The Dangerous Billionaire [#1...

By FriskaKristina9

1.4M 58K 2.5K

(18+) PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Ivanna Jhonson, wanita cantik bertubuh seksi dan juga pintar menjadi sekret... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
CAST
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Informasi Update Cerita! (Mohon Dibaca)
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Attention Please!
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Baca
Chapter 43
Maaf Ya
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49

Chapter 14

33.8K 1.5K 80
By FriskaKristina9


Las Vegas, Nevada, USA.

Arnold dan para bawahannya telah sampai di casino miliknya. Tampak jelas tulisan McClain Grand Las Vegas terpampang dibangunan yang megah dan elegant itu. Di dalam sana menyediakan beragam fasilitas dan hiburan yang menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.

Ditempat itu sering mengadakan pertunjukan musik, tinju, hingga berbagai penghargaan lainnya. Bukan hanya casino, ditempat itu juga terdapat fasilitas menginap seperti hotel, spa, kolam renang hingga penitipan anak dan bayi juga tersedia.

Arnold melangkahkan kakinya menyusuri tempat itu. Banyak mata wanita memandangnya lapar. Dan tak sedikit juga dari mereka yang terkejut Arnold kembali melangkahkan kakinya kembali di Las Vegas. Karena sempat beredar berita bahwa Arnold takkan mau menginjakkan kakinya lagi ditempat ini.

Semua orang ditempat itu tampak kagum dan ingin sekali menciumi Arnold. Menciumi Arnold sampai tak ada kata bosan dan lelah terlontar dari bibir cantik mereka. Namun, sepertinya harapan mereka tinggal hanya menjadi harapan saja. Arnold takkan pernah mau melirik wanita yang biasa saja. Jikapun ia melirik, bisa dipastikan jika wanita itu akan menyesal pernah tidur berdua dengan CEO tampan itu.

Arnold memang tampan, bahkan sangat tampan. Banyak yang mengatakan bahwa dewa Yunani saja kalah dengan ketampanan Arnold. Namun, jangan sampai tertipu dengan wajah tampannya. Dibalik ketampanan yang dimiliki Arnold, tersimpan sifat yang sangat kejam dan berbahaya, yang mampu membuat siapa saja tertunduk meminta keselamatan dari sitampan itu.

Arnold berjalan tanpa menghiraukan sedikitpun keramaian yang ada didepan matanya. Ia tetap berjalan dengan santainya. Dimana para bawahannya mendorong pengunjung lain agar tak menyentuh Arnold.

Arnold serta para bodyguard dan agen kepercayaannya menuju ruangan rahasia. Dimana tempat itu dulu sering digunakan Arnold untuk melakukan transaksi ilegalnya. Namun, semenjak Arnold pergi, ia menyuruh pekerja ditempat itu agar merawat dan tetap menjaga kebersihan ruangannya. Agar saat dia kembali ketempat itu, ia tidak menemukan sedikitpun debu yang menempel.

Para bawahan Arnold lainnya telah menanti kedatangan Arnold tepat didepan pintu ruangan itu. Tampak jelas Mr. Josh yang sudah berdiri menunggu kedatangan Arnold. Mr.Josh tidak sendiri, pria yang berumur kisaran 50 tahun itu ditemani banyak bodyguard dan agen kepercayaannya, sama seperti Arnold.

Tapi, ya tetap saja jumlahnya kalah telak jika dibandingkan dengan Arnold. Arnold memiliki bawahan dan agen-agen terpercaya-sangat rahasia, dengan jumlah yang terbilang fantastis. Dinegara manapun ia memiliki perusahaan, disana juga terdapat bawahan dan orang kepercayaan Arnold walaupun ia tak mengenal nama mereka satu persatu kecuali, Pedro. Ya hanya Pedro.

Para agen dan bodyguard itu telah melewati masa seleksi saat ingin bergabung. Mulai dari tes beladiri, psikologi, ketahanan fisiki dan lainnya. Karena Arnold mengharuskan bahwa para bawahannya itu tidaklah orang yang sembarangan. Melainkan orang yang memiliki kualitas dan bisa diandalkan.

Mr.Josh tersenyum licik kearah Arnold. Ia meneliti Arnold dari bawah hingga keatas. Mata mereka saling beradu dengan sengit. Arnold hanya diam dan memperhatikan setiap gerak-gerik pria yang ada dihadapannya itu. Ia tak boleh terkecoh dengan pria tua seperti Mr.Josh. Pria tua yang sangat pandai menipu dan memanipulasi saat bertransaksi.

