The Dangerous Billionaire [#1...

By FriskaKristina9

1.4M 58K 2.5K

(18+) PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Ivanna Jhonson, wanita cantik bertubuh seksi dan juga pintar menjadi sekret... More

Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
CAST
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Informasi Update Cerita! (Mohon Dibaca)
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Attention Please!
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Baca
Chapter 43
Maaf Ya
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49

Chapter 2

58.7K 2.1K 5
By FriskaKristina9


Author POV

Pagi yang cerah dan kicauan burung yang menyambut datangnya sinar mentari pagi terasa sangat serasi dan merdu. Dimana terang bersatu dengan alam dan makhluk hidup lainnya. Saling menikmati dan saling melengkapi. Begitulah hidup.

Ivanna mengerjap-ngerjapkan matanya. Penglihatannya masih sangat buram karena baru saja Ivanna bangun dari tidurnya. Ia merasa ada yang aneh. Kamar yang di tempatinya saat ini bukanlah kamar yang ada di apartemennya. Dan anehnya lagi Ivanna merasakan ada yang memeluknya erat seakan tak ingin lepas.

Ivanna takut dengan kenyataan yang akan diterimanya. Perlahan ia membalikkan badannya dan melihat pria yang masih lelap dengan tidurnya berada tepat disampingnya saat ini. Sontak Ivanna kaget dan tak bisa berkata-kata. Ia membuka selimut yang membalut tubuhnya dan betapa terkejutnya Ivanna melihat keadaanya yang tak memakai pakaian apapun.

Ivanna menangis terisak-isak. Ia tak percaya pagi ini ia malah berakhir dengan pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Melakukan hal yang tak ingin dilakukannya sama sekali. Kehormatan yang selalu dijaganya untuk tetap menjaga harga dirinya sebagai seorang wanita.

Bahkan sekarang Ivanna merasa tak memiliki harga diri lagi. Mengingat hal yang terjadi tadi malam dengan keadaannya yang tak bisa menolak perbuatan pria ini.

"A-apa..yang ka..u laku..ka..nn pada..ku.." ucap Ivanna terbata-bata. Ia tak sanggup menghadapi semua kenyataan ini. Papanya yang baru saja meninggalkannya dan dia sekarang yang kehilangan kehormatannya sebagai seorang wanita.

Arnold terbangun karena mendengar suara isakan seseorang. Tidak jauh darinya. Bahkan sangat dekat. Kemudian Arnold melirik Ivanna yang menangis dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya yang bertumpu diatas lututnya.

"Hei, mengapa kau menangis?" Arnold mengatakan seakan-akan ia tak melakukan apapun atau ia lupa dengan kejadian tadi malam.

Ivanna mengangkat wajahnya dan menatap Arnold dengan amarah yang menggebu-gebu. Tapi ia tau ia pasti takkan bisa melakukan apapun untuk melawan pria yang ada disampingnya saat ini.

Ivanna menyeka air matanya, "Setelah kejadian tadi malam yang kau lakukan padaku. Apa kau masih mau menanyakan mengapa aku menangis?"

"Kau melakukannya denganku yang sama sekali tidak mengenalmu. Kau membuat harga diriku sebagai wanita hilang! Aku tidak sama seperti bitch yang sering kau kencani, Tuan." sambung Ivanna dengan intonasi suaranya yang sedikit meninggi. Air matanya kembali mengalir dengan derasnya dan membasahi pipinya.

Arnold mengernyit bingung dan membalikkan badannya agar bisa berhadapan dengan Ivanna. Apa sebegitu berharganya hal yang menurut Arnold biasa itu? Para wanita murahan diluar sana juga tanpa diminta, sudah dengan sukarela memberikannya. Tapi tidak dengan wanita yang ada dihadapannya saat ini. Ia menangis bahkan sampai terisak.

Arnold berusaha menenangkan Ivanna. Walaupun ia tau usahanya akan sia-sia saja untuk membujuk wanita itu.

"Jadi apa yang kau inginkan dariku? Aku akan memberikan apapun itu."
Arnold masih menatap Ivanna yang kaget dengan jawaban yang terlontar dari mulutnya. Arnold bukanlah tipe orang yang suka dengan masalah yang berlarut-larut. Ia akan memberikan apapun untuk menyelesaikan masalahnya.

Ivanna memandang Arnold tak percaya. Segampang itukah pria yang ada di hadapannya saat ini untuk menyelesaikan sebuah masalah.

Dasar pria gila, rutuk Ivanna dalam hatinya. Bisa-bisanya ia bertemu dengan pria seperti Arnold.

"Aku tak menginginkan apa-apa darimu, Tuan. Aku akan kembali ke apartemenku dan anggap saja kita tidak pernah bertemu. Kejadian yang terjadi ini, lupakan saja. Anggap saja tidak pernah terjadi dan tidak pernah kita lakukan." Ivanna berlalu pergi mencari dimana pakaiannya.

