ANGEL

By Agustus29

161K 8.5K 596

COMPLETEšŸ”„ [Bag.1-27] Berawal dari siswi pindahan yang bernama Sandra yang membuat seorang Alvaro, salah satu... More

ANGEL - 1 āœ”
ANGEL - 2 āœ”
ANGEL - 3 āœ”
ANGEL - 4 āœ”
ANGEL - 5 āœ”
ANGEL - 6
ANGEL - 7
ANGEL - 8
ANGEL - 9
ANGEL - 10
ANGEL - 11
ANGEL - 12
ANGEL - 13
ANGEL - 14
ANGEL - 15
ANGEL - 16
ANGEL - 17
ANGEL - 18
ANGEL - 19
ANGEL - 21
ANGEL - 22
ANGEL - 23
ANGEL - 24
ANGEL - 25
ANGEL - 26
ANGEL - 27 [LAST PART]

ANGEL - 20

4.1K 234 7
By Agustus29

Kali ini, Sandra menghabiskan jam istirahatnya di teman belakang perpustakaan di temani sebuah novel yang baru di belinya kemarin ditambah angin sepoi-sepoi yang mempertenang suasana.

Tempat ini sangat cocok untuk orang yang sedang dalam mood jelek seperti Sandra. Jika sedang dalam mood jelek, Sandra lebih memilih untuk menenangkan diri sendiri. Memilih untuk berdiam diri tanpa di temani siapa pun.

Suara derap langkah membuat Sandra menutup buku yang sedari tadi berada di pangkuannya. Ia merogoh saku roknya untuk mengambil handphone dan earphone. Untuk kali ini saja, ia sedang tidak ingin di ganggu oleh SIAPA PUN.

Alvaro yang sedari tadi mencari Sandra pun bernapas lega kala melihat orang yang di carinya sedang asyik duduk sendiri dengan pandangan kepada buku yang dipegangnya. Dengan menenteng dua buah minuman kaleng dan satu bungkus roti, Alvaro mendekati sang pujaan hati.

"Woy! Diem-diem bae." Alvaro mendudukan dirinya tepat di samping Sandra. "Kenapa sih?" tanyanya sambil menyodorkan minuman dan roti yang ia bawa. Sandra menoleh sekilas kemudian mengambil minuman yang disodorkan Alvaro tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Melihat Sandra yang masih diam tanpa mengucapkan apa pun, Alvaro pun dengan iseng mencabut satu earphone milik Sandra, kemudian dipasangkan di salah satu telinganya.


Mengalunlah sebuah lagu milik ta-ku...

Are you down for me? Down for me
Are you down for me? Down for me
Are you down for me?
You still down for me?

Fall into you, you’re like a maze
Can you hear me? You’re stuck in your ways

Before you go, I want you to know that
I’m down
Down for you
For you
For you
For you

---

"Neng, ayo pulang!" seru Varo ketika melihat Sandra yang sedang berdiri sendiri di depan gerbang sekolah.

Sandra mendongak, melihat siapa yang berbicara. Setelah tahu siapa yang berbicara, Sandra pun menggelengkan kepalanya bermaksud untuk menolak ajakan Varo. Ia sedang tidak mood berbicara dengan kakak sahabatnya itu.

"Pulang sama siapa emang?" tanya Varo setelah ia turun dari motornya

"Kak Reno," jawab Sandra dengan santai membuat Alvaro mendengkus.

"Si brengsek itu?"

Sandra berdecak. "Udah sana, pulang deh lo."

"Idih, sensi amat si neng," balas Alvaro sambil mencolek dagu Sandra membuat si empunya menggeram marah.

"Ayo Sand," ucap seseorang mengalihkan perhatian keduanya. Sandra tersenyum seraya menggangguk.

"Gue jalan duluan ya Bang!" pamit Sandra yang hanya dibalas gumaman oleh Varo.

---

"Langsung pulang?" tanya Reno dengan sedikit berteriak, karena mereka sedang dalam perjalanan dan kali ini Reno memakai motor sportnya.

"Terserah," jawab Sandra.

"Jalan dulu mau?"

"Boleh."

"Oke."

Akhirnya, mereka berdua pun memutuskan untuk berkeliling di mall.

"Nonton udah, makan udah, ke mana lagi?"

"Hm?"

"Langsung pulang?" tanya Reno memperjelas.

"Boleh."

"Kenapa deh mukanya kusut gitu?"

