Yunho The Handsome Slave (Com...

Bởi Bitchcoin

20.1K 1.5K 248

*Perpanjangan ijin menulis Fanfic ini sudah didapatkan Yunho terlalu percaya diri dan naif jika mengira Jae... Xem Thêm

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
END
Akhir Kata

Prolog

4K 301 53
Bởi Bitchcoin

Haloo babies nih gue tepatin janji buat publish new FF (kena gaplok : inikan FF sambungan) hehe biarin aja 😜😜

Mau kasih warning kalau penulisan sudah diedit dan ada beberapa hal yang di ubah sesuai dengan imajinasi gue. Udah dapat ijin.

Kalau mau versi original baca di FFn. Yang disini udah sesuai dengan fantasi gue. Anyway....

Happy reading ~

.

Banyak yang mengatakan bahwa hidup itu seimbang. Bagaikan yin dan yang. Ada atas ada bawah. Hitam-putih, dan kau tidak akan memiliki kesempurnaan di dunia ini karena yang sempurna hanyalah Tuhan

Jung Yunho mengakui kebenaran tersebut, tetapi dirinya merasa kesempurnaan itu sedikit keciprat padanya saat lahir

Mobil mewah ? (check)

Apartement high class ditengah ibu kota ? (check )

Lulusan Harvard dengan cum laude dan jabatan tinggi setelahnya? (double check)

Apa yang terlewatkan?

.

"Sayang kau masih sendiri, Yun"

Yunho tersadar dari lamunannya dan melirik sebal kearah rekan kerjanya, Park Yoochun. Pria itu menuangkan wine perancis tahun 50'an kedalam gelas

Yunho tersenyum dongkol. Ia menerima gelas yang diberikan Yoochun. Dengan sedikit acting, Yunho sengaja menumpahkan wine hingga mengenai paha atas peia itu

"Sial" umpat Yoochun

Yunho merasa bersalah dan mencoba untuk membantu membersihkan, "Biar ku bantu, noda wine sangat merepotkan"

Yoochun mendesis kesal. Ia tahu Yunho hanya berpura-pura. Ia mendekatkan wajahnya. Berbisik pada Yunho, "Kau sengaja, ya kan?!" ucapnya sambil menahan tangan Yunho yang sama sekali tidak membantu, yang ada kini lumeran wine tersebar luas hingga membuat sebuah pola

"Ng, tentu saja tidak" balas Yunho pelan

Yunho lalu tersenyum pada rekan-rekan kerja yang lain. Mereka terlihat khawatir. Mendadak suasana berubah menjadi kaku. Mereka takut jika Yunho dan Yoochun mungkin akan beradu jotos. Siapa yang tidak kesal setengah mati jika Armani diberi noda?

"Why so serious? Ayolah, malam ini milik kita" Yunho mengangkat segelas wine "Ini tidak akan merusak persahabatan kami. Apa kalian tahu? Yoochun mengatakan padaku bahwa malam ini ia yang akan mentraktir kita semua, keren kan?"

"Aku tidak-"

Dengan cepat Yunho memotong ucapan Yoochun

"Kau tidak jadi?" ucap Yunho bingung – matanya menatap rekan sekerjanya dengan pandangan sedih

"Ayolah pengecut" bisik Yunho kepada Yoochun

"Kau brengsek" Yoochun tersenyum sumringah dan mengambil botol wine yang tadi dibukanya. Ia meneguknya sambil berteriak kencang "Apa lagi yang kalian tunggu? Boss Yoochun yang akan membayar semuanya"

Mulai sekarang Yoochun berjanji untuk tidak mencari gara-gara lagi pada Jung Yunho

CHEERS


Yunho berteriak seperti orang bar-bar dan suasana kembali riuh. Mereka bergembira malam ini

"Masih berani mengejek ku, huh?" Yunho merangkul pundak Yoochun

Bila Yoochun meneguk wine dengan perasaan terancam, Yunho malah meneguknya dengan perasaan love bully

"Y-yunho....."

