The Little Bird

Par DyahUtami

276K 5.3K 104

Side Story Disini akan menceritakan kehidupan yang penuh dengan kekonyolan dari karakter semua ceritaku. Plus

Special Note
1. The Cat
3. Rencana
4. Second Honeymoon
5. Pergi ke Mall
6. Fanboy

2. Karaoke

48.4K 1.1K 33
Par DyahUtami

Update!!!

Harusnya aku update chapter ini udh lama ya, tapi baru kesampean sekarang. Sesuai dengan vote, aku kasih Side Story TEB.

Oke selanjutnya kalian mau chapter apa?

● The Devil Possession
● Darren Obsession
● The Dark Desire

Pilih satu, dan tulis di komen jawaban kalian ya.

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😁😁

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx



(TEB)

Elisia menghela keras dan dengan sebal memperhatikan map hitam yang ada di tangannya. Dari semua orang yang ada di Pack House, kenapa dirinya yang diperintahkan untuk mengantar dokumen ini ke rumah Sebastian oleh sepupunya? Dia seorang kepala warriors bukan kurir tukang antar! sambil menggerutu, dia berjalan menyusuri trotoar, sesekali Elisia berpapasan dengan anggota pack yang menyapanya dengan hangat, tapi karena terlalu jengkel dengan sang sepupu, Elisia hanya memberikan senyum kecil yang kaku dan terkesan jutek.

Sesampainya di depan rumah Sebastian yang merupakan rumah sederhana bertingkat dua ---berbeda dengan rumah sepupunya yang sudah mirip dengan rumah di kolom majalah--- yang sama sekali tidak mencolok, kecuali taman bunga di sekelilingnya. Elisia membetulkan dokumen yang ada pada dekapannya dan membuka gerbang rumah. Dia mendorongnya hingga terbuka sedikit, memberikannya celah untuk masuk sebelum berjalan menyusuri jalan setapak yang berada di tengah, diantara tanaman bunga.

Elisia melirik ke arah garasi mobil dan bernapas lega melihat mobil milik Sebastian terparkir disana. Well, itu bukan jaminan kalau Sebastian berada dirumah, tapi setidaknya itu memberikan Elisia sedikit harapan dengan tidak sia-sia mendatangi pria itu. Akhirnya kakinya berhenti di teras rumah. Dia sedikit mengernyit ketika mendengar---melalui pendengaran supernaturalnya, well dengan pendengaran manusia sekalipun akan terdengar karena suaranya yang keras---musik dari dalam rumah. Kenapa dia tidak mendengar suara berisik itu dari depan gerbang? Oh tentu karena Elisia terlalu sibuk merutuki sepupu muka temboknya itu, bukan berarti karena dia seorang dewa bisa menyuruh dirinya seenaknya.

Elisia menghela keras dan membuka pintu depan. Dia tidak mau repot-tepot mengetuk pintu atau menekan bell rumah karena itu akan percuma jika suara musiknya begitu keras. Dia melangkah memasuki rumah dan spontanitas menutup telinga karena suara bas yang begitu memekakkan telinga. Dengan menghentak keras, Elisia berjalan ke arah ruangan dimana sumber suara berasal. Langkah kakinya berhenti di depan ruang kerja milik mendiang ayah Sebastian yang telah beralih fungsi menjadi ruang rekreasi. Tanpa berpikir panjang, Elisia meraih gagang pintu dan membukanya. Dia menggeram dan bersiap mencaci maki Sebastian yang tingkahnya tidak seperti seorang Gamma, tapi kalimat itu tertelan begitu saja.

Dengan ekspresi terkejut, Elisia berdiri mematung. Tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Selama beberapa saat tetdiam, dan dia baru sadar dari keterkejutannya ketika telinga sensitifnya seperti ditusuk ribuan jarum oleh suara yang mendominasi ruangan ini. Elisia berdehem pelan dan melangkah masuk.

