Once Again [Kang Daniel] ☑

By ellonoelxx

42.4K 5K 287

⏩ Sekali lagi, apa bisa? ⏪ Tidak EBI. Gaje. Typos Highest Rank: #21 in ss 06 October 2017 #22 in ss 03 Octobe... More

Awal Kenal
Awal Kenal pt.2
Woojinsat
Aib
Obrolan Tengah Malam
Cast
UN
Ancaman
Ngidam
PC
Hah?
Minggu Gabut
Mas Jonghyun
Pengumuman
Kelulusan
Syepupuh pt. 1
Syepupuh pt. 2
Real Confession
First Date pt.1
First Date pt.2
H-1
Ketemu camer?
Masuk Kuliah
CFD
Something is going wrong
Mas Jonghyun Pt. 2
Curiga
Mas Jonghyun Pt. 3
Jalan
Iced Vanilla Latte
Rumah Woojin
Menjaga jarak
Once Again Ririana Ver.
Once Again Kang Daniel Vers.
Daniel Gallery
After Ending

Ririana's Life

1K 85 3
By ellonoelxx

Our little princess

👨‍👨‍👧👨‍👨‍👧👨‍👨‍👧

Gue memandang foto gue dengan puas. Foto mas Daniel yang sedang menuntun anak kami, Nadivya.

"Bundaaaaa ih ayo buruan" ajak Nadivya dan gue langsung berlari ke arahnya. Ikut menuntun Nadivya.

"Kamu ngapain tadi?" tanya mas Daniel dan gue hanya tersenyum sembari menggeleng.

"Aya mau kemana lagi?" tanya gue dan Nadivya mendongak.

"Aya mau naik biang lala! Itu yang muter muter" ucapnya polos sambil menunjuk salah satu wahana. Mas Daniel menggendongnya dan tersenyum bangga.

"Anak ayah pinter deh, bener itu bianglala. Aya ga takut naiknya?" tanyanya dan Nadivya menggeleng.

"Ngga lah yah! Ayakan anak pinter" ucapnya semangat dan mas Daniel dengan gemas menciumi pipi Nadivya membuat Nadivya yang ada didalam gendongannya menggeliat. Gue langsung menahan punggung Nadivya, takut dia jatuh.

"Ngga papa kok bun," ucap mas Daniel dan gue menatap dia sengit. Tapi semua kata kata gue telan, takut Nadivya niru hal yang ngga baik. Contohnya suka misuh misuh macem gue.

Kami akhirnya masuk kedalam antrian bianglala, ketika giliran kami tiba, kami segera naik. Nadivya langsung menggeliat ingin keluar dari gendongan ayahnya. Dan mas Daniel mendudukkan Nadivya disebelahnya.

"Wahhh jadi kecil semuaaa" ucap Nadivya takjub tapi gue yang takut ketinggian, memilih untuk diam dan memperhatikan tingkah Nadivya. Selama gue ngga liat kebawah, semuanya aman.

Mas Daniel ngambil tangan gue dan mengusap ngusapnya. Hal yang biasa dia lakukan kalo gue gugup atau ngga nyaman. Hal yang selalu bisa ngebuat gue tenang.

Kami keluar dari Bianglala dengan aman karena gue ngga ngeliat kebawah. Mas Daniel menuntun gue dan Nadivya duduk disalah satu kursi taman.

"Aya sama bunda tunggu sini ya, ayah mau beli minuman dulu. Aya  mau apa?" tanya mas Daniel, setengah jongkok demi menyamakan posisinya dengan Nadivya.

"Aya mau Vanilla yah!" ucap Nadivya semangat dan Mas Daniel mengacak rambut Aya juga gue sebelum akhirnya pergi menuju salah satu stand minuman. Gue nyaris misuh misuh.

Untung ngga jadi:)

Jadi gue cuman beresin rambut gue dan Aya.

"Bunda, bunda  Aya kemarin dapet nilai seratus!" ucapnya bangga dan gue yang memang sedang membereskan rambutnya terhenti karena dia mendongak kearah gue. Matanya berbinar binar cerah dan  gue balas dengan tersenyum lembut kearahnya.

"Wah Aya pinter dong. Pelajaran apa sayang?"

"Matematika! Aya paling jago satu kelas bun" ucap Aya bangga dan gue  ketawa kecil. Aya ngewarisin pinternya bunda berarti. Karena gue emang jago mate tapi ngga begitu jago. Sedangkan bunda sendiri dulu guru matematika.

"Aya pinter diajarin siapa?"

