love poison

By LeniKSari7

34K 2.3K 133

bagaimana jika seorang stefan william yang dari kecil kenal dengan yuki kato dan setelah beranjak SMP mereka... More

LP1
LP2
LP3
LP 4
LP 5
info
LP7
cast
LP8
LP9
LP10
gaje
LP 11
LP12
LP 13
lp14
LP 15
LP 16
EPILOG

LP6

1.5K 132 10
By LeniKSari7

hai aku balik lagi yuk dong cusss

di vote bintangnya dan bayakin comentnya!!

kalo banyak aku bakal post secepatnya!!!!!

cuss sambil dengerin lagu enaknya

sam smith - too good at goodbye

Max menabrak beberapa orang perawat, matanya memerah. Seusai ia mendapat kabarbahwa Yuki kecelakaan,
Max langsung bergegas ke Rumah Sakit yang Chika beritahu. Chika tidak mungkin memberi tahu kabar yang hanya guyonan. 

Terdengardari nada suara gadis itu bahwa ia sedang menangis.

Twina dan Takeshi juga Reina dan Sakura duduk di ruang tunggu. Takesh bahkan langsungmenghubungi jet pribadi nya untuk pulang ke Indonesia secepat yang ia bisa.
Twina terlihat tidak henti-hentinya berdoa dan mengusap air matanya.

"Chik,gimana keadaan Yuki?" Max segera menghampiri para sahabatnya yang sudahberkumpul disana Chikamenggeleng, air matanya terus mengalir. "Tantebilang, Yuki di operasi Max.. lukanya parah" Vebby mencoba menjelaskan walaudia sama-sama menangis tersedu-sedu dalam pelukan Azana. 

Bahkan tangisan Vebbyyang paling terdengar memilukan.

Max hampir limbung, kalau saja tidak ada dinding di sebelahnya. Dia sudah roboh.Ini semua salahnya. Semuanya. Yuki pasti mengejar waktu untuk datangkerumahnya.
Kalau saja Max tidak mengirim pesan itu. Kalau saja Max bisa dantidak pesimis. 

Kalau saja dia bisa mempercayai apa kata Yuki.

***
"Ki, kita putus aja ya"
"Loh, kenapa? Hubungan kita baru 1bulan Max.. ada apa? Gue bikin salah sama lo?"
"Ga, gapapa. Gue pengen kita putusaja Ki. Cari cowok yang lebih baik dari gue. "
"Max kalo ini salah satu rencana lobuat bikin suprise, ini bener-bener ga lucu"

"Gue ga bohong, gue serius. Gue maukita putus. Maafin gue"
"Tapi apa alasannya Max? Lo kenapasih? Lo sendiri yang bilang kalo lo bakal ngelindungin gue. Tapi kenapasekarang lo kayak gini? Apa karena gue terlalu manja? Gue terlalu childish?Atau lo udah puas karena udah dapetin gue?"

"Ga Ki engga, gue tetep cinta samalo Ki. Tapi keadaan ini maksa kita buat pisah"
"Apaan sih, keadaan apa? Lo jelasinsama gue"
"Bokap gue nentang hubungan kita Ki.Perusahaan gue bakal bangkrut. Lo tau, gue selalu ngebayangin ngebangun rumahtangga sama lo, lo ngelahirin anak-anak gue, kita dengan rambut yang berubanduduk didepan rumah sambil liat cucu-cucu kita. Tapi semuanya gamungkin kalauperusahaan papa bangkrut. Keluarga lo gamungkin ngizinin anak gadisnya nikahCuma buat di ajak sengsara Ki. Cari cowok yang lebih baik dari gue Ki, yangbisa menuhin seluruh kebutuhan lo baik jasmani dan rohani elo"

"Jadi gara-gara itu lo mutusin gue?Max, denger ya. Gue ga nerima lo karena materi lo. Gue ga nerima lo karena longebeliin gue ini itu, gue ga peduli sama harta yang lo punya." "sekarang lo bilang gitu, setelah lonikah sama gue. Lo bakal ninggalin gue."

"Max, kita baru kelas 2 SMA. Masadepan masih panjang, masa depan ga ada yang tau. Jangan pesimis, jangan mikiryang engga-engga. Jangan mikir hal yang belum tentu terjadi"

"Tapi gue mau mikir lebih maju Ki.Kalo bener kayak yang gue bayangin, gue Cuma bikin lo sengsara Ki. Please Ki,jangan ngebuat ini rumit"

"Elo yang bikin hubungan kita rumit,Max ini baru sebulan. Kita baru kelas 2 SMA. Masa depan masih panjang, lo gangajak gue nikah besok kan? Kenapa lo mikirin hal yang berat dan belum tentuterjadi? Apa ini Cuma alasan elo?"