Baru saja beberapa langkah yang di laluinya, namun seluruh badan dan selangkangannya terasa perih dan sakit. Sekujur tubuhnya seakan baru saja jatuh dari gedung yang berlantai 3. Sangat sakit. Bahkan berjalan pun Ivanna terasa sangat susah. Ia melangkahkan kakinya lebar-lebar dan pelan. Ivanna berpikir semua itu adalah efek dari kejadian tadi malam. Kejadian yang tak diinginkannya sama sekali.

Arnold berdiri dan memakai celana pendek miliknya. Melihat Ivanna yang mencari-cari pakaian miliknya dengan tubuhnya yang dibalut selimut saat ini.

Ivanna masih terus mencari dimana pakaiannya berada. Ia tak menemukan sama sekali. Bagaimana ia bisa pulang dengan keadaan telanjang seperti ini? Bisa-bisa orang memandangnya seperti orang gila.

Arnold berdiri tak jauh dari Ivanna. Arnold masih setia berdiri ditempat dia berada dan melihat gadis itu yang masih saja terus mencari pakaian miliknya.

"Kau takkan menemukan apapun. Pakaianmu sudah ku buang. Dan jangan harap kau bisa keluar dari tempat ini."

Ivanna kaget mendengar ucapan Arnold. Ia langsung membalikkan badannya dan melihat Arnold yang berdiri tak jauh darinya. Ekspresi datar dan aura dingin yang sangat jelas terpancar dari pria itu. Tapi Ivanna tak menghiraukan tatapan dingin Arnold padanya.

Ivanna berjalan menghampiri Arnold dan terus memegang selimut yang menutupi tubuhnya. Apa-apaan pria yang ada di hadapannya ini. Mereka bahkan tak mengenal satu sama lain. Tapi dengan beraninya Arnold mengatakan bahwa Ivanna takkan bisa keluar dari tempat ini.

Dasar pria brengsek. Beraninya kau berkata seperti itu padaku! Setelah kau lakukan hal menjijikan itu padaku, dan sekarang kau tak membiarkanku pergi dari tempat sialan ini. Umpat Ivanna menahan amarah dalam hatinya.

"Beraninya kau! Kau sama sekali tak mempunyai hak untuk melarangku pergi dari tempat ini brengsek! Tanpa izin darimu pun aku pasti akan pergi dari tempat ini." Ivanna sudah tak tahan lagi. Dengan amarah yang sudah sampai ke ubun-ubunnya ia mengatakan itu tanpa takut pada Arnold.

Arnold menaikkan satu alisnya, "Apa kau yakin, sayang? Sekarang berusahalah untuk menerimaku. Karena aku takkan membiarkanmu pergi kemana pun. Sekarang akulah yang akan menjadi pemilikmu." Arnold tersenyum sinis pada Ivanna.

Arnold mendekati Ivanna dan mengangkat dagu Ivanna. Ingin sekali Arnold mencium bibir Ivanna yang sudah menjadi candu baginya itu. Membungkam bibir Ivanna agar tak mengeluarkan kata-kata yang tak sepantasnya dikeluarkan oleh wanita ini.

Dengan berani Ivanna melepaskan tangan Arnold yang berada didagunya. Ia tau pria yang ada dihadapannya ini akan menciumnya lagi tanpa izin.

Ivanna menampar pipi Arnold dengan kuat, "Apa perkataanku tadi belum jelas, Tuan? Aku takkan pernah meminta izinmu untuk pergi dari tempat ini, dan aku takkan mau jika kau menjadi pemilikku." Ivanna berlalu pergi dan menuju lemari pakaian Arnold. Mengambil kemeja dan celana selutut pria itu yang bisa di kenakannya. Dengan cepat Ivanna memakai kemeja putih dan celana yang ukurannya lumayan besar dan tak bisa di bilang pas dengan tubuh Ivanna. Ia tak malu lagi mengganti pakaiannya didepan Arnold dan membelakangi pria itu. Kesabarannya habis sudah.

Arnold membiarkan wanita itu melakukan sesuka hatinya. Tapi Arnold tau apa yang akan di perbuatnya. Membiarkan wanita itu sedikit bebas, lalu membawanya lagi dan takkan membiarkannya pergi.

Dengan langkah cepat Ivanna pergi dan memandang Arnold sekilas. Baru saja sampai diambang pintu, "Kau bisa pergi hari ini. Tapi ingat, aku akan membawamu dan mengejarmu dimanapun kau berada. Dan takkan kubiarkan pergi lagi walau hanya sebentar. Semua kegiatanmu akan kuawasi. Ingatlah, aku pasti akan memilikimu!" ucap Arnold tak terbantahkan.

