Bestfriend? [ON HOLD]

By viaanii

584 26 11

Persahabatan antara kedua anak yang menginjak masa remajanya dengan perbedaan yang akan membatasinya. Banyak... More

bestfriend?
satu
dua
empat

tiga

69 6 4
By viaanii

*Ghina POV*

Masa orientasi telah usai dan sekarang murid murid sudah resmi menjadi siswa SMA. Hari terakhir orientasi berakhir saat ketokan palu kepala sekolah yang menandakan resminya aku dan teman teman seangkatanku menjadi murid disekolah.

Hari ini kebetulan pulang sekolah lebih cepat dari biasanya. Menurut info yang aku dengar dari teman teman yang lain, guru guru sedang menghadiri suatu acara dan mereka tidak bisa mengajar jadilah murid murid disekolah dipulangkan.

Dan dalam waktu senggang itu, aku dan Ando memutuskan untuk jalan jalan. Pertama ke mall terdekat. Sebenernya kami, aku-Ando jarang  banget ke mall berdua. Kami lebih sering quality time di taman, perpustakaan umum, atau tempat wisata yang lain ada di Jakarta.

 Dan saat aku dan Ando sedang makan disuatu café didekat mall tersebut, tiba tiba Darren datang. Aku pun menyambutnya dengan hangat dan mempersilahkan ia untuk duduk bersama. Tapi berbeda dengan Ando, dia hanya diam tak berbicara apapun sejak kedatangan Darren. Raut wajahnya pun berubah. Berubah sangat drastis. Aku bingung apa yang terjadi dengan mereka berdua.

Tapi sejak masuk SMA ini, aku merasa ada yang aneh sama Ando. Dia lebih possesif? Entahlah biasanya dia biasa aja kalau aku deket sama temen cowo yang lain. Tapi kenapa sejak Darren kenalan sama aku, dia jadi berubah gitu. Darren itu cowok yang nabrak aku waktu pertama kali aku masuk SMA. Aku kira dia nyebelin. Tapi pas aku mulai deket dengan Darren, ternyata dia baik dan lucu.

Aku merebahkan tubuhku pada ranjangku. Aku merasa sangat lelah melakukan aktifitas hari ini. Masih jam delapan malam tapi mataku sudah mengantuk. Aku mematikan lampu utama di kamarku dan menggantinya dengan lampu tidur.

Baru saja aku ingin memejamkan mataku, benda kecil berwarna hitam dan sangat berguna bagiku bergetar. Aku mendengus kesal dan mengambil benda itu.

Freaking friend, Ando

Woi, keluar sini gue ada diruang tamu sama mak bapak lo

Me

Males, gue ngantuk. Ngapain lo kesini?  Masih kangen yaa. Tadi siang emang gak puas jalan sama gue?

Sent.

Freaking friend, Ando

Jangan ge-er yang ada elo yang pasti sangat amat membutuhkan gue. Nanti gue ke kamar lo, sayang

Aku membacanya pesan baru dari Ando. Aku ingin muntah melihat ia menuliskan ‘sayang’ pada kata terakhir di pesannya. Jijik.

Aku tidak menggubris pesan dari Ando itu dan mulai memejamkan mataku, lagi. Dan lagi lagi benda itu bergetar dan mengganggu tidurku. Aku tetap memejamkan mata dan tidak menyentuh benda itu. Tetapi benda itu terus bergetar dan membuatku resah. Akhirnya dengan tidak rela aku mengambil handphone ku dan membaca pesan yang ternyata dari Ando.

Freaking friend, Ando

-Woi kenapa gak dibales

-Woooiiiiiiiiii Ghinaku tersayang… Ghinaku tercinta… tanpamu apajadinya aku

-Wkwkwkwk bales woi bales

-gue otw keatas. Rumah lo terlalu gede

Me

-bawel

Sent

Jujur aku sempat tersenyum geli melihat pesan yang dikirim Ando itu. Entah kenapa hatiku merasa senang. Tapi aku yakin ini hanya perasaan senang biasa.