"Ga! Gamungkin gue mau mutusin elo. Gueserius Ki. Jangan hubungin gue lagi."
"Max!"
"Max, gue ke rumah losekarang. Jangan mikir yang lebih rumit. Jangan ambil keputusan lo sendiri. Gue otw kesana."

***

Tiga jam berlalu, Max masih menyesali apa yang ia lakukan. Ia hampir kehilangangadis yang paling ia cinta hanya karena pikirannya yang kalut.

 Ia sendiri yangberjongkok di lantai, matanya merah berair. Sahabat-sahabatnya tidak pernah melihatMax dengan penampilan separah itu.

Dokter keluar dari ruangan operasi. Twina dan Takeshi langsung menghampir.
"Bagaimanadengan anak saya dok?" Takeshimerangkul bahu istrinya, agar istrinya lebih tenang
"Putri bapak dan ibu selamat, tapi.. bisa ikut keruangan saya Pak,Buk?" "Baik dok, Chika,tolong jaga Reina dan Sakura dulu ya. Tante sama Om mau ke ruangdokter"
"Iyatante" Chika langsung memeluk tubuh Reina, Sakura tidur di bangku ruang tunggu.

Vebby duduk dan mengangkat tubuh Sakura dan membiarkan gadis kecil itu tidur dalam dekapannya.

"Kak..kak Yuki gabakal kenapa-napa kan kak.." Reina menangis tersedu, Chika meneteskan air matanya terus menerus seraya mengusap air mata Reina "Ga..Yuki gabakal kenapa-napa, kak Yuki kamu itu cewek yang kuat. Dia gabakal mungkin kenapa-napa" Chika langsung memeluk tubuh Reina erat.

Twina kembali meneteskan air mata, sepertinya air mata itu tidak akan pernahberhenti. Takeshi memeluk istrinya lebih erat, agar Twina lebih tenang. Merekakeluar dari ruang dokter. Azana juga yang lain segera menghampiri mereka.

"Tante,Om, Yuki ga kenapa-napa kan? Dia baik-baik aja kan om?" "Yuki..Yuki.." Twina kembali menenggelamkan wajahnya yang berair di dada suaminya.
"adabeling yang tidak sengaja masuk ke dalam mata Yuki ketika kecelakaan tadi. Dandokter tidak bisa mengeluarkan beling itu karena sudah masuk terlalu dalam.Yuki.. buta.."
Takeshi berusaha menjelaskan. Ia kembali mendekap tubuhistrinya. "Bu-buta..gamungkin om.." 

Chika terduduk, Vebby dan Azana langsung memeluk satu sama laindiantara mereka. Mereka menangis lebih kuat dari yang tadi.

 Mereka tidak bisamelihat mata indah itu lagi. Mata yang ikut tersenyum ketika Yuki tersenyum.
Tidak mungkin.

"Apa buta Yuki permanent om?" tanya Sam
"Tidak..dokter bilang, Yuki membutuhkan kornea mata yang baru. Tapi tidak ada manusiahidup yang dengan ikhlas memberikan matanya untuk Yuki."
"Ke-kenapaom.."
"kalaukornea mereka di ambil, mereka akan mati nak." Takeshi segera berjalan ke arah2 putrinya. Satu keluarga itu saling berpelukan. 

Saling menguatkan satu samalain. Max meremas dadanya yang begitu sakit. Dia mendengar semua yang merekakatakan. 

Yuki buta.

 Max masih tidak percaya. Kejadian ini terlalu cepat.Semuanya terjadi sangat cepat.
Kepalanya berputar tapi ia masih terjaga. Iatidak terima dengan takdir.

Tuhan. Kenapa kau jahat. Kenapa harus Yuki.Kenapa ga gue. Kenapa Tuhan. Apa gue ga pantes milikin dia Tuhan. Kenapa harusdia yang ngalamin semua ini. Kenapa gue gabisa ngelindungin dia padahal diaudah di dekapan gue.

Maxtiba-tiba berdiri, Chika dan yang lain melihat punggung Max. "Max.."Ucap Vebby pelan Max terus berjalan gontai di koridor Rumah Sakit dengan memegang dinding agar tidakterjatuh.
Tangan satunya terus meremas dadanya sendiri. Kenapa begitu sakit.Setelah mendengar apa yang Yuki alami.

 Dia penyebabnya.

***

Yuki sudah mulai siuman, ia berulang kali menanyakan dimana Max. Kenapa laki-lakiitu tidak menjenguknya. Kenapa matanya di tutup perban. Kenapa ia tidak bisamerasakan matanya. Kenapa dan kenapa. 

