Sasaeng Fans

By JeonAnita

18.6K 3.1K 1.4K

Eunji hanya berharap kehidupannya berjalan normal bahkan setelah ia bukan lagi bagian dari Mango. Namun takdi... More

Chp 1
Chp 3
Chp 4
Chp 5
Chp 6
Chp 7
Chp 8
Chp 9
Chp 10
Chp 11
Chp 12
Chp 13
Chp 14
Chp 15
Chp 16
Chp 17
Chp 18
Chp 19
Chp 20
Chp 21
Chp 22
Chp 23
Extra Chp (Special Eunji Birthday)
Chp 24
Chp 25
Chp 26
Chp 27

Chp 2

1.2K 150 35
By JeonAnita

Warning : nama-nama hingga tokoh atau group yang saya gunakan disini murni untuk kebutuhan cerita. Tak ada maksud untuk menjatuhkan atau menebar kebencian bagi para pembaca. Harap menjadi fans yang bijak.

Cerita ini murni hasil pemikiran serta khayalan dari otakku sendiri.
Jadi... Terinspirasi boleh tapi plagiat jgn yaa~~~

Chp 2

"Apakah Noona ingin bermalam di Apartemen baru mu?"

Eunji yang sedang sibuk memakai sealbelt nya menatap bingung pada sosok pemuda dibalik kemudi yang kini mulai menjalankan van miliknya. Pemuda dibalik kemudi dengan pakaian casual yang identik dengan warna gelap itu adalah Manager nya. Kim Minggu, Pemuda berkulit tan itu sudah setahun ini menemaninya, mengabdikan diri sebagai Manager yang setia menemani tepat setelah ia keluar dari Mango. Group yang membesarkan namanya. Walau sebenarnya Eunji sudah bertemu dengan Mingyu jauh sejak dirinya belum bergabung dengan Mango.

Keputusan untuk merekrut Mingyu sebagai satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas karir nya sempat membuat pro dan kontra karena Mingyu tidak memiliki pengalaman di bidang Manager atau sejenisnya. Mingyu itu terlalu awam, satu-satunya yang bisa dibanggakan dari pemuda itu adalah wajah kelewat tampan dengan ilmu bela diri nya. Ah satu lagi poin plus nya, Mingyu sangat jago dalam urusan dapur —kan lumayan bisa merangkap koki gitu kalau jadwal Eunji padat dan ia tak sempat memasak— #ehh

Yang dimaksud Mingyu mungkin adalah Apartemen mewah di distrik Samseongdong yang baru ia beli. Eunji sudah sangat lama menginginkan Apartemen mewah itu namun baru seminggu yang lalu ia berhasil membelinya lalu mendekorasi sesuai keinginannya hingga akhirnya bisa segera ia tempati. Namun ia belum sepenuhnya pindah kesana karena kesibukannya.

"Kau sudah memindahkan barang-barang ku?" tanya Eunji balik. Mengingat bila semua barangnya masih berada di Apartemen lamanya. Mereka juga baru saja kembali dari acara fashion week yang Eunji hadiri.

"Kalau yang Noona maksud adalah baju dan peralatan make up maka aku akan membawakannya. Noona bisa melihat-lihat Apartemennya terlebih dahulu atau beristirahat disana." jangan heran bila Mingyu memanggil Eunji dengan sebutan Noona. Karena bagaimanapun, Mingyu memang memiliki usia terpaut empat tahun lebih muda daripada Eunji.

"Baiklah. Ayo kita ke Apartemen baru ku. Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya." Mingyu menganggukkan kepalanya singkat saat mendengar nada ceria Eunji. Senyum tipisnya tercetak jelas di wajah kaku pemuda itu. Saat memasuki van, aura Eunji sungguh aneh. Sekarang melihatnya sudah kembali ceria tentu membuat Manager tampan itu sedikit banyaknya lega.

Tak butuh lama untuk sampai pada Apartemen yang memang memiliki letak yang sangat strategis itu, setelah menaruh beberapa barang bawaan Eunji ke dalam Apartemen. Mingyu langsung pamit undur diri menuju Apartemen lama Eunji, bermaksud mengambil baju-baju Eunji dan juga perlengkapan make up yang dibutuhkan artis nya tersebut.

