Memeluk Bayang

By umiimasrifah

77.6K 7.5K 569

[ON GOING] Ketika Kala kehilangan Sera, mengharuskan dia terjun dalam pencarian mencari ibu pengganti untuk R... More

Blurb
Azkala Wafa Albarkawi
Dilara Afsheena
Gara-gara Rere
Karena Rere
Memeluk bayangan
Hari itu datang
Memeluk Bayangan 2
Memeluk Bayangan 3
Memeluk Bayang 4
Memeluk Bayang - Hijab Takdir
Rere hilang
Menemukannya
Kejadian itu
Kala peduli
Sheena sembuh
Pergi tidak semudah datang
Berharap dan tidak diberi harapan
Rantai Kejombloan
Jangan pergi
Ruang yang sama
Kejadian di cafe
Sheena dan Sera Menghilang
Sheena dan Sera Menghilang 2
Meski bukan denganku, kamu pantas bahagia
Pertemuan itu
Sidang Terakhir
Yang terjadi di Pengadilan Agama

Danau

2.6K 273 27
By umiimasrifah

Sheena sudah cukup lama tertidur dipundak Kala yang saat itu sedang berada dibawah pohon, dekat danau. Mereka tidak tau bahwa ada tempat senyaman seperti itu diseberang jalan raya yang penuh polusi dan hiruk pikuknya kendaraan.

Kala sesekali memandang Sheena tiap perempuan itu bergerak, takut ada yang membuatnya terganggu. Tapi, sepertinya Sheena begitu nyaman oleh sandarannya kali ini, hingga dengan posisi duduk saja dia tertidur pulas.

Andai saja, Kala menjadi laki-laki biasa, yang tidak terikat oleh pemerintah dan segala tugas negaranya, mungkin dia akan mencintai perempuan itu dengan begitu tulus dan tanpa ada ketakutan sedikitpun.

Laki-laki itu mengusap wajahnya, bicara apa dia tadi? Tidak seharusnya dia menyesali semua yang sudah terjadi. Yang perlu dia lakukan sekarang hanya membuat Sheena aman. Hatinya kali ini tidak bisa berbohong, apalagi saat melihat wajah polosnya Sheena ketika tidur. Kenapa Kala tidak menyadari bahwa selama ini Sheena mau menerimanya dengan segala resiko, bahkan kejadian tadi, yang hampir saja membahayakan nyawa perempuan itu, dan ketika Kala menyuruhnya berhenti, jawaban perempuan itu sangat mengejutkan. Sheena masih kekeh untuk tetap bersama Kala, meskipun Kala sudah bersedia melepaskannya.

"Ada apa, Mas?" Tanya Sheena yang terbangun dan melihat Kala sedang memperhatikannya. Laki-laki itu pun terhenyak dan langsung mengalihkan pandangan.

"Sudah bangun?" Tanya balik Kala.

"Hmmm." Sheena mengangkat kepalanya. Dia mengucek-ucek matanya yang sedikit kabur karna dengan paksa dibuatnya terbuka. "Maaf, aku tertidur dipundakmu, Mas." Ucapnya lagi.

"Gak apa-apa. Kamu kecapekan?" Tanya Kala berbasa-basi, baru kali ini dia lakukan.

"Enggak. Hanya saja pundakmu terlalu nyaman." Ucap Sheena tanpa terkendali. Dia segera menutup mulutnya, mengetahui kesalahan fatal yang dia lakukan. "Maksudnya, aku gak sadar kalo ketiduran. Hmm, iya itu maksudku." Perempuan itu jadi salah tingkah.

Kala berusaha menahan tawanya, melihat Sheena yang salah tingkah. "Kalo gitu terusin aja tidurnya." Ucap Kala.

"Lah, apa kita gak pulang Mas?" Tanya perempuan itu dan Kala langsung menjawab nya dengan gelengan.

"Kita tetap disini untuk sementara." Ucap Kala antara waspada dan tidak mau secepat itu berakhir waktu berduanya dengan Sheena.

