WHAT IF.. [KPOP IMAGINE]

By crystaleeey

274K 18.1K 1.1K

WHAT IF... Kpop idols take a part in your life? Not as an idol. And you're not only their fan. Albert Einstei... More

Kang Daniel // Please
Park Jihoon // Sweet Boy
Park Woojin // Gebetan
Lai Guan Lin // Prom Night.
Lee Daehwi // Cute Boy.
Im Youngmin // Best Friend
Ong Seongwoo // Misunderstood
Kim Donghan // Sorry
PEMBERITAHUAN
Park Chanyeol // Fine
Jeon Wonwoo // Fansign
Lee Taeyong // Childhood Bestie
REQUEST? READ THIS!
Kwon Soonyoung // Dance Partner
Kim Taehyung // Celebrity
Bae Jinyoung // Cold
D O N E
Park Chanyeol // Fine (2)
Mark Tuan // Secret Admirer
Nakamoto Yuta // Bad Boy
Hwang Minhyun // I Wish
Cha Eunwoo // If Only
Jung Jaehyun // Ex
Hwang Hyunjin // Bully
Lee Euiwoong // Dare Game
Kim Mingyu // LDR
Na Jaemin // Don't Meet
Bang Chan // You Are
Wong Lucas // Lover
Kim Hanbin // WaKeTos
Han Jisung // Promises
Yoon Sanha // Without You
Lee Jeno // Heartbreaker
Yoon Sanha // Without You (2)
Kim Seungmin // Stay
Ha Yoonbin // Yours
Kim Taehyung // Celebrity (2)
Lee Jeno // Heartbreaker (2)
Kim Samuel // I Can't (2)
Lee Euiwoong // Dare Game (2)
KIM SAMUEL FIGHTING!
Hwang Hyunjin // Happier
thank you so much, love.
Jung Jaehyun // Hold On
Lee Haechan // Don't
Kim Seungmin // Crush
Kim Yohan // Senior
Lee Haechan // Don't (2)
Hwang Hyunjin // Bully (2)
Kim Younghoon // Endlessly.
Hwang Hyunjin // Bully (3)
Lee Juyeon // Back To You
Hwang Hyunjin // Bully (4)

Kim Samuel // I Can't.

5.6K 416 18
By crystaleeey

Maafkan typo :")

###

You as Minha.

###

Kamu adalah seorang gadis yang dibenci banyak gadis cantik. Bahkan seorang primadona sekolah saja digosipkan tidak menyukai kamu.

Well, itu memang sedikit mengganggu pikiranmu.

Ya bagaimana tidak?

Seorang primadona. Ratu sekolah. Benci dengan mu.

Gila. Kamu dibenci ratu sekolah. Tentunya semakin banyak orang yang membencimu karena si 'ratu' juga membenci mu.

Tadinya kamu tidak tau apa alasannya.

Tapi setelah mendengar dari anak-anak dikelasmu, ternyata kamu dibenci karena seorang pangeran sekolah itu adalah kekasihmu.

Hei, memang apa salahnya?

Sebenarnya tidak ada. Tapi masalahnya, kamu adalah anak dari kalangan bawah. Bisa dibilang, kamu bukan siapa-siapa di sekolah itu.

Kamu memang bukan orang kaya seperti teman-teman sekelasmu, si 'ratu' sekolah, juga kekasihmu.

Kamu berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Kamu anak yatim. Kamu tinggal bersama Eomma mu disalah satu rumah kontrakan.

Pekerjaan Eomma mu adalah pegawai restoran mewah. Eomma mu adalah kepala pelayan. Jadi gaji Eomma mu lumayan juga.

Tidak besar, tapi tidak kecil juga.

Kamu adalah anak tunggal. Kamu adalah gadis yang sangat bijaksana dan mandiri. Mungkin itu alasan si 'pangeran' sekolah bisa menyukaimu.

Kamu bisa masuk ke sekolah mahal itu adalah berkat yang Tuhan beri melalui sahabat Appa mu. Sahabat Appa mu adalah ketua yayasan sekolah mewah ini.

Kamu tersenyum mengingat bagaimana ramahnya sahabat Appa mu itu. Dia snagat membantu keluarga mu. Kamu sampai terharu karena ada orang sebaik dia.

Meskipun kamu bukan siapa-siapa, tapi kamu cukup dihormati oleh guru-guru dan pegawai-pegawai sekolah lainnya.

Mungkin karena mereka tau, mereka akan mendapat masalah jika berurusan denganmu.

Tapi kamu tetap ramah dan bersikap biasa saja. Tidak seperti si primadona sekolah yang terkadang bersikap seenaknya karena orang tua nya adalah pendonasi terbesar di sekolah ini.