"Manager Kim!!!" Mingyu yang baru keluar dari lift terkejut saat menemukan seorang pemuda tampan tengah menyapanya. Pemuda itu adalah Kim Taehyung. Aktor yang pernah menjadi lawan main Eunji, selain itu... Setahu Mingyu, Taehyung pernah menyatakan cinta pada Eunji namun ditolak. Dan setahunya juga Taehyung masih sangat mengharapkan Eunji. Darimana Mingyu tahu? Tentu saja karena ia adalah Manager dari Jung Eunji serta orang yang paling dekat dengan Eunji saat ini.

Mingyu sedikit membungkuk kan tubuhnya. Menyapa Taehyung penuh kesopanan. Sejujurnya, ia kurang menyukai Taehyung. Karena Taehyung, Eunji mendapatkan banyak masalah. Namun status Taehyung yang merupakan salah satu orang yang paling terkenal di Korea Selatan membuatnya tak bisa menunjukkan kebenciannya begitu saja.

"Kenapa kau bisa disini? Apakah kau tinggal disini?" Mingyu terdiam. Enggan menjawab pertanyaan Taehyung. Lagipula tanpa dijawab pun Taehyung pasti akan tahu atau mungkin sudah mengetahui sendiri jawabannya?

"Aahhh aku tahu... Sudah jangan dijawab." Taehyung tertawa dengan bodohnya. Setidaknya itulah yang terlihat di kedua bola mata Mingyu.

"Aku permisi dulu."

Tak ingin terlalu banyak mengumpat Taehyung dalam hati, Mingyu memilih pamit. Pemuda dengan postur tubuh tinggi itu membungkukkan tubuhnya sedikit lalu bergerak pergi. Mingyu memang terkenal tidak terlalu banyak bicara dikalangan para Manager Artis dan para produser atau 'cool' untuk para kalangan wanita. Namun sebenarnya ia memiliki sisi yang kotor. Mingyu sangat tidak menyukai Taehyung, sudah tahu itu kan? Dan kebiasaan Mingyu saat bertemu Taehyung adalah mengumpat pemuda itu dalam hati. Hal yang tidak bisa ia lakukan secara langsung karena mengingat resiko yang terlalu besar bila umpatan-umpatannya itu ia keluarkan dari bibirnya.

Taehyung terlalu bodoh untuk tidak menyadari kebencian Mingyu padanya. Maka jangan heran saat pemuda yang baru mendapatkan daesang atas akting dalam drama terbarunya itu kini tengah tersenyum polos dengan melambaikan tangannya seirama dengan kepergian Mingyu.

Atau... Tidak? Sebenarnya Taehyung tidak bodoh. Ia tahu Mingyu membencinya. Tapi setidaknya ia harus pura-pura menjadi orang bodoh di hadapan musuhnya. Bukankah semua hal harus dilalui dengan sebuah taktik agar apa yang di inginkan bisa dengan mudah di raih?

Dan sebuah senyuman misterius pun kini terlihat menghiasi wajah tampan seorang Kim Taehyung.

Sementara itu di dalam Apartemen, Eunji sudah menghempaskan tubuhnya pada sofa panjang yang menghadap sebuah TV LED besar. Gadis itu sudah mengenakan celana training dengan atasan sweater rajut berwarna baby blue, wajahnya tampak polos sepertinya ia baru saja membersihkan make up pada wajahnya. Salah satu tangannya terulur meraih remote televisi. Sebuah gambar pun kini mulai muncul pada layar besar yang sebelumnya berwarna hitam. Jemarinya bergerak menekan salah satu tombol pada remote, mengganti dari channel satu ke channel yang lain. Sampai pilihannya jatuh pada sebuah acara musik.

Seorang gadis dengan kostum aneh serta topeng yang menutupi wajahnya tengah bernyanyi. Mungkin tak ada yang dapat menduga siapa sosok dibalik topeng serta kostum aneh tersebut. Tapi Eunji tahu, ia sangat mengenal suara khas ini. Bahkan sampai lagu selesai dan tepuk tangan terdengar Eunji masih memusatkan perhatian penuhnya pada layar dihadapannya. Komentar dari para komentator mulai terdengar, beberapa nama selebritis hingga idol mulai keluar dari bibir para komentator. Tapi tak ada jawaban yang benar bagi Eunji. Karena suara ini... Selalu mengisi harinya selama enam tahun terakhir.