"Kenapa? Apa masih tidak aman?" Tanya Sheena mulai waspada juga, dia melihat sekitarnya yang sepi. Sampai matanya lurus kearah danau dan melihat senja bersama matahari yang terbenam dengan warna jingganya yang memenuhi langit. "Subhanallah indahnya.."

Kala pun mengalihkan pandangannya searah dengan yang dilihat Sheena. Dia tersenyum. Sebenarnya dia sudah melihat itu sejak tadi. Bayangkan, pemandangan seindah itu kalah dengan wajah Sheena saat tidur, Kala lebih memilih melihat wajah Sheena daripada pemandangan itu.

Wajah polosmu ketika tidur lebih indah dari warna jingganya senja saat matahari terbenam.

"Aku sudah melihatnya sedari tadi." Dan aku lebih suka melihat wajahmu. Kala terlalu naif untuk mengatakan itu.

"Kenapa kamu tidak membangunkanku Mas? Harusnya aku bisa melihat pemandangan ini lebih lama kalo kamu membangunkanku." Ucap Sheena menggerutu.

"Aku salah?" Tanya Kala yang langsung membuat Sheena kicep.

"Enggak kok. Aku yang salah. Kenapa harus tidur." Kini perempuan itu menyalahkan dirinya sendiri, daripada mendapat intimidasi dari suaminya itu.

"Sheen."

"Iya Mas?" Tanya Sheena sembari melihat Kala. Dia langsung mengalihkan pandangan saat Kala melihatnya juga.

Kala menimang untuk niatnya berkata jujur. Tapi, apa yang dilakukannya itu benar? Kala takut, Sheena akan mundur, dan berhenti menemaninya.
Laki-laki itu merasa takut kehilangan kali ini, bahkan lebih dari rasa takut ketika kehilangan Sera sewaktu dulu.

"Kenapa Mas?" Tanya Sheena lagi.

Kala menimang sekali lagi, tapi jika Kala tidak jujur, akan banyak kemungkinan yang terjadi, bahkan bisa saja ketakutannya itu.

"Aku ingin jujur sama kamu, setelah itu semua keputusan ada ditanganmu." Ucap Kala.

Sheena tidak berbicara apapun, dia hanya diam dan mendengar dengan seksama apa yang akan dikatakan oleh Kala. Tidak ada rasa takut sedikitpun, karena Sheena yakin tidak ada yang membuatnya harus meninggalkan Kala.

"Sebenarnya, dengan kita menikah, nyawamu akan selalu terancam Sheena. Semua itu berawal dari insiden penggerebekan markas mafia besar penjualan anak, mereka menculik Rere untuk dijual ke luar negeri, naluri orang tua mana yang tidak sakit dan benci pada kejadian itu? Kami satuan TNI dan beberapa polisi langsung menggerebek tempat itu, semuanya berhasil diringkus, tapi tidak dengan yang ada diluar, mereka sudah tersebar disegala daerah dan ditempat manapun. Itu kenapa, setelah kejadian itu, keluargaku menjadi incaran."

"Termasuk Mbak Sera juga? Yang aku dengar Mbak Sera meninggal dalam kejadian itu? Apa itu benar?" Tanya Sheena.

Kala pun diam, kemudian mengangguk. Entah apa yang laki-laki itu pikirkan.

"Terus kenapa sekarang Mbak Sera masih hidup? Maaf sebelumnya aku tanya kayak gini, Mas. Bukan bermaksud apa-apa."

Kala masih diam. Ada banyak pikiran, terlihat dari wajahnya yang biasanya datar sekarang berbeda.

"Aku juga tidak tau." Jawab Kala.

"Apa sepertiku? Kamu tidak mau terjadi apa-apa pada Mbak Sera, sehingga kamu menyembunyikannya dengan alasan bahwa Mbak Sera sudah meninggal? Apa seperti itu?" Tebak Sheena sok tau.

"Iya seperti itu." Jawab Kala.