Dialah Mr.Josh. Walau pria itu terlihat belum terlalu tua, tetap saja Arnold memanggilnya dengan sebutan tua bangka.

Arnold melipat kedua tangannya tepat didada bidang miliknya itu. Menatap pria yang ada dihadapannya dengan tatapan angkuh dan meremehkan.

Mr. Josh memasukkan kedua tangannya kedalam saku miliknya. Diliriknya bawahan yang ada disebelah kirinya. Memberikan tanda agar bawahan itu membawa apa yang sudah disediakan olehnya.

Agen itu membuka dan memperlihatkan uang yang ada dikoper besar milik Mr.Josh itu kepada Arnold. Arnold langsung memberi isyarat kepada Pedro agar memeriksa keaslian dan menghitung jumlahnya. Ia benar-benar takkan memaafkan Mr. Josh jika ia berani mempermainkan dirinya.

Pedro mengecek keaslian uang itu dengan alat pendeteksi.

Arnold mengamati sekelilingnya. Tampak ada kejanggalan yang mengusiknya sedari tadi. Dengan segera Arnold menekan tombol berwarna merah yang berada tepat dibawah jam tangan miliknya. Mr. Josh tak melihat dan tak menyadarinya. Karena jam tangan Arnold yang tertutupi oleh jas miliknya.

Dengan segera agen dan tim kepercayaan Arnold langsung mengosongkan gedung itu. Mereka tak mau mengambil risiko dengan mencelakai nyawa orang lain. Begitu banyak agen rahasia milik Arnold yang sudah berdiri mendengar perintah dan aba-aba dari tombol merah itu.

Semua sudah siap dengan senjata yang disembunyikan. Dari ujung kepala hingga ujung kaki Arnold memperlengkapi para agen-agen pentingnya dengan senjata kelas dunia. Ada yang sudah berdiri didepan pintu ruangan rahasia itu, dibelakang, diatas gedung, didepan pintu utama, dibelakang pintu keluar gedung itu hingga kesetiap sudut ruangan yang memungkinkan mereka bisa lari.

Pedro berjalan mendekat dan berbisik ditelinga Arnold, "Tidak semua asli, tuan. Dia menyelipkan setiap lembar uang itu dengan yang asli dan yang palsu," ujar Pedro pelan dan tak ada yang mampu mendengarnya. Pedro lalu kembali keposisi semulanya. Sedangkan uang-uang yang ada dikoper itu dipegang oleh agen yang lain.

Bukan Mr. Josh namanya ia tidak melibatkan kelicikan dan manipulasi dalam setiap transaksi. Dengan liciknya ia menggabungkan setiap uang yang asli dan yang palsu dalam satu ikatan. Dan memasukkannya lembar demi lembar dengan sangat telaten. Uang sebanyak itu dimanipulasi oleh Mr. Josh. Arnold sudah menduga kejanggalan ini dari pria licik yang ada dihadapannya.

Dengan mengira bahwa Pedro akan mendeteksi semua uang-uang itu, perlembar demi perlembar. Dan disaat Pedro lengah disitulah ia akan beraksi, untung saja Pedro diciptakan tidak menjadi manusia yang bodoh. Licik sekali kau Mr. Josh, batin Arnold.

"Apa kau tidak memiliki uang lagi Mr.Josh? Sehingga mengharuskanmu melakukan cara tak terpuji seperti itu?" tanya Arnold menohok.

Mr. Josh tertawa mendengar perkataan Arnold. Ia salah mengira bahwa Arnold bisa dibodohi atau ditipu. Walau sudah dengan cara yang halus dan bersih sekalipun.

Mr. Josh menatap Arnold tak suka, "Perkiraanku ternyata salah ya," ia memberikan perintah lagi agar agennya membawa koper yang lain. Yang benar-benar berisikan uang yang asli.

Arnold memberi isyarat agar Pedro kembali mengecek keaslian dan jumlah uang yang ada dikoper itu.

Tak butuh waktu lama bagi Pedro, ia langsung menghampiri Arnold dan berbisik ditelinga pria itu.

Tampak raut kemarahan diwajah Arnold, "Kau berani meremehkanku heh?" tutur Arnold sinis.

Dengan langkah angkuh Arnold berjalan dan berhenti sejenak tepat didepan pria itu,"Transaksi dibatalkan," kemudian Arnold berjalan melewati Mr. Josh dan tak memperdulikan umpatan pria tua bangka itu.

