Ex-Lovember

By highpororo

252K 25.1K 432

List nama mantan: 1. Lovember - (ini mantan apa bukan ya? Gue belum putus sama dia kayaknya) 2. Gina - (Mar... More

#1 Ditinggal Kawin Lagi Kau Sama Mantan
#3 I Will Marry You, and I Promise
#4 Om dan Tante, Izinkan Saya Menikahi Putri Kalian
#5 Menguji Iman Gue Banget
#6 So, I Wanna Kiss You
#7 He Treat Me Like He's Love Me
#8 Five O'clock Shadow
#9 Today is Five O'clock Shadow Birthday!
#10 Uluh Tayangku
#11 Origami
#12 You Know I Love You, Right?
#13 You're My Hero
#14 Don't
#15 Go Away
#16 Merindu
#17 Pleaseeee... Forgive Me
#18 He's Yours, Not Mine
#19 Twinkle Twinkle Little Star
#20 Finally, I Found My Love
Intermezzo
Ex-Lovember

#2 Oh, Mantan Nih Ceritanya

13.4K 1.3K 18
By highpororo

Farhan POV

Begini kalau punya teman tapi tinggal lo aja yang belum nikah alias masih free and single alias jomblo. Dulu sih waktu masih zamannya pada bujangan—iya gue tahu kalau gue doang yang sendiri jadi bujangan sekarang—kalau lagi nginep gini, mau keluar tinggal keluar. Lah sekarang, lihat aja dua teman gue itu malah nemenin istri masing-masing, baru mau keluar. Tadi setelah acara live music-nya Tulus selesai, langsung aja mereka berdua kabur ke kamar masing-masing.

Sedangkan gue? Nggak usah ditanya gue ngapain, yang jelas nggak nemenin istri. Pacar aja nggak punya, apalagi isrti. Masa istri orang gue temenin—buset yang ada juga citra gue sebagai anak laki-laki Pak RW yang baik nan soleh dan ganteng diganti jadi perebut istri orang. Udah jangan hina gue jomblo ngenes,  emang gitu kenyataannya. Dan sekarang gue dengan bosan mengganti channel TV kabel, sambil menunggu Erga dan Derry keluar dari kamar mereka masing-masing, sedangkan ponakan gue yang menyebalkan itu udah asyik berkelana dengan mimpinya alias molor.

Karena gue bosan, iseng gue membuka ponsel gue dan melihat beberapa notif yang masuk.

[Whatsapp] Harrisch • 30 minutes ago
Anak gue jgn lupa dikasih makan!

[LINE] Boys Shop • 45 minutes ago
Bingung mau kasih cewek lo kado apa? Check olshop ini⬇️

Cewek aja nggak punya, jadi nggak bakalan bingung mau kasih kado apa.

[Whatsapp] Pak Dimas • 48 minutes ago
Saya titip ubi cilembu ya, yang asli jgn yg palsu. Nanti saya ganti uangnya di kantor

[Instagram] • 50 minutes ago
solusicepatpunyabayi has requested to follows you.

Ini lagi solusi cepat punya bayi, punya Ibu-nya aja dulu deh ah. Belum punya-punya ini gue, emang dikira gue Amuba yang bisa membelah diri?

[Instagram] • 1 hours ago
Hii! Ini farhan yg dulu di SMA Pelita Bandung kan? Ini aku, Lovember

[Instagram] • 1 hours ago
sabinalovember has requested to follows you.

Gue mengernyitkan dahi melihat notif dari Instagram karena merasa nggak asing dengan nama Sabina Lovember. Sambil mengunyah coklat, gue mengingat-ingat dimana gue pernah baca nama itu.

Sabina Lovember

Sabina Lovember

Sabina Love—LAH MANTAN GUE BUKAN SIH INI?

Dari beratus-ratus cewek yang gue kenal, cuma ada satu cewek yang punya nama yang unik menurut gue. Lovember, mantan gue yang pertama waktu gue masih alay abis di SMA. Pantes aja gue nggak asing, tadi pagi gue baru baca jurnal yang ada list nama mantan. Tapi sejujurnya, gue lupa apa gue dan Lovember pernah putus atau nggak. Masalahnya udah sebelas tahun, gila. Mana gue inget kan. Gue kemudian memfollow Instagram-nya lalu membalas direct message dari Lovember.

