Artificial Wife

Par ELLE_WANG

744K 46.7K 1.4K

Wattys 2018 - WINNER The Contemporaries "Jika seandainya untuk selamanya kamu tetap tidak bisa memandangku, s... Plus

1. THE VERY BEGINNING
2. TERKHIANATI
3. JALAN BUNTU
4. MUAK
5. STRONGER
6. DIA DAN WANITANYA
7. RISIKO
8. WEDDING PREPARATION
9. MENYAMBUT BADAI
10. SEMAKIN BURUK
11. PREWED
12. ALMOST
13. THAT DAY
14. RUTINITAS BARU
15. EUROPE TRIP
16. BURN
17. FIRST CHRISTMAS
18. WRAP YOU UP
19. MENGHINDAR
20. KEANEHAN
21. LITTLE SURPRISE
22. BENCANA BARU
23. JALANG
25. WANITA TERHORMAT
26. INSIDEN
27. STRATEGI
28. KESAYANGAN SEMUA
29. SELALU ADA DIA
30. DIA YANG RAPUH
31. KELUARGA SEMPURNA

24. HARAPAN

14.7K 1.4K 41
Par ELLE_WANG

Aku tidak pernah meminta agar Tuhan menuliskan cerita yang berbeda untukku.


"Elle!" Ranice yang tengah mengobrol dengan Freya, melompat dari sofa ketika melihat Elle tiba-tiba datang juga ke ruang kerja Leander. "Kamu kok tahu-tahu ada di sini? Kapan pulang? Kalian semua kenapa jadi datang ke sini sih?" Ranice sudah dua hari terjebak di Chord Music, karena wartawan masih setia menunggu kemunculannya untuk mengklarifikasi pemberitaan yang beredar.

"Aku baru sampai. Aku langsung pulang begitu dengar berita tentang kalian," ujar Elle sambil memeluk Ranice. "Kamu ini hamil kok masih pecicilan aja sih! Pantas Lee jadi cerewet banget. Jelas dia jantungan kalau lihat kamu ceroboh begini," komentar Elle. Dia melepaskan pelukan dari Ranice lalu bersalaman dengan Freya. Mereka sudah saling mengenal meski pun tidak akrab.

"Banyak gerak tuh bagus, supaya persalinannya lancar nanti. Iya kan, Mbak?" bantah Ranice sambil meminta dukungan dari Freya.

"Iya. Tapi kalau lompat-lompat ya bahaya juga," balas Freya.

"Tuh dengar kata Freya. Dia udah pengalaman, Rae! Geraknya bukan jingkrak-jingkrak nggak jelas kayak kamu gitu!" omel Elle.

Ternyata adik dan kakak sama aja cerewetnya ...

"Ah, terserah!" balasnya sebal. Kembali duduk di tempatnya tadi.

"Rae ..., kalau aku perhatikan kamu kayak lagi banyak pikiran," ujar Elle menilai raut wajah Ranice yang terlihat kusut. Dia segera menghempaskan tubuhnya di seberang tempat Ranice duduk.

"Hmm, lumayan." Ranice tersenyum setengah hati.

"Kenapa? Karena berita ini?"

"Salah satunya. Tapi ada hal lain yang lebih mengganggu pikiran aku belakangan ini." Ulah Becky tidak akan memengaruhinya sampai sedalam ini. Ada hal lain yang mengganggu pikirannyanya akhir-akhir ini, dan itu membuatnya sangat ketakutan.

"Apa?" tanya Elle penasaran. Elle tidak jadi melanjutkan pertanyaannya karena menyadari kehadiran Freya di sana. Dia menatap ragu ke arah Ranice.

Ranice yang mengerti maksud Elle segera meyakinkannya. "Nggak apa-apa. Mbak Freya ini tahu semua tentang hubungan aku sama kakakmu. Aku ..., aku menyadari ada perasaan yang berbeda setiap kali berdekatan dengan kakakmu sekarang," ungkap Ranice jujur.

"Maksud kamu, kamu jatuh cinta sama Lee?" tanya Elle antusias. Ini berita baik untuknya.

"Aku juga nggak yakin, El. Tapi semua ini nggak lepas dari sikap Lee yang berubah ke aku, dia jauh lebih baik sejak dari Eropa. Ditambah lagi sekarang aku hamil. Dia jadi sangat perhatian. Dan itu semua membuat perasaanku kacau, El."

"Terus apa yang salah dengan itu?" tanya Elle tidak mengerti.

Freya hanya ikut mendengarkan tanpa berkomentar, karena sebelum Elle datang, Ranice sudah sempat bercerita padanya.

