Match Made in Heaven[SUDAH TE...

By achaindigo

2.5M 184K 12.3K

[SEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS] [TERSEDIA VERSI CETAK & EBOOK] Bara, namanya. Lelaki berdarah Arab yang mungk... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
The Late Night Video Call's
Tujuh Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Satu
Dua Dua
Dua Tiga
Dua Empat
Dua Lima
Dua Enam
Dua Tujuh
Dua Delapan
Dua Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Satu
Tiga Dua
Tiga Tiga
Tiga Empat
Tiga Lima
Tiga Enam
Tiga Tujuh
Tiga Delapan
Tiga Sembilan
Empat Puluh
Empat Satu
Tanya Yuk!
Kalian bertanya, Kami Menjawab
Empat Dua
Empat Tiga
Empat Empat
Empat Lima
Empat Enam
Empat Tujuh
Empat Delapan
Empat Sembilan
Lima Puluh
Lima Satu
Lima Dua
Lima Tiga
Lima Empat
Grup LINE?
Lima Lima
Lima Enam
Lima Tujuh
Lima Delapan
Lima Sembilan
Enam Puluh
Enam Satu
Enam Dua
Enam Tiga
Enam Empat
Enam Lima
Enam Enam
Enam Tujuh [END]
Epilog
Sekuel Atau Ekstra Part?
Ekstra Part
Ekstra Part II
sekuel
Bara versi cetak, yay or nay?
halo!
OPEN PRE ORDER [25 FEBRUARI - 11 MARET 2019]
BARA TERSEDIA VERSI E-BOOK
TERSEDIA DI SHOPEE
OPEN PRE ORDER 2
sekuel nggak ya?

Delapan Belas

31.5K 2.5K 23
By achaindigo

"Aku sendirian di rumaaah."

Bara mengernyit heran. "Terus?"

Pasti minta di temenin nih anak.

Di seberang sana, Lea mendecak jengkel. "Gak pa'pa."

"Gimana ya,"

Bara melirik sekilas teman-temannya yang asik merokok sambil sesekali melihat ke arahnya.

"Gue lagi nongkrong. Abis ini juga pada mau futsal. Gue gak bisa ke rumah lo dan ngajak lo jalan. Kalo mau ... Ya ikut gue futsal."

"Yaudah gak pa'pa. Jam berapa kamu jemput aku?"

Bara menjauhkan sedikit ponselnya, agar bisa melihat jam yang tertera di layarnya. "25 menit lagi gue jemput."

"Yeay! Udah dulu ya aku mau siap-siap! Bye Onta!"

Bara kembali memasukkan ponsel ke saku celananya lagi setelah gadisnya memutuskan panggilan secara sepihak.

"Cewek lo, Bar?"

Menatap Daffa sekilas, Bara mengangguk dan kembali menyulut sebatang rokoknya.

"Lo mau jalan? Gak jadi fut--"

"Jadi. Dia gue ajak."

Daffa manggut-manggut. Detik berikutnya dia tersenyum miring. "Secantik apa sih cewek lo? Gue jadi gak sabar buat ngelihat,"

Jordy yang sedang memakan kerupuk pun menimpali. "Wah jangan salah, Daf! Ceweknya Bara cantik maksimal! Kulitnya aja putih mulus udah kayak keramik yang di koleksi emak gue!"

"Seriusan, Jo?"

"Gila, punya pacar cantik kenapa gak di kenalin ke kita-kita, Bar?"

"Kenalin lah sini biar bisa di gilir."

Sebagian anak lainnya tertawa pelan mendengar penuturan Daffa.

"Iya. Ikhlas kok bekas temen juga."

Jordy menatap Bara dengan takut. Perasaan bersalah mulai memasuki hatinya. "So--"

"Jam berapa Jo sekarang?" Bara bertanya datar.

Jordy berdehem sebelum menjawab. "Setengah delapan."

"Gue jemput cewek gue dulu. Abriel nyusul 'kan nanti? Gue duluan ya."

Bara perlahan mulai beranjak pergi meninggalkan teman tongkrongannya yang sekarang terdiam. Mereka semua tahu kalau sekarang Bara tengah memendam emosinya yang berhasil di pancing oleh Daffa, rajanya cowok bad. Tapi ada satu hal yang nggak mereka tahu untuk sekarang ini, kalau memukul teman sendiri adalah salah satu perbuatan yang paling Bara hindari.

***

Lea memakan cornettonya dengan tenang. Matanya sesekali menatap Bara yang tengah menggocek, mengoper, atau memasukkan bola ke gawangnya dengan mudah. Keringat sangat membanjiri wajah Bara, tapi Lea gak merasa jijik. Dia justru merasa terpukau. Otak setengah warasnya mengatakan kalau keringat Bara itu bukan racun, tetapi seperti air suci dewa Yunani.

"Halo?"

Lea menoleh. Dia langsung mendapati seorang perempuan berambut sebahu yang tersenyum ke arahnya.

"Kamu nyapa aku?"

Cewek itu mengangguk.

"Nama gue Gendis. Kalo lo?"

Perlahan, Lea membalas jabatan tangan cewek bernama Gendis ini. "Lea."

Gendis manggut-manggut paham. "Lo sekolah di mana?"

"Bintang Harapan. Kamu? Eh eh sini duduk. Duh maaf ya,"

Lea meringis, tangannya menggeser seplastik makanan ringan dan tas futsal milik Bara yang ada di sebelahnya untuk memberi space bagi Gendis.

"Lo kayak mau study tour aja bawa makanan ringan segala,"

Lea tertawa pelan.