Farhan Prasetyo
Oh, hi! Yep betulll
Btw ada apa ya? Lovember adik kelas yang dibawah aku dua tahun kan?

Setelah membalas, gue membuka akun Instagram-nya. Pingin lihat aja mukanya kayak gimana, habisnya gue lupa parah! Duh, ingatan gue akan muka orang tuh emang lemah banget. Udah lemah, jarang ketemu. Nggak akan gue inget, udah pasti itu.

Waktu gue melihat-lihat fotonya, lumayan imut juga doi ternyata. Cantik? Menurut gue cantiknya cewek itu relatif. Kalau Lovember ini tipikal cewek-cewek yang imut tapi cantik juga. Ini fisik ya, gue belum tahu secara langsung tentang attitude dia. Bisa aja dia cuma cantik di fisik aja, tapi attitude belum tentu. Attitude is everything, percaya sama gue. Mau muka cantik kalau atittude-nya jelek juga nggak bakalan cantik, percuma aja. Kayak lo makan bakso tapi kurang sambel, nggak nampol. Jadi kalau buat gue sih attitude dulu, urusan muka sih gampang. Dandan aja yang cantik terus perawatan yang nggak usah 'wah' harganya atau dandan sesuai selera, pasti cantik walaupun muka biasa aja atau pas-pasan.

Iya gue paham pasti banyak cewek-cewek yang bilang alah cowok pasti bullshit ngomong gitu pasti ujung-ujungnya juga lihat fisik ya, itu emang benar. Realistis aja sih, gue juga kayak gitu. Mata cowok dimana-mana juga ya, kalau lihat cewek cantik juga langsung melek. Tapi itu kembali lagi ke kalian wahai para perempuan, kalau mau cantik ya harus usaha. Nggak usah berlebihan, asal penampilan kalian rapih sesuai kantong aja juga udah cukup.

Ketika gue lagi asyik melihat-lihat Instagram Lovember, notif dari Derry muncul.

[LINE] Derry si soang🦆
Turun buruan, gue sm erga nungguin dideket kolam renang. Gece, gapake lama. Kl lama gue tinggal!

Gue mendengus membaca LINE dari si soang, lalu membukus coklat yang masih tersisa. Hih, nggak ngaca kadang ini orang ya. Harusnya tuh Derry emang dikasih kaca yang super besar, kadang dia yang bilang jangan telat tapi sendirinya telat mulu. Kampret banget emang Derry, udah hafal deh gue sama kelakuannya dia.

Empat menit kemudian, gue sampai didekat kolam renang dan baru ada Erga yang sampai. Benar aja kan apa yang gue bilang, harusnya soang yang satu itu emang beneran dibeliin kaca. Gue kemudian menghampiri Erga yang sedang memainkan ponselnya sambil merokok dan duduk dikursi santai.

“Derry mana?” Tanya gue pada Erga begitu sampai sambil memgeluarkan rokok dan lighter dari dalam kantong celana.

Erga mengalihkan pandangannya dari ponsel kearah gue. “Balik lagi ke kamar, dompetnya ketinggalan.” Jawab Erga.

Gue mengapit sebatang rokok dengan bibir lalu menyalakannya dengan lighter. Detik selanjutnya asap rokok langsung terlihat ketika menghembuskannya. Suasana hotel yang udah sepi dan udara Puncak yang malam ini lebih dingin karena hujan baru aja berhenti, membuat gue dan Erga iseng menunggu Derry didekat kolam. Masalahnya, biar lagi di hotel kan mana tahu ada yang usil malam-malam gini. Apalagi ini Puncak, kali aja ada dedemit lagi pingin cari sasaran buat ditakut-takutin. Secara jam di iPhone gue menunjukkan pukul dua belas malam. Emang sialan nih Derry, ambil dompet doang lama bener.

“Far, itu orang lagi ngapain sih dipinggir kolam?” Erga menujuk kearah depan.

Mata gue mengikuti arah yang ditunjuk Erga. Wajah mereka yang nggak terlalu terlihat karena hanya disinari lampu hias yang nggak begitu cerah.  “Idih, mana gue tahu. Lo tanya aja sana sama orangnya, gue temenin dibelakang lo. Liat dulu, kakinya napak sama tanah apa enggak. Kalau enggak napak, gue tinggal lo kabur duluan.” Sahut gue yang langsung mendapat toyoran dari Erga.