"Eh? Enggak Kak, gak papa kok," jawab Sandra seraya tersenyum tipis.

"Yakin?"

Sandra mengangguk. "Hm."

"Kalo ada apa-apa cerita sama kakak ya!"

"Oke... ehm btw, aku mau nanya boleh?"

"Ini juga lagi nanya kali Dek."

"Beda."

"Ya udah, mau nanya apa?"

"Kakak kenapa musuhan sama Bang Varo?"

Reno tersenyum, lalu mengangkat bahunya acuh membuat Sandra berdecak sebal.

"Mau tau aja apa mau tau banget?"

"Jual mahal."

"Dih, kamu kenapa sih hem?"

"Gak papa."

"Cewek kalo bilang gak papa pasti ada apa-apa."

Sandra mendengkus. "Sok tau!"

"Fakta kali."

Sandra mengangkat bahunya. "Maybe."

"Ya udah, cerita sama kakak. Kamu kenapa?"

"Gak papa sih."

"Ya terus, kenapa murung gitu? Gak kayak biasanya."

"Bad mood aja."

"Di setiap kejadian pasti ada alasan."

"Kata siapa? Sok tau banget!"

"Yang bilang siapa?"

"Kak Reno."

"Ya, jadi.."

"Menurut kakak, gitu maksudnya?"

"Seratus!" ucap Reno sambil terkekeh.

"Garing deh."

"Apanya?"

"Lawakannya."

"Emang siapa yang mau ngelawak sih?" ucap Reno sambil menjepit hidung Sandra.

"Ih Kak lepasin deh."

Reno terkekeh. "Kenapa sih?"

"Kepo ah!"

"Jawab dulu pertanyaan aku!" tambah Sandra.

"Apaan?"

"Yang tadi."

"Kenapa kakak musuhan sama Varo?"

Sandra mengangguk mengiyakan.

"Sebenernya kita gak musuhan."

"Lalu?"

"Merekanya aja yang menjauh," ucap Reno tersenyum getir.

"Kenapa bisa?"

"Salah paham."

"Ma-maksudnya?"

Sandra mencoba untuk mencerna ucapan laki-laki yang pernah dicintainya itu.

"Nyari tempat duduk dulu deh," ujar Reno yang langsung disetujui Sandra.

Akhirnya mereka pun masuk ke coffe shop terdekat. Mencari tempat duduk di ujung ruangan dekat kaca.

"Jadi?" tanya Sandra begitu mereka mendudukan bokongnya di kursi.

"Sekarang semangat banget deh kayaknya. Bentar, pesen minum dulu."

Setelah memesan minum, mereka pun melanjutkan pembicaraan yang sempat tertunda.

"Jadi, salah paham apa sih Kak?"

Reno tersenyum. "Ya, salah paham."

"Gara-gara?"

"Cewek?"

"Gak ngerti aku," ucap Sandra berpura-pura. Padahal ia sudah tahu dari Alvaro. Namun, ia hanya ingin tahu dari kedua belah pihak.

"Ya, dulu Varo punya pacar namanya Veli, Velicia Oktavya."

Sandra mengangguk. "Terus?"

"Ya, gitu. Bingung juga sih mau jelasin gimana."

"Sans aja sih Kak."

"Kamu kan deket sama Varo, jadi Kakak rasa kamu juga gak bakalan percaya."

"Aku netral kok," balasnya sambil tersenyum lebar.

"Varo emang gak pernah bicara sama kamu atau kamu nanya sama dia?"

Sandra tersenyum menanggapi.

"Kamu tahu ya?"

"Sampai di mana Varo bicara?"

"Hehe.. kata Bang Varo sih Abang nikung gitu."

"Sudah Kakak duga, dan kamu percaya?"

Sandra menggeleng lalu mengangguk. "Enggak terlalu."

"Lima puluh persen percaya, lima puluh persen enggak," tambahnya kemudian.

"Loh kok gitu?"

"Ya kan emang aku gak tahu kejadian yang asli kek gimana."

"Varo salah paham."

"Jadi yang sebenarnya?"

"Dulu... Varo punya pacar lalu pacarnya meninggal...."

"Oh My!" potong Sandra kemudian membekap mulutnya.

"Kamu kaget?"

Sandra mengangguk. "Aku beneran gak tahu soal itu."

"Mungkin dia belum siap buat cerita sama kamu. Yah, jadi tahu deh kamunya."