"Hey?" Kamu terkejut ketika dagu mu dicolek seseorang. #eak

"Samuel." Gumammu sambil tersenyum.

Dia membalas senyum manismu dengan senyuman super duper manis miliknya yang bikin ambyar.

"Senyum-senyum sendiri. Mikirin aku ya?" Godanya yang membuatmu tertawa.

"Apasih ge-er." Ucapmu sambil memukul bahunya pelan.

Samuel tertawa kecil. Ia melihatmu dengan intens. Sangat dekat. Dan matanya tidak berpaling sama sekali dari wajahmu.

"Muel, apasih?" Kamu mendorong keningnya karena wajahnya sangat dekat denganmu.

"Ih, aku lagi sibuk tau."

"Hah?"

"Sibuk liatin betapa cantiknya pacarku."

BUGH

"Apasih, ini masih disekolah tau. Jangan bikin malu deh."

"Ih, ngapain malu? Aku malah bangga diliatin orang." Kamu mendengus.

"Kamu mah gak punya malu."

Samuel melotot dan mencubit pipimu dengan gemas. "Enak aja." Kamu hanya tertawa dan melepaskan cubitannya di pipimu.

"Chagiya," panggil nya yang selalu membuatmu salah tingkah seketika.

"Kalau misalnya aku punya cewek lain, kamu bakal tinggalin aku, gak?"

DEG.

Apa maksudnya? -Batinmu.

Keringat dingin langsung membanjiri wajahmu dalam waktu satu menit. Kamu terdiam. Mata Samuel tidak lepas dari matamu.

"K-kenapa nanya begitu?" Tanyamu.

"Ih, jawab aja." Rengek Samuel.

Kamu menelan ludahmu. Tenggorokkan mu mendadak terasa perih.

"Ak-aku bukan akan ninggalin kamu," jawabmu. "Tapi aku akan lepasin kamu. Biarin kamu bahagia sama cewek yang kamu sayang." Lanjutmu dengan senyum tulus.

"Kalau aku gak sayang sama cewek itu?" Tanya Samuel lagi. Kamu bertambah bingung.

"Kalau kamu gak sayang sama dia, ngapain kamu sama dia?" Tanyamu.

"Berarti kamu gak akan tinggalin aku, kan?"

"Aku gak ngerti kamu ngomong apa, Samuel."

Samuel menghela nafas berat. "Aku di jodohin."

Kamu rasanya ingin pingsan.

"Sama Sejeong."

Oke, rasanya lebih baik mati saja.

Samuel menatapmu dalam. "Aku gak sayang sama dia. Tapi Eomma dan Appa maksa. Ini demi bisnis keluarga."

"Kalau begitu lakukan, karena keluarga lebih penting." Jawabmu dengan suara tercekat.

Samuel menggeleng kuat. Matanya berair. Dia benar-benar tidak ingin kehilangan kamu.

"Aku bisa berusaha bikin Eomma dan Appa percaya kalau aku udah punya pacar dan aku sayang sama pacarku."

Kamu menggeleng sambil menahan tangis. "Muel, aku gak bisa kasih kamu apa-apa. Sedangkan Sejeong bisa bantu bisnis keluarga kamu."

"Apaansih kamu! Aku gak butuh apa-apa. Aku cuma butuh kamu. Cuma kamu. Lagipula aku bisa pergi dari rumah. Demi kamu."

Kamu melotot dan memukul bahu Samuel. "Jangan coba-coba lari dari rumah, Samuel!"

"Aku tetap bakal lari kalau-"

"Samuel, semuanya itu Tuhan yang atur. Kita hanya menjalankan. Kalau kita jodoh ya gak bakal kemana kok." Ucapmu dengan tenang.

Gaya bicaramu sangat tenang, tapi tidak dengan perasaanmu saat ini. Perasaan mu serasa diaduk-aduk.

"Minha-"

"Samuel, kita masih SMA. Kita jangan terlalu serius lah."

Samuel diam dengan tatapan terkejut.

"Aku serius. Aku serius jalanin hubungan ini sama kamu, Minha. Jadi selama ini menurutmu hubungan kita gak penting? Gak serius? Cuma main-main? Gitu?" Samuel berdiri dari duduknya dan berjalan pergi.

Kamu langsung menyesali ucapanmu. Kamu berdiri dan berniat mengejarnya. Tapi dia sudah berlari menjauh.

Dan kamu tau, kamu menyakiti perasaannya.

"Muel, maaf." Gumammu dengan air mata yang perlahan jatuh membasahi wajah mu.

...
..
.