“Gue serius bego, itu kayaknya lagi berantem deh. Habisnya ceweknya kayak marah gitu suaranya. Dengerin deh.”

“Yaudah coba liat mukanya, kalo artis 'kan bisa kita foto atau video-in. Habis itu kasih ke Lambe Turah deh, beuh rame pasti.” Usul gue.

Erga berdecak malas. “Tapi serius, dengerin deh.”

Akhirnya, gue dan Erga mendengarkan percakapan diantara cowok dan cewek yang sedang berada di pinggir kolam. Bener juga sih, apa yang Erga bilang kalau mereka lagi berantem. Apalagi gue denger suara si cewek yang marah dan ketika si cewek menampar pipi cowoknya, gue dan Erga langsung meringis. Sumpah, pasti panas itu kena tamparan cewek yang lagi marah.

“Anjir dia yang digampar, malah pipi gue yang nyut-nyutan.” Celetuk gue karena membayangkan panasnya tamparan.

“Lah iya, gue juga.” Timpalnya. “Eh, eh, ada cewek lagi tuh.” Seru Erga semangat.

Heran, Erga kadang yang paling kalem tapi kalau lagi nonton gosip begini heboh banget kayak emak-emak tetangga lagi pada gosip.

“Ini konflik perselingkuhan sih gue duga.” Gumam gue denngan dugaan sotoy gue.

“Kayaknya gitu.”

Tepat setelah Erga membalas ucapan gue, dua cewek yang berada dihadapan cowok itu terlihat saling beradu mulut. Lalu detik selanjutnya yang gue lihat cewek yang baru datang itu mendorong cewek yang bertengkar terlebih dahulu dengan sang cowok ke dalam kolam renang. Kepala gue langsung pusing melihat cewek yang didorong tercebur ke kolam renang dan meminta tolong, karena teringat seseorang yang gue cintai meninggal karena tenggelam. Dan sampai saat ini, gue paling menghindari dan benci sama yang namanya berenang, karena trauma.

Gue melepas rokok kedalam asbak lalu mencengkram erat meja. Memejamkan mata erat-erat dan mensugesti otak gue agar nggak mendengar suara cewek yang tenggelam meminta tolong.

“Far, lo okay 'kan? Kita ke parkiran aja deh nunggu Derry.” Tanya Erga khawatir karena melihat gue.

Erga dan Derry memang tahu soal trauma gue ini. Paling nolak berenang dan nggak bisa lihat orang tenggelam, karena beberapa waktu lalu gue juga pernah kambuh begini saat melihat orang tenggelam.  Gue mengangkat tangan dan menggeleng, dengan sebelah tangan memegang kepala gue. Bego-nya lagi, cowok yang berada dipinggir kolam bukanya tolongin, malah adu mulut sama cewek yang menahannya untuk nggak menolong cewek yang tenggelam.

Entah keberanian dari mana, gue malah meletakkan iPhone dan dompet gue keatas meja lalu berlari menuju kolam.

“Jangan bilang lo mau tolongin cewek itu, Far. Jangan konyol!” Ucap Erga cepat.

Melihat gue berlari ke kolam, Erga berusaha menarik tangan gue namun terlepas karena gue tepis. Sedangkan Derry yang baru datang langsung berteriak saat gue menyeburkan diri kedalam kolam.

“FARHAN!” Teriak Derry memanggil gue samar-samar karena tubuh gue udah didalam kolam sepenuhnya.

Sejenak gue sempat sesak nafas karena ini kali pertamanya gue berenang setelah hampir lima tahun gue trauma. Bayangan-bayangan ketika gue menolong seseorang yang gue cintai tenggelam dan bahkan gue telat menolongnya. Namun buru-buru gue menghilangkan bayangan itu dan berenang dengan cepat, menghampiri cewek tersebut.

Ketika gue merengkuh tubuhnya kedalam rengkuhan gue, suara air kolam yang menandakan ada orang yang menceburkan dirinya terdengar, yang gue tebak pasti Derry dan Erga. Dengan sisa-sisa tenaga, gue membawa cewek itu kepermukaan dibantu oleh Derry dan Erga yang juga menyeburkan diri kedalam kolam.

Beberapa staff hotel mengerubungi pinggir kolam renang, tempat gue meletakkan cewek yang gue tolong. Terlihat wajah cewek itu membiru karena kedinginan dan bibir yang pucat. Selain itu gue bisa mendengar suara gigilan dari gigi yang beradu.

