The Dangerous Billionaire [#1...

By FriskaKristina9

1.4M 58K 2.5K

(18+) PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! Ivanna Jhonson, wanita cantik bertubuh seksi dan juga pintar menjadi sekret... More

Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
CAST
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Informasi Update Cerita! (Mohon Dibaca)
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Attention Please!
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Baca
Chapter 43
Maaf Ya
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49

Chapter 1

114K 2.6K 25
By FriskaKristina9


Author POV

Suara musik dari tempat itu terdengar semakin malam semakin kuat. Orang-orang yang sudah semakin mabuk dan hilang kesadarannya seakan tanpa larangan sesuka hatinya melakukan kegiatan yang senonoh disetiap sudut dari club itu. Tapi disanalah seorang gadis yang meratapi kesedihannya berada.

Meneguk setiap botol alkohol yang entah sudah berapa botol dihabiskannya. Pikirannya terlalu penat, bahkan sangat penat. Mengingat papanya sudah tidak ada lagi disisinya dan orang yang dicintainya tega berbuat hal itu atas dirinya dan keluarganya.

Dia adalah Ivanna Jhonson. Wanita cantik bertubuh tinggi dan ramping. Mengenakan dress merah menyala yang ketat dan mampu memperlihatkan lekuk tubuhnya. Dia tidak sadar banyak pria hidung belang yang sedari tadi memandanginya lapar.. Tapi wanita itu seakan-akan tak perduli dan terus bergoyang di dance floor sambil meneguk alkohol yang berada ditangannya. Tanpa ia tau banyak pria yang ingin sekali membawanya ke kamar dan langsung menelanjanginya.

Ivanna hanya ingin bersenang-senang dan melupakan masalahnya sejenak. Sebelum besok ia sudah harus dihadapkan dengan dokumen dan jadwal-jadwal dari atasannya itu. Ivanna Jhonson adalah seorang sekretaris pribadi dari seorang CEO tampan yang memiliki perusahaan Brytel Property itu.

Tapi sayangnya Ivanna tidak tertarik sama sekali dengan Kevin. Sebelumnya ia tetap menjaga perasaannya terhadap James dan berusaha untuk setia. Tapi James bukanlah sosok pria yang menjadi idaman Ivanna lagi. Bagaimana bisa orang yang diperjuangkannya selama ini sanggup menghancurkan hidupnya sampai tak bersisa.

Arnold masih saja asik dengan jalang yang saat ada ini ada dipangkuannya.
Melumat rakus bibirnya seakan tak ada hari esok. Arnold sudah terbiasa dengan wanita disekitarnya. Berganti-ganti setiap hari yang hanya sekedar memuaskan nafsunya. Bukan dari kalangan bawah yang selalu dikencani ataupun yang ditiduri Arnold. Melainkan dari jajaran model internasional, selebritis terkenal bahkan anak pengusaha yang menjalim kerjasama dengannya. Tapi jangan heran, semua wanita itu tidak ada bedanya dengan bitch yang ada di club itu.

"Hei Arnold, lihat wanita yang sedang berada di dance floor itu. Apa kau tidak tertarik untuk menghabiskan malammu dengannya? Dia sangat menggoda." Nathan melirik Arnold sekilas dan kembali melihat Ivanna yang terus menggerakkan tubuhnya.

Siapapun pasti akan bergairah dibuat wanita itu. Terlebih dress merah menyala yang dikenakannya. Jika dipikir tak ada bedanya Ivanna dengan wanita penggoda lainnya. Tapi Ivanna tak memiliki sifat seperti itu sama sekali.

Arnold mendorong kasar jalang yang ada dipangkuannya tadi. Ia tak menikmati ciumannya. Meski terlihat begitu menggairahkan tapi, Arnold tak menikmatinya sama sekali. Ia mengusap bibirnya kasar. Bekas ciumannya dengan wanita tadi.

Arnold melirik kearah Nathan dan langsung melihat ke dance floor dimana Ivanna sedang menggerakkan tubuhnya tanpa memperhatikan tatapan pria lain.

Nathan melihat Arnold yang tak bergeming sama sekali. Ia tau kalau pandangannya Arnold tertuju pada Ivanna. Tapi ia tak mau mengambil waktu terlalu lama. Sebelum pria lain bertindak cepat daripada mereka.

"Datangi wanita itu Arnold. Sebelum pria hidung belang yang sedari tadi memandanginya lapar bertindak lebih cepat dibandingkan kau."