Two weeks later,

"Choi Minha!" Kamu membalikkan tubuhmu melihat seorang namja tampan berlari kearahmu sambil membawa beberapa kartu(?)

Kamu tersenyum ramah. "Ya?"

"Nanti malem dateng ya?" Namja itu memberikan sebuah kartu undangan pesta.

"Apa ini..?"

"Sweet seventeen Samuel." Jawab namja itu dengan santai.

Namja didepanmu ini adalah Lai Guanlin. Sahabat Samuel, kekasihmu.

Kamu mengernyit bingung. Kenapa Samuel tidak memberikan nya secara langsung kepadamu seperti biasa?

Ah, benar.

Hubungan kalian sedang renggang.

Kamu dan Samuel jadi jarang berkomunikasi setelah kejadian dua minggu yang lalu di taman sekolah.

Samuel kelihatan menghindar ketika kamu mencarinya. Telepon, SMS, Line, WA, Instagram, dll. Semuanya off jika kamu mencoba menghubunginya atau mencari kabarnya.

Tapi yang bikin hatimu sesak adalah seminggu belakangan ini, Samuel selalu terlihat bersama dengan Sejeong.

Sampai beberapa orang bertanya-tanya apakah kamu dan Samuel sudah putus atau bagaimana.

Dan sekarang, didepan mata kepalamu sendiri. Kamu melihat Samuel memberi kartu undangannya kepada Sejeong yang sedang berlatih cheers di lapangan basket.

Kamu menghela nafas. Tiba-tiba matamu dan Samuel bertemu, namun dia langsung memutuskan kontak mata kalian seketika.

Kamu menunduk dan berjalan menjauh.

...
..
.

Kamu sudah siap dengan dress berwarna putih dan high heels hitam juga gelang pemberian Appa mu.


Eomma mu tersenyum melihat begitu anggunnya anak semata wayangnya ini.

"Ah, anak Eomma cantik sekali." Kamu tersenyum menanggapi pujian Eomma mu.

Make up mu kamu buat se natural mungkin karena kamu juga tidak begitu memiliki alat make up yang lengkap.

"Eomma, aku pergi dulu ya?" Pamitmu sambil mengambil tas hitam selempangmu.

"Iya, hati-hati. Kamu dijemput Samuel?"

Senyummu menipis. "E-enggak. Mungkin dia sibuk disana. Aku naik uber aja."

"Oh, oke."

Kamu keluar ketika supir uber pesanan mu telah datang.

Setelah memberitau kemana tujuanmu, kamu malah terdiam memikirkan Samuel.

Kenapa dia tidak menjemputmu?

Biasanya, di hari ulang tahunnya pun, dia akan menjemputmu. Karena dia bilang, kamu lebih spesial.

Tapi kali ini tidak.

Apa... Kamu masih spesial?

...
..
.

Setelah 20 menit di perjalanan, kamu akhirnya sampai di depan sebuah rumah mewah.

Kamu tersenyum menyiapkan hatimu. Sudah dua minggu kamu tidak bertemu dan menyapa Samuel karena dia terus menghindar.

"Bisa tunjukkan undangannya, nona?" Tanya seorang satpam di pintu depan.

Kamu menunjukkan undangan mu dan langsung dipersilahkan masuk. Kamu masuk dan langsung ternganga karena dekorasi rumahnya sangatlah mewah.

Ini bahkan tidak terlihat seperti rumah.

Kamu melihat sudah banyak yang datang. Mereka sedang menikmati makanan ringan dan minuman.

Kamu mencari keberadaan Samuel, tapi kamu tidak menemukannya. Kamu berusaha berani untuk bertanya pada orang-orang.

Kebetulan, kamu melihat Guanlin sedang berkumpul bersama teman-teman Samuel yang lain.

"Eum? Guanlin?" Panggilmu. Guanlin menoleh.

"Eh? Minha udah dateng?" Kamu tersenyum dan mengangguk.

Kamu menunduk menyapa teman-teman Samuel yang lain. Lalu kamu kembali terfokus pada tujuanmu memanggil Guanlin.

"Lin. Lo liat Samuel, gak?"

Wajah Guanlin mendadak berubah. Kamu bisa melihat dengan jelas walaupun cahaya nya remang-remang.

"Eee.. Dia.." Guanlin menyenggol lengan Daniel.

"Kasitau aja," bisik Daniel.

Guanlin terlihat panik. Dia menatapmu dengan tatapan kasihan. Perasaanmu mendadak tidak enak.

"Samuel..." Guanlin menggaruk kepalanya. "Lagi jemput Sejeong." Jawabnya cepat.

Kamu terdiam.