Yunho menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Ia tersenyum pada wanita manis yang kini berjalan mendekatinya, "Hai Ahra"

"Y-ya" balas wanita itu gugup. Ia memilin ujung rambut ikalnya dengan gerakan lucu. Kepalanya menunduk. Menghindari tatapan Yunho. Pria itu menyulut rokok

"Kau mau?"

Ahra langsung menggeleng

"Pestanya tidak begitu asyik ya?" tanya Yunho

"Benarkah?" Kedua mata Ahra berbinar lucu. Ia malu dan langsung menjawab, "Ku rasa pesta ini jadi menyenangkan karena dirimu" Ahra kembali menundukkan pandangannya. Takut jika omongannya lancang

"Oh, memangnya aku sepopuler itu ya?" Yunho tertawa dan menghisap kembali rokoknya, "Sabtu depan kau ada acara?"

Ahra tersenyum kecil. Ia berusaha meredam rasa gembiranya. Jika ia tidak tahu malu, mungkin Ahra akan melompat-lompat kegirangan

Yunho mengambil kesimpulan jika wanita ini setuju, "Baiklah kalau begitu sabtu-"

"Yunhooo......"

Belum lagi Yunho menyelesaikan ajakannya, teriakan pria tua mengganggu momen Yunho dan Ahra

.

"Aku?" Sudah tiga kali Yunho mengulang pertanyaan itu

Dihadapannya ada pak tua yang sedang bersujud. Yunho tersenyum canggung saat semua orang yang ada di club memperhatikan mereka. Scene ini menarik banyak perhatian

"Boss berdirilah" Yunho menarik tubuh pak tua ini agar berdiri, "Kau terlihat menyedihkan. Bangun kataku"

"Ku mohon, Yunho. Terimalah tawaranku" pria itu semakin mengemis. Padahal dia boss nya

"Kenapa harus aku? Aku lulus kuliah dan melamar kerja diperusahaan mu sebagai Kepala Manager, bukan babysitter" Yunho tidak perduli dengan tatapan orang-orang yang melihat mereka

Yunho melihat Ahra dan pandangan wanita ini kasihan melihat boss mereka. Mau tidak mau Yunho harus bersikap sedikit lunak

"Berapa usia puteramu?"

"Lusa puteraku akan genap berumur tujuh belas tahun" pak tua itu tersenyum. Yunho mulai tertarik dengan penawarannya

"Tujuh belas tahun masih perlu babysitter? Putera mu autis?" Ia tidak mau mengasuh balita over age

Tujuh belas tahun? Itu masa-masa pubertas yang sangat menyebalkan. Emosi dan logika hampir bertarung dengan dahsyatnya

"T-tentu saja bukan, Yunho. Kau pria yang paling bisa ku andalkan. Aku yakin hanya kau yang cocok mendampinginya"

Jawaban boss mereka membuat kedua bola mata Ahra melebar, 'Ya Tuhan jangan terima pekerjaan ini, Yunho' ucapnya dalam hati

"Pendamping? Kau berusaha menjebak ku, ya?Aku tidak mau menikahi puteramu. Demi tuhan umurku sepuluh tahun lebih tua darinya"

Ahra menghembuskan napas lega mendengar ucapan Yunho

Baiklah jika tidak ada cara lain, pak tua itu harus menjalankan plan B, "Jung Yunho, kau pria mapan yang dapat di andalkan, bukan?"

Yunho menganggukkan kepalanya. Ia setuju dengan pernyataan bossnya

"Kau lulusan dan Kepala Manager terbaik yang pernah perusahaanku miliki"

Lagi, Yunho mengangguk setuju. Ia cukup bangga dengan semua sepak terjangnya

"Dan kau juga pria yang menjunjung tinggi harga diri, harkat -" belum lagi pak tua itu selesai dengan pujiannya, Yunho menyela

"-dan Jung Yunho adalah seorang pria lajang yang tidak terikat dengan siapapun. Siapa nama puteramu, boss?"

