The Dangerous Billionaire [#1...

由 FriskaKristina9

1.4M 58K 2.5K

(18+) PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Ivanna Jhonson, wanita cantik bertubuh seksi dan juga pintar menjadi sekret... 更多

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
CAST
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Informasi Update Cerita! (Mohon Dibaca)
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Attention Please!
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Baca
Chapter 43
Maaf Ya
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49

Chapter 11

35.2K 1.9K 151
由 FriskaKristina9


Arnold McClain POV

Arnold membanting meja kerja dan mencampakkan semua berkas yang ada di meja kerjanya. Semua dokumen dan berkas berhamburan tak jelas dan terlihat sangat kacau diruangan dengan kesan maskulin itu.

Betapa terkejut Arnold mendengar kabar bahwa Pedro tak menemukan Ivanna di apartemen miliknya. Pedro hanya melihat koper-koper yang sudah tersusun rapi tepat di depan pintu masuk apartemen Ivanna. Arnold berulang kali menghubungi Ivanna, memastikan agar wanita itu tak main-main dengannya.

Tapi apa? Bahkan telepon Arnold pun tak digubris oleh wanita itu yang semakin membuat Arnold yakin bahwa Ivanna berusaha membohonginya. Arnold salah karena ia sempat mengira bahwa Ivanna adalah orang yang bisa dipercaya.

Arnold melepas dasi dan dua kancing atas kemejanya. Terlihat jelas amarah yang terpancar dari raut wajah itu. Rahangnya yang mengetat, sorot mata tajam yang sedikit kemerahan dan pandangan lurus-kosong yang mengarah kedepan.

Arnold merasa ia telah dibohongi oleh Ivanna. Apa gadis itu tak tau siapa pria yang sedang dihadapinya saat ini? Apa dia tidak tau dengan siapa dia berurusan saat ini? Kumohon jangan bodoh, Ivanna.

Berani-beraninya kau! pekik Arnold keras.

Dari dulu Arnold tidak pernah suka jika orang yang sudah ditolong olehnya, malah menipunya. Ia memang bukan tanpa alasan menolong Ivanna. Ia hanya mengingini gadis itu tinggal bersamanya. Itu sudah cukup bagi Arnold. Bahkan ia tak menghitung atau menagih uang yang sudah diberikannya pada Ivanna.

Ivanna Jhonson POV

Ivanna berjalan dengan terburu seperti orang kesetanan. Ia takut jika Arnold marah padanya, walau sebenarnya ia sangat yakin jika saat ini kemarahan Arnold sudah memuncak. Terlebih panggilan yang entah berapa banyak yang sudah ia lewatkan.

Ivanna menyetop taksi dan langsung masuk kedalamnya. Ivanna memberitahu alamat yang akan ia tuju kepada supir taksi itu. Ivanna merasa keringat dingin sudah mulai menjalar ditubuhnya. Rasa takutnya sekarang bahkan tak sama seperti rasa takutnya seperti ia berhadapan langsung dengan Arnold. Rasa takut disaat tak berhadapan dengan Arnold jauh lebih besar. Tangan Ivanna sedikit bergetar. Bergetar karena rasa takutnya, mungkin.

"Kumohon sedikit lebih cepat, pak." ucapnya semakin takut.

"Sabar, Nona. Jalanan sangat padat hari ini."

Ivanna melirik ke kaca kanan dan kiri. Melihat jalanan yang padat disertai hujan. Rasa takut itu seolah bersatu dengan rintikkan hujan yang turun membasahi bumi.

Pedro tertunduk tak kuasa melihat amarah tuannya itu. Pedro juga tak menyangka jika Ivanna berani menipu Arnold. Dari pagi hingga sore  menjelang malam ia terus mencari Ivanna, atas perintah Arnold. Tapi tak menemukan sama sekali jejak wanita itu.

"Mengapa kau kembali dengan tak ada dia bersamamu?" ucap Arnold sinis.

