Changed Everything

By saazahra_

12.5K 1.1K 8

Iqbaal : Semenjak dia pindah ke sekolah gue, gatau kenapa gue mulai penasaran aja gitu sama dia. Kalo di liat... More

1
2
4
5
/

3

1.7K 208 0
By saazahra_

Seperti biasa saat pagi sebelum bel masuk berbunyi, Iqbaal, Aldi dan juga Sena duduk di kantin untuk sekedar santai-santai. Sesekali, Aldi menggoda adik kelas perempuan yang hendak jajan di kantin dengan ucapan yang menggelikan untuk di dengar oleh siapa pun.

Ya kecuali perempuan yang memang senang di goda dengan laki-laki buaya macam Aldi ini.

"Hai, mau sarapan ya?"

"Mau di temenin sama kakak ganteng ngga dek?" Goda Aldi kepada siswi kelas 10 yang baru saja memasuki area kantin.

Sena mengeplak kepala Aldi sambil bergumam, "Najis, geli bego."

"Ih tai! Main keplak-keplak aja pala gue." Ucap Aldi sambil mengusap kepalanya yang abis dikeplak oleh Sena.

Bukannya kapok, Aldi justru terus saja menggoda setiap siswi yang kebetulan melewati mejanya.

Iqbaal yang sudah mulai bosan, menoleh ke arah kedua temannya. "Kelas aja deh yok. Gabut juga anjir gue lama-lama disini." Ajak Iqbaal.

"Yaudah deh yok." Ucap Sena dan Aldi.

Mereka berjalan menuju kelasnya. Sampai di kelas, Aldi dan Sena langsung berjalan ke arah dimana tempatnya duduk.

Tapi tidak dengan Iqbaal. Anak itu justru berjalan ke tempat dimana (Namakamu) dan teman-temannya duduk.

"Hai, (Namakamu)." Sapa Iqbaal dengan santai seolah ia sudah kenal lama dengan perempuan yang ada di depannya ini.

Menyadari kedatangan Iqbaal, (Namakamu) berusaha terlihat biasa saja. Walaupun sebenarnya ia sendiri agak kaget.

Kemudian, (Namakamu) hanya membalas sapaan Iqbaal dengan senyuman.

Aldi dan Sena yang menyadari Iqbaal tidak ikut duduk dengannya, menoleh ke tempat (Namakamu), memperhatikan sedang apa temannya disana.

"Ngapain sih lo kesini? Bikin ribet aja pagi-pagi." Ujar Kanya dengan sewot.

"Dih, galak amat. Gue cuma mau nyapa (Namakamu) doang." Jawab Iqbaal. "Ngga boleh?"

"Alah, bilang aja mau modus. Emang gitu ya kalo playboy, ngeliat cewe cantik dikit, langsung di sosor." Decih Kanya.

Iqbaal yang merasa dirinya tidak seperti yang Kanya bicarakan pun tidak terima. Ia menoleh dan memajukan wajahnya mendekat ke arah Kanya, membuat (Namakamu) dan juga Adel terkejut.

"Emangnya, kalo gue mau modusin dia kenapa?" Tanya Iqbaal dengan tatapan yang menantang. "Iri ya? Mau juga gue modusin?"

"Ihh, jauh-jauh lo." Kanya meraup dan mendorong wajah Iqbaal dengan tangannya. "Najis banget tau ngga!"

Iqbaal tersenyum meremehkan. "Muna lo. Nanti di deketin juga mau."

"Dih, amit-amit. Ngeliat muka lo aja udah alergi, apalagi di deketin." Kanya bergidik seolah ia geli dengan Iqbaal.

"Udah-udah. Malu tuh di liat sama yang lain." Kata Adel memisahkan. "Lo juga Baal, udah deh, mending balik sana ke tempat lo. Udah mau bel juga."

Iqbaal memandang Kanya dengan sinis sambil berlalu meninggalkan tempat (Namakamu). Moodnya benar-benar sudah rusak karna perkataan sembarangan yang diucapkan Kanya.

***

Jam pelajaran ketiga dan keempat pun selesai. Sekarang adalah waktu istirahat untuk semua murid. Semuanya bersorak sorai saat mendengar bel jam pelajaran habis dan di gantikan dengan jam istirahat.

(Namakamu) sedang merapikan buku tugas matematika yang akan ia antar ke ruang guru. Tadi, sebelum keluar kelas, Bu Dwi, guru matematikanya, meminta (Namakamu) yang mengantar buku ini ke ruang guru.

Dan mau tidak mau, (Namakamu) membagi waktu istirahatnya sebentar lalu menyuruh Adel dan Kanya untuk pergi ke kantin lebih dulu.

Setelah menyelesaikan tugasnya, (Namakamu) bergegas ke kantin untuk menyusul Adel dan Kanya sekalian mengisi perutnya yang sudah meronta minta diisi.