"Siapa emangnya?"

Reno menggeleng. "Kakak gak ada hak buat ngasih tau kamu," ucapnya tersenyum tulus.

"Yah, jahat."

"Bukan jahat, Varo juga butuh privasi," balas Reno sambil mengusap kepala Sandra dengan sayang. Ia jadi teringat dengan sang adik....

"Ehm, oke.. lanjutin ceritanya!"

"Baik tuan puteri... Ehm jadi.. eh lalu.. kita ketemu sama Veli."

"Kita?"

"Kakak sama Varo."

"Dulu sebenernya yang deket duluan sama Veli itu kakak, tapi jadiannya sama Varo." Reno tertawa di akhir kalimat.

"Sakit gak?"

"Ya pastilah, cuma Kakak ikut bahagia aja. Karena semenjak kenal dengan Veli, Alvaro jadi kayak semangat lagi buat hidup."

"Kok aku nyesek dengernya ya?"

"Baperan!"

"Lanjut deh Kak, gak usah ngeledek!"

"Selesai..."

"Idih, apaan sih Kak?"

Reno terkekeh. "Nah setelah mereka jadian, kurang lebih lima bulan kalo gak salah mereka hubungan, Veli hubungin kakak."

"Dan kakak respon?"

Reno mengangguk. "Kenapa tidak?"

"Yah, cowok mah gitu ya. Padahal udah tau si ceweknya udah punya pacar."

"Ya bukan gitu."

"Terus apa?"

"Takut ada yang penting aja," jawabnya dengan santai.

"Huh."

"Apa?"

"Lanjut!"

"Ya Veli curhat gitu, katanya Varo berubah terus pengen putus gitu katanya. Karena emang Varo itu cuek, dia mana pernah ngajak jalan atau hubungi pacarnya tiap hari."

"Oh ya?" Sandra sedikit kaget, pasalnya Varo yang ia kenal justru menyebalkan minta ampun. Tiap hari pasti ada aja sms atu telpon dari dia, meski kadang suka Sandra abaikan. Apa memang semua cowok bersikap manis di awal, kemudian pahit di akhir?

Reno mengangguk. "Sampe Veli ngajak jalan kakak."

"Dan kakak mau?"

Reno mengangkat bahunya. "Kasian aja."

Sandra mencibir. "Yang jelas mah emang masih cinta."

Reno terkekeh. "Maybe."

"Terus gimana?"

"Kita ketahuan, dan Varo marah besar saat itu. Hingga dia bilang ke Veli mau pilih siapa, dan Veli milih kakak. Serius, saat itu Kakak juga kaget sama pilihan Veli."

"Jadi emang menurut aku kalian salah sih."

"Kenapa emang?"

"Kakak yang salah karena jalan sama pacar orang, dan Bang Varo salah karena dia egois, dia gak mau denger penjelasan kakak. Betul?"

Reno mengangguk. "Itu dia, Varo emang kayak gitu kalo kepercayaannya udah di sia-siain, dia susah untuk percaya. Karena emang bukan pertama kali Varo mergokin kita lagi jalan."

Sandra mendengkus. "Ingin ku berkata kasar Kak!"

Reno terkekeh. "Jangan ... dosa."

"Yah, kalau aku jadi Bang Varo juga aku bakalan kesel sih sama Kakak."

"Itu dia."

"Gak ada niatan baikan emang?"

Reno mengangkat bahunya acuh, "Kakak sih mau-mau aja, cuma Varonya aja."

---

06 April 2018
Ekapertiwi

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 316K 34
GENRE : FANTASI / HUMOR [Story 8] Psstt ~ masih cerita pernikahan. SINOPSIS Kata orang " Cinta di tolak, dukun bertindak" OK sip! Udah bertaun...
AM By she/her

Teen Fiction

288K 8.7K 34
Kalau saja Clarissa tidak pernah terlambat pulang malam itu. Kalau saja mereka tidak pernah terikat sebuah hubungan. Kalau saja Darrel tidak membelik...
41.3K 2.1K 72
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [MOHON MAAF, KARENA TIDAK ADA REVISI] "Lo kalau lagi ada masalah jangan ngelampiasin dengan begini!Jangan bodoh deh lo jadi...
1.5M 209K 40
Genre :TEENFICTION [Story 2] Semua berawal ketika masa orientasi sekolah dulu. Anjali--gadis dengan rambut mirip seperti Dora--tak pernah menyangka...