Ting Tong

Suara bell dari pintu Apartemen nya menimbulkan sebuah guratan tak rata pada kening Eunji. Siapa yang datang? Tidak mungkin kan Mingyu? Manager nya itu kan tahu passcode Apartemennya, untuk apa memencet bell? Dan seharusnya tidak ada orang yang mengetahui masalah kepindahannya ini bukan? Karena Eunji pun menyadari kepindahannya yang serba terburu-buru.

Masih dengan kebingungan, Eunji berjalan kearah sebuah layar kecil yang terpasang di dinding dekat TV, layar itu menyatu dengan area depan pintu, membuat Eunji dapat mengetahui dengan pasti siapa yang datang bertamu tanpa harus membuka pintunya terlebih dahulu. Namun, bukan se-sosok manusia yang ia lihat melainkan sebuket daffodil yang tergeletak di depan pintu Apartemennya.

Kedua alis Eunji terangkat, tak berani menduga siapa yang meletakkan buket bunga tepat di depan pintu Apartemen nya. Dengan ragu ia berjalan kearah pintu. Berpikir positif, mengira bila buket bunga yang datang mungkin adalah milik tetangganya namun kurir pengantar malah meletakkan di depan Apartemennya.

Kedua iris bening Eunji langsung bertemu pandang dengan sebuket daffodil setelah pintu Apartemennya terbuka, sudut bibir Eunji terangkat melihat bagaimana rangkaian bunga itu terlihat sangat cantik di kedua bola matanya. Diraihnya buket daffodil tersebut, Namun pandangannya langsung teralih pada sebuah amplop berwarna hitam yang terselip diantara rangkaian daffodil.

Diraihnya amplop tersebut, ada sebuah surat disana. Dengan rasa penasaran yang tinggi Eunji membuka surat itu. Kedua bola matanya melebar saat menemukan beberapa huruf hangul Korea yang memenuhi isi surat. Dengan cepat ia kembali masuk ke dalam Apartemennya, menyandarkan tubuhnya dibalik pintu Apartemen yang tertutup. Tanpa sadar Eunji menjatuhkan buket bunga daffodil yang semula berada dalam genggamannya, gadis itu bahkan meremas kuat surat yang sebelumnya ia baca dengan ekspresi wajah yang menggambarkan ketakutan.


Selamat atas kepindahan mu, dear.
Kapan-kapan bolehkan aku singgah?

Shrek.


Shrek...



Shrek...


Sosok tersebut adalah sasaeng fans Eunji. Sasaeng fans yang Eunji tidak tahu bentuk dan rupanya. Sosok fans yang tergila-gila padanya sejak Mango mengadakan fanmeet pertama mereka. Sosok yang selalu memberikan Eunji hadiah, entah apapun yang Eunji mau pasti selalu diberikan oleh Shrek, padahal Eunji tak pernah memberitahu apapun yang ia inginkan kepada orang lain atau memposting di sosial media yang ia punya selain memberitahu Manager serta member nya. Di awal Eunji sempat sangat menyukai sifat murah hati Shrek. Namun setahun belakang ini, lebih tepatnya setelah Mango memutuskan untuk tak memperpanjang kontrak, sifat murah hati Shrek perlahan mulai menganggunya. Membuatnya tak nyaman dan merasa terus diawasi.

Coba dipikir, darimana ia mengetahui tempat tinggal Eunji yang baru?

Dengan tangan yang bergetar karena panik, Eunji meraih ponsel nya, menghubungkan panggilan suara dengan Manager nya.

Tutt...

Dering pertama tak dijawab.

Tutt...

Dering kedua dan Eunji mulai terlihat panik.

Tutt...

"Yeoboseyo." akhirnya suara berat Mingyu terdengar.

"G-gyu! A-aku takut."

👣

Brak!

"Eonni. Ayo kita marathon menonton film!" Eunji yang baru saja merapatkan kelopak padanya kini terlihat membuka lebar-lebar kedua bola matanya tanpa ia mau.

Pandangan gadis itu terpaku pada sosok tinggi di depan pintu kamar yang terbuka lebar. Sosok itu memperlihatkan senyuman manisnya, tak peduli akan penampilan sayu Eunji yang bahkan  baru —beberapa menit yang lalu— kembali dari job individunya.

