Sweet Dream

By nanaanayi

621K 45.4K 6.2K

Bagai bumi dan langit, seperti mentari dan rembulan. Perbedaan keduanya begitu kentara, hingga sebuah takdir... More

01. Hinata
02. Naruto
03. Benang Merah
04. Tragedi Karaoke
05. Pandangan Pertama
06. Cabe Merah
07. Tiga Hati
08. Permainan Hati
09. Jodoh ?
10. Pertemuan Keluarga
11. Keberhasilan yang Tertunda
12. Pelarian dan Umpan
13. Langkah Awal
14. Calon Mertua
15. Mengenal Mereka
16. Kesal Tapi Bahagia
17. Bersamamu...
18. Bersamamu Lagi...
19. Bujukkan
20. Perjanjian Untung/Rugi
21. Kencan Ramai-Ramai
22. Bimbang
23. Nyaman
24. Harapan
25. Undangan
26. Sebuah Tanggung Jawab
27. Lavender dan Bunga Matahari
28. Ini Benar-Benar Cinta
29. Familly Gathering 1
30. Familly Gathering 2
31. Benteng Takeshi Gagal
32. Goyah -1-
33. Goyah -2-
34. Rindu Yang Tertahan -1-
35. Rindu Yang Tertahan -2-
36. Ketika Hati Harus Memilih -1-
37. Ketika Hati Harus Memilih -2-
38. Hari Manis Terakhir Dimusim Ini -1-
39. Hari Manis Terakhir Di Musim Ini -2-
40.Sesuatu Yang Salah -1-
41. Sesuatu Yang Salah -2-
42. Maaf Harus Melibatkan Mu -1-
43. Maaf Harus Melibatkan Mu -2-
44. Rencana Pengkhianatan -1-
45. Rencana Pengkhianatan -2-
46. Orang Yang Benar-Benar Mencintaimu -1-
47. Orang Yang Benar-Benar Mencintaimu -2-
48. Pantaskah Dipertahankan? -1-
49. Pantaskah Dipertahankan? -2-
50. Petaka Besar -1-
51. Petaka Besar -2-
52. Cinta Yang Terlambat -1-
53. Cinta Yang Terlambat -2-
54. Perjuangan Terakhir -1-
56. Restu Yang Pupus -1-
57. Restu Yang Pupus -2-
58. Ketika Rasa Sayang Itu Terkikis -1-
59. Ketika Rasa Sayang Itu Terkikis -2-
60. Kesempatan Terakhir
61. Pembuktian Cinta -1-
62. Pembuktian Cinta -2-
63. Akhir Mimpi Indah Yang Menjadi Nyata
64. Epilog
65. Dokumentasi

55. Perjuangan Terakhir -2-

6.3K 618 98
By nanaanayi

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Sasuke menatap nanar slot kosong di area parkir pengadilan tinggi Jepang itu. Onix hitamnya membulat tak percaya, kembali untuk kesekian kalinya ia meraba kantong celananya. Ia masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia lakukan. Dengan sangat sadar, Uchiha Sasuke menyerahkan kunci Toyota FT 1 pada Naruto.

Catat Toyota FT 1, mobil sport termahal dan terbaru yang baru di keluarkan perusahaan otomotif terbesar di dunia yang berpusat di Negeri Matahari terbit ini. Bahkan Sasuke adalah pemilik kedua mobil elegan ini setelah cucu Kaisar Jepang.

"SIALAN KAU DOBE!!!!" Sasuke berteriak histeris sambil menjambak surai kelamnya, dan sedetik kemudian dia jatuh terduduk di halaman parkir dengan tatapan kosong seolah kehilangan harapan hidup.

"Sakura, bukankah itu calon suamimu...?" Di teras pengadilan, nampak seorang gadis cantik dengan surai kuning mengkilap panjang yang diikat pony tail bertanya pada gadis bersurai merah muda yang berdiri di sampingnya.

"Ku rasa iya... Ah sepertinya bukan..." Jawab si dokter kecantikan itu sambil melenggang pergi.

...

"Teme!" Naruto berbalik lagi sebelum ia benar-benar meninggalkan pengadilan tinggi.

