Changed Everything

By saazahra_

12.5K 1.1K 8

Iqbaal : Semenjak dia pindah ke sekolah gue, gatau kenapa gue mulai penasaran aja gitu sama dia. Kalo di liat... More

1
3
4
5
/

2

2K 243 2
By saazahra_

Pulang sekolah, Adel dan Kanya menyutujui ajakan (Namakamu) untuk bermain ke rumahnya. Karena teman-temannya hari ini tidak ada yang membawa kendaraan, jadi supir (Namakamu) lah yang tadi menjemput mereka di sekolah.

Saat ini mereka sudah berada di kamar (Namakamu). Semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing setelah menyelesaikan makan siang mereka.

Kanya duduk di depan meja belajar (Namakamu) sambil melihat-lihat koleksi novel yang (Namakamu) punya, Adel yang sedang memainkan ponselnya di atas kasur, begitu pun juga dengan (Namakamu).

"Eh (Nam), gue mau nanya deh," Adel mengubah posisinya yang tadi tengkurap menjadi duduk dan menghadap ke (Namakamu).

"Tadi pas gue sama Kanya lagi beli makanan kan Iqbaal nyamperin lo, dia ngomong apa aja?"

(Namakamu) melongo. Ia kira Adel ingin bertanya sesuatu yang penting. Mendengar pertanyaan dari Adel, Kanya sontak ikut penasaran lalu duduk di atas kasur bergabung dengan kedua temannya.

"Ih iya. Tadi dia ngomong apa aja pas di kantin sama lo? Ngga yang macem-macem kan?"

"Ngga kok," Jawab (Namakamu). "Lagian kalian kenapa deh, kok tiba-tiba nanyain itu? Kan tadi udah nanya di sekolah."

"Ya gapapa. Cuma mau mastiin aja kalo dia ngga ngomong yang aneh-aneh ke lo."

Adel mengangguk menyutujui. "Iya. Dia kan anaknya agak nyeleneh gitu, kita takut lo di apa-apain sama dia, lo kan baru di sekolah."

(Namakamu) melipat bibirnya. Di dalam lubuk hatinya, ia menyimpan rasa penasaran tentang Iqbaal.

"Hm, guys? emangnya.. Iqbaal tuh bandel banget ya di sekolah?" (Namakamu) bertanya dengan sedikit ragu. Takut-takut temannya salah paham.

Adel dan Kanya menaikan alisnya berbarengan.

"Kenapa nanyanya kaya ragu gitu, (Nam)?"

"Ya engga. Takut disangka kepo aja gitu."

Keduanya kembali mengangguk berbarengan sebelum Adel mewakili untuk menjawab pertanyaan (Namakamu).

"Dia nih ya, kerjaannya tuh jailin orang terus. Kadang-kadang juga suka cari masalah sama anak sekolah lain."

Kanya mengangguk setuju. "Bahkan nih ya, (Nam), guru-guru juga suka dijailin."

Tiba-tiba saja (Namakamu) bergidik ngeri. Ia jadi teringat cerita-cerita dinovel yang sering dibacanya. Tentang cowok nakal yang suka menggangu orang. Terkadang, anak baru seperti dia juga akan menjadi sasaran kejailan cowok nakal tersebut.

Apa nanti (Namakamu) akan merasakan hal yang serupa dengan cerita-cerita novel?

Ya ampun. Pikirin macam apaan sih. Itu kan cuma novel! Gumam (Namakamu) dalam hati.

"Nah, si Aldi tuh sifatnya ngga jauh beda sama Iqbaal. Bedanya, Aldi seneng banget mainin cewek. Sok kegantengan." Tambah Kanya.

"Kalo- Sena?"

Sebenarnya (Namakamu) sudah bisa menebak sih. Kalo dari wajahnya, ya Sena masuk ke dalam cowok yang kalem. Tapi who knows? Kali aja dia lebih nakal dari Iqbaal dan Aldi. Wajah kan tidak bisa menjamin apa pun.

"Kalo Sena baru beda. Dia lebih diem anaknya. Ngga setengil Iqbaal sama Aldi." Jawab Adel.

Oh bener ternyata.