"Jelas salah, El! Aku terlalu ceroboh. Selama ini aku terlalu sibuk membuat diriku melupakan dia yang pernah mengisi hatiku. Aku berusaha sekuatku untuk menghapus namanya dari hatiku. Tapi dengan bodohnya aku lengah menjaga hatiku sendiri agar tidak sampai jatuh cinta lagi. Dan sekarang aku sadar, setelah dia menyelinap masuk ke dalam hatiku dan mengisi ruang kosong yang pernah ditinggalkan oleh orang lain. Aku nggak mengharapkan lebih. Aku nggak berharap Tuhan menuliskan cerita yang berbeda. Aku nggak berharap dia membalas perasaanku. Aku berusaha semampuku untuk membunuh perasaan ini, mematikan apa yang mulai tumbuh. Nggak ada harapan untuk perasaanku, El."

Ranice tidak sadar jika Leander tidak sengaja mendengarkan percakapan mereka bertiga. Leander yang merasa serba salah, tidak jadi masuk ke dalam ruangannya dan memilih meninggalkan ketiga wanita itu meneruskan perbincangan mereka.

"Kamu salah, Rae. Melihat perubahan Lee, aku rasa harapan itu ada," bantah Elle. Dia tidak rela jika Ranice mematikan perasaannya untuk Leander. Ini yang dia tunggu sejak lama. Seorang wanita yang berani mencintai Leander, yang akan bersedia menolong kakaknya itu keluar dari jerat masa lalu yang mengikatnya.

"Jangan membuat aku berharap, El." Ranice tersenyum miris.

"Kamu harus percaya sama aku. Aku sangat mengenal Lee, dan aku tahu semua gelagatnya. Oh ya, kembali pada alasan utama kepulanganku. Jadi, ada apa sebenarnya? Kenapa bisa tiba-tiba ada berita kayak gini?" Elle mengalihkan pembicaraan.

"Aku rasa aku tahu ini ulah siapa." Ranice berkata dengan nada yakin.

"Siapa?" tanya Elle mengernyitkan dahinya.

"Becky ..." bisik Ranice.

"Becky?!" tanya Freya terkejut. Ranice belum sempat menceritakan hal ini padanya.

"Becky!" desis Elle

"Hmm." Ranice mengangguk.

"Maksud kamu?!" tanya Elle penasaran.

"Becky marah sama aku. Dia mulai nggak suka waktu aku sama Lee liburan di Eropa. Terus dia ngamuk-ngamuk waktu tahu aku hamil. Dia mengancam akan membuat hidup aku nggak tenang."

"Terus reaksi kamu?" tanya Freya sedikit cemas.

"Aku cuma bilang terserah dia mau apa. Eh, ternyata dia benar-benar membuktikan ancamannya itu." Ranice mengangkat bahunya.

"Hmm. Sangat Becky," gumam Elle.

"Maksudnya?" Ranice memicingkan mata menatap Elle.

"Ya, inilah Becky yang asli. Dia itu sama sekali nggak manis, dia itu ular berbisa." Suara Elle terdengar penuh ketidaksukaan.

"Aku heran kenapa kakakmu bisa cinta mati sama wanita kayak gitu," gumam Ranice.

"Yang dia cinta bukan Becky, Rae ..." Elle menggantung ucapannya. Berpikir apakah sebaiknya dia menceritakan semuanya sekarang pada Ranice?

"Hah?" Ranice tidak mengerti arah pembicaraan Elle.

"Aku rasa udah saatnya kamu tahu. Karena kamu udah terlibat terlalu dalam, dan ini juga melibatkan perasaanmu. Apa lagi Becky udah berani menyerang langsung kayak gini. Kamu harus tahu supaya kamu bisa hati-hati, dan supaya kamu bisa bantu aku."

"Bisa kamu cerita yang jelas? Aku nggak ngerti."

Dan Elle menceritakan semuanya, tanpa ada yang ditutupi lagi. "Jadi sekarang kamu udah ngerti kan? Aku mau, mulai sekarang kamu berjuang untuk mempertahankan pernikahan kalian ini. Karena dengan perasaan yang kamu punya untuk dia, kamu pasti bisa menolong Lee. Dia butuh seseorang untuk mengalihkannya dari masa lalunya dan membuat dia melihat Becky dengan pandangan yang jelas."

"Tapi aku nggak bisa bersaing dengan bayangan, El. Itu jauh lebih berat daripada bersaing dengan orang yang masih hidup."

"Kamu pasti bisa melakukannya Rae. Lee cuma perlu waktu buat menyadari semuanya." Elle meyakinkan Ranice.

"Aku rasa itu benar. Melihat bagaimana dia memperlakukan kamu sekarang, peluang kamu untuk memenangkan hati Axel cukup besar." Freya ikut membesarkan hati Ranice. "Tapi kamu harus hati-hati dengan Becky, sepertinya dia wanita yang cukup berbahaya."

"Yes, she is! She's a rude devil in an angel's face ..." Elle menyipitkan matanya membicarakan wanita yang sudah sangat dikenalnya itu.