"Ada apa lagi?" Tanya Sasuke kesal.

"Kunci mobilmu apa baik-baik saja?"

"Tentu." Jawab Sasuke yakin.

"Kalau begitu perlihatkan pada ku."

Baru saja Sasuke berhasil mengeluarkan kunci mobil mewah itu dari saku celananya, dan...

Setttt

Dengan sangat cepat tangan lincah Naruto melesat cepat menyambar kunci mobil itu, lalu berlari sambil melambaikan tangannya. "Jaa... Teme... Aku pinjam mobilmu sebentar...."

...

Kecepatan yang sempurna, stabilitas serta kursi kemudi yang nyaman, membuat Naruto berhasil melesat cepat hambatan. Bahkan seolah dunia merestui, pagi itu kepadatan Kota Tokyo nampak lengah, hanya beberapa mobil yang nampak berlalu lalang di jalan tol barat Tokyo.

Naruto tersenyum tipis penuh arti sembari memperdalam injakan gasnya pada mobil mahal hasil pinjamannya itu. Walau tanpa GPS, tanpa pentunjuk yang pasti dan hanya bermodalkan pesan yang ditulis Hinata di secarik kertas, baginya sudah cukup untuk menjebloskan Toneri ke dalam penjara ia akan menangkap basah penjahat kelas kakap itu dengan tangannya sendiri. Hinata dan karir cemerlangnya akan kembali ke tangannya secara bersamaan.

...

"Apa kau merasa tenang sekarang?" Toneri mengelus lembut pucuk kepala Hinata, memberikan rasa nyaman pada gadis yang nampak gelisah duduk di seblah kursi kemudinya.

Menggeleng pelan, Hinata sesekali menoleh ke kaca spion, entah kenapa hatinya berharap Naruto mengejarnya. 'Apa Naruto-kun mengejar kami...? Apa Naruto-kun mengejarku hanya untuk menangkap Toneri-kun... atau dia benar-benar berniat menyelamatkanku.... Kami-sama tunjukkan padaku bahwa Naruto-kun benar-benar mencintaiku...'

...

Distrik Shibuya, surga berbelanja dan pusat hiburan paling gemerlap di seantero Tokyo bahkan Jepang, atau mungkin se Asia. Tempat ini menyajikan wisata belanja, dan berkaraoke yang bisa membuatmu enggan untuk pulang jika sudah menginjakkan kaki di tempat ini.

Shibuya 109 adalah mall sekaligus kasino terbesar dan termegah di Negeri Matahari terbit ini, bangunan dengan berlantai tiga puluh ini memiliki area parkir bertingkat yang sering di jadikan sirquit balapan liar.

"Kenapa kita kesini?" Hinata bertanya terheran ketika ferary hitam Toneri berhenti diarea parkir Shibuya 109.

"Ada yang mengajakku, bermain-main, Honey...." Toneri melirik ke arah belakang memberi kode pada Hinata.

Gadis itu menoleh, mengikuti arah pandang Toneri. "Naruto-kun..." Hinata bergumam pelan, amat pelan, hingga Toneri tak menyadarinya. Namun pria bermata biru muda itu dapat menangkap raut ketakutan dari wajah Hinata.

"Kau mengundangnya ke sini, sayang?"

Hinata tersontak, ia menggeleng cepat.

"Aku tahu, kau tak mungkin mengkhianatiku untuk Polisi bodoh itu. Dia melakukan kesalahan besar dengan menyusulku sendirian ke tempat ini." Toneri mengelus lembut pipi putih Hinata, dan hal itu sontak membuat Hinata bergidik ngeri.

'Kami-sama lindungilah Naruto-kun....'

...

"Teme, Shibuya 109, bawa pasukan Kepolisian lengkap ke sini. Kemungkinan dia tidak sendirian." Naruto mendekatkan jam tangan yang terkoneksi dengan ponsel pintarnya yang tersimpan di saku celana bahannya, menghubungi Sasuke yang berada di seberang jaringan telepon.

"Kau membawa mobilku, sialan!" Umpat Sasuke dengan suara yang tenang namun menusuk.

"Suruh Kiba, membawa Jeep Polisi. Ajak Sai juga."