Dan yang makin membuat gue kaget sekaligus khawatir yaitu cewek yang gue tolong itu adalah Lovember. Gimana gue mengenali mukanya? Karena masih terekam jelas gimana wajah Lovember, walaupun dengan keadaan sekarang ini. Gue mencoba melihat wajah cowok yang tadi bertengkar dengan Lovember, terlihat cowok itu hanya memandangi Lovember dengan tatapan bersalah dan cewek yang ada disampingnya terlihat menahan cowok itu agar tidak menghampiri.

Gue berdiri lalu menghampiri cowok itu. Tanpa aba-aba gue meninju wajah cowok pengecut itu dengan kencang, bahkan hingga dua kali.

“Jangan jadi laki kalau lo pengecut! Lo tahu, Lovember bisa aja mati karena tenggelam akibat ulah cewek lo ini. Lo laki tapi nggak bisa berkutik hanya karena ada dibawah kaki perempuan. Harga diri lo jadi laki dimana?” Bentak gue tajam lalu menunjuk cewek yang berada disampingnya.

Staff hotel yang masih menonton gue, membuat emosi gue memuncak. Sedangkan Derry dan Erga tampak kebingungan karena gue mengenal Lovember.

“Saya butuh handuk. CEPETAN AMBIL HANDUK!” Bentak gue diakhir pada staff hotel yang langsung membuat mereka berlari mencari handuk.

Gue udah nggak peduli dengan hawa dingin yang gue rasakan saat ini, bahkan Derry dan Erga pun sama mengigilnya. Yang gue peduliin adalah Lovember yang udah tergeletak lemah dihadapan gue.

“Lo cari mati Far. Trauma lo kambuh, tapi lo tetep nyebur.” Gumam Derry.

“Gue nggak peduli, asal cewek yang ada dihadapan gue ini nggak kenapa-napa. Nggak kayak Lesya yang meninggal karena tenggelam dan gue telat nolong dia!” Bentak gue pada Derry.

Derry terdiam, begitu pula dengan Erga yang mengurungkan niatnya untuk mengeluarkan suara. Nggak lama kemudian, staff  hotel langsung menyerahkan handuk kimono dan handuk biasa yang cukup besar pada gue, Derry, dan Erga. Gue langsung memakaikan Lovember handuk kimono, lalu melapisnya lagi dengan handuk biasa. Setelah itu baru gue yang memakai handuk dan merengkuh tubuh Lovember kedalam pelukkan gue.

Dengan badan yang masih basah oleh air, gue menggendong Lovember ke kamar hotel gue. Diikuti dengan Erga, Derry, dan dua orang staff hotel. Tanpa menimbulkan suara supaya Gio tetap tidur, gue meletakkan Lovember diatas sofa dengan pelan.

“Lo kenal cewek itu?” Tanya Erga pelan.

Gue mengangguk. “Kenal.” Jawab gue pendek. “Erga atau Derry, gue butuh istri lo berdua buat gantiin baju Lovember sekaligus pinjem baju.” Pinta gue.

Erga dan Derry mengangguk mengerti lalu keluar dari kamar gue.

Staff hotel yang masih berada didepan pintu menghampiri gue. “Ada perlu bantuan dari pihak hotel, Pak?” Tanyanya ramah.

“Nggak ada Mas, mungkin room service aja nanti.” Jawab gue ramah.

Staff hotel tersenyum pada gue. “Baik Pak, kalau perlu bantuan mohon telpon ya, Pak. Kami mohon maaf jika beberapa staff kami tadi agak lambat membantu Bapak membawakan handuk.”

Gue membalas senyuman staff tersebut dengan ramah ketika melihat mereka menampilkan wajah bersalah. “Oke, saya cuma emosi aja tadi. Jadi jangan dianggep serius, maaf juga kalau saya ngebentak. Saya panik juga.”

Setelah dua orang staff hotel pamit, gue memutuskan untuk mandi terlebih dahulu dan berganti pakaian sebelum Erga dan Derry kembali. Tidak sampai lima belas menit, bunyi bell di kamar gue terdengar. Salma datang dengan membawa sweater-nya sedangkan Shinta membawa celana panjang. Selama mereka berdua menggantikan baju Lovember, gue menghampiri Erga dan Derry yang menunggu didepan kamar.