"Terus kalo Iqbaal ribut di sekolah juga pasti dia sih yang kaya nengahin gitu. Berantem juga jarang ikut. Kecuali kalo emang udah genting banget. Tapi, kalo kaya ngerokok-rokok gitu dia masih sering juga kayanya. Ngga beda jauh kalo yang itu." Tambahnya.

(Namakamu) kaget mendengar ucapan terakhir Adel. "Serius? Mereka ngerokok juga?"

Emang sih, jaman sekarang udah banyak anak laki-laki SMA yang merokok seperti itu. Tapi tetap saja, (Namakamu) merasa kaget. Pasalnya, teman-temannya di Bandung, jarang sekali ada yang merokok.

Bandel juga hanya sekedar bandel biasa. Beda banget lah pokoknya. Apalagi sama Iqbaal, Aldi, Sena dan mungkin teman-teman barunya yang lain.

"Sering mereka kalo ngerokok gitu."

Kanya mengambil cemilan yang tadi disediakan oleh (Namakamu). "Iya. Udah kaya makanan sehari-harinya mereka aja."

"Bentar, berarti bener-bener sesering itu? Kalo di sekolah?"

Adel dan Kanya mengangguk.

"Kalo di sekolah, ada tempat tersembunyi."

***

Di tempat yang berbeda, Iqbaal sedang menghisap rokoknya sambil memainkan handphone. Di sampingnya, ada Sena dan di depannya ada Aldi yang juga sedang melakukan hal yang sama seperti Iqbaal.

Sekarang mereka sedang berada di kafe tempat biasa mereka bermain atau berkumpul-kumpul dengan teman-temannya yang lain.

Hampir setiap pulang sekolah Iqbaal selalu datang ke kafe ini hanya untuk sekedar duduk-duduk menghabiskan waktu. Padahal, sudah seringkali Iqbaal dimarahi karena pulang telat.

Tetapi, Iqbaal ya tetap Iqbaal.

Walaupun sudah di marahi berkali-kali dan ia akan meminta maaf kepada Bunda nya, tetap saja. Besoknya juga ia akan mengulangi lagi kesalahan yang sama.

"Di, udah dapet belom?" Tanya Iqbaal memulai obrolan.

"Dapet apaan? Haid?"

"Ha lucu lo."

"Iya-iya serius. Dapet apaan?"

"Ck, tuhkan pura-pura lupa."

Aldi yang memang tidak tau maksud ucapan Iqbaal, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Sena yang penasaran pun akhirnya bersuara. "Apaan sih emang?"

"Jadi lo berdua lupa tadi gue suruh cari apaan?" Tanya Iqbaal lagi. Ia menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya. "Yang gue maksud 'dapet' tadi itu, lo udah ada yang dapet idline nya si (Namakamu) belom."

"Oh itu." Aldi mengangguk-angguk. "Ngomong dong, bopak. Pake kode-kode segala."

"Udah dapet nih btw. Gue send ke lo langsung ya."

Iqbaal mengangguk. Ia langsung membuka aplikasi LINE dan membuka pesan dari Aldi.

"Emang buat apaan deh lo minta kontak dia, Baal?" Tanya Sena. Ia membuang rokoknya ke dalam asbak.

"Ngga buat apa-apa sih."

"Lah terus?"

Iqbaal membenarkan posisi duduknya. "Pengen aja punya kontak dia. Nah lo sendiri kenapa kepo banget?"

"Kagak. Nanya aja."

Ia membulatkan mulutnya membentuk huruf "o" sambil mengangguk. Tangannya mengetikkan pesan untuk perempuan yang baru saja di add olehnya.

Iqbaaler : Hai. Addback ya.

***

(Namakamu) baru saja selesai mandi setelah Adel dan Kanya pulang sejak 30 menit yang lalu. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Membuka handphone nya yang dari tadi terus menerus berbunyi.

Dibanding pesan yang lain, ada satu pesan yang membuat dirinya membelakkan mata. (Namakamu) langsung bangun dari tidurnya dan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Ini serius Iqbaal? Dapet dari mana coba idline gue?"

(Namakamu) masih terus memandangi pesan yang baru saja masuk beberapa menit yang lalu di handphonenya. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memastikan. Barang kali, dirinya salah liat.