Naruto menjauhkan jam tangan pintar itu dari bibirnya. Ia kembali menggenggam setir kemudi dengan erat. "Kita lihat Toneri, kau atau aku yang akan membusuk di lubah ke gelapan, khe..." Ujarnya seraya menginjak gas dengan mantap.

...

Lantai demi lantai parkiran bertingkat itu mereka lewati dengan kencang. Naruto dan Toneri kini seolah tengah melakukan balap liar di parkiran bertingkat ini, sesekali mobil mereka bermanufer tajam, dan hal itu sontal membuat Hinata berpegang erat pada pegangan mobil yang berada diatas jendela mobil.

Ckiiitttttt

Toneri mengerem mendadak mobilnya tepat di lantai dua puluh sembilan. Satu lantai lagi adalah atap dari bangunan ini.

"Kenapa berhenti di sini Toneri-kun....?" Tanya Hinata gugup.

Toneri menyeringai, "di atas adalah atapnya sayang, dan Hellykopter Hyuuga Corp sudah menunggu diatas sana...."

"Helykopter Hyuuga Corp? Apa maksudmu....?"

"Sebaiknya kau turun dulu, dan saksikan bagaimana anggotaku berhasil membawa burung besi itu keluar dari pabrik besi kalian.."

"Kau pencuri!!!"

Plak

Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi Hinata ketika mulutnya meneriaki Toneri pencuri. Hinata meringis sambil mengusapi pipi chubynya yang terlihat memerah.

"Sebaiknya kau jaga bicaramu sayang. Aku akan sangat menyesal bila harus menyakitimu lagi. Sekarang ayo turun!" Dengan gemetar Hinata mengikuti perintah Toneri. Baru kali ini, baru kali ini ia mendapat perlakuan kasar dari Toneri.

Pria yang selama ini memperlakukannya bak dewi, pria yang selama ini menghujani dirinya dengan hadiah mahal, hari ini pria itu menyakitinya. Sambil terus memegangi pipinya yang baru saja di tampar oleh Toneri, Hinata berjalan di belakang pria tinggi itu. 'Inikah sifat asli Toneri-kun... Kami-sama, apa ini pertanda darimu....?'

...

Naruto bukanlah seorang polisi yang bodoh, ia tahu betul bahwa kini ia berada di lantai ke dua puluh delapan, Toneri sudah dipastikan akan berhenti dilantai dua puluh sembilan untuk menyambut jemputan helikopternya di atap bangunan ini.

Dengan cara apalagi mafia buronan sepertinya akan melarikan diri bila tidak dengan helikopter. Seluruh maskapai penerbangan resmi bahkan sudah berjaga ketat agar buronan internasional ini tak meninggalkan Jepang.

...

Naruto terlebih dahulu turun dari mobilnya di lantai ke dua puluh delapan, ia memutuskan untuk mengendap ngendap menyusul Toneri di lantai ke dua puluh sembilan bermodalkan pistol standar di tangannnya. Ia sendirian, bala bantuannya yang belum sampai membuatnya harus memutar otak untuk memenangkan pertarungan ini.

Naruto naik kelantai dua puluh sembilan dengan mengendap di teras luar area parkir tersebut. Rintik gerimis yang sedang turun membuat air hujan menetes di pundak dan kepalanya, membasahin kemeja birunya, namun ia tak menghiraukannya.

"Tampaknya Rubah busuk itu takut padaku...." Toneri mengedarkan pandangannya pada sekeliling area parkir itu ketika dia tan mendapati Naruto di sekitarnya. Toneri memalingkan pandangannya ke arah Hinata. 'Umpan yang bagus...' gumamnya licik dalam hati. "Maafkan aku sayang...."

Toneri menarik kuat tangan Hinata hingga gadis itu mendekat padanya.

"Akh... Sakit...." Hinata menjerit kesakitan saat tangan kotor Toneri mencengkram pipi gembil putihnya, tepat di luka memar akibat tamparan Toneri.