Arnold meminum vodka yang sejak tadi diberikan oleh bartender itu. Matanya masih tertuju pada Ivanna.
Memandangi setiap lekuk tubuh wanita itu yang bergoyang dengan asiknya. Walaupun ia tau begitu banyak tangan jail yang menyentuh tubuhnya.

Arnold melangkahkan kakinya menghampiri Ivanna. Menarik pinggang wanita itu dengan kasar dan melumat bibirnya rakus. Arnold tak tau mengapa ia begitu tertarik dengan wanita yang ada dihadapannya sekarang ini.

Ivanna kaget dan langsung membelalakkan matanya. Siapa pria tampan yang ada dihadapannya ini dan berani-beraninya mencium Ivanna. Ivanna tak pernah berciuman dengan siapapun. Bahkan dengan James, mantan kekasihnya itupun tak pernah berani untk mencium Ivanna.
Tapi pria dihadapannya saat ini sedang menciumnya tanpa izin. Ivanna memang sedang mabuk berat. Tapi dia juga masih memiliki sedikit kesadarannya, ya hanya sedikit.

Brengsek.

Kau!

Beraninya menciumku!

Umpat Ivanna dalam hati melihat lelaki dihadapannya saat ini. Memeluk pinggangnya posesif-seakan Ivanna adalah miliknya seorang.

Dengan sekuat tenaga Ivanna mendorong tubuh pria yang ada dihadapannya saat ini. Tapi tenaga yang dimiliki oleh Ivanna tak sebanding dengan tenaga yang dimiliki oleh Arnold. Arnold terus melumat bibir Ivanna dan melihat ekspresi terkejutnya. Bahkan Ivanna tak membalas ciuman Arnold sama sekali.

Jangan katakan jika kau belum pernah berciuman, batin Arnold memandang Ivanna heran dan melepas pelukannya agar ada jarak walau hanya sedikit.

Ivanna mengerti maksud dari tatapan Arnold, "Brengsek kau. Kau mengambil ciuman pertamaku!" balas Ivanna yang menahan emosinya dan pipinya yang sudah memerah akibat ulah Arnold padanya.

Arnold tertawa geli melihat ekspresi wanita yang ada dihadapannya saat ini. Menggemaskan bukan melihat Ivanna yang marah namun juga tersipu disaat yang bersamaan.

Arnold berbisik ditelinga Ivanna pelan, "Jika itu yang pertama. Mari lakukanlah hingga itu yang terakhir Nona." Arnold membalas dengan seringaian nakalnya.

Ivanna terkejut mendengar ucapan Arnold yang terkesan sangat vulgar itu. Oh Astaga. Ivanna bahkan tak mampu mencerna apa yang baru terjadi dihadapannya saat ini.

"Brengsek kau!" Ivanna berusaha melepaskan genggaman Arnold di tangan dan pinggangnya. Berlalu pergi dan meninggalkan pria ini. Namun harapan Ivanna sepertinya takkan terwujud. Dia sudah terjebak. Terjebak bersama pria yang tak diinginkannya ada di dunia ini.

Arnold semakin mempererat pelukannya. Seakan tak ingin wanita dihadapannya ini melarikan diri walau hanya sebentar. Takkan dibiarkannya.

"Aku memang brengsek. Tapi percayalah, kata brengsek itu akan berubah menjadi desahan nikmat disaat kau sudah berdua denganku Nona."

"Tutup mulutmu bajingan!"

"Tenangkan dirimu, sayang. Aku takkan menyakiti dirimu jika kau bersama denganku malam ini." Arnold tersenyum melihat Ivanna yang ingin menolak tetapi, keadaan dan kondisinya tak memungkinkan.

Ivanna merasa tubuhnya semakin lemas karena terlalu banyak meminum-minuman beralkohol itu. Bagaimana ia kembali ke apartemennya? Dengan keadaan yang seperti ini. Ivanna tak yakin ia sampai dengan selamat. Tapi bagaimana dengan pria dihadapannya saat ini? Dia juga tidak mau jika bersama pria brengsek seperti Arnold.

Arnold tersenyum melihat Ivanna yang semakin tidak berdaya itu.

"Lepaskan aku! Aku ingin pulang." Ivanna berlalu meninggalkan Arnold yang tersenyum nakal dengannya. Belum jauh jarak Ivanna berjalan, seketika tubuhnya terjatuh dan tak sadarkan diri. Mata pria lain seketika melihat kearahnya dan ingin membawanya.

Arnold melihat Ivanna yang sudah jatuh tak sadarkan diri. Arnold sudah mengira jika wanita ini takkan mampu sampai ke apartemen miliknya. Tapi ia tak menghalangi dan malah membiarkan wanita itu pergi. Tapi disaat Ivanna tak sadarkan diri, disitulah kesempatan Arnold untuk membawanya.

