POM #1 The Return of the Witc...

By Asterioidea

366K 27.7K 2.6K

Awesome cover by imelda priskila Sudah tamat Piece Of Magic 1 The Return of the Witch (Dulu berjudul Magic W... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
cast
40
41
43
44
45
46
47
Epilog
pengumuman
Happy birthday!
Enjoy This~
Little Fact^^
POM Series 1.5

42

4.4K 395 25
By Asterioidea

Nicholas menyerahkan sebuah pedang Rapier pada Ryn. Ryn menerima pedang itu dengan takjub dan mulai bergaya dengan pedang itu. Beratnya lebih ringan dari pada pedang yang sering ia gunakan, membuatnya lebih mudah untuk bergerak.

"Sudah siap?"

"Kau belum memberitahuku peraturan duelnya."

Nicholas tertawa keras. "Lawanmu tidak akan pernah memberitahumu peraturan duel Ryn. Seharusnya aku juga tidak menanyakan kesiapanmu tadi, karena lawan akan menyerang dari mana saja tanpa berkata apa-apa."

Ryn menggeram kesal sambil mengawasi pergerakan Nicholas. Ia tahu kalau dirinya bodoh jika sudah berhubungan dengan duel bersama lawan. Rasanya ia pernah melakukan hal semacam ini, berduel dengan orang yang terkesan sombong dan malah menertawakannya saat berduel. Ya tidak salah lagi, Nicholas mirip sekali dengan Mr. Rolfy.

Nicholas melesat ke arah Ryn yang masih memegang pedangnya. Dengan spontan Ryn berusaha menangkisnya dan menetralisir detak jantungnya yang tiba-tiba saja berdetak kebih cepat.

"Kecepatannya itu ... apa-apaan itu?!" batinnya sambil menggertakkan gigi.

Ryn mengambil langkah mundur untuk menjaga jarak, akan lebih sulit berduel dengan kecepatan seperti itu dari jarak dekat. Nicholas kembali melakukan penyerangan secara beruntun, membuat Ryn terpaksa untuk terus menerus menghindari serangan Nicholas yang terlalu cepat itu.

"Sial, tidak ada celah," umpatnya kesal.

Nicholas tersenyum, senyum yang terkesan meremehkan. Ryn semakin kesal, hingga pada akhirnya ia mencoba untuk menyerang Nicholas dengan beberapa tebasan ke tubuh Nicholas.

"Seranganmu masih lamban Ryn."

Nicholas menangkis serangan demi serangan Ryn dengan mudah. Ia menendang dan berhasil mendapatkan celah di bagian lengan atas. Spontan Ryn mengaktifkan tameng transparannya untuk melindungi diri. Suara dentingan antara tameng tersebut dengan pedang milik Nicholas tercipta membuat konsentrasi Ryn sedikit buyar.

Lagi-lagi Nicholas tersenyum penuh kelicikan. "Kau curang Catherine."

"Bukankah dalam duel kita bebas melakukan apapun?" balas Ryn sambil tersenyum miring.

Mereka kembali melesat dan melakukan tebasan demi tebasan dengan cepat. Sekali konsentrasinya buyar, bisa jadi, ia mendapatkan segores luka dari serangan itu. Ryn berusaha menangkis serangan dan ikut menyerang saat ada celah. Begitu pula dengan Nicholas, meski ia mendapat waktu untuk menyerang lebih banyak, ia tetap harus waspada karena Ryn mulai menemukan celah untuk menyerangnya balik.

Ryn melompat ke belakang untuk menjaga jarak. Kalau terus-terusan seperti tadi, sudah bisa dipastikan lengannya patah karena tidak terbiasa. Sambil mengatur napas, Ryn terus mengawasi setiap pergerakan Nicholas. Elf yang satu itu benar-benar tidak bisa diremehkan kekuatannya.

Tak disangka-sangka, Nicholas menyerangnya lagi, membuat Ryn mau tak mau menghindari serangan tersebut. Ryn memikirkan cara, bagaimana ia bisa memutar kondisinya saat ini. Ia tidak ingin terpojok seperti ini, ia harus membuat Nicholas terpojok dan memenangkan duel ini.

"Tidak ada peraturan dalam duel," gumamnya sambil tersenyum licik.

Ryn membiarkan Nicholas menyerangnya lalu berteleportasi ke belakang Nicholas. Hampir saja ia berhasil menyabet pedangnya Nicholas menangkis serangannya tanpa diduga sama sekali.

Ryn terbelalak lalu menyadari serangan yang datang dari bawah, Ryn melompat mundur dan berteleportasi untuk menjaga jarak dari Nicholas.

"Mencoba berbuat licik? Sayang sekali, usahamu belum berhasil."

Ryn melesat kembali dan memberi serangan beruntun pada Nicholas, entah untuk keberapa kalinya. Sedangkan Nicholas hanya menghindari serangan demi serangan itu dengan santai dan memenangkan duel mereka karena berhasil membuat pedang Ryn terpental ke arah samping.

"Kau kalah Ryn," kata Nicholas sambil mengulurkan tangannya ke arah Ryn, membantunya untuk berdiri kembali.

Ryn menepis tangannya dan berdiri sambil membersihkan pasir yang melekat di pakaiannya.