“Gimana lo bisa kenal cewek itu? Terus kenapa lo nggak ngenalin dia dari awal kita lihat mereka beramtem?” Tanya Erga.

“Bisa, adek kelas gue waktu SMA. Bukan adek kelas doang  sih, gue pernah pacaran tapi gue sendiri lupa kita udah putus apa belum.” Jawab gue sambil mengeringkan rambut dengan handuk.

Derry berdecak pelan. “Oh, mantan nih ceritanya.” Celetuknya.

“Nggak tahu mantan apa bukan. Kalau belum putus sih, masih pacar dong ya. Tapi pacarannya ke pending.” Balas gue sambil terkekeh.

“Bikin gue renang tengah malam aja lo, Far. Gue sama Erga beneran panik, takut lo kenapa-napa makanya ikut nyebur.” Ucap Derry.

Erga mengangguk. “Gila lo ya, ada apa-apa juga kita yang repot.”

“Gue cuma nggak mau Lovember kayak Lesya.”

Keduanya terdiam. Bukannya gue nggak tahu kalau mereka menahan untuk nggak membahas tentang Lesya. Sejujurnya gue hingga saat ini, mulai mengikhlaskan kepergian Lesya. Tapi jauh didalam lubuk hati gue, masih mencintai Lesya. Trauma gue akan berenang juga mungkin salah satu alasannya, gue menyesal karena saat itu gue telat menolong perempuan yang gue cintai.

Merasa suasana canggung, Erga menepuk pundak gue sambil nyengir. “Gue bangga sama lo, berani ngelawan trauma. Gue yakin pasti tadi itu susah banget buat lo."

Gue terkekeh. “Gue juga makasih banget nih sama kalian. Bantuin gue sampai ikutan nyebur, terus ngerepotin istri lo berdua. Nggak mungkin banget 'kan kalau gue yang gantiin baju? Wah bisa digampar gue kalau dia tahu.” Sahut gue sambil bercanda.

Derry tertawa pelan. “Kesempatan dalam kesempitan lo! Itu sih maunya elo aja. Santai aja kali Far, kayak baru temenan dua jam aja lo ah. Kaku.”

“Emang, santai aja kali." Balas Erga.

Ketika gue sedang mengobrol dengan mereka bertiga, Salma dan Shinta keluar bersamaan dari dalam kamar.

"Gue sama Salma udah gantiin bajunya, Mas." Ucap Shinta.

"Iya, Salma juga bawain minyak kayu putih. Tadi sih udah dipakein biar anget. Kalau nanti bangun, kasih teh manis hangat aja, Mas." Pesan Salma. "Oh ya, badannya panas. Mungkin Mas Farhan bisa kompres pakai air hangat."

Gue mengangguk dan tersenyum. "Makasih ya, Sal, Shin." Ucap gue.

Mereka mengangguk lalu kembali ke kamar masing-masing karena anak mereka ditinggal sendiri di kamar. Gue pun memutuskan untuk masuk ke kamar dan melihat Lovember tertidur pulas diatas sofa. Pelan-pelan gue pindahkan Lovember keatas kasur dan menarik selimut hingga dagunya. Gue meletakkan punggung tangan gue diatas kening Lovember, sedetik kemudian gue melepaskannya karena suhu badan Lovember yang benar-benar tinggi.

Dengan setengah mengantuk, gue mengompres Lovember sesuai yang Salma pesankan pada gue. Beberapa menit sekali gue ganti, dan tanpa gue sadari akhirnya gue tertidur pulas dengan posisi duduk menyender dikepala kasur, tepat disamping Lovember.

Continue Reading

You'll Also Like

437K 22.2K 29
Abyzar Khalil Er-langga. Merupakan seorang laki-laki remaja yang berumur 18 tahun. Abyzar merupakan seorang gus dari pesantren Qomari Hidayah, yang h...
14.7K 626 52
Sharen di butakan cinta, bahkan ia rela menjadi orang ketiga. namun takdir membawanya kepada laki-laki yang selama ini tidak pernah ia bayangkan, ba...
1.1M 49.5K 47
(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Warning! Mengandung unsur kata kasar! Harap bijak dalam memilih bacaan! Suatu hal yang paling buruk bagi Atlantik...
710K 14.2K 60
BIANCA RESTANZA.. gadis yang terkenal pemberani dan juga bar barnya!! Namun kesalahan pada satu malam membuat Bianca harus merelakan masa mudanya...