Yunho termakan umpannya. Pak tua itu menyeringai kecil

"Kim Jaejoong" Sahut tuan Kim dengan senyuman, "Tapi perlu ku ingatkan bahwa putera ku it-"

Yunho selalu memotong perkataannya. Inilah kebiasaan buruk Yunho jika sudah meleleh karena pujian

"Jangan panggil aku Jung Yunho jika aku tidak bisa mengurus seorang bocah" Yunho berjalan angkuh meninggalkan pesta. Ia bahkan melupakan Ahra

Tuan Kim berteriak menyemangatinya. Ia bahkan mengatakan bahwa Yunho bebas meminta apa pun darinya

Kesempatan ini tidak Yunho sia-siakan, " Kalau begitu aku tunggu satu set peralatan golf terbaru di ruanganku besok. Aku juga ingin ruangan baru "

Begitulah bentuk kerja sama yang terjalin antara tuan Kim dan Yunho. Yunho bersedia menjadi mentor putera boss nya yang nanti akan menjadi penerus kekayaannya

Yunho mudah terbeli dengan pujian serta harta

.

.

.

.

.

Yunho bersiul riang sambil menunggu tuan kecilnya. Ia menyender di mobil Audi hitam miliknya

Dari pagi moodnya sedang baik. Satu set peralatan golf terbaru sudah ada diruangan barunya. Tuan Kim memang boss yang baik hati. Selain peralatan golf, Yunho akan meminta Ahra untuk menjadi sekretarisnya

Yunho mengecek waktu. Kenapa pulang sekolah lama sekali?

"Jadi yang manakah dirimu, Kim Jaejoong?" Ucap Yunho

Lonceng sekolah berbunyi. Yunho tersentak karena suaranya terdengar hingga ke luar gerbang. Ia melihat murid-murid mulai berlarian menuju jemputan mereka

Kalau dilihat-lihat, semua pakaian supir disebelahnya berwarna sama seperti pakaian yang ia kenakan. Ya Tuhan Yunho malu sekali

"Shit, kenapa mereka semua berpakaian hitam?"

"Hei paman"

Yunho beruntung keponakannya tidak pernah berbicara sesombong itu kepadanya. Ia merasa kasihan dengan supir sebelah. Anak majikannya tidak tahu diri

"Yah! Kenapa kau diam seperti orang bodoh, huh paman idiot!"

Yunho tersentak karena bocah ini memarahinya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu bertanya pada bocah ini, "Permisi, kau berbicara padaku, adik kecil?" Yunho menunjuk dirinya sendiri

Murid SMA yang membentaknya tadi mendengus. Dengan sombong ia menunjuk wajah Yunho, "Nama mu Jung Yunho kan?"

Sebelum Yunho menjawab, bocah itu mendekati mobilnya. Pandangannya meremehkan, "Cih, mobil orang miskin. Biasa saja"

Yunho geram mendengarnya, "Maaf saja ya, tapi Audi ini keluaran terbaru. Jangan mengganggu ku, panggilkan Kim Jaejoong sana. Kau mengenalnya, kan?"

"Mengenalnya? Jadi kau tidak tahu tentang ku? Aku Kim Jaejoong yang kau cari" Jaejoong menendang mobil Yunho

"Ohh...my god. Kau bocah hampir tujuh belas tahun yang sangat arogan. Beraninya kau menyakiti Audi ku. Sini ku pukul pantat mu" Sebelum tangannya melayang dipantat Jaejoong, bocah itu sudah lebih dulu berteriak

"Ahhh!! Tolong aku. Ada paman pedofil disini. Dia mau menculik-hmppp"

Yunho dengan panik menutup mulut Jaejoong. Bocah ini jahat sekali. Yunho bisa di keroyok massa nanti

"Cepat masuk. Aku akan mengantarmu pada boss. Aku resign dari pekerjaan ini, aku menyerah. Kau bocah yang mengerikan"

Jaejoong tampak ragu, ia menunjuk mobil Yunho dengan dagunya, "Naik ini?" Katanya memastikan

"Baiklah. Kau pulang jalan kaki atau naik bus umum saja. Ini ongkosnya" Yunho memberikan beberapa lembar won dan masuk kedalam mobil