Sheena tersenyum, "Lalu kenapa kamu menyetujui kita menikah? Kalo orang yang kamu cintai sebenarnya masih hidup dan kamu tau itu, Mas?" Tanyanya. "Oh ya, aku ingat sekali saat perjanjian kita. Kamu memintaku untuk menjadi ibunya Rere saja kan? Tidak untuk menjadi istrimu, aku ingat. Jadi karena itu, karena Mbak Sera masih hi..."

"Cukup Sheen. Kamu ibunya Rere dan istriku juga. Lupakan perjanjian itu mulai saat ini." Ucap Kala yang membuat Sheena terkejut. "Sekarang terserah kamu, apa keputusanmu?"

"Tidak ada yang berubah. Karna aku bisa menebak itu semua. Dan keputusanku tetap. Aku tidak akan mundur dan berhenti, sebelum kamu yang benar-benar melepaskan aku." Ucap Sheena.

Suara ponsel tiba-tiba berbunyi, dan itu berasal dari tas kecil milik Sheena. "Sebentar Mas." Dia melihat panggilan masuk dari Akham.

"Dokter Ahkam?" Tanya Kala. Dan Sheena mengangguk.

"Boleh aku angkat?" Tanya balik Sheena.

"Silahkan."

Sheena mengangkat telpon dari Ahkam, dia hendak beranjak untuk pergi menelpon. Tapi Kala menahannya dengan menarik kembali lengan Sheena.

"Halo Assalamualaikum, ada apa Ahkam?" Tanya Sheena.

"...."

"Aku dengan Mas Kala."

"...."

"Enggak, gak ganggu kok. Ada apa?"

"...."

"Oke. Nanti aku usahain ya."

"...."

"Iya waalaikumsalam." Sheena memutus panggilan itu.

"Kemana?" Tanya Kala langsung.

"Haa? Apanya Mas?"

"Itu tadi, Dokter Ahkam mengajakmu kemana?" Tanya Kala sok tau.

"Oh enggak kok. Dia hanya memintaku untuk checkup dirumah sakit lagi. Setelah kecelakaan itu, Ahkam selalu memperhatikan jadwal checkup ku Mas." Ucap Sheena.

"Aku harap itu bukan alasannya saja." Balas Kala membuat Sheena mengernyitkan alisnya. Dan disini Kala melihat kepolosan Sheena.

***

Datang lagiiii. Maafkeun baru muncul ya.
Ada yang masih menunggu gak?
Apa aku buat jadwal publish ceritaku ya?
Ada 4 cerita yang masih nganggur di workku hiks.
Insyaallah :

Minggu-1 update Inni Uhibbuka Fillah, Ali!
Minggu-2 update Memeluk Bayang
Minggu-3 update Saat Senja Tak Lagi Jingga
Minggu-4 update Warna di Selat Gibraltar

Gimana gimanaaa?
Setuju gak?

Dan dipart ini, gimana Kala? Jadi gak nakutin kan? Atau masih tetep?
Niiih aku kasih Kala yang makin lama makin memukau wkwk.

Dia lagi mau nyerang ini 😂

Regards

Umi Masrifah

Continue Reading

You'll Also Like

528K 68.6K 34
SEQUEL OF 'Astagfirullah, sabrina!' ‼️ baca dulu cerita emak bapaknya, biar paham sama alur. konflik mereka masih berkaitan . Tentang sepasang insan...
5.5M 476K 53
- Zona teka-teki 1 - Kalian baca cerita ini siap-siap jadi detektif - Terbit di Hesthetic official "Menikahlah dengan suamiku dan jaga baby Hamzah...
382K 21.7K 85
"Manusia saling bertemu bukan karena kebetulan, melainkan karena Allah lah yang mempertemukan." -Rashdan Zayyan Al-Fatih- "Hati yang memang ditakdirk...
64.4K 3.3K 24
Ayana tidak tahu tentang lelaki yang menikahinya. Saat khitbah dan akad terjadi, dirinya sedang mempersiapkan program pemberdayaan masyarakat di seki...