Tapi keluarga juga sahabat-sahabatnyatidak bisa menceritakan semua yang terjadi. Kondisi Yuki tidak memungkinkan.

Samuel dan Rizky sudah berusaha menghubungi Max.

 Tapi Max seperti hilang tidakberbekas.

"Chik,Max kenapa sih ga datang ngejenguk gue.." Tanya Yuki yang sedang duduk di atasranjangnya. Matanya di tutup kapas dan di balut perban.
"Mungkin dia lagi sibuk Ki.. gue denger dari media, kalo bisnis keluarganya lagibermasalah.." "Inikapan sih mata gue dilepas perbannya. Ribet banget tau ga, gue kan juga mauliat kalian. Gue gasuka gelap.. kalian tau kan"
Yuki merengut lucu sepertibiasa. 

Chika hampir meneteskan air matanya lagi.

"Lo kan hafal muka kita Ki, sekali-sekali kan lo ga liat muka kita yang cantik dan ganteng ini" Vebby menambahkan, meski ia juga ingin menangis lagi
"Oh iya iya, betul juga tuh. Tapi gue lebih cantik haha, ya.. tetep aja gaenak,dari semua organ.. gue suka banget sama mata gue.. kalo diperban gini kan guejadi gabisa liat mata sendiri"

Chika langsung keluar dari ruangan Yuki, "Chika!" Vebby hendak menyusul, tapi 
Samuelmenghalang dan meminta Vebby dan Azana menjaga Yuki.

Chikamenangis sambil menepuk-nepuk dinding, Samuel memegang pergelangan tangan Chika yang memerah.

"Udah.Jangan nyiksa diri sendiri, kalo kamu kayak gini. Yuki bakal lebih sedih lagi.Kalian harus bisa jadi penyemangat dia."
"Tapiaku ga sanggup, aku gatahan liat sahabatyang udah kayak adek sendiri di kasihcobaan segitu beratnya. Kenapa harus dia Sam.. kenapa harus dia.." Chika merebahkan kepala nya di bahu Sam.
"Mungkin ini jalan tuhan Chik, kita gabisa ngerubahnya. Bakal ada hikmahnya nanti." Sam mengusap rambut Chika lembut.

Sementara di kamar.. "Chika kenapa? Ada apa?"
"ga papaKi, dia Cuma sakit perut kayaknya" jawab Azana berbohong "Hmgitu.. kirain ada apa.. gue masih mikirin Max deh.." 

Yuki menyandarkan punggungnya bantal yang di posisikan tegak di belakangnya.

"dia bakal kesini kok kalo dia udah nyelesein masalahnya Ki"
"gara-gara mata gue di perban, gabisa main handphone kan.. maaf ya, gue jadi nyusahin kalian buat nyari Max. Kalo mata gue ga di perban. Gue cari sendiri terus kalo udah dapet gue dudukin seharian. Dia tega banget, pacar sendiri sakit malah ga dijenguk." 

Yuki melipat kedua tangannya di dada.

Vebby menahan nafasnya agar Yuki tidak mendengar bahwa ia sedang menahan isakannya.
Azana mengusap punggung Vebby pelan, 

dan meminta Ahyar dan Joshua mengajak Yuki ngobrol.

"Ki,lu tau ga waktu jaman dahulu kala itu manusia itu ga punya mata loh. Kalomereka punya mata. Mereka bakal di bunuh atau di butain" cerita Joshuamengasal.
"Ih kok serem? Kenapa gaboleh? Terus gimana mereka hidup kalo gabisa liat?"
"itu ajaran sesat Ki, mereka bilang kalo manusia punya mata, manusia itu bakalbanyak numpuk dosa. Karena ngeliat yang seharusnya ga mereka liat."
"Yatapi kan serem, masa ada ajaran kayak gitu. Baru tau gue" "Sebenernya,gue rada setuju sama ajaran itu Ki" ucap Ahyar,

 Yuki memalingkan kepala ke arah sumber suara Ahyar. Ahyar menatap Yuki iba saat melihat kesuluruh wajah daraJepang itu. 

Di bagian pipinya masih menyisakan lecet yang memerah, bibirnyapucat, meski dia masih secerewet itu.

"Loh,kok lo setuju Yar? Gimana mereka mau liat dunia yang indah ini kalo merekagapunya mata? Gimana mereka ngerasain cinta satu sama lain ketika mereka salingtatap?"

