Fix You

By Nuyynung

1.1M 36.8K 668

Apa jadinya Trey Aska Pattiraga, cowok cakep bin mapan bin dewasa, dijodohkan Sang Mama dengan anak sahabatny... More

Fix You - Part 1 - what?! married?!
Fix You - Part 2 - they met!
Fix You - Part 3 - bad luck or good luck?
Fix You - Part 4 - I will fight to make you love me
Fix You - Part 5 - fucking butterfly rings are the most beautiful!
Fix You - Part 6 - what the fuck are you doing!
Fix You - Part 7 - the wedding
Fix You - Part 8 - forgive me
Fix You - Part 9 - welcome happiness. welcome to lose
Fix You - Part 10 - I lost my family
Fix You - Part 11 - make a wish
Fix You - Part 12 - morning sickness?
Fix You - Part 13 - this a disaster!
Fix You - Part 14 - I'm sorry, goodbye
Fix You - Part 15 - she's gone
Fix You - Part 16 - I wish you were here
Fix You - Part 17 - mama alicia
Fix You - Part 18 - we meet, again
Fix You - Part 19 - please, come back!
Fix You - Part 20 - confused
Fix You - Part 22 - epilog love

Fix You - Part 21 - fix you! (end)

46.9K 1.6K 41
By Nuyynung

Trey POV

Aku beranjak sambil menepuk-nepuk pelan jeans ku yang terkena tanah. Keningku berkerut ketika berbalik dan menemukan tiga buket bunga yang tergeletak tak jauh dari makam Alm.Mama, Papa dan Bimo.

Aku hanya menatap datar kemudian melewati buket-buket bunga itu.

Setelah dari pemakaman, aku berencana menuju Rumah mertuaku, kediaman Winata.

Hatiku terasa lega setelah mengunjungi makam Papa, Mama dan Bimo.

Mungkin keputusan yang ku ambil, adalah keputusan yang terbaik. Mungkin dengan melepas Nia, akan membuatnya bahagia.

Sepanjang jalan, yang ku pikirkan hanya Nia. Aku menghela nafas. Tak terasa mobil memasuki halaman Rumah besar Winata.

Aku melangkah memasuki rumah. Tidak dikunci, mungkin Bik Edah masih bersih-besih.

Berbagai potret Nia dan keluarga besarnya terpajang disekeliling tembok Rumah besar ini. Membuatku tak bosan-bosannya datang dan berdiri berjam-jam hanya untuk mengagumi potret Nia dengan berbagai pose.

Aku berhenti disalah satu figura besar. Figura terbesar kedua setelah potret keluarga besar Winata.

Ya, Foto pascawedding kami. Dimana kami berdiri diatas satu papan skateboard kesayanganku, Disitu Nia memeluk leherku, wajahnya yang cantik dihiasi senyuman tulusnya.

Nia sangat cantik dengan gaun putih selutut dan sepatu converse merahnya, sepatu couple kami.

Aku tersenyum geli, konsep pernikahan yang sangat kekanakan dan konyol. Tapi setidaknya itu yang membuat pernikahan kami unik. Aku sengaja mengatur konsep pernikahan itu untuk Nia, agar dia selalu mengingat pesta pernikahannya.

Semoga dia tak melupakan pernikahannya denganku.

Setelah melihat foto-foto, aku berniat menuju kamar Nia. Aku selalu merasa ada Nia disana.

Tapi, samar-samar ku lihat Tv diruang keluarga menyala dan sedang menayangkan kartun. Kartun?

Aku tak bisa melihat siapa yang sedang menonton, karna sofa bed ditengah ruangan melindunginya.

Rahangku mengeras. Tenggorokanku tercekat ketika melihat anak lelaki yang sedang duduk didepan Tv sambil menikmati coklat batang ditangannya.

Ia menoleh, matanya membulat melihatku. sedetik kemdian, ia menunduk. "O-Om?" Lirihnya.

Aku masih terdiam melihatnya. Sampai satu suara kembali menarikku. "Den Trey?"

"Bik Edah? Anak ini?" Tanyaku ragu tanpa mengalihkan pandanganku pada anak kecil itu.

