Yunho The Handsome Slave (Com...

By Bitchcoin

20.1K 1.5K 248

*Perpanjangan ijin menulis Fanfic ini sudah didapatkan Yunho terlalu percaya diri dan naif jika mengira Jae... More

Prolog
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
END
Akhir Kata

Chapter 1

2.8K 255 26
By Bitchcoin

Mengejar seorang wanita memang tidak mudah. Sedikit sedikit mereka akan berteriak, diam, tersenyum, terlihat sedih, ikhlas, menangis, dan menangis lagi sampai batas waktu yang tidak ditentukan

Yunho menggeram pelan. Ia menggelengkan kepalanya. Ia tidak percaya jika harus terlihat seperti orang bodoh saat menjelaskan kejadian di lift tadi pada Ahra

Yang ada Ahra malah tersenyum. Lalu dia bilang tidak apa-apa, dan selanjutnya wanita itu tiba-tiba menangis. Membuat Yunho ngeri

"Aku tidak mengerti wanita"

Yunho keluar dari lift dan melihat sekeliling department dimana tempatnya bekerja. Diujung ruangan ini merupakan ruang khusus terbaru miliknya

Syukurlah, Yunho tidak harus membagi meja dengan Yoochun yang hanya dihalangi sekat yang tingginya bahkan masih dapat dijangkau Yoochun yang senang menjahilinya

"Yo Yunho, apa boss masih punya putera lain? Aku juga ingin punya ruangan pribadi" Yoochun melempar bola kecil dari kertas dan mengenai wajah Yunho

"Ada" Yunho menjawab pertanyaan Yoochun sambil mengelus kepalanya yang ditimpuk, "Kau bisa menjadi babysitter Taepoong-anjingku jika mau. Aku sedang mencari pelatih untuknya"

"Sialan kau" kata Yoochun bercanda

Sebelum membuka pintu ruangannya, Yunho sekilas memandang meja sekretaris yang masih kosong. Letaknya tepat didepan ruangannya sendiri

Sepertinya Yunho akan kesulitan untuk beberapa hari kedepan. Bahkan jika Ahra tidak memberinya kesempatan, Yunho mau tidak mau harus menyeleksi ulang karyawan disini untuk dijadikan sebagai sekretarisnya

Yunho masuk keruangannya

"Paman darimana saja kau? Aku menunggu selama lima belas menit lebih"

Yunho mendelik sebal karena selain memarahinya, Jaejoong juga duduk dikursi panasnya. Padahal dia saja baru beberapa jam mendudukinya

"Berdiri dari kursi ku" bentak Yunho

"Kenapa?"

"Karena kursi itu bukan untuk bocah sepertimu" Yunho menaruh kedua tangannya pada lengan kursi. Ia mendorongnya hingga Jaejoong harus bertumpu pada kekuatan bokongnya agar tidak tergelincir jatuh

"Paman hentikan, aku bisa jatuh" Jaejoong berteriak ngeri. Takut jatuh

Yunho memiringkan kursinya 90 derajat hingga tubuh Jaejoong merosot ke lantai.
Jaejoong meringis kesakitan. Ia memegang bokongnya, "Kau sungguh lancang, paman idiot"

Jaejoong berdiri. Berhadapan dengan Yunho. Mereka saling mengintimidasi satu sama lain. Jaejoong tidak mau mengalah,
"Bukan untuk bocah seperti ku, huh? Kau lupa jika tanpa Papa kau bukan siapa-siapa"

"Kau memang minta dipukul" Yunho mencengkram pundak Jaejoong dengan kuat

"Sakitttt......" Jaejoong meraung kesakitan, "Kau menyakiti ku lagi"

Yunho sadar dan langsung melepas cengkramannya, "Jae maaf"

"........."

Jaejoong marah dan tidak ingin melihat wajah Yunho, "Akan ku adukan pada Papa. Kau akan kehilangan pekerjaan mu "

"Kau tidak berani" Yunho mulai gemetar. Ia yakin Jaejoong benar-benar akan melakukannya

"Tentu saja berani. Aku kan anak kesayangan Papa" sekarang Jaejoong menatap Yunho. Tatapannya menusuk tajam, "Kau akan menyesal nanti"

"Kalau kau mengadu pada boss, aku tidak mau mencium mu lagi" Yunho balik mengancam. Ia kira Jaejoong akan terpancing

"Aku juga tidak mau dicium olehmu"