Kok sakit ya? -Batinmu.

"O-ohh.." Kamu menahan air mata mu. "Kalau gitu gue kesana dulu ya. Haus, hehe." Kamu langsung pergi dari hadapan Guanlin dan berjalan entah kemana.

Kamu tidak ingin berada disini.

Ketika kamu sedang berjalan cepat menuju pintu depan. Tapi langkahmu langsung berhenti ketika melihat Samuel sedang bergandengan tangan bersama Sejeong. Mereka terlihat serasi dengan pakaian senada.

Mereka tertawa bersama. Sejeong menempatkan kepalanya di atas bahu Samuel dan Samuel mengacak-acak rambut Sejeong dengan tangan kirinya.

Sedangkan tangan kanannya menggandeng Sejeong dengan erat.

Langkah mereka berhenti tepat didepanmu. Kamu mengepalkan kedua tangan mu. Semua tatapan tamu mengarah kepada kalian.

Terutama kamu yang terlihat marah dengan bahu gemetar. Kamu masih setia menahan air mata mu yang membuat penglihatan mu kabur sejenak.

Kamu mengedipkan matamu, dan air mata berhasil lolos dari matamu. Kamu melihat Samuel dan Sejeong yang sudah melepaskan tautan tangan mereka.

Sejeong menunduk, dan Samuel terus menatapmu dengan intens.

"Lo dateng?" Tanya Samuel.

Musik yang sedari tadi menyala, tiba-tiba terhenti. Jadi kamu bisa mendengar dengan jelas ucapan Samuel.

Bahkan dia tidak lagi menggunakan 'Aku-Kamu' sekarang.

"Gue kira lo gak bakal dateng." Ucap Samuel dengan nada datar.

Kamu menatap wajah nya yang berubah dari terkejut menjadi dingin.

Kamu masih setia pada posisi mu.

"K-kamu bisa jelasin ke aku?" Tanyamu gemetar.

"Bukannya hubungan gak serius kita udah selesai? Gue ngundang lo kesini sebagai teman." Jawab Samuel.

Kakimu terasa lemas. Kamu ingin jatuh saat itu juga.

Kamu mengangguk. "O-oke. Kalo gitu lebih baik aku pulang ya." Kamu berjalan melewati Samuel dan Sejeong.

Kamu berpikir Samuel akan menahan mu. Kamu jalan pelan, tapi tidak ada apapun yang terjadi.

Kamu menoleh ke belakang dan hatimu bertambah sesak ketika melihat Samuel dengan santainya merangkul Sejeong dan berjalan mendekat kearah teman-temannya.

Kamu berjalan keluar dari rumah Samuel sambil menangis. Kamu berjalan terseok-seok menuju rumahmu. Kamu memukul dadamu sendiri.

"Kenapa sesakit ini?" Kamu terjatuh di tengah jalan.

15 menit kamu hanya duduk diatas aspal, tiba-tiba sebuah mobil berwarna putih berhenti dibelakangmu.

Kamu menoleh dan mendapati seorang laki-laki berbaju hitam mendekatimu. Kamu tidak lari karena kamu tau siapa dia.

"Minha, lo ngapain disini?" Kamu menunduk dan berusaha berdiri dengan bantuannya.

Jung Jaehyun. Anak sahabat Appa mu. Kamu terus menunduk.

"Lo ngapain disini?" Tanya nya lagi. Kamu menggeleng.

Pada akhirnya, kamu menceritakan semua nya pada Jaehyun karena kamu percaya padanya.

Jaehyun hanya mendengarkan tanpa memotong sedikitpun ucapanmu. Sampai dirumah mu, kamu langsung masuk setelah berterimakasih pada Jaehyun.

Jaehyun menghela nafas ketika dia sudah masuk kedalam mobilnya. "Kim Samuel. Lo belum tau berurusan sama siapa." Lalu menancap gas mobilnya meninggalkan pealataran rumah mu.

...
..
.

Membalas dengan kekerasan bukan style keluarga Jung.

Keluarga Jaehyun sangat amat menjaga keluarga Minha. Apapun yang terjadi pada Minha dan Eomma nya, keluarga Jung harus tau dan harus ikut campur.

Minha dan Eomma nya dititipkan pada mereka, maka mereka harus menjaga nya.

Jung Josse. Appa Jaehyun sudah mendengar apa yang terjadi pada Minha. Dan ia juga mendengar dan menyetujui permintaan anak sulungnya.

"Apa hukuman yang bagus buat dia? Tanya Appa Jaehyun.

"Memindahkan Minha ke Kanada." Awalnya, Appa Jaehyun tidak tau alasan kenapa anaknya meminta seperti itu.

"Apanya yang bakal bikin dia merasa dihukum, Jaehyun?"

"Jaehyun tau Samuel masih ada perasaan sama Minha, Appa. Cuma anak itu gengsi karena dia pikir Minha tidak serius tentang hubungan mereka. Kalau Minha dipindah ke Kanada, kita bakal tau apa yang Samuel rasakan."

"Ah, Jaehyun. Kamu terlalu pintar." Jawab Appa Jaehyun sambil tertawa.

"Okelah, ayo urus ini secepatnya." Lanjut Appa Jaehyun.

...
..
.

"Minha."

"Minha."

"Heh!"

"CHOI MINHA!"

Kamu terbangun dari tidurmu. Kamu mendongak dan mendapati seorang namja sedang duduk didepanmu.

Matamu langsung terbuka lebar. Kamu tidak percaya bahwa didepanmu adalah namja yang berhari-hari kamu rindukan.

Kim Samuel.

Kamu tersenyum, walaupun dia hanya menatapmu dengan datar.

"S-Samuel..?" Kamu tersenyum lebar. "Ada apa?"

Samuel menelan ludahnya sendiri. Kamu tidak tau apa yang ada di dalam pikiran Samuel ketika menatapmu.

Samuel hanya terdiam dan menatap matamu dalam.

"Ada apa, Samuel?" Kamu tau, kamu tidak akan memanggilnya 'Muel' lagi.

"Gue.. G-gue..." Dia kembali terdiam ketika melihat senyum tulusmu.

Tanpa kamu sadari, detak jantung Samuel sangat keras sekarang. Dia menahan nafas ketika melihat wajah mu dengan dekat.

Kamu tertawa kecil ketika melihat wajah Samuel yang memerah.

"Kamu aneh. Apaan sih?" Tanyamu heran.

Sekarang kamu bisa menangkap arti tatapan intens Samuel. Disana tersirat amarah.

Senyummu memudar ketika rahang Samuel mengeras. Kamu memalingkan mata mu, tidak ingin melihat wajahnya.

"Minha," ucapnya dengan suara serak.

Kamu menatapnya dan terkejut. Kamu terbelalak ketika melihat setetes air mata di pipi namja tampan didepanmu.

"Sa-"

"Jangan pergi."


















































Kamu terdiam. Samuel sudah tau.

"Sam-"

"Aku mohon." Bisiknya.

"Samuel, kamu apaan sih?" Ucapmu berusaha tidak ikut menangis.

"Aku minta maaf." Ucapnya menunduk.

"Sam-"

"Aku minta maaf." Kamu menghela nafas dan mengusap air mata di pipi namja didepanmu.

Dia menatapmu dengan memohon. Kamu tersenyum sedih, "terlambat." Ucapmu membuat perasaan namja didepanmu hancur.

Bahkan lebih hancur dibanding saat kamu bilang hubungan kalian terlalu serius.

"Dulu kamu bilang kamu gak bisa hidup tanpa aku." Kamu tertawa mengejek. "Tapi kemarin kamu ngerayain ulang tahun kamu tanpa aku." Kamu tersenyum.

Samuel menatapmu dengan panik. Ia menatapmu dengan perasaan menyesal. Ia menggenggam tanganmu.

"Aku emang gak bisa hidup tanpa kamu. Sampai kapanpun."

Kamu tersenyum miring. "Kamu rayain ulang tahun mu tanpa aku, Samuel. Dan kamu akan terbiasa dengan itu."

"Enggak." Jawabnya cepat. "Aku minta maaf, Minha."

"Aku gak bisa." Kamu menggeleng dan tersenyum, lalu meninggalkan Samuel yang duduk dengan tatapan kosong.

"Ya. Ini sakit." Bisik Samuel dengan air mata yang menetes.

###

Iya, yang ini bakal di buat sequel. Tenang aja oke? Wgwg

Btw udah ye.

Ini paling panjang diantara yang lain.

Jangan lupa vote and comment!

Kalau enggak, gak lanjut :" heheh

Salam damai, GBU :*

-💎

Continue Reading

You'll Also Like

121K 380 12
Cerita Istri majikan yang kepincut pegaiwainya.
115K 10.4K 46
No Deskripsi. Langsung baca aja Taekook Vkook Bxb 🔞🔞 *** Start : 15 Januari 2024 End : -
158K 4.7K 29
MENGANDUNG 18+❗⚠️❗⚠️❗ sorry kalo ada typo yaw🤗
189K 770 5
ONE SHOOT 21+ If you found this story, u clearly identified as a horny person. So find ur wildest fantasy here and just let's fvck, yall.