Bik Edah menghela nafas. "Iya Den, tadi Non Nia kemari, tapi setelah itu dia pergi.. Katanya cari angin."

Nia kesini?

Apa dia berubah pikiran?

Aku hanya diam dan memutuskan untuk kembali ke rumah. Tapi jemari mungil menarik tanganku, membuatku mau tak mau menoleh. Ia menatapku.

"O-om, muka om mirip sama poto temen mamah Nia"

Teman Nia?

"Den, bibik tinggal dulu ya. Masih banyak yang mau bibik bersihkan" pamit Bi Edah yang entah kemana. Mungkin dia tak mau mengangguku.

Aku mengangguk, dan berbalik menatap anak laki-laki itu datar, membuatnya kembali menunduk.

Baru saja aku ingin mengangkat kakiku, ia kembali bersuara. "Loy emang gak tau, om itu ciapa. Tapi loy seling liat mama Nia nanis kalo liat poto om"

Tiba-tiba seluruh tubuhku terasa kaku. Apa katanya tadi? Apa Nia merindukanku?

"Loy mohon, jangan bikin mama Nia nanis, om" pintanya. Aku menghela nafas lalu berbalik menatapnya.

Kenapa aku harus bersikap dingin pada anak ini?

Aku memejamkan mata sejenak.

Pelan-pelan senyumku terukir. Aku mengangkat tubuh kecil itu dalam gendonganku. Suara memekik kaget dari anak laki-laki ini samar-samar terdengar.

"Nama kamu siapa?" Tanyaku.

"Loy, om" jawabnya dengan logat cadelnya sambil menunduk.

"Loy?"

Ia menggeleng.

"Troy?" Kataku lagi.

Ia mengangguk.

"Kok nama kamu mirip nama om?"

"Ha? Benelan om?"

Aku mengangguk.

"Emang nama om ciapa?"

"Trey. Trey Aska Pattiraga."

"Ley?"

Aku mengangguk.

Troy mendongakkan wajahnya, seolah mengekspresikan dirinya sedang berpikir keras. "hmm. Kalo mama lagi tidul ni ya om, loy celing dengel mama manggil-manggil Ley, bukan Loy. Ley itu nama om kan?"

Penuturan anak berumur tiga tahun itu sukses membuatku kembali terdiam. Ada rasa bahagia menyusup didadaku.

"Beneran?" tanyaku yang dibalasnya anggukan.

Aku tertawa pelan. "Oke Troy, Bisa gak ceritain apa aja yang dilakuin mama Nia kalo lagi liatin foto om?" Kataku seraya menggendongnya menuju sofa.

Ia tersenyum senang sambil mengangguk memperlihatkan deretan gigi susunya.

Saat kami menuju sofa, Tiba-tiba dua tangan mungil melingkari pinggangku.

Membuatku membeku.

Samar-samar tercium wangi tubuh seseorang, wangi bunga mawar lembut yang sangat ku kenal. apa ia sedang mendekapku?

Aku diam. tak berani menoleh. aku takut jika ini hanya mimpi.

Lama ia memelukku yang masih terpaku. Sampai satu suara lirih dan isakan kecil terdengar. "Maafkan aku. Maafkan aku."

---

Author POV

Nia dan Trey sedang duduk berdampingan diayunan halaman kediamam Winata.

Suara angin mendominasi mereka. Banyak waktu yang mereka lewatkan. Hari ini, mereka kembali menikmati waktu berdua.

Sementara Troy sedang bermain bersama bik Edah.

Nia menghela nafas berat membuat Trey menoleh menatap wajah cantiknya. "Maafin aku" Nia memejamkan matanya.

Trey menoleh, memperhatikan wajah Nia dari samping.

"Tadi.. Aku ketemu Cecil.." Lirihnya.

Mata Trey membulat tapi sedetik kemudian menjadi datar-datar saja.

-FLASHBACK-

"Maafin gue. Tapi Trey gak ada salah apapun."

Nia memutar bola mata malas mendengar kalimat Cecilia.

"Nia, please maafin Trey." Kata Cecil lagi.

Nia yang dari tadi membuang muka terpaksa menoleh. Menatap datar Cecil yang memohon maaf.