"Maafkan aku, tuan. Tapi aku sudah mengelilingi seluruh kota Los Angeles, namun tak menemukan jejak Nona Ivanna sama sekali. " balas Arnold masih tertunduk.

"Cari dia sampai ketemu. Atau aku akan menghabisimu, Pedro." Arnold tersenyum masam.

"B-ba..baa..ik..tuan." ucap Pedro terbata dan takut. Jangan sampai ia habis ditangan Arnold, masih banyak tanggungan yang harus dibiayai lelaki setengah paruh baya itu.

Ivanna membayar dengan uang lebih yang tak ia ambil lagi kembaliannya. Ia menarik napas panjang, supaya rasa takutnya sedikit menghilang. Sebenarnya rasa takut Ivanna semakin bertambah karena pesan yang dikirimkan oleh Pedro dengan harapan agar ia tak menipu dan segera kembali menemui Arnold. Ivanna sama sekali tak ada niatan untuk menipu Arnold. Ia hanya pergi sebentar. Mungkin karena ia tak meminta izin yang membuat Arnold marah dan merasa telah ditipu.

Ivanna melangkahkan kakinya dan disambut oleh Marius, supir pribadi Arnold. Ivanna menekan bel agar seseorang membukakan pintu untuknya.

"Sasha! Bukakan pintu. Sepertinya ada tamu yang tak ku undang, datang." pekik Arnold.

"Baik, tuan." Sasha menuju pintu utama yang sedari tadi berbunyi.

"Sasha!" pekik Ivanna girang. Syukurlah bukan Arnold ataupun Pedro yang membukakan pintu untuknya.

"Nona Ivanna! Apa yang terjadi denganmu? Kau terlihat sangat pucat hari ini." Sasha langsung menghampiri Ivanna yang tampak tidak sehat.

"Tidak apa-apa, Sasha. Aku hanya merasa sedikit tak enak badan hari ini."

"Kalau begitu silahkan masuk, Nona. Akan kubuatkan teh hangat untukmu." ajak Sasha.

"Tidak perlu repot-repot, Sasha. Oh ya, apa Arnold ada didalam?" tanya Ivanna takut.

"Ah ya, aku lupa memberitahukannya padamu, Nona. Tuan Arnold dan Pedro sedang berdebat dan membicarakan kepergianmu didalam, Nona."

"Benarkah?" terlihat jelas raut wajah Ivanna yang semakin cemas.

"Iya, Nona."

"Masuklah. Aku tak mau memberitahukan hal yang semakin membuatmu takut. Hadapi saja." sambung Sasha. Ia berusaha menenangkan Ivanna, walau ia sangat tau bagaiamana suasana mencekam didalam mansion itu.

"Kuharap kau selalu memantauku, Sasha. Aku takut hal yang tak kuingini terjadi."

"Tenanglah, Nona. Aku selalu mengawasimu dari dapur." Sasha menarik lengan Ivanna dan memeluknya dari samping. Berusaha agar menenangkan gadis itu yang sudah kalut akan rasa takutnya.

"Siapa yang datang, Sasha?"

Sasha tak langsung segera menjawab pertanyaan Arnold. Sasha melirik Ivanna yang menganggukan kepala padanya.

"Nona Ivanna, tuan." sontak Arnold membalikkan tubuhnya. Pedro pun sedikit kaget melihat nama Ivanna yang dilontarkan Sasha. Berarti Ivanna tak menipu ataupun membohongi Arnold kan? Ada perasaan lega yang dirasakan oleh Pedro. Amarah Arnold sedikit menyurut melihat kedatangan Ivanna. Sasha berlalu pergi menuju dapur disusul oleh Pedro.

"Apa kau berusaha untuk memerasku lagi?" tanya Arnold yang membuat Ivanna mendongakkan kepalanya.

"Tidak, tidak Arnold. Aku sama sekali tidak memiliki niatan seperti itu."