Bagaimana dia tidak mau terkejut? Melihat Sebastian dengan pakaian memalukan serta wig besar dengan syal bulu, menari sambil bernyanyi di depan Televisi. Suaranya begitu sumbang dan mampu membuat siapapun---baik itu anggota pack, bahkan Alpha mereka sendiri---lari karena suara pria itu. Lalu di set sofa yang diletakkan tidak jauh di depan tv, Charlotte dan Serena sedang duduk sambil tertawa terpingkal-pingkal, sedangkan Leo meringis sambil menutup telinga sensitifnya.

"Apa yang sedang terjadi disini?" Tentu saja pertanyaan Elisia hanya dibalas lambaian tangan oleh Serena, memintanya untuk ikut bergabung. Mau tidak mau Elisia menurut karena Serena adalah Female Beta dan dia hanyalah kepala warrior. Dengan dokumen yang masih berada di tangannya, dia mendekat dan duduk di single sofa yang berada di sisi Charlotte. Sekali lagi dia bertanya, "ada apa ini?"

"Kita sedang karaoke!" Teriak Charlotte, berusaha mengalahkan suara sumbang Sebastian. "Jangan katakan apapun pada Alphamu! Biarkan dia menjaga Theo!"

"Lagipula dia perusak pesta!" Tambah Serena lalu kembali tertawa dengan tingkah Sebastian.

"Ide siapa ini?" Tanya Elisia masih setengah syok. Sontak Charlotte dan Serena menunjuk ke arah Sebastian yang sedang berjoget dengan kostum konyolnya. "Lalu apa yang kau lakukan disini?" Kali ini Elisia bertanya pada Leo yang masih menutup telinganya. Ekspresi pria itu begitu komikal. Untuk pria seperti Leo yang memiliki muka datar seperti sepupunya dan pendiam, ini adalah momen langka bagi Elisia.

"Sama sepertimu, aku diseret dalam keributan ini!"

"Aww poor you," teriak Serena sambil melepas kedua tangan Leo. "Kau sendiri yang memilih untuk duduk disini. Kami tidak mengajakmu."

Charlotte tertawa lalu bertepuk tangan dengan keras. "Apa tidak ada anggota pack yang curiga dengan semua suara ini?" Tanya Elisia lagi.

Dengan cengiran lebar, Charlotte menjawab, "aku sudah mengatasinya!"

Elisia menghela keras lagi dan menatap Sebastian dengan kekonyolannya. Dengan pasrah, dia meletakkan dokumen yang sedari tadi di atas pangkuannya ke atas meja dan memilih untuk menikmati pertunjukan heboh Sebastian. Lalu sebuah ide muncul di dalam benaknya. Dengan cepat Elisia mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya dan membuka aplikasi kamera. Setelah mengganti mode video, Elisia langsung menyentuh tombol merah dan kegilaan Sebastian terekam dalam kameranya.

"Jangan rekam aku Lissy!" Ujar Sebastian penuh peringatan melalui mikrofon, tapi tentu Elisia tidak menggubris ucapan Sebastian dan terus merekam.

"Kau tahu, ini akan jadi viral jika aku meng-upload video ini di Youtube atau TikTok!" Teriak Elisia pada Gamma yang terkenal kejam di dunia Supernatural.

Sebastian memberikan Elisia jari tengah sebelum menatap layar tv berukuran besar dan kembali mengikuti teks lagu yang ada di layar. Elisia awalnya tidak menghiraukan apa yang Sebastian nyanyikan, tapi saat melihat video clip yang berputar di layar, Elisia akhirnya tertawa.

Lagu yang pria itu pilih adalah lagu korea yang dinyanyikan oleh sebuah girl group yang terkenal. Pantas saja Sebastian begitu konyol karena pria itu berusaha untuk mengikuti tiap gerakan yang girl group itu lakukan. "Kenapa pria stress itu memilih lagu Kpop dari sekian banyak list lagu?" Tanya Elisia pada dua wanita yang bersorak sorai.