Nia berdecak. "Udah deh. Yang jelas gue mundur. Kurang baik apalagi sih gue? gue udah ngasih lo kesempatan." Ia melipat kedua lengannya didada. "Udah gak ada yang mau diomongin lagi kan? Bye." Lanjut Nia, lalu berdiri dari duduknya, hendak pergi.

"Ck! Kenapa sih lo main pergi-pergi aja? Lo childish banget tau gak!" Kata Cecil ketus.

Nia tak menghiraukan perkataan pedas dari Cecil. Baru saja ia beranjak suara Cecil menghentikannya. "Nia! Trey gak bersalah disini! Gue yang nyium Trey! Gue! Gue sengaja nyium dia! Gue pengen rumah tangga lo hancur, gue pengen Trey kembali bareng gue! Dan beruntungnya, saat gue nyium Trey, itu ada lo! lo ngeliat semuanya!"

Nia menoleh menatap Cecil nyalang.

PLAK!

Tamparan telak mengenai wajah Cecil.

Reflek Cecil meringis kesakitan sambil memegangi pipinya. Rambutnya yang panjang menutupi setengah wajahnya.

Tamparan Nia bagai membakar pipinya. Cecil tersenyum mengejek. Lebih kepada dirinya sendiri. Sedangkan Nia masih berdiri menatap Cecil penuh amarah.

"Tapi..." Kalimat gantung Cecil masih membuat Nia bertahan.

"...apapun yang gue lakuin itu percuma. Bahkan saat itu dia bilang, dia sangat mencintai lo Nia! Gu-Gue menyesal Nia.." Jelas Cecil. "Kalo lo gak percaya, lo bisa cek cctv kantor"

Nia hanya mendengus.

Cecil mendongak menatap Nia. "Lo gak tau, gimana kalutnya Trey pas lo ninggalin dia, lo gak tau gimana kemarahannya diapartemen gue! Gue menyesal Nia, gue nyesal udah buat Trey hancur"

Cecil menjeda sebentar kalimatnya. "Lo seharusnya bersyukur, dia sangat mencintai lo Nia, bahkan sampai sekarang. Lo gak tau kan gimana rasanya berada diposisi gue?"

"Dan gue yakin, lo juga masih cintakan ma Trey?"

Nia memejamkan matanya. Nafasnya tersengal. Tanpa berbicara apapun, Ia melangkah meninggalkan Cecilia.

-FLASHBACK OFF-

"Maaf" Nia menunduk, mencoba meredam air matanya.

Tangan Trey terulur menggenggam jemari mungil Nia. "Gak. Maafin aku"

"Ha?" Nia menoleh menatap Trey.

"Maafin aku, karna sudah berfikir buat nyerah sama kamu"

Nia menggeleng cepat. Air mata menyusup jatuh dipipinya. "Ma-maafin aku. Aku-aku sangat kekanak-kanakan." Nia menunduk tapi seketika tangan Trey menahan wajahnya. Pelan-pelan tangan kekar itu mensejajarkan wajahnya dengan wajah Nia.

Sambil tersenyum, Trey menghapus air mata Nia.

"Aku gak tau.. Seharusnya aku gak gini." Nia menunduk.

"Maafin aku, bersikap labil seperti ini, kamu taukan sejak Papa, Mama dan Bang Bimo meninggal, aku semakin gak bisa ngontrol emosiku..." Nia mencoba bernafas sejenak. "...Maaf, karna aku, pernikahan kita jadi korban.."

Tanpa kata-kata Trey menarik Nia, memeluk tubuh mungil didepannya. Mengelus punggung Nia yang makin terisak. "Aku minta maaf.." Kata Trey.

Nia terisak. "Gak, aku yang salah.."

Trey menggeleng lemah. Matanya menatap lurus. "Maaf sayang. Maaf atas salahku dia tidak sempat lahir didunia.."

Reflek Nia melepas pelukan Trey. Trey mengerutkan keningnya.

"Aku udah ikhlas" lirih Nia, bibirnya mencebik.

Senyum Trey terukir sempurna ketika melihat ekspresi Nia yang lucu.

"Maafin aku Trey.. Aku selalu menganggap, aku korban dalam hubungan kita.. Aku gak pernah mikirin gimana susahnya kamu jalanin semua ini... Seharusnya aku sadar, kalau semuanya terjadi karna sifat kekanak-kanakankku"

Trey menarik wajah Nia. Dikecupnya kening Nia lama. "Iya aku maafin.."