"Terserah kau saja. Mana bisa aku menang kalau kau terus menerus menyerangku seperti itu," protes Ryn tidak terima.

Nicholas tertawa kencang. "Kau harus belajar banyak Ryn."

"Apa maksudmu?"

"Di awal penyerangan, aku berusaha memancing emosimu untuk terus menyerangku tanpa henti. Dan sepertinya usahaku berhasil, kau bahkan tidak memikirkan staminamu sendiri."

"Kau memancingku dengan kata-katamu? Lalu apa senyuman menjengkelkan itu juga sebagai pancingan?" tanya Ryn penuh selidik.

"Nah, seharusnya kau bisa menganalisis hal itu tadi. Kau masih belum bisa melatih emosimu. Kalau kau terus begitu, pikiranmu akan dipenuhi dengan hal-hal yang tidak perlu, konsentrasimu akan terbagi dan menciptakan celah besar buat lawanmu untuk membuatmu terpojok dan mengalahkanmu," jelasnya.

"Tapi tadi itu sudah lumayan. Keren, bagi anak seusiamu untuk melawan seseorang sepertiku," lanjutnya.

Ryn mendengus kesal. "Aku tidak butuh pujianmu," balasnya sambil memalingkan wajah ke arah lain.

"Yah, mau dibutuhkan atau tidak, aku tidak peduli, toh aku tidak berniat untuk memujimu," balasnya lagi sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Kau mengesalkan sekali!"

***

"Jessica," panggil Rara pelan, saat melihat sesosok wanita paruh baya itu muncul di tengah hutan.

"Selamat datang Rara," balasnya ramah.

Jessica menjentikkan jari, sesaat kemudian sebuah rumah muncul di hadapan mereka. Jessica melangkah masuk diikuti oleh langkah kecil Rara.

"Jadi, kau mau menyampaikan apa Rara?"

"Aku yakin Ryn sudah mendiskusikan tentang dimensi baru tempat Samantha berada. Kasusnya kali ini sama, setelah penyerangan itu, Luna hanya mengambil nyawa Ryn dan membawanya ke dimensi itu."

"Lalu apa yang ingin kau beritahukan padaku?"

"Aku tidak tahu bagaimana pastinya dimensi itu. Tapi sepertinya mereka yang hidup di dimensi itu memiliki kemampuan untuk menghubungi kita yang berada di luar dimensi mereka. Kemarin, aku mendengar suara Ryn yang berusaha membuat kontak suara padaku. Ia menyampaikan bahwa ia masih selamat dan akan segera kembali ke dimensi ini. Dan pesannya sebelum memutus kontaknya denganku adalah untuk mendiskusikan hal ini padamu."

Jessica tersenyum lalu mengambil sebuah buku catatannya.

"Terimakasih. Akhirnya aku menemukan sebuah titik terang mengenai dimensi itu. Kemungkinan besar, dimensi itu dibuat untuk memenjarakan musuh berbahaya Luna. Sepertinya Luna memang ingin mewujudkan mimpi orang tuanya, Moris."

Rara mengangguk lalu turut menjawab, "Tolong kembalikan Catherine. Meski aku hewannya, aku tidak bisa menghubunginya setiap saat."

"Tentu saja aku pasti melakukan hal itu. Tapi tolong beritahukan pada akademi, kalau perhitunganku tidak salah, sebentar lagi perang akan terjadi untuk kedua kalinya. Seharusnya, Catherine sudah kembali."

Rara terperanjat kaget. "Perang?"

"Kekuatanku memang untuk meramalkan sesuatu, tapi kalian masih bisa merubah ramalan, karena ramalan belum tentu benar. Tapi ini untuk berjaga-jaga saja. Apalagi kudengar markas Dark Knight menjadi kosong tanpa penghuni."

Rara mengangguk pelan dan memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kalau perang ini kembali tercipta. Apalagi Ryn masih belum jelas, kapan ia akan kembali. Kalau perang terjadi tanpa Catherine, bisa jadi kekuatan White Witch berkurang pesat.

"Aku harap Ryn segera kembali sebelum perang dimulai. Terimakasih atas infonya, aku akan segera melaporkan hal ini pada kelompok rahasia."

************************************

Published : 1 juni 2018
revisioned : 06 September 2018

Halo semua^^

Hoho maafkan aku ya, karena di waktu liburan ini jadwal update tetep aja satu minggu sekali.

Soalnya masih ada sedikit kesibukan dari sekolah untuk mendaftar ke SMA, trus ada juga latihan penting di sanggar. Jadi mohon pengertiannya ya, nanti kalau waktunya sudah agak longgar aiu bakal update seperti dulu lagi, seminggu dua kali.

Oke segitu aja, terimakasih untuk vote dan komennya.

See you next week^^

Continue Reading

You'll Also Like

181K 13.5K 55
Yang bersinar di malam hari hanyalah kunang-kunang, namun yang ku lihat malam itu adalah sesuatu yang lain. bukannya makhluk kecil seperti titik caha...
7.1M 371K 46
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...
285K 17.3K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
72.4K 3.8K 33
[DILARANG MENGKOPY CERITA INI TANPA IZIN] [DALAM TAHAP REVISI MAAF KALAU MASIH ADA KATA KATA YANG SALAH] A MERMAID TALE Gadis cantik yang bernama Kat...