"Lepaskan tangan kotormu dari wanita itu! Jangan harap kau bisa membawanya disaat aku masih ada disini." Arnold menatap pria yang akan membawa Ivanna entah kemana dan membopong tubuh lemahnya itu.

"Apa kau punya urusan dengan wanita ini Tuan McClain? Biarkan aku membawanya. Karena aku tau dia datang sendiri ketempat ini." Dengan lantang pria itu menjawab Arnold. Tanpa tau resiko apa yang akan ditanggungnya setelah ini.

Arnold mengeluarkan pistol yang ada disakunya. Menembak tepat dikaki belakang sebelah kanan pria itu. Seketika tubuhnya dan Ivanna jatuh kelantai dan membuat orang-orang yang ada ditempat itu panik dan berhamburan menyelamatkan diri.

Arnold kembali memasukkan pistol itu ke saku celananya dan tertawa jahat melihat pria itu, "Sudah kubilang jangan melawanku. Atau keluargamu hanya dapat melihat mayatmu saja."

Pria itu menjerit kesakitan. Ia lupa jika yang dihadapinya saat ini adalah sosok seorang Arnold yang sangat berbahaya. Ia lari sekuat tenaga dan membiarkan Ivanna tergeletak begitu saja. Ia tak mau semakin membuat Arnold marah dan murka kepadanya.

"Bagus. Pergilah dan jangan kembali."
Arnold membopong tubuh Ivanna yang sudah tak sadarkan diri itu. Membawanya masuk kedalam mobil tanpa menghiraukan Nathan yang memanggilnya sejak tadi.

Arnold meletakkan Ivanna dibangku penumpang dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Arnold bingung kemana ia akan membawa Ivanna. Apa harus ke mansionnya saja? Oh tidak. Itu adalah tempat privasi yang tidak pernah dikunjungi orang lain selain sahabat dan keluarga Arnold. Tapi dia pun tak punya banyak pilihan.

Sasha, kepala pelayan itu terkejut saat melihat Arnold menggendong seorang wanita. Tidak biasanya tuannya itu membawa wanita lain ke mansion miliknya ini.

Arnold berlalu menuju kamarnya tanpa menghiraukan Sasha yang memandanginya heran.

Arnold menghempaskan tubuh Ivanna ke ranjang king size miliknya dengan interior yang terkesan maskulin. Memandang wajah sendu Ivanna dengan lekat. Ia tak percaya bisa bertemu wanita seperti Ivanna di club itu. Wanita yang mampu membuatnya tertarik untuk memilikinya.

Arnold membuka semua pakaian miliknya dan pakaian milik Ivanna hingga tanpa sehelai benang pun. Ia tau kalau saat ini dia sangat brengsek. Mengambil kesempatan disaat wanita itu mabuk. Tapi Arnold tak punya pilihan lagi. Gairahnya sudah sangat membuncah ingin segera dilampiaskan.

Ivanna mendesah pelan disaat Arnold mulai mengecup lehernya dan menjalar ke seluruh tubuh Ivanna. Tanpa ada penolakan dari bibir cantik Ivanna. Arnold melakukan semuanya dengan gairah yang tak tertahankan lagi. Ada rasa senang yang ia rasakan disaat menatap wajah Ivanna. Rasa bersalah dan rasa ingin memiliki beradu menjadi satu dibenak Arnold.

Setelah melakukan pelepasannya. Arnold berbaring dan menatap Ivanna. Dia tau dia sangat brengsek. Tapi juga ia sangat senang jika dia adalah orang yang pertama yang melakukan itu pada wanita itu.

Aku takkan melepaskanmu. Aku akan memilikimu, memilikimu seutuhnya.. Jadi jangan berusaha lari dariku. Arnold berkata dalam hatinya dan mencium kening Ivanna.

Tak pernah Arnold memiliki rasa ingin memiliki terhadap seorang wanita. Terlebih dengan wanita yang ditemuinya di sebuah club. Tapi ada yang berbeda dengan Ivanna. Arnold ingin memilikinya bahkan takkan membiarkan wanita itu pergi darinya. Bahkan Arnold tak perduli jika wanita itu sudah memiliki kekasih. Apapun akan dilakukan Arnold jika sudah menyangkut tentang kepemilikan

Arnold memeluk pinggang Ivanna dan memejamkan matanya karena kantuk yang tak bisa ditahannya lagi.

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

16.4M 655K 38
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.2M 17.6K 37
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
6.5M 331K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
251K 768 9
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...