Nia tersenyum dan kembali mendekap Trey. "Maafin aku udah nyia-nyiain kamu selama tiga tahun ini.." Lirih Nia.

Trey diam. Lama ia terdiam membuat Nia menatap wajahnya. "Kenapa?" Tanya Nia.

"Apa aja yang kamu lakuin selama ninggalin aku?" Tanya Trey.

"Ha? Ehm.. Berjuang hidup, belajar mandiri? Kalau kamu?" Tanya Nia takut-takut.

"Merindukan kamu" jawab Trey menbuat pipi Nia bersemu merah.

Trey menatap Nia datar. "Apa kamu sudah menikah?" Tanyanya serius.

"Ha? Ap- menikah?"

Trey mengangguk. Mendengar pertanyaan Trey membuat Nia ingin tertawa. Sontak Nia membekap mulutnya. Mati-matian ia menahan tawanya.

Trey menyipitkan matanya. "Iya menikah. Troy itu anak kamu sama siapa?"

Nia tersenyum geli. "Ha? Are you kidding me?"

Trey mendelik membuat Nia mencoba nyengir yang malah kelihatan meringis.

Nia menghela nafas. "Kita udah berapa lama sih pisah?"

"Tiga" jawab Trey singkat. Tatapan matanya mengintimidasi Nia.

"Tiga tahun kan?"

Trey mengangguk tanpa berbicara.

"Nah. Gak mungkinkan aku melahirkan anak dalam kurun waktu segitu?" Lanjut Nia.

Trey mengerjapkan matanya. "Ta-tapi-"

Nia memotong kalimat Trey sambil tersenyum. "Aku gak pernah menikah, bahkan memikirkan untuk menikah pun enggak pernah"

"Ja-jadi Troy?" Tanya Trey. Trey mengumpat dalam hati. Saking kalutnya mikirin Nia, dia jadi melupakan fakta itu. Oh Trey! Kenapa kau jadi sebodoh ini?

Nia kembali menghela nafas. Ia tersenyum. "Troy itu anaknya Pak Prabakti hakim dan Bu Cintya."

"Prabakti?" Tanya Trey, ia masih tak mengerti.

Nia mengangguk. "Iya. Pak Bakti itu orang yang ngemodalin aku selama tiga tahun ini. Berkat dia, aku bisa hidup sampai sekarang, dia orang yang baik.." Nia mendongak.

"Dan Troy?" kata Trey singkat.

"Hmm, Dan Troy sendiri, dia.. dari kecil emang gak punya ibu.."

Trey masih menunggu kalimat Nia.

"..ibunya meninggal saat melahirkan Troy, waktu itu Pak Bakti terpaksa menjadi Ayah sekaligus Ibu buat Troy.."

"Dia duda?" Tanya Trey tak percaya.

Nia mengangguk. "Tapi gak sampai situ aja.. Gak lama Ibu Troy meninggal, Pak Bakti juga menyusul karna sakit." Nia menunduk sedih.

Trey meremas pelan jari Nia dalam genggamannya.

"Waktu itu Troy masih bayi dan sangat kecil... Dia sendirian, Aku ngerasa, kami itu sama.. Bedanya cuma, aku sempat ngerasain kasih sayang orang tua, tapi Troy? Dari itu, aku mutusin buat ngasuh dia.." Nia menghela nafas. "..Kami sama-sama hidup sendiri, sebatang kara. Terdengar lebay sih. tapi mau gimana? emang gitu kan?"

Trey mengenggam erat jemari Nia. Sebelah tangannya menangkup wajah Nia.

Mata Nia membulat, dadanya berdegup kencang ketika tiba-tiba mendengar suara serak Trey menanyikan satu lagu untuknya.

.

When you try your best, but you don't succeed

When you get what you want, but not what you need

When you feel so tired, but you can't sleep

Stuck in reverse

When the tears come streaming down your face

When you lose something you can't replace

When you love someone, but it goes to waste

Could it be worse?