Pipinya berdenyut sakit, bahkan air mata bening mengalir di pipi pualamnya. Namun Toneri bahkan tak melonggarkan cengkramannya sedikit pun, malah semakin kuat. Hinata sendiri memutuskan untuk berhenti berteriak, ia tak ingin Naruto menampakkan dirinya di hadapan Toneri, ia tak ingin Naruto berada dalam situasi sulit karenanya.

'Hinata kebodohan apalagi yang sekarang kau lakukan.... Hiks.... hiks... Seharusnya aku tak memberikan isyarat pada Naruto-kun... harusnya aku tak membawa Naruto-kun kesini...' Hinata meratapi kecerobohannya dalam hati seraya menahan rasa sakit akibat cengkraman Toneri pada pipinya yang terluka.

...

Dor

Sebuah suara tembakan bergema, dan sukses membuat Toneri tersentak hingga tangan laknatnya terlepas dari pipi Hinata. Pria bersurai perak itu nampak meningkatkan kewaspadaannya. "Rubah busuk itu ada disini, cepat bawa helikopternya." Toneri berbicara dengan seseorang melalui watch phone miliknya dan tak lama kemudian...

Dor

Dor

Dor

Pria bersurai perak itu menembak ke segala arah membabi buta, seolah Naruto ada di segala arah dan dia siap menghabisinya di segala arah pula. Bola mata ungu muda Hinata membulat ketakukan saat Toneri menembak ke segala arah, di sisi lain ia juga melihat bayang seseorang berlari melesat cepat dari satu pilar ke pilar untuk menghindari tembakan membabi buta yang Toneri lancarkan.

Hinata diam membatu saat melihat Toneri menembak kesegala arah membabi buta, dan di balas oleh tembakan lainnya dari balik pilar. Ia tahu, ia benar-benar tahu siapa orang yang berada di balik pilar itu. Naruto, pria itu datang, 'Naruto-kun... kau datang untuk menjemputku atau hanya untuk menangkap Toneri...?'

...

Naruto terengah hebat, beberapa kali ia melepaskan peluru ke arah Toneri, dan penjahat itu membalasnya. Ia sedang bersembunyi di salah satu pilar sekarang, bukannya ia pengecut. Tapi dia dalam keadaan terpojok sekarang, peluru yang tersedia di pistolnya sudah menipis, dan dia hanya menyimpan dua peluru cadangan di saku celananya.

"Sial, dimana mereka? Jika seperti ini tikus itu bisa lolos dengan mudah."

...

Toneri menyeringai ketika mendengar suara helikopter mengudara di atas kepalanya. "Kau dengar itu, sayang? Yahiko sudah menjemput kita, kau dan aku akan memulai kehidupan baru di Rusia...."

Toneri menarik paksa tangan Hinata, menyeret gadis itu menuju tangga yang menghubungkan area parkir itu ke balkon. Namun belum satu tapak ia berhasil di tangga...

Dor

"Aghhhhh!!!"

Suara tembakan mengudara, beriringan dengan jerit kesakitan yang keluar dari mulut Toneri. Betisnya berhasil dilubangi oleh peluru Naruto yang kini beridiri di hadapan mereka.

Dor

Dor

Dor

Dengan kakinya yang terpincang Toneri mengejar, membalas tembakan Naruto dengan bertubi-tubi. Begitu pula dengan Naruto, pria pirang itu berlari, diantara mobil-mobil yang terparkir, dan bahkan berguling memutar untuk menghindari tembakan brutal Toneri. Beberapa kali ia membalas tembakan Toneri, namun Naruto harus tetap waspada menggunakan sisa pelurunya yang menipis.

Dor

Satu peluru Toneri terlepas dan menembus pada lengan kanan Naruto yang tengah berlari menghindari runtutan peluru brutal dari Toneri.

"Naruto-kun.....!!!!" Hinata terpekik histeris saat melihat pistol milik Naruto terlepas dari si empunya. Berbeda ketika Toneri tertembak, Hinata masih sempat tersentak ketika Toneri tertembak, tapi rasa cemas sama sekali tidak menghinggapinya.

Berbeda saat Naruto yang mendapat tembakan, jantungnya seolah berhenti berdetak, dan nafasnya tercekat berat. Toneri yang mendengar jelas lengkingan Hinata tersenyum mengerikan, dengan penuh kemarahan ia berlari walau terpincang kearah Hinata, lalu mencekik kuat batang leher gadis itu.