Tiba tiba aku mendengar suara pintu kamarku dibuka. Aku tau itu pasti Ando. Siapa lagi, orang rumah selalu mengetok pintu sebelum membukanya. Jadi aku sudah hafal. Dan handphone-ku bergetar lagi.

“katanya ngantuk tapi gak tidur” Ando mulai duduk disamping tempat tidurku.

“hmmm…”

“ohiya kenapa tadi gak bales” ujar Ando sambil memainkan smartphone-nya.

“males, lo terlalu nyebelin. Lo tuh udah ganggu tidur gue taugak. Lagian ngapain malem malem kesini”

“ohya? Loh, tadi katanya kangen sama gue pas di sms”

“hah?! Kapan gue bilang woi kapan??!!!” ujarku dengan suara yang meninggi dan terduduk dari posisiku yang tengkurap tadi.

“weehhh singa betina bangun dari tidur nyenyak nih” ucap Ando sambil melirikku.

“tau ahh kampret lo”

“hahahhahahhahaha--” tawa Ando terhenti saat ia mengambil handphone-ku dan mulai memainkannya.

“dia sering sms lo?” ucap Ando dengan dingin. Aku gak ngerti dengan perubahan sikap Ando akhir akhir ini.

“dia? Siapa maksut lo?”

“gak jadi”

“loh siapa sih?” aku langsung merebut handphone-ku dari tangan Ando dan mengeceknya.

Betapa kagetnya aku melihat apa yang ada di handphone-ku ini. Darren meng-sms-ku. Diam diam aku tersenyum senang melihatnya.

Darren.

-Hai, ghin. Besok mau nemenin gue ke bandara buat ngejemput sodara gue sekalian mau gue kenalin sama dia besok.

Lihat saja, dia memintaku menemaninya ke bandara untuk menjemput saudaranya. Aku merasa sangat senang. Entah aku juga tidak tau hal sepele seperti ini saja membuat hatiku senang.

“gak usah ikut sama dia ghin” tiba tiba Ando berucap dengan sarkatis. Dan senyum yang terukir di bibirku memudar karna kata kata Ando barusan

“kenapa? Kok lo ngelarang gue kayak gitu?”

“yaa pokoknya gue saranin lo jangan terlalu deket sama dia deh”

“dia punya nama kali ndoo… dan namanya Darren” ucapku mulai malas dengan sikap Ando yang seperti ini.

“ya y ague tau. Gue terlalu males buat ngucapin nama sialan itu”

“loh apa apaan sih? Kok lo ngomongn ya kayak gitu. Emang lo ada masalah apa sama dia ndo? Gue rasa dia gak ada masalah apa apa sama lo. Kenapa lo jadi sewot sama dia sih sejak lo ngeliat muka dia. Emang ada apa sih?” ucapku dengan tinggi.

Aneh. Cuma itu yang ada dipikiranku sekarang.

Ando hanya tersenyum tersenyum sinis.

“kalo ada apa apa, lo kan bisa cerita sama gue ndo, kayak biasanya aja” ucapku melemah kan nada suaraku.

“heran yaa. Sejak lo kenal dia lo jadi berubah ghin. Lo terus belain di-“ aku langsung memotong ucapan Ando karna emosi sudah

“ dia. Dia punya nama ndo. Darren. Harus ngomong apalagi sih gue sama lo. Jelas jelas lo yang berubah. Lo aneh. Lo selalu gak suka kalo gue deket sama Darren. Gue belain dia emang karna dia gak-“

“apa? Gak salah. Mungkin dia emang gak salah sama lo. Dan mungkin suatu saat nanti lo bakal tau yang sebenarnya” Ando memotong ucapanku cepat dan lagi lagi senyum sinis masih berada dibibirnya. Aku jadi ngeri sendiri dengan sikap baru yang aku kenali dari Ando.