"Diajarin Eyang! Eyang pinter banget matematikanya" ucap aya dan kan gue bilang apa. Gue ama abang emang matematika bisa juga karena bunda.

"Aya nanti bilang Eyang uti makasih ya" ucap gue dan Aya mengangguk. Mas Daniel kembali dengan minuman ditangannya. Kopi untuknya dan Vanilla untuk gue dan Nadivya. Salah satu kebiasaan gue yang nurun ke Nadivya ini.

Kalo minum kalo ngga es teh manis pasti apapun yang berhubungan sama Vanilla.

"Makasih ayah" ucap Nadivya dan mas Daniel mengusap rambut Nadivya pebuh kasih sayang.

"Makasih ayah" ucap gue menirukan Nadivya dan mas Daniel mencium pipi gue cepat.

"Mas ih!" jerit gue dan Nadivya yang ada ditengah kami cemberut.

"Aya ngga dicium?" rengeknya dan gue sama mas Daniel segera mencium pipi Aya dikanan dan dikiri.

Nadivya memang kadang sering mencari perhatian semacam ini. Apalagi mas Daniel kadang harus ke German untuk mengurus perusahaan yang menaunginya atau mengikuti seminar seminar sehingga kadang beberapa hari tidak ada di rumah.

Sehingga Nadivya kadang sangat manja kepada mas Daniel ketimbang gue yang Nadivya liat setiap hari.

Karena gue udah ngga kerja, dan memilih membuka restoran mengikuti jejak bunda.

"Ayah gendong" ucap Nadivya dan mas Daniel berdiri. Memberikan kopinya kearah gue dan menggendong Nadivya. Kami segera bangkit dan bersiap siap berjalan lagi.

"Aya mau naik apa?" tanya mas Daniel dan Nadivya menunjuk kearah komedi putar. Dan gue nyaris tertawa karena Nadivya pasti lebih memilih untuk ditemani Daniel ketimbang gue.

"Ayah temenin Aya yaaaa"  mohon Nadivya dan mas Daniel mengangguk.

"Apasih yang ngga buat Aya" ucap mas Daniel dan menghujani Aya dengan kecupan penuh kasih sayang dan mereka lebih memilih untuk mengantri. Sedangkan gue standby disalah satu sisi untuk memfoto mereka.

Kapan lagi liat mas Daniel naik komedi putar.

"Foto sini Aya, ayah" ucap gue dan Aya mandang gue sambil tersenyum bahagia.

Lucu.

Nadivyanya bukan mas Danielnya.

"Aya pulang yuk, udah sore" ucap gue dan mereka yang baru turun menganggukkan kepalanya mengiayakan.

Mas Daniel baru aja sampe Indonesia kemarin setelah seminar di Jepang, dan gue ngerasa kasian. Mana dia yang seharusnya seminggu disana -seminar tambah liburan- memilih untuk pulang dihari ketiga setelah seminar selesai dan langsung terbang ke Indonesia.

Kami segera pulang dan gue langsung mengurus Nadivya. Anak itu tadi tidur dijalan karena sudah kecapean. Gue ngga tega ngebanguninnya dan memilih untuk mengganti bajunya saja. Gue melihat kearah jam dan sudah jam tujuh.

Gue segera kedapur dan menyiapkan makan malam untuk mas Daniel.

"Kamu ngga cape?" tanya mas Daniel sambil memeluk gue dari belakang.

"Mas aku belum mandi" ucap gue dan masih sibuk dengan masakan gue. Udah ngga ngefek gue dipeluk dari belakang gini.

Berterimakasihlah kepada iman gue yang kuat.

"Kamu mandi aja terus istirahat kita makannya delivery aja"

"Udah mau jadi mas. Mas ngga mau makan masakan aku?" tanya gue dan mas Daniel mencium pipi gue gemas.

"Jangan digigit ih" ucap gue kesal dan dia ngga jadi ngegigit pipi gue.

"ih jangan keleher leher" ucap gue sambil menggeliat geli. Itu bibir ngga bisa diem aja apa?

Ngga tau apa gue sibuk masak.

"Ih" ucapnya kesel dan gue cuman ketawa pelan. Dorong badannya pelan dan ngambil piring lalu mindahin ayam fillet saus asam manis ke piring tadi. Terus nyendokkin sayur sop yang gue buat dalam jumlah dikit ke mangkuk.

Mas Daniel berinisiatif mengambil manggkuk dan gue membawa menu ayam ini.

Kami duduk dimeja dan mulai makan.