***

Leander memandangi Ranice yang terlelap di sisinya. Pemberitaan yang mengganggu ketenangan mereka sudah berhasil diatasi siang tadi, dan mereka bisa kembali ke rumah. Leander masih menempatkan orang-orang untuk berjaga di rumahnya sampai keadaan benar-benar kembali normal, karena selama beberapa waktu ke depan para wartawan pasti masih akan mengawasi rumah mereka.

Leander teringat dengan percakapan Ranice dan Elle di kantornya beberapa hari yang lalu, dan sampai hari ini dia masih merasa terganggu dengan kenyataan itu. Hatinya tidak nyaman mengetahui kenyataan bahwa Ranice memiliki perasaan lebih untuknya.

Leander merasa bersalah atas perasaan Ranice untuknya.

Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah bisa membalas perasaanmu, Rae. Kamu berhak dan pantas mendapatkan yang lebih baik dari kehidupan sandiwara seperti ini. Kamu seharusnya menikah dengan laki-laki yang sunguh-sungguh mencintai kamu.

Leander merasa bersalah karena akhir-akhir ini sikap hangatnya seakan memupuk harapan Ranice. Bukan tidak mungkin Ranice salah mengartikan sikapnya, dan itu berujung tidak baik. Perasaan yang tidak seharusnya hadir, justru bertumbuh begitu saja.

Tapi kamu benar-benar pandai menyembunyikan perasaanmu, Rae. Tidak satu kali pun kamu terlihat memiliki perasaan untukku. Sekarang aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Bagaimana aku harus bersikap terhadap kamu, Rae? Aku tidak bisa bersikap jahat, karena kamu terlalu baik. Aku tidak bisa mendiamkanmu dan berhenti peduli padamu, karena kamu sedang mengandung anakku. Tapi aku tahu, seharusnya aku menjaga jarak denganmu. Aku tidak bisa terus bersikap baik dan mengambil resiko kamu akan jatuh semakin dalam.

Aku tidak tahu mana yang lebih buruk. Mengetahui perasaanmu dan berujung menanggung rasa bersalah seperti ini, atau tidak pernah mengetahuinya sama sekali dan terus saja membiarkanmu berkubang dengan perasaanmu itu.

Kamu tahu? Sepertinya Juro benar. Masih jauh lebih baik kamu memilih dia, setidaknya dia mungkin bisa membalas perasaanmu, Rae.

Ranice bergerak gelisah dalam tidurnya, wajahnya mengernyit menahan sakit dan terdengar lenguhan pelan dari bibirnya.

Tanpa sadar, Leander langsung bergerak mendekat. Meraih Ranice ke dalam pelukannya dan mengusap lembut perut wanita itu. Leander bisa merasakan pergerakan bayinya di dalam perut Ranice, mungkin hal itu yang menyebabkan tidur sang istri terganggu.

Leander terus mengusap perut Ranice dengan teratur, mendekatkan wajahnya dan mengajak bayinya berbicara. "Hei! Kenapa belum tidur? Kamu kangen main sama Papa? Maaf beberapa hari ini Papa nggak sempat ajak kamu ngobrol ya."

Sejak pergerakan bayinya dapat terasa, Leander selalu rutin mengajaknya berbicara setiap hari. Tetapi sejak mengetahui perasaan Ranice, Leander memang menjaga jarak dan berujung mendiamkan bayinya juga.

"Tidur ya, ini sudah malam. Kasihan Mama jadi terganggu kalau kamu main terus. Papa janji nggak akan lupa ajak kamu main lagi."

Dikecupnya perut Ranice, dan secara ajaib pergerakan sang bayi berangsur mereda. Leander hampir jatuh tertidur sambil memeluk Ranice ketika sesuatu menusuknya dan membuatnya meringis kesakitan.

"Aw!" jerit Leander tertahan, dan sukses membuat Ranice terbangun.

"Kenapa?" tanyanya dengan mata berat. Sama sekali tidak terkejut dengan posisi Leander yang tengah memeluk perutnya. Ranice sudah terbiasa dengan hal itu.

"Apa ini di baju kamu?" tanya Leander terkejut melihat berbagai benda aneh tergantung di pakaian Ranice.

"Oh, ini ... Gunting lipat, peniti, sama gunting kuku," jawabnya santai. Dia kembali menutup matanya.

"Aku juga tahu, Rae! Maksud aku, buat apa kamu pakai barang-barang tajam begini di baju? Ini bahaya, Rae!" ujar Leander gusar. Dia takut benda-benda itu tanpa sengaja dapat menyakiti bayi di perut Ranice.

"Beberapa hari yang lalu Mama datang. Mama yang minta aku pakai ini."

"Tapi buat apa? Kamu tahu fungsinya?" tanya Leander tidak mengerti.