"Eonni. Kajja. Aku sudah membeli beberapa DVD Film horror." tarikan di kedua tangan Eunji memaksa Eunji untuk ikut serta sebelum sang penarik memberikan gerakan yang mampu membuat keseimbangan tubuhnya tumbang.

"Oke oke, Eonni mau mencuci wajah terlebih dahulu."

Sosok itu tersenyum polos. Melepaskan genggamannya pada lengan Eunji. "Arrata. Aku akan menyiapkan cemilan." setelah mendapatkan sebuah anggukan kecil dari Eunji, sosok itu berbalik meninggalkan kamar Eunji dengan langkah riangnya.

Eunji menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dengan langkah yang terlihat malas, gadis itu berjalan keluar kamar. Bermaksud untuk mengambil minum di dapur lalu mencuci wajahnya di wastafel.

"Kalau kau lelah harusnya menolak keinginan Hayoung." Eunji yang baru selesai membersihkan wajahnya tersentak mendengar suara Chorong. Kemunculan leadernya tersebut sungguh nampak tiba-tiba sekali. Eunji berbalik, menemukan Chorong yang kini tengah meneguk sekaleng minuman soda.

"Kukira Eonni belum kembali." sapa Eunji.

"Aku datang lebih dahulu daripada kalian. Tertidur di kamar." Chorong menawarkan satu kaleng minuman soda pada Eunji yang dijawab gelengan lembut gadis itu.

"Bukankah besok kau ada job pagi hari?" tanya Chorong kembali.

"Nde, besok aku memiliki jadwal shooting pagi karna siang kita kan harus tampil di acara musik. Jadi jadwal pengambilan gambar dimajukan."

"Hayoung pasti akan mengerti." Eunji tersenyum. Mengetahui perhatian kecil dari leader Mango padanya.

"Tidak apa. Kebetulan scene besok hanya pengambilan adegan menangis, jadi kalau mataku bengkak karena bergadang semalaman mungkin hasilnya lebih baik." canda Eunji. Namun Chorong justru menatapnya tidak suka.

"Lalu saat Mango perform siangnya, kau akan membiarkan fans melihat wajah jelekmu itu?" lagi-lagi Eunji tertawa, kali ini jauh lebih lepas.

Dikedua bola mata Eunji, Chorong ini terlihat lucu. Memangnya leadernya itu tak mengenal make up?

"Kalau Eonni khawatir dengan wajah, jangan terlalu dipikirkan, Hyewon Eonni —penata rias Mango— yang akan melakukan tugasnya dengan baik. Kalau Eonni khawatir dengan tidurku maka aku akan pastikan saat di perjalanan aku akan tertidur dengan nyaman."

"Berhenti membuat tugas Hyewon Eonni bertambah berat." tegas Chorong, gadis itu sudah akan beranjak pergi. Namun baru beberapa langkah ia berbalik, menatap Eunji yang juga tengah menatapnya. "Ada kalanya kau harus egois sedikit untuk kepentingan pribadi mu." lanjutnya sebelum melangkah pelan menuju kamarnya.

Eunji termenung. Tak mengerti inti dari hal yang disampaikan Chorong padanya. Teriakan tak sabar Hayoung mulai memekikkan telinga, membuatnya tersadar dan segera menghampiri maknae Mango itu sebelum Hayoung sendiri yang akan menyeret tubuhnya dalam genggaman bayi besar itu.

👣

Sosok hitam itu berjalan perlahan di dalam kegelapan, langkahnya semakin waspada mendekat kearah sumber suara yang berasal dari salah satu alat elektronik yang kini menjadi satu-satunya sumber penerangan di ruangan itu. Setelah memastikan bila kedua gadis yang berniat bergadang itu justru sudah terlelap di atas permadani lembut bergambar buah Mangga yang menggugah selera, sosok itu kembali berjalan mendekat kearah salah satu dari kedua gadis tersebut.

Dipandanginya sosok gadis berwajah cantik yang kini tengah menutup kedua bola matanya rapat-rapat. Nafasnya berhembus teratur, dengkuran halus terdengar bagai semilir alunan merdu. Sosok itu memperhatikan sekitar, tampak seorang gadis lain dengan tubuh tinggi —tidak se mungil gadisnya— terlelap tak jauh dari sisi gadisnya. Sosok hitam itu kembali memperhatikan Televisi yang masih menyala. Memperlihatkan adegan saat salah satu hantu muncul diikuti suara musik yang mencekam, sudut bibirnya terangkat sedikit saat melihat bagaimana suara teriakan seorang gadis terdengar sangat indah di kedua telinganya.

