Jangan lupa vote dan coment
Happy reading
Kini lo adalah dunia gue, lo yang bikin bahagia dan lo yang bisa bikin gue sengsara
_Alberic
Hari Rabu, Lena bingung dengan hari ini tetapi ia terlihat seperti biasa ceria selalu. Ia menatap abangnya yang tengah melambaikan tangan kepadanya, Lena pun membalasnya dengan lambaian. "Dah abang! Hati-hati kalau ada yang senggol langsung bacok!" Teriak Lena saat mobil Barca kian menjauh. Terlihat Barca menaikan jempolnya.
Ia menatap gerbang di depannya, entah kenapa hari ini ia merasa lebih bahagia, bahasa inggrisnya apa tuh kalau bahagia? Yang penting Lena bahagia gak perlu diartikan pakai bahasa apapun.
Lena melangkahkan kakinya menuju Sma Darmantara. Baru tiga hari ia memasuki sekolah ini, tetapi kejadiannya sudah bejibun. Lena menarik nafas dalam-dalam, tak terasa kelasnya kini ada di depan mata. Ia masuk ke dalam, tidak ada orang disana hanya dirinya dan beberapa anak yang rajin.
"Lena laper tapi mager," ucapnya kepada diri sendiri. "Bodo amatlah mendingan Lena tidur lagi," akhirnya Lena memilih untuk tidur kembali karena bel berbunyi masih 15 menit lagi.
Setelah 15 menit kemudian Eric kini tengah mengambil barang yang di beli Farel kemarin. Farel sangat pintar dalam membeli beginian, tak seperti para sahabatnya yang bisanya cuma meledek saja.
"Lo siap?" tanya Farel memastikan.
"Pasti!" ucapnya mantap.
Mereka berdua melangkahkan kakinya ketengah lapangan. Semalam Eric telah berhasil menghafalnya, ia sangat hapal sekali. Kini ia berdiri di tengah lapangan, sekolah sudah lumayan ramai. Farel menyodorkan sebuah toa kepada Eric. Semua murid berdiri di sisi lapangan begitupun para guru yang sudah datang, mereka pun bingung dengan kelakuan anak muridnya. Termasuk Lena dan ketiga sahabatnya.
Tes tes
Selamat pagi Sma Darmantara!
Sapaan Eric disambut pekikan histeris dari semua sudut di Sma Darmantara.
'Eric ganteng gila!'
'Dia mau ngapain ya?'
'Masa depan gue! Eric ailopyu!'
'Bodo Eric lebih ganteng dari pacar gue'
'Apa-apaan Eric pacar gue juga'
Gua panggil nama seseorang ya?
Semua orang meneriaki kata 'ya'
Siapa kira-kira yang gue panggil?
'Gue'
'Gue'
'Alexa'
'Alexa'
'Gue'
Salah semua, gue disini mau manggil seseorang. Saylena Arganta Maymac.
Lena yang mendengar namanya terlonjak kaget, begitupum dengan teman-temannya. Mereka kini ada dipinggir lapangan.
"Lena lo dipanggil Eric? Mau apa dia?" Aice menatap sahabatnya heran begitupun dengan keduanya.
Lena mengangkat kedua bahunya. "Lena juga gak tahu,"
Saylena sini
Eric yang melihat Lena berdiri tak jauh darinya, menyuruhnya untuk mendekat. Lena mau tak mau mendekat kearah Eric. Ia disambut dengan tatapan tak bersahabat dari murid perempuan, apalagi tatapan yang dilayangkan perempuan yang kemarin sempat berdebat dengannya hanya karena berebut meja kantin.
Lena gue mau ngungkapin perasaan gue sama lo
Ucapan Eric sontak membuat semua memekik histeris. Lena berpikir tuh pita suara terbuat dari apa? Dari karet? Atau dari baja? Entahlah Lena pusing mikirinnya.
Lena tidak menjawabnya di karenakan ia bingung dengan sikap Eric. Eric pun melanjutkan kembali untuk mengungkapkam isi hatinya.