"Benarkah?" tanya Yunho tidak percaya, "Baiklah aku tidak memaksa kok" Yunho mendekatkan wajahnya. Hidung mereka hampir bersentuhan. Senyum Yunho mengembang saat Jaejoong memejamkan matanya. Menunggu bibir Yunho menciumnya"Ingat, aku tidak akan mencium mu" bisik Yunho sensual

Yunho mundur selangkah dan Jaejoong membuka matanya. Ia marah karena merasa dipermainkan

"Paman kau mempermainkan ku" bibirnya mencibir, "Cium aku, Jung Yunho"

"Tidak mau" Yunho mengembalikan letak kursinya. Ia duduk dan membaca dokumen

"Paman Yunho" panggil Jaejoong. Ia benar-benar tidak mau dibantah. Yunho harus menuruti keinginannya

"Panggil aku hyung" Yunho tidak senang dipanggil paman sedari tadi. Ia merasa tua

"Kau memang sudah tua. Terima saja" kata Jaejoong ketus

"Terserah" Yunho menutup dokumen dan melihat jam. Baiklah sudah waktunya pulang. Yunho berjalan menuju pintu dan saat itulah Jaejoong menurunkan harga dirinya

Jaejoong memeluk pinggang Yunho dari belakang. Wajahnya ia tempelkan pada punggung lebar paman itu. Jaejoong memohon, "Ayo paman, cium aku lagi"

Yunho berbalik. Ia menatap doe eyes Jaejoong yang menggemaskan

Baiklah, Yunho akan menurutinya. Lagipula ia tidak rugi

Chu~

.

.

.

.

.

Keesokkan harinya......

Hari ini Jaejoong berulang tahun. Tujuh belas tahun usianya. Dalam perjalanan pulang menuju perusahaan dari sekolah, Jaejoong selalu bercerita tanpa memberikan Yunho kesempatan untuk memberikan feedback

Jadinya Yunho bete dan tidak mendengarkan perkataan Jaejoong. Dirinya fokus menyetir

Hal ini membuat Jaejoong kesal, "Paman kau tidak mendengarkan cerita ku" kaki telanjangnya menoel-noel pipi Yunho yang ditumbuhi bekas cukuran. Membuat Jaejoong kegelian, "Wajahmu kasar. Paman butuh perawatan"

"Jaejoong kau sangat kurang ajar" Yunho menggigit jempol kakinya

"Ahhh jempol ku....." dengan cepat Jaejoong langsung menarik kakinya dari wajah Yunho. Ia mengusap jempolnya. Sialan paman ini

"Seseorang harus mengajari mu sopan santun" Ketika dilampu merah, Yunho menoleh pada Jaejoong dan menghardiknya, "Demi tuhan, kau itu sudah tujuh belas tahun. Tingkah mu bak seorang pangeran"

Jaejoong memutar kedua matanya malas. Dia tidak butuh nasihat paman ini. Siapa dia? Yunho kan cuma pesuruh ayahnya

"Blup-blup-blup-blup........" Jaejoong mengejeknya. Ia menirukan bibir ikan yang kekurangan oksigen

.

Mereka akhirnya sampai di perusahaan. Ketika melangkah keluar dari mobil, semua karyawan melihat Jaejoong seperti selebriti

Jarang-jarang ada kesempatan melihat anak boss sedekat ini. Apalagi Jaejoong tersenyum menyapa mereka. Senyum palsu anyway

"Kau suka?" Jaejoong menarik lengan Yunho menuju parkiran samping gedung. Disana ada beberapa karyawan yang berhenti melihat mobil mewah terparkir di VIP parking area


"What the fuck is this?" Yunho bukan takjub malah shock. Mobil mewah tersebut masih baru dan ada pita diatasnya

Disana juga ada tulisan :

.

To Jung Yunho

From Prince Jae

Happy Birthday Jaejoongie. Sweet Seventeen

.

"Ini hadiah untuk mu" Jaejoong memberikan kunci mobil pada Yunho. Ia mengajaknya untuk melihat isi dalamnya. Jaejoong membuka pintu mengemudi dan menyuruh Yunho untuk duduk

"Hadiah?" Yunho duduk dikursi pengemudi dan melihat-lihat interior serta fitur canggih lainnya, "Hadiah apa? Aku kan tidak ulang tahun"

Beberapa kali para karyawan yang berdiri diluar memfoto mobil ini. Mereka geleng-geleng kepala karena kagum melihat Rubicon terbaru

