Yuta memegang pipiku dan mencoba agar menatapnya. "Benar tidak?" tanyanya lagi, dan aku memberontak agar tangannya bisa terlepas dari pipiku.

"Yuta tanganmu!" seruku dan aku melihat lewat ekor mata orang yang berada di belakang Yuta menoleh bersamaan. "Iya benar."

Akhirnya tangan Yuta sudah tidak ada di pipiku lagi, dengan desahan berat dia menunduk menatap lantai. Dan aku juga melakukan hal yang sama seperti Yuta, merenungi kejadian yang baru saja terjadi.

Wajahku terasa sangat panas. Sepertinya aku harus mencuci mukaku nanti.

"Ryn, Yuta, ayo turun." ajak Athan berjalan lebih dahulu dan Fey di sampingnya.

Aku bangun, bersamaan dengan Yuta, dan aku masih tak berani menengok ke arahnya, atau meliriknya.

*

Tadi, Fey sangat ceria melihatku berdua dengan Athan di rooftop, dan sekarang, dia hanya diam menyimak pelajaran.

Dan Athan juga diam tidak bertanya kepadaku tentang pelajaran, biasanya dia selalu bertanya walaupun sebenarnya dia tahu.

Juga kejadian tadi, aku dan Yuta sekarang benar-benar canggung.

Perjalanan pulang sekolah ini suasananya sangat seram. Tidak ada Athan yang biasanya berlari mundur–badannya mengahadap ke belakang, atau Fey yang selalu mengajakku pergi ke toko boneka, dan Yuta yang memang selalu diam.

Aku hanya bisa menghelas napas lagi-dan lagi, dan berjalan merunduk. Athan dan Fey sudah berjalan lebih jauh dari Yuta apalagi aku. Jaraknya 5 meter dari Yuta dan dari Yuta 3 meter ke aku.

"Ry, kenapa semakin jauh?" tanya Yuta memutar badannya 180 derajat dan berhenti di langkah terarkhir.

Kepalaku yang tadi merunduk, menegak untuk melihat apakah benar itu suara Yuta. "Eh?" Aku terdiam di tempat, mataku melihat Fey dan Athan terus berjalan.

Aku berjalan ke arah Yuta yang masih terdiam, Yuta masih memperhatikanku. Aku mengabaikan kejadian yang terjadi di rooftop, lagi pula itu artinya Yuta khawatir denganku. Dan ... maaf sahabatku, aku tidak bisa cerita dulu soal sisik ikan ini. Bahkan aku juga tidak tahu.

"Ayo." ajak Yuta yang berusaha menggengam tanganku, dan aku buru-buru memegang tali ranselku.

Huft...

Aku dan Yuta berjalan bersisian, dan jarak Fey dan Athan sudah sepuluh meter dari kami. Yuta memasukkan tangannya kedalam saku celananya. Dan aku masih memegang tali ransel ini kuat-kuat.

Fey sudah sampai di rumahnya dan tidak mengucapkan sepatah kata untuk salam perpisahan kepadaku dan Yuta, atau Athan. Barang tersenyum pun tidak.

Tak jauh dari dari rumah Fey, empat rumah terlewat sudah sampai di rumah Yuta. Sebelum membuka pintu, Yuta menoleh kearahku dan tersenyum tipis, ya dia memang manis saat tersenyum, dan itu salam perpisahan khasnya.

Aku berjalan merunduk lagi setelah membalas senyuman Yuta.

"Apa yang dilakukan Yuta padamu?" Suara yang bisa membuatku naik darah, bertanya dengan nada dingin.

Kepalaku menegak dan menengok ke kiri, kulihat sosok Athan sedang bersandar di pohon sambil melipat tangannya di depan dada. "Hm? Maksudmu apa? Aku tidak mengerti." tanyaku balik yang dia ucapkan. Sungguh aku tidak paham.

"Baiklah." Athan berjalan lagi setelah mengatakan itu, dan mulai masuk kedalam rumahnya. Pohon yang disandarkannya itu pohon yang berada di depan rumahnya.

Aku menyernyitkan dahi,

ada apa dengan semua orang?

*

Tak banyak yang kulakukan. Hanya berbaring di atas matras menatap atap berwarna putih dengan gambar-gambar binatang air berwarna biru di sana.