Kedua bola matanya kembali fokus pada gadis mungilnya yang terlihat tak nyaman dalam tidurnya. Segera ia menyelipkan tangannya diantara leher dan bawah lutut gadis itu, memilih mengangkat tubuh gadisnya. Langkahnya memelan diiringi dengkuran halus gadis dalam gendongannya. Dengan hati-hati diletakkan gadis itu pada tempat tidur king size bermotif kubus berwarna jingga, selimut dilampirkan hingga menutupi tubuh gadis itu.

Iris kelam sosok itu melembut saat melihat gadisnya terlihat jauh lebih nyaman dibanding sebelumnya, salah satu tangannya terangkat untuk merapikan anakan rambut yang tampak menganggu wajah cantik gadisnya. Jemarinya kembali bergerak, kali ini menelusuri wajah gadis itu, dari mulai mata yang terpejam, pipi chubbynya hingga berakhir di bibir cherry itu. Bagaimana jemarinya dapat merasakan gumpalan lembut nan basah yang mampu membuatnya kehilangan akal.

"Shit!" satu umpatan terdengar lirih, ditariknya jemari tangan yang sempat menelusuri wajah cantik gadisnya. Lalu terganti dengan wajahnya yang mulai mendekat, dikecupnya kening gadisnya yang masih terlelap itu lalu dengan segera sosok itu menjauhkan wajahnya. Tak mau bila fikiran liar dapat mengontrol tubuhnya lebih dari ini.

"Jaljayo, dear." setelah membisikkan ucapan penghantar tidur, sosok hitam itu melangkah pergi lalu menghilang dibalik temaran cahaya malam.

Yang Eunji ingat setelah kejadian itu adalah ia terbangun di dalam selimut hangat di kamarnya, ah jangan lupa juga dengan setangkai daffodil dengan sebuah surat yang memiliki satu kata tulisan disana yaitu 'Shrek' yang ia temukan di nakas. Hayoung sampai marah padanya karena mengira dirinya ditinggalkan begitu saja padahal sebelumnya mereka berjanji untuk bergadang semalaman.

Sampai detik ini Eunji bahkan tak mengira bagaimana caranya ia pindah ke dalam kamarnya padahal ia merasa tak berjalan menuju kamar sama sekali. Tidur sambil berjalan? Ayolah Eunji sama sekali tak mempunyai kebiasaan seperti itu bahkan sebelum bergabung di Mango, ia sepenuhnya yakin jika dirinya tidur dalam ketenangan.

Sampai akhirnya Namjoo bercerita bila ia pernah menemukan sesosok hitam —Namjoo juga yakin bila sosok itu adalah seorang laki-laki— yang berada di dalam kamar Eunji. Sosok hitam yang terlihat tengah memperhatikan seorang gadis di atas ranjang yang tengah tertidur pulas saat jam dinding di dorm menunjukkan pukul 2 dini hari. Tentu saja gadis yang diperhatikan adalah Eunji.

Sejak saat itu keenam Manager mereka sengaja menginap di dorm untuk beberapa waktu dan dorm mereka dipasang CCTV. Sejak saat itu juga member Mango terutama Eunji mengetahui jika sosok hitam itu adalah sasaeng fans Eunji.

👣

Dilayar itu terlihat sesosok —mungkin— laki-laki tengah berdiri cukup lama di depan pintu Apartemen Eunji dengan sebuket daffodil di salah satu tangannya. Pakaiannya sangat gelap dengan sebuah tudung kepala dan juga masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya. Sosok itu meletakkan buket daffodil dalam sebuah keheningan lalu tak lama ia terlihat menekan bell pintu Apartemen Eunji. Setelah bunyi bell itu dirasa sudah menggema di setiap sudut Apartemen Eunji, dengan segera ia berlari menuju pintu tangga darurat yang memang memiliki jarak yang cukup dekat dengan pintu Apartemen Eunji. Tak lama terlihat Eunji keluar dari balik pintu dengan diiringi tatapan dari sosok di balik pintu tangga darurat.

"Apakah tidak ada CCTV di tangga darurat?" tanya Mingyu dingin.