"Gimana mas seminarnya?" tanya gue dan mas Daniel menelan makanannya. Lalu menjelaskan topik seminar yang sayangnya cuman sedikit yang gue paham.

"Sekolah aya gimana?"tanyanya.

"Aya rajin belajar mas. Masih bisa dibilangin kapan main kapan belajar. Kemarin matematikanya dapet seratus" ucap gue. Emang, kadang kalo ngga dimeja makan makan kami bakal bahas hal semacam ini di tempat tidur.

"Mirip banget sama kamu" celetuk mas Daniel.

"Iyalah kan anak aku itu" ucap gue dan mas Daniel ikut tertawa dan mengiyakan.

"Aku ngga bisa bayangin Aya nanti ketemu cowo, terus nikah. Kalo ngga ada Aya pasti sepi. Belum lagi aku ngga bisa bayangin kalo ada cowo yang nyakitin Aya duhh" ucap mas Daniel khawatir dan gue ketawa.

Ini yang mungkin ayah rasain pas liat gue.

"Mas, yang bisa kita lakuin adalah dukung Aya. Aya ngga bisa selamanya hidup seneng atau kita jagain. Akan ada masanya dia harus ngambil jalannya sendiri dan kita sebagai orang tua, hanya bisa mendukung Aya" ucap gue sok bijak dan mas Daniel ketawa ngebuat gue cemberut.

Ih gue lagi serius malah diginiin.

"Iya aku tau sayanggg" ucapnya dan gue masih cemberut.

"Makasih ya, udah jadi istri aku yang pengertian dan selalu perhatian sama aku, jadi ibu yang baik bagi anak anak aku. Entah hanya Aya atau bakal nambah lagi kedepannya. Jadi temen hidup aku yang selalu dengerin keluh kesah aku, nungguin aku pulang sampe ketiduran di sofa, atau mau masakin aku makanan sambil nahan kantuk. Makasih" ucap dia dan gue masih mandang dia sebentar.

"Happy anniversary then" ucap dia dan gue masih diam, mencerna segalanya.

"Terima kasih untuk delapan tahun hidup bersama. Untuk menunggu aku yang sedang berusaha berubah menjadi semakin baik. Terima kasih telah bertahan disetiap keadaan dan tetap memantapkan hati kamu untuk aku. Aku terus berdoa agar kita tetap seperti ini hingga tua dan aku akan membuat itu kenyataan" ucap dia dan gue udah nangis.

Gue biasanya ngga pernah lupa, tapi mungkin karena banyak kerjaan dan pikiran ngebuat gue ngelupain hal hal semacam ini.

Dan gue makin nangis karena ngerasa bersalah. Mas Daniel yang udah tiba didepan gue, mensejajarkan wajahnya dengan wajah gue dan menangkup muka gue dengan tangannya yang besar dan hangat.

"Gapapa aku tau kamu sibuk ngurusin ayah yang sakit, belum lagi anaknya Seongwoo karena Chungha mau lahiran lagi. Asal kamu tetap disamping aku, aku ngga papa" ucapnya lalu memeluk gue erat menyalurkan kehangatan.

Gue bales memeluknya.

Dia melepas pelukan kami. Memandang gue sebentar sebelum mencium bibir gue lembut. Dan gue hanya diam.

Terima kasih, karena sudah hadir dalam hidup gue.

👨‍👨‍👧👨‍👨‍👧👨‍👨‍👧

Dan dengan ini gue menyatakan bahwa Once Again benar benar tamat. YEEEY. Maaf ga ada feelnya:( T.T

Emang gue ngga jago nulis. Betewe happy Saturday manteman!

Jangan lupa baca works gue yang lain ya

Book ini bakal berisi hal hal kecil yang diem diem kamu sadarin tentang dia! Tungguin book bias kamu, bahkan kamu bisa request loh💕💕🎶

Lai Guanlin si badboy yang mudah mendapatkan cewe manapun, menyukai Riri si cewe yang bahkan membenci cowo

Kang Daniel, yang lebih mementingkan sahabatnya, Sejeong daripada Riri pacarnya. Hingga akhirnya siapakah yang akan mendapatkan hatinya Riri? Daniel? Donghan mantannya yang kembali setelah tiga tahun? Atau Minhyun yang diam diam menyukai gadis itu?

Hwang Minhyun, yang sekalipun tidak pernah mencintai pacarnya. Tapi kenapa dia menyesal saat mereka putus?

Salam sayang, Ri-

18 November 2017

Continue Reading

You'll Also Like

9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
147K 12.6K 75
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
103K 11K 47
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
15.5M 874K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...