"Karena aku yang memilih!" Jawab Serena dengan ekspresi bangga. Charlotte menganggukkan kepala, membenarkan ucapan Serena yang terlampau semangat. Elisia mengerjapkan mata bingung. Kenapa Serena yang memilih jika Sebastian yang menyanyi? Bukankah seharusnya pria itu sendiri yang memilih lagu yang akan dinyanyikannya? Seperti mengerti dengan isi pikiran Elisia, Serena menjelaskan, "jadi sebelum memulai karaoke, kami membuat kesepakatan. Siapa yang maju, tidak boleh memilih lagunya sendiri, harus orang lain."

Lalu Serena menunjuk ke arah Sebastian dan melanjutkan penjelasannya. "Seperti sekarang. Sebastian yang maju, maka aku yang memilih lagu untuk pria itu. Lalu aku---" Serena menunjuk dirinya sendiri. "---saat aku maju nanti, Charlotte-lah yang akan memilih lagu untuk aku nyanyikan, dan saat giliran Charlotte, Sebastian-lah yang akan memilih lagunya." Serena berhenti sejenak untuk tertawa dan bertepuk tangan ketika lagu yang Sebastian nyanyikan telah selesai. "Dan siapapun yang maju, tidak boleh protes dengan pilihan lagunya. Oke sekarang aku yang maju!" Ujar Serena bangkit berdiri, sedangkan Sebastian duduk di samping Leo seraya menghela napas lega.

Elisia menyeringai dan berkomentar, "kostum yang sangat bagus, Gamma."

"Diamlah!"

Leo memberikan tepukan singkat di bahu Sebastian dan menatap ke depan dimana soulmatenya sedang bersiap untuk menyanyi. "Jadi apa yang kau lakukan disini?" Tanya Sebastian saat dia sudah kembali tenang.

Elisia meraih dokumen yang dia letakkan di atas meja dan melambaikannya di udara agar Sebastian dapat melihat apa yang ada di tangannya. "Alpha yang memberikannya."

Langsung saja Sebastian mengulurkan tangan, menerima dokumen tersebut, ketika Elisia memberikannya. "Dokumen apa ini?"

"Laporan mengenai daftar anggota baru Darkmoon Pack. Kau harus melihat semuanya dan sisanya kau lakukan tugasmu."

"Cih! Aku juga tahu," gumam Sebastian sebal dengan nada Elisia yang mengejek.

"Jadi, Luna ... lagu apa yang akan kau pilihkan untukku?" Tanya Serena pada Charlotte dengan menggunakan mikrofon.

Charlotte memperhatikan layar tablet dengan seksama, berusaha mencari lagu yang sesuai untuk sang Female Beta, beberapa saat kemudian senyum lebar penuh kepuasan terbit di bibirnya. Sekilas dia melirik ke arah Leo kemudian Serena dan saat itu juga Serena tahu kalau Charlotte akan mengerjainya. "Jangan macam-macam Char!" Ujar Serena dengan penuh peringatan.

Tentu Charlotte membalas ucapan Serena hanya dengan mengedikkan bahu dan dengan santai, memencet list lagu yang dipilihnya. Awalnya Serena belum menyadarinya, tapi ketika Nicki Minaj muncul di layar sambil menggoyangkan bokongnya, saat itulah Serena tahu dia akan habis di tangan sang Luna.

Dan tidak lama kemudian lagu Anaconda, mulai berputar dan mau tidak mau Serena harus menyanyi sambil bergoyang dengan sangat memalukan di depan Leo---soulmatenya.

***

Dominic mengetukkan jarinya di permukaan meja dengan tempo cepat. Jam makan siang sudah berakhir dan tidak ada satupun petinggi pack yang hadir di Pack House, bahkan Leo yang biasanya selalu hadir. Dominic melirik jam dinding yang terpasang di ruang kerjanya dan menghela keras.