Dengan hati-hati, (Namakamu) mencoba membuka pesan itu. Memastikan apakah ini pengirimnya benar Iqbaal atau bukan.

Iqbaaler : Hai. Addback ya.

"Anjir. Beneran kontaknya Iqbaal," (Namakamu) menepuk jidatnya. "Aduh gimana dong?"

"Lagian, dia dapet dari mana coba idline gue? Terus buat apa dia nge-add gue? Kalo dia ada niat usil ke gue gimana?"

Mengingat cerita dari Adel dan Kanya tadi, soal bagaimana seorang Iqbaal, membuat (Namakamu) bergidik ngeri. Berlebihan memang. Tapi, ia hanya takut Iqbaal berniat melakukan sesuatu kepadanya.

(Namakamu) memutuskan untuk membiarkan pesan dari Iqbaal terbaca saja. Lalu ia membuka grup chat barunya dengan Adel dan juga Kanya. Ia akan menanyakan soal ini kepada mereka berdua.

(Namakamu) Karinina : GUYSSS!!!

(Namakamu) Karinina : Kalian ada yang ngasih idline gue ke Iqbaal ya?

(Namakamu) Karinina : GC JAWAB.

Zefanya Adelia : Lah? Engga.

(Namakamu) Karinina : ih terus siapa dong?!!!!

Zefanya Adelia : Ya gatau (Namakamu). Kenapa sih emang?

(Namakamu) Karinina : Kanya mana?

Kanya Shafania : Apa?

(Namakamu) Karinina : Lo ya?

Kanya Shafania : Engga. Kenapa emang?

Kanya Shafania : Eh tunggu-tunggu. Jangan bilang ...

(Namakamu) Karinina : Iya. Dia ngeline gue.

Kanya Shafania :  SUMPAH (NAM)??!!

Zefanya Adelia : SERIOUSLY (NAMAKAMU)??!!!!!!

Zefanya Adelia : Kok bisa?

(Namakamu) Karinina : Capslocknya mba-mba.

Zefanya Adelia : Ish yaudah sih. Ini lo serius ngga sih, (Nam)?

(Namakamu) Karinina : Serius lah. Masa bercanda.

Kanya Shafania : Lah itu anak dapet dari mana anjir idline lo?

(Namakamu) Karinina : Gue ngga tau. Makanya gue nanya kalian.

Kanya Shafania : Lo ngga coba tanya sama dia?

(Namakamu) Karinina : Mau nya sih gitu. Tapi gimana ya...

Zefanya Adelia : Mungkin dia cari sendiri kali. Lo kaya ngga tau Iqbaal aja. Pesuruhnya banyak.

(Namakamu) menghempaskan punggugnya ke sandaran tempat tidurnya. Ia mengusap wajahnya dengan kasar.

"Gimana dong ini, duh." Gumamnya.

Kling.

1 notifikasi lagi muncul dilayar handphonenya.

Iqbaaler : Kok di read doang?

(Namakamu) menghela nafas. Akhirnya ia memutuskan untuk membalas pesan dari Iqbaal dan meng-addback nya daripada laki-laki itu terus menerus mengirim pesan.

(Namakamu) Karinina : Iya.

Belum sempat ia menutup handphonenya, ada balasan pesan lagi dari Iqbaal.

Iqbaaler : Iya doang? Gue pikir lo bakal nanyain gue dapet idline lo darimana.

Iqbaaler : Emangnya, lo ngga penasaran?

(Namakamu) Karinina : Ngga.

Sebenarnya, ia sangat penasaran dan ingin sekali menanyakan kepada Iqbaal dari mana laki-laki itu mendapatkan idline nya. Tapi, kalo nanti ia balas bertanya 'emangnya dari mana' , bisa-bisa nanti malah jadi panjang lagi obrolannya dengan Iqbaal.

(Namakamu) tidak mau. Jadi, ia lebih memilih untuk tidak bertanya dan membiarkan saja balasan pesan dari Iqbaal.

Continue Reading

You'll Also Like

50.6K 8K 49
Rahasia dibalik semuanya
194K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
127K 9.1K 57
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
74.1K 7.2K 20
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG