Memeluk Bayang

By umiimasrifah

77.7K 7.5K 569

[ON GOING] Ketika Kala kehilangan Sera, mengharuskan dia terjun dalam pencarian mencari ibu pengganti untuk R... More

Blurb
Azkala Wafa Albarkawi
Dilara Afsheena
Gara-gara Rere
Karena Rere
Memeluk bayangan
Hari itu datang
Memeluk Bayangan 2
Memeluk Bayangan 3
Memeluk Bayang 4
Memeluk Bayang - Hijab Takdir
Menemukannya
Kejadian itu
Kala peduli
Sheena sembuh
Pergi tidak semudah datang
Berharap dan tidak diberi harapan
Rantai Kejombloan
Jangan pergi
Danau
Ruang yang sama
Kejadian di cafe
Sheena dan Sera Menghilang
Sheena dan Sera Menghilang 2
Meski bukan denganku, kamu pantas bahagia
Pertemuan itu
Sidang Terakhir
Yang terjadi di Pengadilan Agama

Rere hilang

2.3K 256 4
By umiimasrifah

Sheena terisak sembari masih menyusuri taman yang luas tersebut, kalimat Kala terngiang betul dan itu semua menyakiti hatinya. Sejak lama hatinya dibuat sekokoh mungkin, bahkan tidak ada seorang pun yang menggoyahkannya, namun kenapa sekarang hati itu rapuh, hanya dengan sekali bentakan oleh Kala.

"Rereee, Ya Allah dimana kamu." perempuan itu masih mencari dan tak gentar.

Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika tubuh tegap dengan dada bidang yang empuk telah ditabraknya. Dan, wajah yang masih belum ingin dilihat itu muncul.

"Pulanglah," ucap Kala dengan nada datarnya, dia masih menatap Sheena yang sibuk menghapus airmatanya, perempuan itu berkepala batu, disaat khawatir dia masih berusaha sok tegar. "Biar aku yang meneruskan cari Rere nya." tambah laki-laki itu.

"Aku tidak mau, aku yang menyebabkan Rere hilang dan aku yang harus bertanggung jawab." elak Sheena, seperti yang dikatakan Kala; karena kelalaian perempuan itu lah, membuat Sheena hilang.

"Singkirkan dulu sikap egoismu itu. Aku sedang serius." masih dengan suaranya yang datar, Kala sedikit memohon.

"Aku juga serius." kini Sheena jauh lebih datar, dia melewati Kala dan tidak menghiraukan sama sekali.

"Sheena! Jangan selalu mendebatku." ucapan Kala kini penuh penekanan.

Sheena kembali dan menatap Kala yang sangat mengintimidasinya. "Apa mau anda sebenarnya Bapak Azkala? Tadi anda menyalahkan saya karena tidak becus menjaga Rere, sekarang saat saya ingin bertanggung jawab atas kesalahan yang saya perbuat anda halangi." Sheena sangat geram, hingga ingin berkata kasar tapi coba ditahannya.

Kala mengusap wajahnya lelah, pikirnya sudah kehilangan Rere ditambah lagi harus menghadapi Sheena yang keras kepala.

Tanpa aba-aba, Kala memegang tangan Sheena dengan lembutnya. "Aku mohon, pulanglah dengan Ibu, biar aku yang Mencari Rere dan nanti akan ku kabari." ucap Kala dengan lembut, dia mengalah karena percuma berdebat dengan Sheena.

Sheena hanya diam, kini dia merasa berbicara dengan orang yang berbeda, tapi Sheena menyukai Kala yang seperti ini. "Baiklah, tapi kabari aku apapun yang terjadi."

"Tentu." 

"Assalamualaikum." Sheena pergi dan menghampiri ibu mertuanya yang ada di mobil, wanita itu sudah diberitahu oleh Kala untuk pulang saja, dan tanpa elakan Dila langsung menuju mobil, karena dia sangat yakin pada putranya, kali ini pun Kala akan menemukan Rere.

***

Rere berjalan, sesekali celingukan. Tadinya dia mau menggoda Utinya dengan bersembunyi, tapi saat kembali, gadis itu tidak menemukan satu pun anggota keluarganya.

Brak...

"Aaaa-"
Rere tidak bisa lagi membendung airmatanya, karena tubuhnya yang kecil menabrak tubuh tegap besar, persis seperti Papanya. Tapi kali ini berbeda.

Perempuan yang bersama laki-laki itu sejenak terhenyak karena kaget, namun akhirnya segera menolong Rere yang sedang jatuh terjerembab dengan tangannya yang memegangi kepala, karena telah menabrak tubuh tegap laki-laki yang tidak berkutik sama sekali.

"Sayang, kamu nggak papa kan?"
Tanya perempuan itu sembari mengelus-elus kepala Rere.

"Sakiiit."
Ujar Rere sembari masih mengusap-usap kepalanya. Dia merasa kesal pada laki-laki yang menabraknya, bukannya menolong seperti perempuan itu tapi malah diam.

"Sini sini, berdiri dulu,"
Perempuan itu menuntun Rere untuk berdiri.
"Jangan nangis lagi ya, kalo nangisnya berenti, nanti aku kasih lollipop ini."
Ucapnya lagi sembari menyodorkan satu bungkus permen lollipop yang ada ditasnya. Ternyata bukan hanya Sheena, perempuan ini juga mengasyikkan.

"Loh, lollipop itu?"
Sahut laki-laki itu bingung, ketika melihat ada satu bungkus permen lollipop lagi ditasnya.

Perempuan itu menoleh kearah laki-laki itu sembari nyengir.

"Mau nyetok lollipop ditas."
Jawabnya lucu.

"Aneh."
Balas laki-laki itu yang membuat perempuan didepannya mendengus, karena asyik berdebat, mereka tidak memperdulikan Rere. Hingga gadis kecil itu memegangi lengan baju dan menarik-nariknya.

"Iya? Mau?"
Tanya perempaun itu, dan Rere mengangguk.
"Bentar ya, sebelum kamu dapet permen lollipopnya, Om ini harus minta maaf dulu sama kamu."
Tambahnya, dan berhasil membuat laki-laki itu mendelik.
Dan perempuan itu memberi kode kearah laki-laki itu agar menunduk untuk sekedar minta maaf.

"Apa? Bukan aku yang salah. Dia sendiri yang menabrakku."
Elaknya, memang benar itu bukan kesalahannya. Tapi apa salahnya berusaha menyenangkan hati anak kecil.

"Ayolah Tuan, jangan buat anak ini nangis lagi. Kamu mau kita dikira ngapa-ngapain dia?"

"Kita tinggal pergi, apa susahnya sih?"

"Ya nggak bisa gitu dong, dia juga sendirian disini, nanti kalo ada orang jahat yang mau menculik atau mencelakainya gimana?"

"Ya biarin aja, lagian itu gak ngaruh sama sekali ke kita bukan? Udahlah, jangan jadi orang yang sok baik. Urusi urusanmu dulu, jangan sok-sokan mengurusi urusan orang lain. Siapa yang tau, dengan sikap sok baikmu itu, kamu malah dituduh yang bukan-bukan? Kamu masih terlalu lugu, apa yang kamu anggap baik, kadang tidak dimata orang lain, bahkan sebaliknya."
Jelas laki-laki itu, sembari mencoba melangkah, meninggalkan Rere dan perempuan yang masih disampingnya. Uh, ada ya orang seperti dia? Sudah menyebalkan, juga sering ngajak berdebat. Rere jadi kasihan melihat perempuan disampingnya, harus terus-terusan dengannya, andai Rere sudah besar dan menemukan lagi laki-laki seperti itu, akan ditinju dan ditendangnya dari peradaban dunia, dia seperti hama yang perlu dibasmi, karena membuat hati menjadi banyak menggunjing.

"Kamu terlihat begitu tau tentang hal itu. Tapi kamu belum tau maknanya. Setidaknya apa yang diperbuat sudah memiliki niatan yang baik, walaupun pandangin orang lain berbeda, kita tetap mendapat nilai plus dari Dia yang menyukai kebaikan."
Ucap perempuan itu. Tidak perduli laki-laki yang sudah melangkah melewatinya. Dilihatnya Rere sebentar, gadis kecil itu melongo, hanya karena memperhatikan setiap pertengkaran keduanya.

"Sudahlah, biar aku yang memintakan maaf darinya ya, ini lollipop untukmu."
Ucap perempuan itu sembari menyodorkan sebungkus permen itu.