"Memang tidak. Tapi kau dapat hadiah karena aku berulang tahun. Ini spesial. Hanya kau yang kuberi hadiah. Mana ucapan terima kasihnya?" Jaejoong berpose disamping Rubicon. Semua karyawan memfotonya. Ia mengucapkan terima kasih karena mereka mengucapkan selamat ulang tahun padanya

"Jaejoong" panggil Yunho. Dirinya diacuhkan bocah ini

"Kau yang berulang tahun kenapa kau yang memberi hadiah ?" Ahra datang dan menghampiri mereka. Ia melihat Yunho duduk didalam. Matanya memincing tidak suka

"Karena aku Kim Jaejoong. Aku bisa melakukan apa saja yang ku mau" Jaejoong berdiri dihadapan Ahra. Ia melipat kedua tangannya didada

Hari ini Ahra manis sekali. Jaejoong jadi sebal

"Bocah gila" Yunho ngeri sendiri melihat tingkah laku Jaejoong

"Yunho apakah tawaran menjadi sekretarismu masih berlaku?" Ahra mengabaikan Jaejoong. Ia menunduk dan tersenyum pada Yunho didalam

Yunho langsung keluar dari mobil dan menjabat tangan Ahra. Akhirnya ia punya sekretaris juga. Beruntung karena Ahra memang yang paling di prioritaskan

"Selamat Ahra, kau mendapatkan posisi itu"

Jaejoong menggerutu dalam hati mendengarnya

.

.

.

.

.

"Paman hari ini aku ulang tahun loh ~" Jaejoong mengingatkan Yunho. Ia duduk di depan meja kerja paman ini

"Hmm"

Yunho konsentrasi membaca laporan perusahaan. Ia mencoret dan membuat catatan disana-sini

"Yang ke tujuh belas tahun......" Jaejoong mengambil laporan yang sudah dikoreksi Yunho. Ia membuat gambar doodle dikertas tersebut

"Aku tahu" Yunho selesai dengan laporan terakhirnya. Ia melihat Jaejoong dan menghembuskan napas, "Ya ampun. Untung laporannya belum final"

Yunho ingin sekali menjitak kepala bocah ini. Lihatlah, semua dokumennya sudah di coret-coret Jaejoong dengan gambar dan tulisan aneh

Hah Sudahlah. Mending menenangkan diri sambil mengingat bahwa sekarang Yunho punya sekretaris pribadi

Yunho akan menyuruh Ahra untuk mengurus kebutuhan Jaejoong. Sebisa mungkin Jaejoong harus jauh-jauh dari hidupnya

"Paman-"

"Diam! kau berisik sekali" Yunho menggebrak meja dan menatap Jaejoong dengan sengit

Ya Tuhan Yunho butuh ketenangan. Sebentar lagi dia ada rapat

"Kau sudah mulai berani rupanya. Kau tidak ingat siapa aku, huh?" Jaejoong berdiri dan mencondongkan tubuhnya kedepan. Ia menarik dasi Yunho

"Ini" Jaejoong menyodorkan ponselnya, "Papa ingin bicara padamu"

Yunho gugup. Matilah. Jaejoong benar-benar iblis, "Halo boss?"

Yunho mendengarkan lama sekali tuan Kim bercerita. Awalnya wajah Yunho terlihat santai, namun lama kelamaan mimik wajahnya cemberut

"Baiklah aku mengerti. Maaf" Yunho melempar ponsel Jaejoong. Jaejoong gelagapan menangkapnya. Ia memandang Yunho dengan kesal

Usai merapikan dokumen dan mengemas barang-barang, Yunho berjalan menuju pintu. Namun Jaejoong tidak mengikutinya, "Apa lagi yang kau tunggu? Ayo pergi"

"Mana ucapan selamat ulang tahun untuk ku? Paman belum mengucapkannya" Jaejoong belum mau pergi sebelum mendengar ucapan dari Yunho

"Selamat usia mu tinggal tujuh belas tahun lagi"

Jaejoong mendelik marah

"A- maksudku. Selamat ulang tahun yang ketujuh belas Jaejoong. Semoga kau-" Yunho tidak tahu harus berharap apa, "- normal"

"Cium tanganku seperti pangeran di cerita dongeng" Jaejoong mengulurkan tangan kanannya pada Yunho

Yunho menggembungkan pipinya. Ia membuat suara aneh. Baiklah, memang ini pekerjaannya. Tadi di telepon tuan Kim memarahinya. Sebagai tebusan, Yunho menunda rapat dan menemani Jaejoong berulang tahun