Gue cinta sama lo, Saylena Arganta Maymac
Kini lo dunia gue Len. Lo yang bikin gue bahagia, lo juga yang bisa bikin gue sengsara
Lo mau jadi pacar gue?
Setelah itu balon bewarna pink dan putih beterbangan dengan bebas, ada juga balon yang di gabungkan dan di tali dengan membawa spanduk bertuliskan "I Love You Saylena". Membuat semua kaum hawa semakin memekik histeris.
Semua orang menganga tak percaya, Eric begitu romantis membuat kaum hawa meleleh dibuatnya.
Sekali lagi LENA LO MAU GAK JADI PACAR GUE?!
'Lena harus jawab apa Bunda, Abang tolongin Lena'
Dalam hitungan tigak detik lo masih gak jawab gue anggap ucapan lo YA
Sontak Lena mendongkak "Ya?"
Eric menganggap itu persetujuannya.
Jadi sekarang kita resmi pacaran. Tanggal 12 maret, lo resmi jadi pacar gue.
Eric bejongkok di depan Lena, ia memberikan sebuket mawar merah kepada Lena. Lena pun menerimannya dengan tersenyum, Eric pun menarik kembali tangan Lena lalu mencium punggung tangannya membuat Lena membeku. Tak hanya itu Eric pun memeluk Lena erat seperti ia tak mau kehilangannya, tetapi Lena tak membalasnya membuat Eric merasakan ada yang kurang. Dan semua kembali berteriak histeris, terlebih lagi sahabat Eric yang berada diujung lapangan tengah menganga tak percaya.
"Sekarang lo resmi jadi pacar gue!" bisik Eric.
'Perasaan Lena belum jawab iya,' batin Lena.
Eric merangkul Lena untuk mengantarkannya kekelas dikarenakan bel masuk telah berbunyi 20 menit yang lalu.
×××××
Bel istirahat telah berbunyi, semua murid dikelas Lena mengerubunginya dengan seribu pertanyaan.
"Len lo beneran jadian sama Eric," tanya Leo ketua kelas sekaligus anak Ragonda. "Anjirr bisa minta Pj ini mah," lanjutnya.
"Lo pelet Eric ya?" Kini sang bendahara kelas bertanya.
"Pelet makanan ikan?" tanya Lena polos.
"Hadeuh,"
"Lena kok lo bisa jadian sih?"
"Lo baru sekilah tiga hari udah ngegaet cogan,"
"WOI UDAH KASIHAN ANAK ORANG, LENA MENING KITA KE KANTIN. YUKA! MANDA! YOK KEKANTIN!" teriak Aice, lalu ia berlari dengan menarik tangan Lena.
Setelah lumayan jauh mereka berhenti berlari. Aice ngos-ngosan begitupun Lena dan yang lainnya.
"Len kalau ada yang ngomongin lo jangan dengerin. Ok!"
"Oke," Lena menaikan tangan berbentuk 'O'.
Sedangkan Eric kini tengah berkumpul dengan anggota Ragonda, semua sahabat Eric mengucapkan selamat kepadanya. Ada pula yang minta traktiran atau Pj ke Eric.
Dari pintu kantin datang seorang perempuan, ia menghampiri Eric dan duduk disampingnya. Ia merangkul tangan Eric dan menyandarkan kepalanya.
"Kok lo gitu sih Ric, gue udah nungguin lo buat nembak gue. Eh lo malah nembak si anak baru itu," kesalnya dengan mencebikan bibir.
"Heh Lexa lo tuh jangan jadi pelakor dah, pelakor indonesia itu udah bejibun, mendingan sama gue aja nanti lo jadiin pacar ke 6 gue," ucap Arie dengan berbangga diri.
"Buju buneng serius lo punya pacar segitu banyaknya, bagi dong dua." Mike menatap Arie berbinar.
"Kenapa lo jadi ikut-ikutan Mike?" tanya Frans.
"Au ah gue juga bingung, tapi gue lagi ngincer nih. Doa'in ya?" Mike tersenyum lebar.
"Siapa?" tanya Deval.
"Mungkin si Rya bendahara kelas ya?" kini Jo yang bertanya.
"Gak mungkin si Rya udah punya pacar." Timbrung Farel.