"Jadi apa ha?" Arnold berjalan mendekati Ivanna. Ia mencekal tangan Ivanna dengan kuat, membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Aww! Kumohon lepaskan tanganku." ringisnya. Rasa takut yang dirasakannya tadi terbayar sudah, dengan perlakuan Arnold padanya.

"Itu belum seberapa, sayang. Apa kau mau merasakan yang lebih dari itu?" Arnold tersenyum masam.

"Kumohon jangan, Arnold! Dengarkan dulu penjelasan dariku!" pekik Ivanna kesakitan. Mungkin pergelangan tangannya saat ini sudah memerah dan akan membiru sebentar lagi. Karena dengan sekuat tenaga Arnold menekan pergelangan tangan Ivanna.

"Penjelasan apa lagi ha? Kau mau menipuku dan sekarang kau datang dengan alasan yang baru bukan?" Arnold semakin mempererat cekalannya dan menarik rambut Ivanna. Tepat diatas ubun-ubun kepalanya. Ivanna merasakan sakit yang teramat sangat.

"Bukan, bukan Arnold. Aku menjenguk ibuku dan mengurus admistirasinya, agar operasinya segera dilaksanakan." ucapnya lemah. Tangan dan kepalanya saat ini sangat sakit dan berdenyut.

Arnold melepas cekalan dan rambut Ivanna yang ditariknya tadi. Ia juga merasa bersalah karena tak mau mendengar penjelasan Ivanna. Arnold terlalu kalut dengan pikirannya yang telah dibubuhi oleh amarah.

Ivanna terjatuh lemah tak berdaya. Seakan pandangan yang dilihatnya kosong. Kepalanya pusing dan teramat sangat berdenyut. Tak pernah ia mendapat perlakuan kasar seperti ini dari siapapun.

Ayahnya bahkan tak pernah mau memukul atau bahkan memarahinya. Ia pingsan, bukan termasuk Ivanna terlihat lemah. Ia hanya lelah seharian ini, dari pagi pergi dengan terburu dan pulang juga begitu. Setidaknya mendapat sedikit omelan tak masalah, tapi jika mendapat perlakuan seperti ini. Siapapun pasti akan seperti Ivanna.

Arnold sontak kaget melihat Ivanna yang terjatuh lemas dilantai. Arnold merutuki dirinya yang melakukan hal yang sejak pertama tak ingin ia berikan pada Ivanna. Tapi dengan cerobohnya ia malah melakukannya.

Arnold membopong tubuh Ivanna menuju lantai dua. Sasha menghampiri Arnold yang terlihat tergesa membopong tubuh Ivanna itu.

"Ada yang perlu kubantu, tuan."

Arnold tak menggubris pertanyaan Sasha. Namun, Sasha masih terus mengikuti tuannya itu dari belakang.

Arnold meletakkan tubuh lemah Ivanna di king size miliknya. Menarik selimut agar menutupi tubuh Ivanna. Arnold memegang kening Ivanna.

"Dia panas sekali, Sasha. Aku akan memanggil Sean kemari. Kau siapkan saja air dingin dan kain kecil. Aku akan mengompresnya."

"Baik, tuan." Sasha berjalan dengan cepat menuruti permintaan tuannya itu. Terlihat jelas raut panik dan khawatir diwajah Arnold, begitupun Sasha.

Arnold mengambil ponsel miliknya dan langsung menghubungi Sean, dokter pribadinya sekaligus sahabatnya itu. Arnold memijit pelipisnya yang terasa amat sangat berdenyut itu. Ia salah. Ia sangat salah dengan melakukan tindakan tak terpuji pada gadisnya. Mungkin Arnold akan mencoba lebih sabar dan tak mengulangi kesalahan yang sama lagi pada Ivanna.

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT
Tbc.

继续阅读

You'll Also Like

16.4M 640K 37
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.3M 19.4K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
5.3M 285K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
2.2M 102K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