"itulahkeajaiban cinta, lu bisa merasakan cinta tanpa lu ngeliat orangnya. Toh, gasedikit kan orang yang buta bisa nikah dan ngelanjutin keturunan mereka" jawabJoshua "ya iya sih.. tapi ya tetep aja serem, gue sih ogah kalo di butain gitu.. gue masihmau liat kalian, liat mama, liat papa, liat reina, sakura, terus liat max,bahkan ngeliat musuh gue sekalipun gue masih mau"

Mereka terdiam mendengar penjelasan Yuki. Meski Yuki tidak peka kemana arah yangsedang mereka bicarakan, Yuki tidak di perbolehkan untuk di beri tau. Kecuali keadaannya sudah sedikit membaik.

Sahabat-sahabatnya sudah mengecek darah, dandarah mereka semua tidak cocok dengan Yuki. 

Tapi andai Yuki tau, parasahabatnya itu rela mati untuknya. Jangankan sepasang mata. Mereka relamelakukan apapun asal Yuki tetap bersama mereka.
ketulusan Yuki membuat merekatergerak. Tapi lagi-lagi tuhan berkehendak lain, darah mereka tidak ada yangcocok.

***
3 Hari Kemudian

"Selamat ya Bu, Pak. Kami sudah menerima laporan kalau ada relawan yang inginmendonorkan matanya untuk putri kalian. Tapi dia merahasiakan namanya. Kamisudah melakukan tes darah. Dan darah pendonor dan putri bapak juga ibu itucocok" Dokter menjabat tangan Twina dan Takeshi.

 Twina menangis haru dalamrangkulan suaminya sambil mengucapkan syukur.

"Tapikenapa dia mau merahasiakan namanya dok? Padahal kami ingin sekali berterimakasih. Bahkan saya akan membayar mahal atau berapapun yang dia inginkan" "Kamijuga tidak tau pak, betapa mulia hati pendonor ini pak."
"Terimakasih banyak dok, terima kasih. Andai saya bisa membalas budi anda dok"
"Inisudah tugas kami pak,sekali lagi saya ucapkan selamat pak" "Terimakasih dok, kapan operasi akan di lakukan dok?"
"Lusa pak, kami perlu memeriksa keadaan pasien dulu"
"Baikdok, sekali lagi terima kasih"

***

"Yuki.."sebuah telapak tangan lebar mengusap poni Yuki yang tertidur di ranjangnya.
"Hng.."Yuki menggumam kecil, lalu menggelengkan kepalanya mencari sumber suara"siapa?"
"Inigue Ki.." Max terus mengusap poni gadisnya lembut
"Max?Max lo kemana aja, kenapa baru sekarang ngejenguk gue? Tega banget sih" Yukimengerucutkan bibirnya
"Maafya.. tapi kan sekarang gue udah sama lo disini? Gimana keadaan lo? Udah enakan?Maafin gue ya Ki" "Udah,tapi lo jangan ilfeel ya.. muka gue katanya banyak lecetnya, terus kulit guejuga. Gue ga mulus lagi deh.. tapi nanti gue pasti perawatan biar ilang. Lokenapa minta maaf hm? Lo ga salah apa-apa kok Max"

Max tersenyum kecil mendengar tuturan Yuki,
"mau gimanapun elo, elo tetep cantik Ki." Tangan Max yang satunya menggenggam tangan Yuki erat, mencium punggungtangan Yuki yang masih terlihat memar meski sedikit.

 "karena gara-gara sms gue,lo jadi kayak gini.."

"Ga,ini semua bukan salah lo Max. Gue aja yang kurang hati-hati. Mungkin setelahini gue gabakal berani megang setir mobil lagi" Yuki terkekeh pelan
"Ki..kita bakal nyatu. Gue bakal selalu di sisi lo. Gue bakal nutup mata gue ketikalo nutup mata lo, gue bakal ngeliat apa yang lo liat, gue bakal suka apa yanglo suka, dan gue gabakal ngizinin lo nangis, sebisa mungkin gue tahan ketika lomau nangis, lo bakal kagum ketika lo ngeliat diri lo sendiri di cermin, lobakal ngerasain gimana jadi gue ketika gue ngeliat elo, gimana terpesona gueketika gue natap elo" genggaman Max semakin erat.

"Max tau ga, kata-kata elo selalu bikin gue terharu.. gue selalu seneng tiap guedenger lo ngomong.. tapi kenapa lo tiba-tiba ngomong kayak gini Max.."
"Gue bakal bawa cinta gue ke elo sampai kemanapun Ki, gue bersumpah gue bakalbersama elo sampe lo gabisa buka mata elo lagi. Sampai lo natap suami lo nanti,lo nyium anak lo nanti, sampai kapanpun Ki. Dan gue mohon, lo jangan pernahsedih, karena ketika lo sedih, lo bakal ngebuat gue lebih sedih dan tersiksa,lo jangan pernah ngerasa sendiri, karena gue selalu ada sama lo." Max mengecup kening Yuki lama, tangannya mengusap pipi Yuki lembut.

"Max..lo gabakal tinggalin gue kan? Max ini ga lucu.. Max gue sayang sama lo" Yukimemegang lengan Max erat.
"Gue baru aja bilang, kalo gue selalu ada sama lo, kita bakal nyatu Ki. Gue senengdenger lo sayang sama gue.. meski gue gapernah denger lo bilang cinta" Yuki terdiam,
Yuki memang pribadi yang tidak berani mengucapkan kata cinta. Diabahkan belum tau makna cinta itu seperti apa. 

Meski dia sudah mempunya kekasih,yaitu Max. Dia tidak berani mengatakan cinta sebagaimana orang pacaran.

"Lo harus inget itu Ki, gue ada sesuatu buat lo"
Max memberikan sebuah flasdisk,Yuki langsung menggenggam flashdisk itu erat. 

"Ketika perban lo dibuka nanti,lo harus buka filenya. Cuma ada satu file didalam flasdisk ini. Kita bakalnontonnya sama-sama"

"Benerya Max.. Max, besok gue operasi. Lo harus tungguin gue! Karena gue mau ngeliatsemua orang yang gue sayang. Gue udah capek tau pake perban terus. Udah kayakorang buta aja" Max tersenyum sakit,
"lo bakal ngeliat dunia ini lagi besok" Yuki mengangguk pasti, ia menarik tubuh Max kedalam pelukannya. 

"Max, meski guegapernah bilang cinta. Tapi gue tau gue sayang elo."

"Itu kata-kata terindah yang pernah gue denger Ki.."
"Guesayang lo Max" "Ki,gue cinta sama lo."

***

Jam dinding Rumah Sakit menunjukkan pukul 17 lewat 45 menit. Yuki sudah siumansetelah ia menjalani operasi matanya.

Gadis itu hanya tau kalau matanya perludi operasi, tidak lebih. Semuanya tidak tega untuk memberi tau. 

Yuki duduk dengan kaki yang lurus diatas ranjang. Dokter melepaskan perban Yuki secarapelan-pelan. Setelah semua perban itu terlepas. Yuki masih menutup mata.

"Buka matanya perlahan-lahan" ucap Dokter.
Yukimembuka matanya perlahan-lahan, sampai matanya terbuka sempurna. Awalnya yangia lihat begitu buram.
Tapi setelah itu, penglihatannya jadi terang kembali. Yuki melihat sekelilingnya.
Ia tersenyum manis ketika ia mengabsen satu persatuwajah seahabatnya.

"Chika,Vebby,Azana, Papa, Mama, Rei,Sakura, kalian semua.." Keluarga juga Sahabatnya langsung tersenyum lebar dan bahagia, mereka memeluk tubuh Yuki erat.
Semuanya menangis terharu melihat senyuman Yuki lagi. Meski warna irismata Yuki lebih gelap karena itu mata Max.
"Eh..kok Max ga ada?"

Semua sahabatnya saling tatap, mereka bingung dan saling telepati agar salah satudari mereka memberikan penjelasan pada Yuki. Sakura berjalan dan berusahamenaiki ranjang Yuki, fokus Yuki terpecah dan menoleh ke adik bungsunya itu,Yuki menggendong Sakura lalu mereka bercanda tawa.
Sekawanan itu langsungmenghembuskan nafas lega. Setidaknya mereka mempunyai waktu untuk mencarialasan.

Yuki memberi Sakura untuk di gendong papanya, keluarganya harus kembali ke rumahlagi. Takeshi sudah cukup lama di Indonesia. Setelah meciun kening anaknya, Takeshiadan yang lain pamit pulang.
Chika,Azana dan Vebby duduk di tepi ranjang Yuki.Mereka selalu bisa menatap Max dalam diri Yuki. 

Apalagi ketika gadis itumenatap mereka. meski warna mata Max tidak terlalu berbeda dengan Yuki, jadiYuki tidak terlalu banyak perubahan.

Sudah tiga hari terlewati, Yuki gelisah menunggu kedatangan Max. Dia merindukan sosokitu. tapi Yuki juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau ia hanyamenganggap Max sebagai kakaknya.

Perasaan sayang itu pasti ada, tapi sebatas saudara.Yuki masih terbaring di ranjang, tidak. Bukan ranjang Rumah Sakit, dia sudah diperbolehkan pulang dan rawat jalan dari tadi pagi. 

Para sahabatnya membolos sekolah dan menemani Yuki yang sudah pulang. Mereka memenuhi kamar Yuki.

Vebby sibuk berebut boneka babi Yuki dengan Joshua dan Anjar, yang lainnya hanyatertawa melihat tingkah mereka. sejenak Yuki bisa melupakan penantiannya denganMax.

"Ki,ini boneka Babinya lucu. Buat gue yaa" Vebby memeluk erat boneka itu "Eh jangan, jangan yang itu.. i-itu dari.. dari.." kalimat Yuki menggantung.
"Dari siapa? Dari Max ya?"
"Bu-bukan..itu dari.. dari itu.." "Darisiapa sih? Kasih tau ga? Kalo ga kasih tau, gue bawa pulang titik!" "jangan dong Veb.. Itu dari.. Stefan.." Suara Yuki memelan ketika menyebut nama Stefan.

Vebby menyeringai Jahil, "Ups, iyadeh. Ini kan boneka dari pangeran" "IhVebby apaan sihh" Yuki melempar bantal yang di sebelahnya ke arah Vebby. "Ehiya, gue hampir lupa." Yuki mengambil flashdisk yang kemana-mana ia bawa.

 "Inidari Max, gue udah nunggu dia beberapa hari ini. Tapi dia ga dateng-dateng.Padahal Max bilang dia mau liat file yang ada disini bareng gue." 

Yuki menatap flashdisk yang ada di tangannya.

Sahabat-sahabatnya itu tiba-tiba diam. Tentu saja Max tidak akan datang. Bahkan dia tidak akanpernah datang. Bukan, ralat.
Dia selalu ada disana. di mata Yuki. 

Meski tidakbisa di lihat. Tapi mereka yakin kalau Max selalu ada bersama Yuki.

"kadang..tiap gue sendirian, gue gapernah ngerasa selonelydulu. Setelah gue operasi mata, ketika gue pengen sedih karena Max gadatang-datang, tiba-tiba gue gabisa sedih. Gue gabisa nangis.. ketika guengeliat diri gue sendiri di kaca, gue jadi gatau kenapa gue seneng liat mukague sendiri tau ga.. gue jadi inget kata-kata Max.. kayak semuanya jadikenyataan. Gue jadi ketakutan. Tapi disaat gue ketakutan, gue ngerasa ada yangmeluk gue. Dan ngebisikin semuanya bakal baik-baik aja."

Sahabatnya terdiam mendengar penuturan Yuki. Dan Azana memberanikan diri untuk duduk ditepi ranjang Yuki. Ia menggenggam erat tangan Yuki.

"Ki,Max selalu ada sama lo"
"Guetau.. Max juga bilang gitu kok sama gue waktu terakhir dia ngejenguk gue di RS,padahal itu pertama kalinya Max ngejenguk, tapi itu jadi terkahir kalinya juga"
"Gue serius Ki, Max selalu ada dalam diri lo.." Yuki menoleh ke Azana, dia mengerutkan keningnya, "Za, maksud lo apasih?"
"Za udah, belum waktunya" cegah Vebby
"Tapi gue ga sanggup liat Yuki gini terus" jawab Azana
"Za apa, kasih tau gue. Kalian nyembunyiin apa dari gue?" 

Yuki menatap wajah sahabat-sahabatnya itu.

"Ki..kecelakaan lo kemaren itu, bikin mata lo buta Ki.." Yukimenatap Azana nanar,
"A-apa? Ga mungkin Za, kalo gue buta.. gue gamungkin bisaliat sekarang.."
"Gueserius Ki, kita semua udah putus asa. Kita semua sedih ngeliat lo. Tapi yangpaling sakit itu Max. Dia ga sanggup ngeliat dan ngejenguk elo Ki. Kita dengerdari tante kalo orang terakhir yang kontak sama lo itu Max. Jadi kitanyimpulin, kalo dia ngerasa bersalah karena kecelakaan elo. Semuanya tambahrumit waktu dokter bilang kalo ada beling yang masuk ke dalam mata lo Ki. Dandokter gabisa ngambil beling itu, mata lo udah rusak. Lo.. lo.. lo butuh donormata secepatnya.."
"Za udah.." Chika dan Vebby mulai terisak. "Terusin.."
Yuki meremas bed covernya erat, tanpa terasa air matanya menetes.