Baru saja sampai di kantin, (Namakamu) mendengar suara murid-murid seperti berbisik sambil melihat ke arahnya. (Namakamu) panik. Dengan terburu-buru, ia menghampiri tempat kedua temannya dan langsung menanyakan apa ada yang aneh dengan dirinya atau tidak.

"Kenapa sih? Kok gue masuk kantin langsung pada ngeliatin gue?"

Adel dan Kanya yang tidak melihat keanehan dalam diri (Namakamu) pun hanya menggeleng.

"Bukan lo kali." Ujar Adel.

"Iya udah. Duduk-duduk."

Walaupun masih tidak tenang, (Namakamu) tetap menuruti Kanya yang menyuruhnya duduk.

Tiba-tiba dari meja belakang, Iqbaal datang menghampiri ketiganya.

"Sorry kalo lancang. Tapi, (Nam), rok belakang lo berdarah."

Mendengar ucapan Iqbaal, wajah (Namakamu) berubah menjadi pucat. Jantungnya berdetak lebih cepat sampai seperti menggelinding dari tempatnya berada.

Jadi ini yang membuat murid-murid berdesas-desus saat ia memasuki kantin?

Terus, kenapa juga harus Iqbaal yang memberi tahu?

Rasanya (Namakamu) ingin sekali bisa menghilang sekarang juga dari hadapan semua orang.

Ia benar-benar malu!

Akhirnya (Namakamu) memutuskan untuk bangun dan berlari meninggalkan kantin. Ia benar-benar sudah tidak peduli lagi dengan tatapan murid-murid yang berada di koridor. Yang ada dipikirannya saat ini adalah, bagaimana caranya ia kembali melanjutkan pelajaran dengan rok yang sudah ternodai oleh darah?

***

Jam pulang sekolah pun tiba. Bel sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Tapi, (Namakamu) masih belum beranjak dari tempatnya duduk di ruang UKS.

Tadi saat ia pergi begitu saja dari kantin, Kanya langsung menyusulnya di toilet lalu disusul oleh Adel yang sudah membawakan pembalut untuknya. Adel juga sempat menanyakan stok rok yang tersedia di koperasi. Tapi ternyata kata Ibu yang bertugas di koperasi, persediaan rok baru sedang tidak ada.

Akhirnya Adel dan Kanya mengantar (Namakamu) untuk menunggu saja di ruang UKS sampai jam pelajaran selesai daripada (Namakamu) harus kembali menahan malu dengan noda darah yang ada di roknya. Untungnya, guru jam pelajaran berbaik hati dan memberi izin kepada (Namakamu).

Sungguh hari yang sial bagi (Namakamu).

"Terus sekarang lo balik sama siapa?" Tanya Kanya yang sudah datang dari 5 menit yang lalu sekalian membawakan tas milik (Namakamu).

"Udah di jemput Pak Mamat kok di depan."

Adel beranjak. "Yaudah yuk, balik."

(Namakamu) meringis sambil berdiri. "Tapi, Del, di luar masih rame anak ekskul."

"Pake jaket gue aja nih."

Tiba-tiba saja Iqbaal masuk ke dalam UKS membuat ketiganya menoleh dan menatap ke arahnya.
Tangannya terulur di depan (Namakamu) untuk memberikan jaket abu-abu miliknya.

"Tapi-"

"Udah pake aja buat nutupin rok lo." Ujar Iqbaal. "Di luar masih rame banget. Nanti lo malu lagi."

(Namakamu) masih diam memandangi jaket itu. Kanya yang berada di sampingnya pun menyenggol lengan (Namakamu). Memberi kode agar menerima saja tawaran dari Iqbaal daripada terus berlama-lama di dalam UKS.

Iqbaal menarik tangan (Namakamu) untuk memberi jaketnya. "Ngga apa. Pake aja dulu."

"Seri-"

"Serius gapapa." Sela Iqbaal. "Gue duluan ya."

Setelah laki-laki itu keluar, Adel dan Kanya langsung memandangi (Namakamu) dengan tatapan yang membuat (Namakamu) bingung.

"Apa?"

Adel tersenyum meledek. "So sweet juga ya si rusuh."

"Iya. So sweet-nya ke (Namakamu) doang." Timpal Kanya.

(Namakamu) memutar kedua bola matanya. "Ngebantu doang!" Bantahnya.

Kemudian, ia mengikat jaket milik Iqbaal di pinggangnya. "Udah yuk ah, pulang."

Continue Reading

You'll Also Like

343K 20.9K 25
"I'll do everything for you." -Lian ⚠️ mengandung kata kata kasar. Entah kesialan apa yang membuat Lilian Celista terlempar ke dalam novel yang baru...
556K 57K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
1.7M 65.2K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
43K 5.9K 28
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...