Ivanna melihat Arnold, "Wujudkanlah itu semua dalam mimpimu, brengsek!" Ivanna berlalu pergi dan meninggalkan Arnold yang terus tersenyum padanya.

"Aku bukan hanya mewujudkan itu dalam mimpiku, sayang. Tapi dalam kehidupan nyatapun itu akan terwujud." Arnold menatap Ivanna yang berlalu pergi meninggalkannya.

Kau pasti akan kudapatkan. Walau dengan cara paksaan sekalipun! Batin Arnold.

Arnold memalingkan wajahnya dan melihat bercak merah di sprei miliknya dan mengernyitkan dahinya. Pantas saja wanita itu murka padanya. Ia mengambil keperawanan wanita itu. Arnold tersenyum dan merasa senang karen dia telah menjadi orang pertama bagi wanita itu.

Arnold berjalan keluar dari kamarnya. Menuju liftnya dan segera sarapan pagi dan menyuruh Sahsa mengganti sprei dan membereskan kamarnya. Dan Arnold takkan melupakan kegiatannya hari ini yang akan menemui clientnya yang akan menjalin kerjasama dengan perusahaannya itu.

Ivanna melangkahkan kakinya lebar-lebar. Menuju anak tangga tanpa melihat ada lift di mansion pria itu. Ia tak mau mengambil kesalahan lagi. Bisa saja Arnold menjebaknya didalam lift dan takkan membiarkannya pergi.

Ivanna akhirnya berada di pintu utama mansion pria itu. Tapi ia berpikir sejenak dan melihat bahwa ia tak memiliki uang sepeserpun. Membayar taksi pun ia takkan bisa. Ivanna berjalan pelan menuju gerbang mewah yang menjulang tinggi.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?"tanya Marius melihat Ivanna yang kebingungan. Marius kenal dengan Ivanna. Karena Arnold membawanya tadi malam sepulang dari club.

Ivanna tau kalau Marius adalah salah satu pekerja di mansion milik Arnold. Langsung saja Ivanna menghampiri Marius.

Semoga saja dia bisa membantuku. Ivanna berjalan menghampirinya.

"Aku ingin pulang tapi, tidak memiliki uang sepeserpun. Apa kau bisa membantuku untuk pergi dari tempat ini?" Ivanna memasang wajah memelasnya. Berharap Marius akan membantunya.

"Apa kau sudah memiliki izin dari Tuan Arnold, Nona?" Marius hanya ingin memastikan agar ia tidak melakukan hal yang membuat Tuannya itu murka padanya.

Apa katanya? Meminta izin? Itu takkan keluar dari bibir Ivanna. Ivanna bahkan sama sekali tak perduli pria itu memberikan izin padanya atau tidak. Tapi ia juga tak mau kesempatan yang sudah ada di hadapannya saat ini hilang begitu saja. Ia harus bisa meyakinkan Marius agar mau mengantarkan dirinya ke apartemen miliknya

Ivanna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Ia tau kalau pria yang dimaksud Marius adalah Arnold. Pria yang menguras emosi dan kesabarannya pagi ini.

"Hmm... Ya aku sudah meminta izin padanya.." Ivanna ragu mengatakannya. Tapi tidak ada pilihan. Ia harus berbohong demi menyelamatkan dirinya dari Arnold.

"Baiklah. Aku akan mengantarkanmu, Nona. Mari masuk." Marius mengarahkan Ivanna agar duduk dikursi penumpang di mobil itu.

"Terimakasih."

"Sama-sama, Nona. Kalau boleh tau, siapa namamu Nona?" tanya Marius dan melihat Ivanna dari kaca yang ada didepan.

Ivanna tersenyum memandang Marius, "Panggil saja aku, Ivanna. Jangan panggil aku dengan sebutan Nona, pak. Aku tidak biasa."

"Aku Marius, Nona. Supir pribadi Tuan Arnold disaat dia tidak ingin mengemudi. Tidak tidak, Nona. Peraturan ditempat ini tidak bisa dibantah. Saya akan tetap memanggilmu Nona Ivanna." Marius tau betul bagaimana sifat tuannya itu. Apa jadinya jika Marius memanggil kekasih tuannya hanya dengan namanya saja. Bisa-bisa Marius akan terkena murkanya Arnold.

"Baiklah. Di persimpangan itu kita belok sebelah kanan. Tidak jauh lagi kita akan sampai di apartemenku." Ivanna menunjukkan jarinya memberi isyarat pada Marius agar berbelok ke arah sebelah kanan.

Ivanna membuka pintu dan turun dari mobil itu. Tak lupa ia mengucapkan terimakasihnya kepada Marius karena telah mau mengantarkannya pulang.

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

284K 20.1K 31
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
1M 49.1K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
2.4M 19.7K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1.1M 16.5K 36
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...