"Kata Mama sih buat melindungi diri. Sebenarnya aku juga kurang paham," jawabnya polos. Ranice memang tipe anak penurut, yang akan selalu menuruti perkataan orang tua. Dia tidak akan banyak bertanya apalagi membantah. Jadi diturutinya saja saran ibu mertuanya itu.

"Apanya yang melindungi? Ini sih yang ada malah bikin celaka, Rae! Salah-salah kamu bisa tertusuk. Lagian apa gunanya senjata kayak sekecil ini? Nggak akan menang buat lawan penjahat, Rae." Leander melepaskan benda-benda itu dari baju Ranice.

"Nggak bahaya kok. Buktinya udah beberapa hari aku pakai, aman-aman aja. Salah kamu sendiri dekat-dekat aku. Kalau nggak dekat-dekat, nggak akan kena kan? Lagian bukan buat melindungi diri dari orang jahat, tapi dari semacam makhluk jahat atau roh jahat gitu." Ranice merendahkan suaranya sambil memasang wajah sok misterius.

"Astaga, Rae! Kamu percaya sama hal-hal kayak gitu? Nggak masuk akal tahu! Yang ada kamu bikin aku celaka kalau gini!" sungut Leander kesal. Leander meletakkan benda-benda itu di atas nakas, kemudian kembali beringsut untuk membaringkan tubuhnya.

"Hmm, sebenarnya nggak terlalu percaya juga sih. Tapi kayaknya benar juga. Buktinya aku aman dari kamu." Kini Ranice memasang wajah jahil.

"Hah? Enak aja! Kenapa jadi aman dari aku? Emang aku setan?" Leander melotot kesal. Kepalanya yang baru saja menempel dengan bantal, diangkatnya kembali sambil memiringkan tubuhnya sedikit di atas tubuh Ranice.

"Kamu kan sejenis makhluk cabul yang otaknya suka mesum, Lee. Mungkin aja ada roh mesum di badan kamu."

"Nggak lucu, Rae! Kapan aku suka mesum?" Leander tidak terima dengan tuduhan Ranice. Didekatkannya wajahnya ke arah wajah Ranice, menatapnya dengan galak.

"Sering. Kamu sekarang suka peluk-peluk, cium-cium. Suka nyelonong masuk kalau aku lagi di kamar mandi. Nggak mau balik badan kalau aku lagi ganti baju." Entah sejak kapan, segala kecanggungan di antara mereka berdua perlahan luntur.

"Itu kan hal biasa, Rae. Mesum tuh kalau aku begitu sama perempuan lain, itu baru nggak benar. Kalau sama kamu sih wajar-wajar aja." Leander membela dirinya.

"Ih, nggak mau ngaku!" Ranice meletakkan telunjuknya di puncak hidung Leander dan menertawakan Leander yang memberengut kesal.

"Pokoknya jangan dipakai lagi! Aku nggak mau barang-barang itu malah bikin kamu celaka." Ditangkapnya pergelangan tangan Ranice, mengunci tubuh sang istri. Leander semakin mendekatkan wajahnya dan menanggalkan logikanya.

Leander melumat bibir Ranice penuh rindu. Berhari-hari dia menahan hasratnya dan menjaga jarak dengan Ranice. Namun begitu sulit baginya menahan keinginan untuk tidak mendekati Ranice. Tubuhnya begitu menginginkan Ranice. Jika dalam keadaan biasa saja pesona Ranice sudah sulit untuk ditolak, kini dalam kondisi hamil seperti ini pesonanya bertambah kuat. Di mata Leander, Ranice yang tengah hamil terlihat semakin cantik dan menggoda.

***

--- to be continue ---

Mulai masuk konflik nih. Happy2 nya kita kurangin dulu ya.

Adakah yang mulai bisa menebak ke arah mana konfliknya ini?

Semoga enjoy dan ga bosen ya, karena part ini ternyata lumayan panjang.

Follow IG @ellewangstories untuk mengetahui cerita-cerita lainnya, melihat visual tokoh, dan mengikuti perkembangan terbaru seputar proyek yang sedang dikerjakan.

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

1.2M 137K 48
Faktanya, pria lebih menyukai kecantikan dibandingkan kebaikan hati wanita. Erika Syudar sudah mengalaminya sendiri. Terlahir dengan wajah pas-pasan...
1.3K 135 9
#Update Setiap Hari Minggu [On Going] [Slow Update] *Akan rutin update setelah "Light Me" selesai:) Gwen dibuat tertegun saat seorang wanita dengan...
453K 756 4
Kumpulan Cerita Pendek, penuh gairah yang akan menemani kalian semua. 🔥🔥🔥
267K 16.7K 36
Katakanlah gadis itu meminta hal yang begitu mustahil, terkesan tidak tahu diri. Tapi nyatanya, wanita paruh baya yang dia sebut Ibu itu, mengabulkan...