Bahkan seragam ini pun masih menempel di badanku, ya Tuhan, banyak sekali kejadian aneh hari ini.

Helaan napas sedari tadi aku lakukan dan sesekali megecek ponselku yang seperti tidak bernyawa–tidak ada notif, aku yakin kalau Fey marah kepadaku, aku pun tidak tahu apa penyebabnya.

Dan sisik ikan ini ... buku!

Aku melupakan buku itu. Aduh... aku meninggalkannya di sana. Apa aku harus balik lagi ke sekolah untuk mengambilnya?

Dan ... apa buku itu masih terbuka di lembaran yang kubaca?

Tetapi kaki ini sungguh malas turun dari kasur. Aku menghela napas saat otak ini mendesak agar aku kembali ke sekolah. Aku juga takut kalau gerbang atau pun ruangan itu sudah terkunci, dikunci oleh satpam sekolah–Pak Mauro.

Atau aku menyelinap masuk lewat tembok belakang sekolah malam hari? Dan meminta agar Athan menemaniku? Tapi Athan sedang marah kepadaku sepertinya. Yuta! Tidak, Yuta tidak tahu menahu soal buku itu, dan yang ada nanti dia malah membaca pikiranku.

Huft ... kepalaku sakit.

Baiklah, akhirnya aku memutuskan agar Yuta menemaniku ke sekolah nanti malam dengan membawa alat pembuka pintu, atau seperti batangan besi yang ujungnya dibuat untuk mengungkit.

Tbc

19 Juni


Floweryum anmerkung :

Pertama-tama aku mengucapkan terima kasih yang udah kasih bintang or vote di part 2 dan 1 //hug hug//

Aku kagum //hug lagi dengan tangis bahagia//

Sekali lagi aku berterima kasih pada kalian yang dengan ringan tangannya membuka cerita ini dan memberi bintang, serta menaruhnya di reading list kalian. Terima kasih manyak-manyak //ketjup basah//

Aku jadi punya semangat buat ngelanjutin cerita ini. Dan aku berharap apapun endingnya kalian suka.

Kabar gembira bagi yang baca cerita ini. AKU AKAN BUKA HIATUS-AN CERITA INI, HANYA CERITA INI. *bukan ngegas karena marah, tapi lagi seneng, karena lumayan banyak yang ngasih bintang di part 2, gak banyak juga sih, tapi ikhlas tanpa paksaan.

Sumpah aku nulis ini deg-degan banget, keringat dingin, tangan keringetan juga, terus gemeteran kayak pas mau maju baca puisi *lha? Ini minor romance yang bikin aku deg-degan pas nulis *entah, aku anggepnya ini gitu sih.

Satu lagi. Mungkin chp ke-6/7/8/9 itu udah masuk konflik.

Dan hei! Kalian yang baru saja membaca cerita ini, terima kasih <3 😊

Salam dariku, selamat hari raya idul fitri bagi yang menjalankan,

- Floweryum.

- Bim-bim.

- Dahlia p.

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 106K 52
(๐’๐ž๐ซ๐ข๐ž๐ฌ ๐“๐ซ๐š๐ง๐ฌ๐ฆ๐ข๐ ๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐Ÿ) ๐˜Š๐˜ฐ๐˜ท๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜ฃ๐˜บ ๐˜ธ๐˜ช๐˜ฅ๐˜บ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช0506 า“แดสŸสŸแดแดก แด…แด€สœแดœสŸแดœ แด€แด‹แดœษด แด˜แดแด›แด€ ษชษดษช แดœษดแด›แดœแด‹ แดแด‡ษดแด…แดœแด‹แดœษดษข แดŠแด€สŸแด€ษดษดสแด€ แด„แด‡ส€ษชแด›แด€โ™ฅ๏ธŽ โš  ๏ฟฝ...
469K 30.8K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
1M 2.5K 61
Cerita ini mengandung konten dewasa. Kisah antar Dewi dan Dendi, sepasang suami istri yang memiliki kehidupan berbeda dibandingkan pasangan normal p...
655K 54.1K 56
|FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TITIK!!| Transmigrasi jadi tokoh utama? Sering! Transmigrasi jadi tokoh jahat? Biasa! Transmigrasi jadi tokoh figuran? Bas...