"Udah makannya tunggu aja," ucap Mike.
"Lexa mangkat man sia," usir Mike dengan logat sundanya.
"Alim ah, pengen disini aja sama Eric," Lexa mengeratkan kembali pelukannya.
Farel yang gemas dengan Eric yang sedari diam saja atas perlakuan Lexa. Ia melihat Lena berjalan ke araha kantin dengan refleks ia berteriak.
"Ric pacar lo!" teriakan Farel membuat Eric mendongkak, ia melihat Lena berjalan dengan riang. Diikuti kedua temannya. Eric pun bangkit membuat Lexa kehilangan keseimbangan.
"Gue kesana," Eric pergi menghampiri Lena.
"Hai kak Eric!" Lena tersenyum dengan melambaikan tangannya.
"Hai Kak!" Ketiga teman Lena pun ikut menyapa.
"Laper ya?" tanya Eric basa basi.
"Iya kak tapi kantinnya penuh. Lena gak tahu mau duduk dimana, tapi perut Lena udah laper banget," ucapan Lena membuat Eric terkekeh.
"Yaudah di meja tempat gue aja. Ajak teman-teman lo," Eric menarik tangan Lena. Sesiisi kantin berteriak histeris, ada juga yang berbisik-bisik melihat tangan Lena digandengan.
'Sumpah murid baru itu hoky banget'
'Eric ganteng anjirr'
'Pengen dikarungin terus bawa balik Ericnya'
'Intinya Eric ganteng, tapi sayang udah taken'
'Itu pacarnya? Kayak anak-anak, cocokan sama Alexa.'
'Gak cocok'
"Hai Lena," sapa para sahabat Eric.
"Rel lo cariin ni teman Lena meja. Alexa lo pergi dari meja gue," usir Eric
"Oke laksanakan!" Farel membawa ketiga teman Lena untuk mencari meja yang kosong.
"Anjirr ucapannya Jleb banget,"
"Gak apa-apa Kak Eric, mungkin Kak Lexa gak ada tempat lagi jadi pengennya duduk disini," ucap Lena.
"Iya tuh bener apa kata Lena," sahut Lexa. "Btw dua curut gue pada kemana ya?" Lanjutnya.
"Cari atuh," titah Arie.
"Gak mau pengen disini,"
Eric mengajak Lena duduk di samping kirinya, sedangkan Lexa di samping kanannya. "Kak Lena laper pengen beli makan tapi__" ucapan Lena menggantung membuat Eric penasaran.
"Tapi apa?" tanya-nya.
"Kak Eric jangan marah ya?" tanya Lena memastikan. Eric mengangguk mantap.
"Lena laper tapi mager." Ungkap Lena membuat semua menatapnya aneh.
"Jadi?" tanya Eric masih bingung.
"Lena mohon beliin Lena makan. Lena lagi males sumpah." Itulah Lena tidak peduli siapa yang sedang ia suruh jika ia sedang malas untuk melakukan apapun. Walaupun kepada abangnya sendiri Lena memang suka begitu.
Ucapan Lena sontak membuat gelak tawa sahabat Eric pecah, Eric berusaha untuk bersabar sedangkan Lexa menaikan sebelah alisnya.
"Siapa lo nyuruh-nyuruh Eric?" garang Lexa.
"Lena itu manusia," ucap Lena dengan tampang tak berdosanya.
Saat Lexa hendak melayangkan protes dengan sigap Eric memotongnya. "Yaudah gue beliin, lo tunggu ya," Eric bangkit dan pergi membeli makanan. Semua sahabat Eric menatapnya tak percaya. Bagaimana bisa Lena menyuruh Eric, dan Eric menurutinya. Sedangkan jika para sahabat menyuruhnya, Eric akan menjawab dengan sengit.
"Wow mantap amat lo Lena bisa nyuruh si bos!" seru Frans.
"Emang kenapa?" tanya Lena polos.
"Heh culun, lo itu cuma hoky aja. Jangan besar kepala," sinis Lexa.
"Heh cabe udah deh lo itu ganggu aja," decak Deval.
"Suka-suka gue," kesalnya.