Beruntung Bibi Judy datang ke Pack House dan bersedia untuk menjaga Theo selama beberapa jam karena dia ada meeting mendadak dengan para jenderalnya, tapi sekarang setelah semua selesai, dia tidak tahu dimana mereka semua, bahkan Elisia belum kembali setelah tugas yang dia berikan untuk mengantar dokumen penting kepada Sebastian.

Dominic berdecak pelan dan memutuskan untuk menghubungi Charlotte untuk menanyakan keadaan soulmatenya itu. Little mate? Dia menunggu hingga mindlinknya terbalaskan, tapi yang dia dapatkan hanya keheningan. Soulmatenya tidak membalas, tapi tidak juga memasang tembok pembatas disekeliling pikirannya. Dengan sebal Dominic kembali membuka komunikasi mindlink kembali, kali ini mencoba memghubungi Leo, tapi sama seperti Charlotte, Beta-nya tidak juga membalas.

Mulai frustasi, Dominic bangkit dari kursinya dan berjalan meninggalkan ruang kerjanya. Dia berjalan menyusuri lorong Pack House sambil mencoba menghubungi seseorang, kali ini Sebastian dan mindlinknya juga tidak mendapat respon. Serena, sama. Harapan terakhir Dominic adalah Elisia. Jadi dengan berat hati dia menghubungi sepupunya. Elisia?

Ya Alpha?

Dominic bernapas lega ketika Elisia meresponnya dengan cepat. Jika sampai Elisia tidak juga merespon, Dominic akan menggunakan kekuatannya untuk mencari mereka semua dan meminta penjelasan karena menghilang dan tidak dapat dihubungi. Apa kau sudah menyerahkan dokumen yang aku berikan pada Sebastian?

Sudah, Alpha.

Dimana kau berada sekarang? Semula tidak ada jawaban dan itu sukses membuat langkah Dominic terhenti. Elisia?

Kali ini dengan nada informal, Elisia menjawab, kau akan terkejit jika aku beritahu. Sampai jumpa Sepupu. Dan kemudian tali komunikasi diantara mereka terhenti. Dominic mengerjap cepat karena mendapat balasan seperti itu dan akhirnya memutuskan untuk menggunakan penglihatan yang tersebar ke seluruh wilayah pack.

Butuh beberapa menit berkonsentrasi, tapi akhirnya Dominic menemukan dimana mereka semua termasuk Charlotte dan itu sungguh membuatnya shock. Segera saja Dominic menuju rumah Sebastian dengan menggunakan kekuatan supernaturalnya dan masuk ke dalam rumah Sebastian tanpa permisi. Langkah kakinya berhenti di area ruang tamu dan meringis saat suara dentum bass membuatnya menutup telinga. Apakah mereka sudah gila dengan menyetel lagu sekeras ini?

Dengan menghentak kesal, dia berjalan menuju ruang rekreasi dan membuka pintu secara paksa sambil menggeram marah, tapi geramannya tidak dihiraukan karena semua yang di dalam terlalu sibuk tertawa melihat tingkah Serena yang sedang berjoget-joget seperti artis yang ada di layar Televisi, tentu saja kecuali Leo, tapi Beta-nya terlalu sibuk menatap bokong Serena yang bergoyang untuk menyadari kehadirannya.

Dominic menggelengkan kepala dan menyalakan lampu, membuat semua orang berteriak protes, tapi langsung terdiam melihat Dominic berdiri dengan ekspresi marah dan menatap tajam mereka. "Ada yang bisa menjelaskan semua ini? Apakah ini alasan kalian meninggalkan tugas dan tidak bisa dihubungi?"

Semua orang saling bertukar pandang. Lalu dengan santai Elisia berkata, "sudah kukatakan sepupuku itu perusak pesta."

Charlotte bangkit seraya meringis dan berkata pada Elisia, "untuk yang satu itu aku setuju."