"Tunggu."
Tangan perempuan itu yang membawa lollipop, yang hampir dia berikan ke Rere, tiba-tiba berhenti karena suara itu.

Tubuh tegap tadi, yang sudah pergi melewatinya, tiba-tiba berjongkok disampingnya, dan memandang Rere.

"Aku minta maaf ya, tadi menabrakmu sampai terjatuh, sebagai permintaan maafku, kamu mau apa selain lollipop?"
Suara itu begitu lembut, sangat lembut, sampai Rere merubah persepsinya, jadi selain perempuan itu yang sama seperti Sheena, ternyata laki-laki itu juga sama seperti Kala. Tapi sayangnya, Kala tidak pernah memperlihatkan sikap kerasnya.

"Aku nggak minta apa-apa."
Ucap Rere.
"Aku cuman mau pulang."
Tambahnya lagi. Dia jadi khawatir pada keluarganya, pasti mereka sedang mencari Rere, dan kebingungan.

"Tuhkan Tuan, sudah aku bilang, anak ini pasti sedang butuh bantuan."
Bisik perempuan itu yang sedikit terdengar oleh Rere, dan laki-laki disampingnya hanya tersenyum miring.

"Baiklah, kita akan mengantarkanmu pulang. Aku cari taksi dulu ya."
Laki-laki itu berdiri dan berjalan kepinggir jalan, mencari taksi yang lewat.

"Ini permennya, ambillah sayang."
Ucap perempuan itu sembari menyodorkan lollipop ditangannya untuk Rere.
"Oh ya, namamu siapa? Kita belum kenalan sejak tadi."

"Namaku Lele, Tante siapa?"
Ucap Rere.

"Nama Tante, Tira."

"Wah, nama kita sama Tan, Lala sama Lele."
Ucapnya terlihat begitu bahagia, pandaran matanya yang berbinar-binar dan pipinya yang merah merona sebagai bukti. Rere yakin, mereka orang yang baik.

Selama ini, Rere cukup banyak belajar mengenai sikap dan sifat seseorang. Dirinya yang tidak bisa diam, membuat orang yang ingin menculik atau membahayakan nyawanya begitu mudah melancarkan strategi padanya.

"Terus Om tadi namanya siapa, Tan?"

"Namanya Om Vero."

"Wah, sama lagi, jadinya Lolo, Lala, dan Lele."
Ucapnya sembari tertawa terbahak-bahak, Rere seperti menemukan hal yang paling menyenangkan dalam hidupnya, yang belum pernah dia temukan. Dan lucunya, gadis itu begitu antusias.

"Iya ya, kenapa bisa kebetulan banget."
Tira bingung dan tak habis fikir.

"Taksinya sudah datang. Ayo."
Suara itu tiba-tiba muncul disamping mereka, tubuh tegap itu seketika menyambar Rere, dan membawa gadis kecil tersebut dalam gendongannya.
Tidak hanya Rere yang terhenyak, perempuan itu pun juga.

Tira mengikuti langkah laki-laki itu, dan berujung disebuah taksi dipinggir jalan yang sudah menunggu mereka. Tira masuk terlebih dahulu, kemudian Rere dan Vero.

"Tumben baik?"

"Apa maksudmu?"

"Ya, kenapa tiba-tiba sebaik itu?"

"Repot sekali, nggak baik salah, baik salah."

"Bukan gitu..."

Dan pertengkaran itu dimulai kembali.

***

Regards

Umi Masrifah

Continue Reading

You'll Also Like

149K 8.1K 29
"Namanya Iliyas Abrisam. Dia suami kamu sekarang." "Mama bercanda?! Kapan Diba nikahnya?!" *** Adiba Larasati itu cewek nolep. Kerjaannya hanya mengu...
54.9K 1.2K 46
Pernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namu...
19.8K 2.1K 10
(Privat acak, follow sebelum baca) "Gus, kita langsung bikin dedek bayi, kan?" Khadijah yang enggan melanjutkan pendidikannya memilih untuk menerima...
1.6M 144K 46
[ROMANCE] Kayla Nisrina Humaira si gadis optimis yang menemukan makna cinta sesungguhnya saat takdir mempertemukannya dengan CEO muda ternama bernam...