Mr. Josh mengeluarkan pistol yang ada disaku celananya dan langsung menembak Arnold. Tak sesuai dengan ekspektasinya, tembakannya kali ini tak mengenai Arnold. Peluru itu malah meleset dan mengenai salah seorang agennya dan membuat bawahannya itu tewas tertembak ditangannya sendiri. Arnold tampak berjalan dengan santai, sesekali ia melirik Mr. Josh yang masih mengumpatinya.

Dengan sigap bodyguard Mr. Josh menembaki agen dan bodyguard Arnold. Tapi nampaknya usaha mereka sia-sia. Karena setiap agen Arnold selain diperlengkapi senapan kelas dunia, mereka juga diperlengkapi dengan baju hingga sepatu yang tak bisa diterobos masuk oleh peluru.

Arnold mengeluarkan pistol yang ada didalam saku jas miliknya. Menembak Mr. Josh dengan sekali hentakan peluru. Tepat mengenai paha sebelah kiri pria itu. Mr. Josh jatuh tersungkur dilantai. Para agennya yang lain berusaha membawa Mr. Josh keluar dari ruangan itu. Sedangkan yang berada didalam bersama Mr. Josh tadi sudah habis ditembaki oleh Pedro dan yang lainnya. Sehingga membuat mereka tekapar dilantai dengan tubuh yang dilumuri banyak darah.

Sudah dikatakan bukan? Jangan coba untuk bermain-main dengan seorang yang bernama Arnold McClain, jika memang kau masih mengingini kehidupan. Arnold melangkahkan kakinya keluar dari gedung itu ditemani para bodyguard yang selalu berada dibelakangnya.

Pedro memberhentikan mobil tepat didepan gedung itu, dimana Arnold menunggunya.

Pedro langsung menjalankan mobil sedan itu setelah Arnold duduk dikursi belakang disusul para bawahan dan bodyguard Arnold dari belakang dengan mobil lain.

"Kemana kita akan pergi tuan?" tanya Pedro memecah keheningan.

"Aku ingin ke mansionku yang lama," jawab Arnold datar. Kemanapun ia pergi, disitu pasti ada fasilitas dan kemewahan yang ditinggalkan Arnold. Agar suatu saat ia kembali, ia tak kesusahan mencari tempat dimana ia akan mengistirahatkan tubuhnya.

"Baik, tuan."

Arnold mengamati pemandangan yang ada diluar kaca mobil itu. Ia tampak melupakan sesuatu. Ivanna. Ia melupakan Ivanna karena transaksi bodohnya itu. Arnold mengambil ponsel genggam yang ada disakunya. Arnold langsung menghubungi Ivanna, namun tak ada jawaban dari sebarang sana.

Kemudian Arnold menghubungi nomor telepon mansion miliknya. Terdengar dari sebrang sana suara wanita yang dikenalnya, "Halo?" kata wanita itu.

Arnold mengenali suara itu, suara Ivanna, "Darimana saja kau! Apa kau tidak melihat ponselmu? Aku menghubungimu sejak tadi, tapi kau tak mengangkatnya," balas Arnold dengan suara yang terdengar kesal dari ujung sana.

Ivanna menjauhkan telepon itu dari telinganya. Apa Arnold tak bisa berbicara dengan nada yang biasa saja? Mengapa pria itu terlalu berlebihan dalam bertindak sih, batin Ivanna kesal.

Ivanna menempelkan telepon itu lagi ditelinganya, "Ya ya, aku minta maaf. Aku baru saja selesai memasak," ujar gadis itu yang terus mengelap keringat yang menetes dari dahi mulusnya.

Tampak Arnold memasang raut wajah tak suka, "Kenapa jadi kau yang memasak?! Kemana Sasha? Apa dia yang menyuruhmu? Apa dia memerintahmu?" tanya Arnold bertubi-tubi.

Ivanna memutar bola matanya jengah, "Kau ini berlebihan sekali sih. Aku sendiri yang meminta padanya agar membantunya memasak untuk makan malam."

"Mengapa kau tak membiarkan dia saja yang memasak?! Apa kau tidak tau jika semalaman kau demam tinggi?" tutur Arnold tak suka.

"Aku tau. Tapi sekarang aku merasa sudah tidak sakit lagi," balas Ivanna santai.

"Dasar gadis bodoh."

"Diam kau pria gila."

"Sudahlah, lupakan saja perdebatan konyol ini," tutur Ivanna malas.

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

365K 19.4K 49
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
382K 33.2K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
336K 2K 18
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
4.8M 178K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...