"Sakit....." Hinata tecekat dengan air mata yang mengalir di pipi pualamnya.

"Sakit? Kau berkata ini sakit Honey? Jauh lebih sakit mana dengan hatiku saat berteriak mengkhawatirkannya, HAH!!!" Toneri berteriak kencang sambil mengeratkan cekikannya.

...

Naruto gelap mata saat melihat Hinata di sakiti dihadapannya. Mengabaikan lengan kanannya yang mendapat luka tembak, Naruto bangkit dan menggunakan tangan kirinya untuk meraih pistol.

Dor

Satu tembakan terlepas, namun Toneri cukup lihai menghindar. "Khe... kau lihat, Honey? Rubah Busuk ini nampaknya sangat mencintaimu...." Toneri menjambak surai Hinata, hingga gadis itu mendongak paksa.

"Lepaskan Hinata, Keparat!!!!"

Dor

Satu tembakan lagi terlepas, tapi kali ini mengenai pundak kiri Toneri.

Dor

Kembali suara tembakan itu menggema, tapi bukan berasal dari pistol dari Toneri atau Naruto. Toneri menyeringai penuh kemenangan bala bantuannya datang, Yahiko baru saja datang dan melepaskan tembakan kembali di lengan kanan Naruto.

"Aku tak suka bila kau mati dengan mudahnya." Yahiko menyeringai sambil meniup ujung pistolnya.

Naruto bersiaga, dengan kesusahan ia menarik pelatuk pistolnya, namun gagal, pelurunya telah habis.

"Aku lebih suka membuatmu menjadi tak berguna. Aku tak akan menembak di banyak tempat, cukup tentetan peluru di tangan kananmu akan membuatmu kehilangannya."

Dor Dor Dor Dor Dor

"JANGAN!!!!!" Hinata berteriak histeris saat rentetan peluru Yahiko menghujani lengan kanan Naruto tanpa henti, hingga pria itu terkapar.

...

Yahiko dan Toneri tertawa terbahak-bahak melihat Naruto tumbang. Sementara Hinata, gadis itu menangis tersedu-sedu, pahanya ia gunakan sebagai bantalan untuk memangku kepala Naruto.

"Hime, kau baik-baik saja?" Masih terdengar lirih, suara Naruto begitu mengkhawatirkannya.

"Naruto-kun.... kumohon bertahanlah...." Hinata memeluk sayang kepala pirang Naruto, mengecupi kening kecokelatan yang di penuhi goresan luka...

"Aku akan kehilangan satu tanganku, Hime, apa kau masih mau menikah denganku, hm?"

Hinata mengangguk cepat, baru saja kepalanya akan tertunduk untuk memberikan kecupan di bibir Naruto....

"Aghhhhhhhhhh!!!" Ia meringis kesakitan saat surai indigonya di tarik paksa. Ia melihat sekilas Sai yang memindahkan kepala Naruto dari pangkuannya, lalu ia menoleh melihat tak percaya siapa orang yang tengah menjambaknya.

...

"Berhenti kalian!!!!"

Toneri dan Yahiko menghentikan langkahnya menuju helikopter, mereka menoleh dan mendapati Kiba yang datang dengan menjambak dan menodongkan pistol kearah kepala Hinata.

"Atau kepala kekasih tercintamu ini akan aku hancurkan!" Ancam Kiba sambil menarik pelatuknya dan siap menembak kepala Hinata, yang tubuhnya sudah bercucuran keringat dingin akibat ketakutan.

つづく
Tsudzuku

Continue Reading

You'll Also Like

8.3K 1.2K 51
Bercerita tentang cinta rahasia antara seorang Idol dan aktris Korea yang tak banyak orang tahu karena disembunyikan begitu rapi. Akankah cinta merek...
70.3K 6.3K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
2.2K 426 17
Jang Yoo Rin wanita yang sempat dipenjara dan dibebaskan Karna terbukti tidak bersalah. Yang Jong Hoon pria yang membela Jang Yoo Rin dan membu...
1M 86.4K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...