"Tidak ada Tuan. Kebetulan beberapa hari yang lalu CCTV di lima lantai tangga darurat rusak, kami berniat memperbaikinya hari ini namun karena ada masalah dengan teknisi nya jadi baru akan diperbaiki esok hari." ujar salah seorang dari tiga penjaga ruang CCTV.

Eunji masih memperhatikan layar dihadapannya, sedikit lega karena setelah membaca surat ia langsung tergerak cepat untuk menutup pintu Apartemen karena rupanya si sosok pengirim masih berada di dekatnya. Berandai-andai jika saat itu ia tak menutup pintu ada kemungkinan sosok itu akan memunculkan diri, gadis itu tanpa sadar meremas kuat ujung lengan long coat yang dipakai Mingyu, sedikit banyaknya ia takut memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi padanya karena sosok hitam itu.

Menyadari ketakutan Eunji, Mingyu tergerak meraih tangan Eunji lalu menggenggamnya. Berusaha menenangkan artis serta orang yang paling dekat dengannya itu.

"Bisa tolong putar CCTV di depan lift baseman dua puluh menit sebelum kejadian?" pengawas CCTV menurut, ia memutar kembali CCTV saat di lobby dua puluh menit sebelum sosok hitam itu muncul di depan pintu Apartemen Eunji.

Kedua bola mata Eunji melebar saat menemukan Mingyu yang baru saja keluar dari lift dan langsung bertemu pandang dengan Taehyung.

"Kim Taehyung? Gyu, kau bertemu dengannya? Ba-bagaimana bisa?" Mingyu hanya menjawab pertanyaan Eunji dengan sebuah anggukan.

Kedua bola mata Mingyu memicing saat melihat ekspresi wajah yang Taehyung munculkan setelah kepergiannya. Lalu setelahnya tubuh Taehyung menghilang dibalik pintu lift.



Mungkinkah...






Sasaeng fans Eunji itu adalah...




"Kim Taehyung..." guman Mingyu pelan dengan kedua iris gelap yang menatap lekat sosok Taehyung pada layar CCTV.








to be continued...

Anni anni, couplenya bukan Mingyu Eunji kok. Aku cm lagi pengen bikin Eunji dan Seventeen ada dalam satu cerita yg aku buat. Tadinya mau pke uri Wonu, tp setelah aku pikir KiMing aja deh, kan lumayan bisa sekalian nistain dia wkwk BTW si KiMing klo dibikin cool, cuek dan ga banyak omong kan diliat2 oke jg. Sayang aja dia aslinya pecicilan dan kerdus makanya aura gantengnya suka ilang dimataku ㅋㅋㅋ Buat Wonu ku pasti akan ada bagian. Tentu aja aku ga rela klo ga ikutsertakan Wonu di cerita ini sementara Mingyu ada" cm begonya aku lupa dicover ga ada muka Wonu :''

Btw maaf klo klian belum deg2an baca ini atau berasa misterius atau mencekamnya. Maklumlah baru belajar nulis beginian... Aku sempet rombak ampe 3 kali bagian ini >< padahal blm bagian mencekamnya. Jd jgn terlalu berharap tinggi sama cerita ini yaa...

Dan ya satu persatu pemain di cover akan aku munculkan secara perlahan di setiap Chapter









Jakarta, 15 Februari 2018

Continue Reading

You'll Also Like

Back To Campus By Siyunkiyun

Mystery / Thriller

50.4K 6K 64
Empat Adik kakak tidak sedarah kembali beraksi, kembali ke masa Kuliah, dan menyelesaikan banyak masalah di kalangan Mahasiswa!! Apa mereka akan ikut...
Pengantin Iblis By Khalisa

Mystery / Thriller

209K 13.3K 43
"Kau telah terikat dengannya, Alana." Malam itu burung gagak membawa kabar buruk yang akan menghancurkan seluruh hidup Alana, sebuah kutukan yang mem...
3M 220K 28
SELESAI ✔️ "Lo nggak akan bisa keluar dari hidup gue setelah ini. Lucy, lo milik gue. Satu-satunya." - Dean Caldwell Daren Hidup Lucy awalnya baik-ba...
65.6K 4.9K 25
Disatukan dengan murid-murid ambisius bukanlah keinginan seorang Keyla Zeara. Entah keberuntungan apa yang membuat dia mendapatkan beasiswa hingga bi...