Lights will guide you home

And ignite your bones

And I will try to fix you

High up above or down below

When you too in love to let it go

If you never try you will never know

Just what your worth

Lights will guide you home

And ignite your bones

And I will try to fix you

Tears stream down your face

When you lose something you cannot replace

Tears stream down on your face

I promise you I will learn from my mistakes

Lights will guide you home

And ignite your bones

And I will try to fix you.

.

Setelah Trey menyelesaikan lagunya ia mengecup punggung tangan Nia dan menatapnya penuh cinta. Mata Nia kembali berkaca-kaca menatap Trey.

"I love you" bisik Trey.

"I- I love you too, makasih udah sabar ngadepin aku, makasih udah mau nunggu aku kembali" kata Nia tulus.

Trey tersenyum sambil menempelkan keningnya pada kening Nia. Sedetik kemudian, bibir mereka menyatu. Saling mengungkap rindu dan rasa bahagia yang mereka rasakan saat ini.

Lama mereka berciuman hingga Trey melepaskan pagutan bibirnya. Nia menatapnya bingung.

"Gak boleh lama-lama. Biarpun kita enggak pernah cerai, tapi dimata agama kita sudah bercerai" jelas Trey.

Air wajah Nia yang tadi ceria kembali keruh. "Kita balikan ya Trey.." Kata Nia dengan wajah memohon sesaat setelah ciuman mereka berakhir.

"Tunggu"

Nia membulatkan matanya.

"Kamu panggil aku apa tadi?" Tanya Trey.

"Trey" jawab Nia singkat.

"Trey?"

Nia mengangguk bingung.

"Kok gak pake kak?" Tanya Trey kemudian.

"Ha? Oh- hahaha. Aku kan udah dewasa jadi aku gak panggil kak lagi" Nia nyengir.

Trey mengacak rambut Nia sehingga membuat rambut rapi yang terkuncir itu berantakan. "Ih! Kok gitu, kan tetep aja aku lebih tua 6 tahun dari kamu."

Nia manyun sambil membenahi rambutnya. "Tuh kan nyebelin kan!"

Trey tertawa dan menciumi jari Nia. "Will you marry me again?"

Nia terpekik kaget. Tanpa berkata apapun ia mengangguk antusias dan disambut oleh pelukan hangat dari Trey. Trey mengusap lembut punggung Nia.

"Meski kamu telah kehilangan semua, tapi Ijinkan aku untuk kembali melengkapi dirimu. Ijinkan aku menjadi Suami untukmu dan Ayah untuk Troy"

Nia tak dapat berkata-kata apapun. Yang mampu ia lakukan hanyalah mengangguk tanda setuju sambil memeluk Trey erat. Menikmati bahagia yang menyelimutinya.

Trey kembali tersenyum lembut. Berulang kali ia mengucap syukur dalam hatinya, akhirnya doa yang selalu dipanjatkannya terkabulkan. Nia, wanitanya yang labil dan ababil kembali dalam pelukannya.

END

---

Sorry kalo endingnya gak sesuai harapan. Datar banget, reflek nulisnya. Cuma itu yg melintas di imajinasi saya.

Please vote n komennya! :)

Maaf sekali, kalo update nya lama.. Sebagai permintaan maafnya, aku buat epilog nya, tapi entar nyusul yaa hihihi :D

Daripada lama-lama mending dikelarin sekalian. Dan saya proklamasikan, kita telah resmi berpisah dengan dua sejoli Trey-Nia.

Akhirnya kelar juga nih cerita lebay, abal-abal, ababil bin labil ini. Fiuh! :3

Maaf semua! Kalo cerita ini tidak berkenan dihati readers pada.

Nah! Hayooo mari kita move on ke cerita saya 'Cinderella Story', cerita duo koplak Anit-Revi :D

Continue Reading

You'll Also Like

8K 596 7
NC • YAOI • BxB BRIGHTWIN AREA ⛔ Mature Content; underage 🔞 •• Win Metawin adalah seorang bintang film boys love yang sedang marak di Thailand dala...
3.2M 177K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
1.2M 129K 46
Shamma Elmira, yang tengah susah payah melupakan cinta dari masa lalu, didesak oleh keluarganya untuk segera menikah. Namun di tengah pencariannya, M...
6.5M 329K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...