"Kita pergi, pangeran Jaejoong" Yunho membuka pintu dan menunduk seperti pengawal kerajaan

"Okay" Jaejoong keluar dan menunggu Yunho. Ia menggandeng tangan mentornya dan mereka digoda oleh semua karyawan. Yoochun yang paling heboh

"Yo Yunho, kau meninggalkan kami" Yoochun teriak dari meja kerjanya

"Kami akan merindukanmu, bung" teman-teman pria yang lain ikut menimpali

"Sering-seringlah mengunjungi kami di club, okay! Jangan sombong-sombong"

"Kalian bercanda" Yunho tersenyum miris

Yunho dan Jaejoong bersama? Bisa mati berdiri ia

Jaejoong melihat wanita itu. Dia sedang merapikan barang-barang dimejanya. Huh, sebentar lagi dia akan jadi sekretaris Yunho, ya?

"Hai Bibi" Jaejoong menyeret Yunho ke meja Ahra, "Omong-omong kau belum mengucapkan selamat ulang tahun padaku"

"Selamat ulang tahun, Tuan muda Jaejoong" Ahra mengulurkan tangannya

Jaejoong tersenyum dan menyalami uluran tangan Ahra, "Sudah telat. But it's okay. Better late than never"

"Jaejoong" Yunho memperingati, "Maaf Ahra, dia ini anak berkebutuhan khusus. Kau mengerti, kan?" Yunho membuat gerakan sinting dikepalanya

Ahra tertawa kecil. Sangat manis. Ia menutup tawanya dengan telapak tangan

Jaejoong mendesis

"Paman ayo kita pergi. Makan malamnya nanti keburu dingin. Aku sudah booking restauran mahal" Jaejoong mengambil tangan Yunho dan menyeretnya ke depan lift khusus

Jaejoong semakin sebal karena Yunho dari jauh terus melambaikan tangannya pada Ahra. Apa-apaan paman idiot ini, ada Jaejoong disampingnya tapi masih berani melakukan hal tersebut

Jaejoong menginjak kaki Yunho setelah pintu lift tertutup. Yunho meraung kesakitan. Ya ampun bocah ini gahar sekali

"Aku tunggu paman dilobby. Kita pergi dengan Rubicon baru mu"

Satu lantai terlewati. Pintu lift terbuka dan Jaejoong menendang Yunho keluar, "Paman pakai lift sebelah. Bye"

Yunho menatap pintu lift dengan kesal. Kim Jaejoong memang bocah ajaib. Nakalnya luar biasa

.

"Dimana restauran itu, Jae?" Yunho menjalankan mobil barunya keluar dari parkiran

"Pangeran. Seperti tadi kau memanggilku, paman" ralat Jaejoong. Ia sudah senang dipanggil pangeran, kenapa dirubah lagi?

"Bocah autis" panggil Yunho

Jaejoong jadi sebal. Yunho memang menjengkelkan, "Aku berubah pikiran. Paman membuat ku kesal. Kita merayakannya di rumah ku saja. Ada pesta kecil-kecilan disana. Ada dua orang teman ku juga loh. Paman mau ya berkenalan dengan mereka"

Yunho jadi tidak enak. Jangan-jangan doa teman-temannya jadi kenyataan. Ia dan Jaejoong.....

Noooo

"Uhmm...Jae, aku masih slave mu, kan?" Biarlah. Yunho sadar dengan posisinya. Ia mentor rasa slave

"Tapi teman-teman paman cukup menyukai ku. Mereka bahkan menjodohkan kita" Jaejoong tersipu malu. Lalu selanjutnya ia curiga, "Paman tidak menyukai ku, ya?"

"Haha kau masih kecil, Jaejoong. Aku menyukai mu seperti adik ku sendiri" Yunho jadi gemas. Ternyata remaja ini percaya dirinya tinggi sekali

Tetapi Jaejoong tidak suka diperlakukan seperti itu, "Jadi kau juga mencium adik mu dibibir, huh? Kalian Incest ya?"