"Little mate." Dominic bergumam penuh peringatan.

Charlotte berjalan menghampiri Dominic, tidak lupa mematikan lampu lagi dan menarik tangan sang Alpha ke arah kursi. "Tidak masalah kita bersantai sebentar. Lagipula ini cuma karaoke biasa. Kami semua jenuh jika harus bekerja terus menerus."

"Litte mate."

"Hanya kali ini saja," gumam Charlotte seraya memberikan tatapan memelas pada Dominic, membuat pria itu seketika dilanda kebimbangan

Kau terlalu kaku, human. Aku setuju dengan ucapan mate kita. Apa kau ingin cepat tua jika harus menatap kertas-kertas itu setiap saat? Kali ini Leikos berkata di dalam pikirannya. Dominic ingin membantah, tapi Lei kembali membuka moncongnya dan mengeluarkan kalimat menjengkelkan, pantas saja kau tidak pernah diajak ke pesta. Aku yakin kau adalah orang yang membosankan. Aku menyesal dipasangkan denganmu.

Lei!

Leikos langsung memutus pembicaraan dengan memasang tembok diantara mereka dan membuat Dominic semakin kesal. "Lagipula sekarang giliranku," tambah Charlotte dengan delikan tajam ke arah Serena yang sedang menyeringai penuh konspirasi dengan Sebastian.

Akhirnya Dominic mengalah dan menganggukkan kepala, kemudian berjalan ke arah sofa dengan pasrah. Dia melihat soulmatenya berdiri di depan layar televisi dengan mikrofon berada di tangannya. "Serena, awas saja kalau sampai kau memilih lagu yang aneh untukku."

"Kenapa kau tidak memilih sendiri?" Tanya Dominic dengan bingung.

Kali ini Elisia yang menjawab, "karena mereka membuat peraturan konyol dengan tidak boleh memilih sendiri lagu, dan membiarkan orang lain yang memilih. Lihat saja." Serena memberikan kerlingan jahil pada Charlotte, dan selama beberapa saat sibuk menatap layar tablet yang ada di tangannya, memilih lagu yang akan Charlotte nyanyikan.

Serena memberikan cengiran lebar dan tertawa jahat, kemudian layar tv berubah hitam selama beberapa detik dan kemudian lagu yang dipilih Serena diputar. Seketika muka Charlotte berubah menjadi terkejut dan semburat merah malu menghiasi pipinya. "Serena!"

Serena menyeringai lebar dan berkata, "Ayo Char, nyanyikan. Mumpung sugar daddymu sedang duduk di depanmu dan mengawasimu."

"Ya Tuhan!"

Sebastian tertawa keras mendengar komentar Serena sedangkan Dominic mendelik tajam ke arah Serena. "Apa? Aku tidak salah bukan, Alpha? Secara tidak langsung kau itu sugar daddy daei Charlotte. Mau aku katakan semua buktinya?"

"Diamlah Serena!"

"Serena, kau juga harus bercermin. Kau juga memiliki satu disampingmu." Celetuk Elisia dengan santai. Serena hanya membalas ucapan Elisia dengan jari tengah, tapi tidak membantah. "Ayo Char, menyanyilah!"

Lalu dengan setengah hati, Charlotte mulai berjoget dan menyanyikan lagu Sugar Daddy, yang dinyanyikan oleh Qveen Herby.




Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

575K 7.4K 56
cerita singkat
109K 544 7
📌 AREA DEWASA📌
89.6K 1.7K 16
[One Shoot] [Two Shoot] 1821+ area❗ Adegan berbahaya ‼️ tidak pantas untuk di tiru Cast : Taehyung (Top) Jungkook (bot) # 1 oneshoot (23/05/2024) #...
58.7K 4.1K 30
Rasya,Bocah 3 tahun yang berhasil menarik perhatian seorang mafia terkejam dan seorang pengusaha kaya raya