"darah Max cocok sama lo Ki.. mata Max ada di mata lo sekarang.." Azana menatap mataYuki,
"dia yang jadi pendonor buat elo.. karena itu.. dia.. dia.. udah ga adasekarang Ki.. selama apapun lo nunggu dia, dia selalu ada di samping lo meskilo gabisa liat dia.. mungkin.. maksud dia buat liat file itu bareng elo itu,karena mata lo adalah mata dia juga." Airmata Yuki terus mengalir, dia menggeleng kuat,

 "ga Za, ini semua ga lucu Za.Kalian semua bohong. Max ga.. ga mungkin.. Za lo bohong, bilang kalo ini Cumaguyonan kalian. Bilang Za bilang." Yuki mengguncang tubuh Azana. Azana Cumadiam dan terus menangis.

"Ki lo harus tabah.." Vebby sesenggukan di dalam pelukan Chika. Tangisandan wajah muram sahabat-sahabatnya itu cukup membuktikan kalau cerita Azana itutidak mengada-ada. Kalau ini sekedar lelucon. 

Yuki bersumpah akan melempar batuke masing-masing kepala sahabatnya.
Tapi ini bukan lelucon. Derai air matasemakin menjadi-jadi. Dadanya sesak. Kenapa. Kenapa baru sekarang. Kalau sajaia tau dia buta.

 Kalau saja ia peka terhadap keadaan sekitarnya meski matanya tidak bisa melihat. Kalau saja ia mengerti kalimat-kalimat yang di ucapkan Max waktu itu adalah kalimat terakhir untuknya.
Kalau saja ia tau bahwa itu mataMax, tapi.. apa dia sanggup untuk hidup buta? Tidak.

***
"hello Yuki, mungkin ketika lo nonton videoini. Gue udah ga ada, eh engga deng. Kita kan lagi nonton video ini sama-sama.Ki, jangan nangis. Gue tau sekarang lo lagi nangis. Gue benci liat lo nangis.Gue benci sama diri gue sendiri karena gue gabisa mempertahankan senyuman lo.Ki, inget kata-kata gue. Tetep senyum Ki, jangan buat gue makin ke siksa dansedih kalo liat lo nangis. 

Lo ga mau kan liat gue sedih dan kesiksa? Iya kan?Ibaratnya, gue udah jadi guardian angel lo sekarang. Jangan pernah mikir kalogue ninggalin elo. Jangan pernah mikir kalo lo itu sendirian, jangan pernahberpikir buat sedih dan larut dalam kesedihan lo. Lo cewek terkuat yang pernahgue temuin. Gue yakin ini ke sekian kalinya lo nonton video ini. Pede banget yague? Tapi gue selalu seneng. Karena kita udah nyatu, gue ga pernah nyesel Ki.Gue selalu ngeliat lo ketika lo bercermin.

 Bahkan gue bakal selalu ada sama elosampai lo nutup mata lo nanti. Yang ngebuat gue paling seneng adalah, gueselalu ngeliat apa yang lo liat. Meski lo liat suami lo nanti sih, ga kebayangdeh gue cemburunya gimana hahahaha. Ki, inget kata-kata gue ya? Awas kalo losedih, jangan buat gue kesiksa. Ki. Gue sayang sama lo"

Sudah sekian kalinya Yuki memutar video rekaman Max, Max tengah duduk ditengah-tengah ruangan yang menyimpan seluruh foto Yuki. 

Ini sudah 4 tahunsetelah kematian Max. 

Yuki terus menonton video Max itu ketika ia merasasendirian dan kesepian. Yuki sudah menamatkan sekolahnya.
Ia bisa tertawa lagibersama sahabat-sahabatnya dan lulus dari SMA, juga menyandang gelas Sarjana.
Yuki selalu bersyukur bisa hidup sampai sekarang. Ia selalu menutup matanya dantersenyum, ia bisa merasakan Max.

***
"Sayang,ini udah ke berapa kali mama nanya. Kenapa kamu ga kerja di perusahaan papa aja?" Tanya Twina sama menyantap sarapannya. "Ga ah ma, Yuki mau di bawah dulu. Papa pasti ngasih jabatan yang langsung atas,kalaupun dia ngasih jabatan yang bawah. Orang-orang kantor pasti kayak canggunggitu. Karena mereka tau Yuki anak direktur" Yuki cekikikan, ia menghabiskan rotinya.
"Duh,iyadeh.. asal kamu hati-hati. Ini hari pertama kamu kerja kan nak? Kalo adayang gangguin lapor mama ya, nanti mama kasih tau papa biar papa nelpondirekturnya" Yukimengulum bibirnya agar ia tidak tertawa,
"mama ini, segalanya suruh papa. Yukiudah gede tau, udah kerja gini. Jangan nyusahin papa ah ma, lagipula Yuki bakalhati-hati. Ya namanya karyawan baru ma, pasti di mainin dikitlah pas barukerja"
"Heh!Dikit, dikit nanti keseringan. Awas kalo kamu nyembunyiin sesuatu dari mama"
"iyaiya, yaudah Yuki berangkat dulu. Mau lebih pagi biar on time. Soalnya direkturyang lama di ganti sama anaknya ma. Yuki berangkat ya ma, sayang mama" Yukimengecup pipi Twina. 