"Pacar aku yang beli. Katanya sih biar aku gak bosen nungguin dia, makanya dia tadi mampir ke minimarket dulu. Kamu mau? Ambil aja, daripada gak kemakan."

Gendis tersenyum hangat. "Boleh emang?"

"Boleh kok. Ambil aja,"

Dan Lea tersenyum lebar waktu Gendis mengambil salah satu cokelat seraya mengucapkan terima kasih kepadanya.

"Oh ya, ngomong-ngomong, jaket lo emang kegedean atau modelnya yang oversized?"

Lea spontan menunduk ke arah jaket yang sedang di kenakannya. "Oh ini, ini punya cowok aku. Makanya kegedean. Dia nyuruh pakai soalnya aku pakai baju yang agak terbuka,"

"Wow pacar lo romantis juga ya! Iri deh gue."

Lea tertawa kecil. Romantis ya? Hmm ... Bara walaupun sedikit kasar tapi punya sisi romantis juga.

"Parah lah si Jo main curang!"

"Curang apa'an anjir lo aja yang letoy!"

Lea menengok ke sumber suara, ternyata mereka semua sudah pada keluar dan Bara datang dengan tubuh yang penuh keringat.

"Lea, gue ke cowok gue dulu ya!"

Lea mengangguk kecil merespon ucapan Gendis dan langsung menggeser pantatnya agar Bara bisa duduk di sebelahnya.

"Udah selesai?"

"Lagi istirahat bentar." jawab Bara menerima handuk kecil dan botol minum dari tangan gadisnya.

Lea memperhatikan Bara yang sekarang mengelap wajah dengan handuk kecilnya, kemudian dia meminum airnya yang membuat jakunnya naik turun, dan terakhir menyiramkan sedikit air ke depan rambutnya.

Astaga astaga!

"Wah siapa nih? Cantik nian!"

Dan Bara kontan menahan pergelangan cowok asing dengan tangan kirinya yang hendak menyentuh Lea, sedangkan tangan kanannya langsung memeluk Lea dengan posesif.

"Don't touch her. She's mine."

Mendengar untaian kata yang keluar dari mulut Bara, membuat Lea menunduk malu. Dia yakin pipinya sekarang udah bersemu merah.

Semua orang yang ada di sana mendengar ucapan posesif Bara. Termasuk Daffa. Dan dia refleks bangkit untuk menghampiri Lea.

"Jadi, ini cewek lo? Boleh juga,"

Bara ikut bangun dari duduknya, dan berdiri membelakangi Lea. Melindunginya.

"Mau apa lo? Gak usah ngincer cewek gue."

Daffa tersenyum meremehkan. "Ya elah, Bar. Gue cuma pengin nyentuh dia doang!"

"Bar udah Bar," Abriel memperingatkan.

"Lo gak usah ikut campur Bri!" balas Daffa tajam.

Lea meremas jaket milik Bara yang di kenakannya. Dia yakin sebentar lagi akan ada--.

Buggh!

"Daffa!!!"

Bara mengusap tulang pipinya yang habis di tonjok Daffa. Setelah itu Bara menggeram marah dan bersiap memberi luka pada wajah Daffa.

"SIALAN!"

Bugh!!

Bara menarik kerah baju Daffa dengan kasar, dan kembali menghujamkan pukulan ke wajah dan perutnya.

"Lea, lo mending jauhin Bara sama Daffa deh! Cepetan!"

Lea mengangguk patuh menuruti titah Abriel dan perlahan mulai menarik baju belakang Bara agar menghentikan aksinya.

Berhasil!

Bara kontan memutar kepalanya, melihat siapa yang berani menarik bajunya. Dan wajahnya berubah menjadi teduh ketika melihat orang yang di cintainya menggeleng dengan mata yang berair.

Lea melihat Bara yang melonggarkan kerah baju Daffa, dan segera menghampirinya agar cepat-cepat pergi dari tempat ini.

"Ayo, pulang."

Mengangguk, Lea lantas merapihkan tas futsal Bara juga plastik makanannya. Dan mulai pergi menjauhi kerumunan cowok tersebut.

"Pipi kamu--"

"Memar."

"Bukan. Ada beleknya,"

Bara mendengus geli. "Lawakan lo gak lucu. Tapi bisa juga bikin mood gue membaik. Sini,"

"Ngapain?"

"Peluk." Bara merentangkan tangannya.

Dengan malu-malu, Lea membalas pelukan Bara. Ya ampun, baju Bara basah kena keringet aja dia tetep wangi kok!

"Jangan berantem mulu ya?" Lea meminta dengan nada lirih.

"Gue gak janji. 'Kan tadi gue juga ngelindungin lo dari Daffa."

Lea mengangkat kepalanya, menatap mata Bara. "Tapi aku takut,"

"Gak usah takut. Ada gue yang ngejaga lo."

"Kalo kamu gak ada?"

"Gue pasti ada. Kalopun gue gak ada di depan lo ya gak usah takut. Ada gue kok di hati lo."

***

Continue Reading

You'll Also Like

1.6K 322 39
[Fiksi Penggemar] - [Tamat] Gadis dengan kekurangannya yang membuatnya dilema, apakah harus lanjut atau tidak. Lelaki dengan keingintahuannya yang me...
31.6K 1.4K 57
Kehidupan Sandra berubah semenjak bertemu kembali dengan rivalnya sejak kecil, yakni Kevin. Hari-harinya terasa begitu menyebalkan karena cowok itu...
2.6M 130K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
527K 19.8K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...