“terserahlah gue gak tau apa apa antara lo sama Darren. Dan lo juga gak pernah mau kasih tau itu ke gue. Gue capek lama lama sama sikap lo yang gak jelas ini ndo”

“yaaa… kehadiran dia sukses bisa buat kita berantem hal sepele kayak gini” Ando bergumam pelan. Amat pelan. Tapi aku masih bisa mendengarnya sedikit.

“apa kata lo?” aku mengerutkan dahi untuk benar benar memastikan apa yang Ando bicarakan.

“apa?” Ando mengernyit bingung.

“tau ahh”

Aku memerhatikan Ando yang sedang menunduk. Ia seperti ingin bicara sesuatu. Aku terus memerhatikannya, berusaha untuk mengetahui apa yang ada dipikirannya. Ia menggaruk garukkan kepala yang aku yakin tak gatal. Tapi ia terlihat sedikit frustasi dengan pikirannya sendiri.

Aku yakin Ando masih belum sadar kalau aku sedang memerhatikan dirinya. Ando mengangkat kepalanya. Entah aku tak bisa membuang muka. Ando tampak kaget dan bingung menemukan aku yang sedang memerhatikannya. Aku melihat bola mata hitamnya. Untuk pertama kalinya, pandangan ku terkunci olehnya. Aku menghitung berapa detik ini terus terjadi. Hening. Hanya suara jam dinding yang mengisi keheningan antara kami.

Tidak ada diantara kami, aku-Ando yang memutuskan untuk membuang pandangan kami. Aku terus melihat bola mata Ando. Aku tidak bisa membaca apa yang ada didalam sana.

Tookkk…. Took.. tookkk…

“Ghin bilang Ando mamanya udah nyariin dia suruh pulang” teriak mama dari balik pintu kamarku.

Aku buru buru memalingkan muka kearah pintu dan berkata “iya ma. Nanti Ghina kasih tau”

“gue balik” singkat,padat,jelas dan dingin.

“emm… ya. Hati hati” kataku sedikit gugup. Dan mulai mengantar Ando ke bawah. Ando pamit pulang ke mama dan papa.

“emm Ghin” ujar Ando saat kami sudah ada di depan motor Ando.

“yaa” aku yakin Ando juga merasakan kecanggungan yang berada diantara kami.

“besok lo ikut sama dia?” aku tak perlu lagi bingung siapa itu dia. Karna aku sudah paham dengan siapa yang sedang kami bicarakan ini.

“hmmm iya. Lagi pula gak ada salahnya kan kalo gue nemenin dia. Itung itung refreshing bentar”

“yaudah gue balik dulu” Ando melajukan motornya keluar pekarangan halaman rumahku.

aku merasa ada nada kekecewaan yang mengalir di kalimat Ando itu. Entah aku yang salah dengar atau apa tapi itu sangat kentara ditelingaku.

Aku masuk kembali kerumah dan membalas pesan dari Darren yang tadi belum sempat aku balas

Me

Boleh kok. Pulang sekolah besok yaa…

Sent.

Aku membaringkan kembali badanku. Handphone-ku kembali bergetar.

Darren

-Okedeh. Besok pulang sekolah gue tunggu diparkiran sekolah.

-Jangan lupa minta izin sama ortu lo. Karna kemungkinan kita pulang abis maghrib.

Me

Siap captain xD

Sent.

Aku tersenyum dan mulai tertidur. Tidak sabar menunggu esok hari.

gak sempet ngedit lagi karna pengen buru buru ngepost-_- jadi maafkan yaa kalo ada typo gitu gitu hehehe. maaf kalo masih banyak kekurangannya. mood memburuk karna urusan sekolah. oke daripada nnt makin curcol saya sudahkan semua ini. terima kasih udah mau baca xD

Continue Reading

You'll Also Like

778K 28.4K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
5.6M 375K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.3M 123K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.4M 257K 31
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...