Lalu melenggang pergi.

Twina menatap punggung Yuki yang menghilang dari balik pintu rumahnya. Anak nya sudahbesar. Rasanya baru kemarin ia mengantar Yuki ke Taman Kanak-kanak.

Sepertibaru kemarin juga, Yuki pulang dari Jepang. Memasukin sekolahnya. Mengecu ppipinya dan mengucapkan "sayang mama". 

Sekarang ia sudah bekerja. Waktuberjalan begitu cepat.

Yuki sampai di kantor lebih cepat 15 menit, ia tidak mau hari pertamanya menjadi hari yang buruk karena di marah atasan gara-gara terlambat. 

Yuki sudah tau letak tempat kerjanya. Setelah sampai ia segera duduk di kursi roda.

Iamembersihkan dan merapikan beberapa benda di meja kerjanya.
Yuki menyunggingkansenyuman,

  Max, hari ini hari pertama guekerja. Semoga lancar ya Max, dan kayaknya meja kerja gue ini harus dikasihbeberapa hiasan biar ga terlalu kosong kayak gini. Doain gue ya Max.

"Yukikan?" Suara berat laki-laki itu mengejutkan Yuki, Yuki menoleh ke arah laki-laki itu.
"Verrel?!"Yuki terbelalak, Verrel langsung senyum sumringah saat melihat Yuki ternyatasatu kantor dengannya
"YaampunKi, ternyata jodoh emang ga kemana ya" Verrel tersenyum lebar "Ha?"Yuki bingung dengar penuturan laki-laki berjambul itu.
dia tidak banyakberubah, ucap Yuki didalam hatinya. Tetap lucu. "Ahgapapa, lupain aja. Ga nyangka kita bakal satu kantor nih Ki"
"Sa marel, gue kira gabakal ada yang kenal disini. Jadi ngerasa terasingkan hehe"
"Eh,katanya direktur udah nyampe loh. Karyawan cewek pada kesemsem, denger-dengersih direktur yang baru itu ganteng, masih muda juga. Baru pulang dari luarnegeri. Padahal gantengan gue sih" ucap Verrel percaya diri,

Yuki terkekehpelan.

"Ga excited ah, mau siapapun direkturnya." Jawab Yuki singkat. Verrel langsung kembali duduk ke tempatnya ketika melihat karyawan lain buru-burududuk. Beberapa dari mereka berteriak

"Direktur datang direktur datang". Yukisegera merapikan bajunya.

 Atasan kemeja putih, dan bawahnya rok hitam yang ketat membuat ia terlihat begitu ramping,
rambut Yuki tidak banyak berubah,tetap lurus dan ia biarkan tergerai, hanya saja di bagian bawahnya sedikit dibuat gulungan—sosis.
Terakhir kali memotong rambutnya itu ketika 1 tahunkematian Max.
Dan rambutnya sudah memanjang lagi sekarang.

Laki-lakiyang disebut 'Direktur Ganteng' itu melangkahkan kaki masuk ke ruangankaryawannya. Rambutnya dengan style messy tapi terlihat begitu rapi, matanyayang menyorot dengan tajam.

Dia begitu tampan.

Karyawati tidak bisa melepaskantatapan mereka pada bos mereka yang begitu tampan. 

Verrel yang melihat direktur itu langsung membulatkan matanya. 

Ia berusaha memanggil Yuki, tapi Yuki sibuk merapikan baju dan rambutnya.

"Saya adalah Direktur baru disini, menggantikan papa saya. Mohon kerja samanya."
Yuki tertegun.
Suara itu....

Yuki menatap direktur barunya.

"STEFAN!?"

Continue Reading

You'll Also Like

417K 25K 84
Y/N L/N is an enigma. Winner of the Ascension Project, a secret project designed by the JFU to forge the best forwards in the world. Someone who is...
142K 6.5K 36
"I can never see you as my wife. This marriage is merely a formality, a sham, a marriage on paper only." . . . . . . She was 10 years younger than hi...
476K 14.5K 98
Theresa Murphy, singer-songwriter and rising film star, best friends with Conan Gray and Olivia Rodrigo. Charles Leclerc, Formula 1 driver for Ferrar...
439K 11.5K 62
❝spencer, all this week you've been holding my hands. what about your germ thing?❞ ❝you were more important.❞ hazel finley is a liar. but she's a da...