Baiklah. Alasan pertama gagal

"Tapi aku sepuluh tahun lebih tua dari mu. Aku seorang Ahjussi"

"Mama juga berumur tujuh belas tahun saat mengandung dan menikah dengan Papa. Usia mereka bahkan terpaut cukup jauh. Enam belas tahun tahun! " Jaejoong memperlihatkan angka enam belas dengan jari-jarinya

Ia tertawa senang saat menceritakan bagaimana dulu ayahnya menghamili ibunya diluar nikah. Juga menceritakan bagaimana kakek-neneknya mencoba untuk menggorok leher tuan Kim

"Apa keluarga paman tidak menerima pria sebagai menantu?" selidik Jaejoong. Ia mulai was-was

"Apa?" Yunho kaget ditanyai begitu, "Ya tuhan ini 2017. Keluarga ku sangat modern dan terbuka" Yunho mengunci bibirnya. Matilah. Ia malah mendukung rencana Jaejoong

Baiklah alasan kedua diluncurkan

"Tapi aku menginginkan keluarga yang lengkap. Aku ingin istriku bisa melahirkan bayi-bayi yang sehat dan lucu. Ayah dan ibuku pasti bahagia jika mendapatkan cucu-cucu yang menggemaskan"

Dan itu artinya nama Kim Jaejoong di blacklist dari daftar tunggu mempelai Jung Yunho

"Hufft syukurlah" Jaejoong lega

Tapi Yunho kebingungan

"Aku memang pria yang paling beruntung. Sangat istimewa. Selain tampan, kaya, ramah dan baik hati, aku juga istri yang sempurna untuk mu. Aku tidak keberatan memberikan baby untuk ibu mertua sekarang. Ayah mu pasti senang mendapatkan cucu dari kita"

Yunho hampir menabrak mobil didepannya. Untung ia menginjak pedal rem tepat waktu. Mereka stuck di lampu merah

"Paman hati-hati, ini mobil baru. Harganya mahal" kata Jaejoong mengingatkan

"Kau bercanda" sahut Yunho. Ia tidak perduli dengan mobilnya

Yunho tidak tahan saat Jaejoong mengatakan 'dari kita'. Apa maksudnya baby itu keluar dari rahim Jaejoong atau rahimnya?

"Kau masih bocah. Aku bisa dipenjara nanti. Lagipula kau itu pria"

"Tidak akan. Aku sudah legal" kata Jaejoong serius. Ia tidak main-main, "Mama juga seorang pria. Dia yang mengandung dan melahirkan ku. Aku punya rahim seperti Mama disini" Jaejoong mengelus perutnya yang rata, "Baby bisa hidup disini nanti"

"Huh, kau bisa mengandung dan melahirkan, ya? Bagaimana dengan ASI? Harus kau beri apa bayiku yang baru lahir? Susu beruang?"

Dan sikap Yunho ternyata berbanding terbalik dengan keluarganya yang 'katanya' modern dan terbuka itu. Ia harus mencari jalan keluar

"Papa selalu bercerita bahwa aku tidak mau lepas dari nipple Mama hingga umur empat tahun. ASI Mama sangat banyak dan Papa kerepotan saat aku tidak mau menyusu lagi padanya" Jaejoong mencoba memprovokasi Yunho lebih jauh

"Paman tidak lihat dada ku, hmm?" Jaejoong membusungkan kedua dadanya bangga, "Dada ku begitu montok sampai bisa menyimpan ASI untuk baby hingga umur lima tahun"

"Benarkah?" tanya Yunho ragu-ragu, mulai tertarik dengan keajaiban (dada) Jaejoong

"Bahkan kita bisa langsung membuat baby dirumah ku sekarang"

Jaejoong menyuruhnya untuk kembali mengemudi. Lampu jalan sudah berwarna hijau

"Tapi bagaimana dengan teman-teman mu? Mereka dirumah mu kan?" Yunho mengutuk mulutnya sendiri. Dasar otak cabul

"Biarkan saja mereka lihat. Lagipula mereka tidak akan memberitahu siapa pun" sudah tidak ada alasan lagi bagi Yunho untuk kabur dari jeratan Kim Jaejoong

.

Tbc

.

Yoo Mina~ san gue tunggu Voting dan commentnya ya :)

(That little things make me happy and excited to writing)

Continue Reading

You'll Also Like

Fantasia By neela

Fanfiction

1.7M 5.2K 9
⚠️ dirty and frontal words πŸ”ž Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.
49.8K 7.3K 39
Alvaro Reifansyah-ketua berandal SMA 13 Galaksi, harus rela menyamar menjadi adik kembarnya di sekolah sang adik, demi mencari tahu kebenaran tentang...
17.4K 806 12
Kumpulan cerita one shoot tentang Wooseok Γ— (Seme) BΓ—B Area Fujhosi/Yaoi stan mendekat! Homophobic minggat! Warning! Cerita ini membuat pembaca meras...
144K 8K 51
Kumpulan oneshoot harem chimon . . . Pair : - Pluemon - Namon - Chimon x all