He's done with this crazy kid

Jaejoong menghentakkan kakinya. Ia tidak terima, "Tapi aku maunya naik Mercedes S Class"

"Baiklah, bye" Yunho benar-benar akan tancap gas tapi Jaejoong sudah lebih dulu masuk dan memasang seatbeltnya

Yunho tersenyum mengejek, "Nah begitu dong. Kau terlihat manis kalau menurut. Ayo dengar lagu, biar kau tidak bosan selama perjalanan"

Yunho mencari radio station yang pas untuk Jaejoong. Ia tersenyum ceria ketika mendapatkan lagunya. Ia membesarkan volume radio

"Lagu ini cocok untuk mu. Bernyanyilah"

.

~ Tek kotek, kotek kotek
Anak ayam turunlah berkotek
Tek kotek, kotek kotek
Anak ayam turunlah berkotek ~

.

Jaejoong menatapnya tajam. Ia mengumpat, "Fuck you"

"Well-no?" Hahaha

Yunho tertawa dan Jaejoong mengeluarkan earphone. Ia mendengarkan musik dari ponselnya

.

.

.

.

.


"Aku tidak mau dia jadi mentor ku. Carikan yang baru. Yang lebih penurut dan punya selera tinggi. Minimal mobilnya BMW"

Jaejoong menyemburkan amarahnya kepada sang ayah. Pria tua itu menunduk ketakutan mendengarnya. Putera kesayangannya marah lagi deh

Mereka saat ini sedang makan siang direstauran favorit Jaejoong. Bintang lima tentunya

"Carikan yang lebih tampan dan tidak cerewet sepertinya" Jaejoong mengacungkan pisau steak didepan wajah Yunho

Pria yang diancam malah santai menyesap wine yang belum bisa Jaejoong konsumsi. Yunho tersenyum mengejek, "Yang tidak cerewet banyak. Tapi mencari yang lebih tampan dariku? Heh, Mustahil"

Yunho mengelap saos disudut bibirnya dengan kain putih yang terlampir diatas paha. Dengan elegan, Yunho memberikan saran,"Boss, kau jadikan saja Yoochun sebagai penggantiku. Aku tidak tahan dengan putera mu"

"Yang ini sayang?" Tuan Kim memperlihatkan profil Yoochun di ponselnya

"Hmm, dia cukup tampan tapi jidatnya lebar dan bersinar. Aku tidak suka jika ada yang lebih bersinar dariku, ya kan Papa?" Tanya Jaejoong hingga menimbulkan delikan dari Yunho diseberang sana

"T-tentu saja, sayang. Putera ku yang harus paling bersinar" Tuan Kim tentu tidak punya pilihan lain selain mengiyakan

"Baiklah ini keputusan yang sulit" Jaejoong mendramatisir keadaan, "Paman miskin ini akan tetap jadi slave ku"

Yunho menaikkan sebelah alisnya, kata terakhir dari bibir Jaejoong mengganggunya

"Mentor maksudku" kata Jaejoong mengoreksi. Ia mengembalikan ponsel ayahnya dengan cara melempar. Ayahnya gelagapan menangkapnya

"Fiuh-syukurlah" Tuan Kim menghembuskan napas bukan karena berhasil menangkap ponsel. Tapi karena Jaejoong setuju mengambil Yunho sebagai mentornya

Tuan Kim berharap Yunho dapat mengajari puteranya dalam memimpin dan menjalankan perusahaan. Selain itu dia juga berharap Yunho bisa merubah sifat buruk Jaejoong

Ponsel Tuan Kim bergetar dan ia langsung membaca pesan yang Yunho kirimkan

.

"Apapun yang ku mau, kan?"

.

Yunho tersenyum lebar saat melihat Tuan Kim menganggukkan kepalanya

.

.

.

.

.

"Paman kita mau kemana?" Jaejoong berjalan cepat untuk menyamai langkah Yunho yang lebar. Ia terlalu sibuk menunduk dan tidak menyadari jika Yunho berhenti mendadak didepannya

"Awww...." Jaejoong meraba dahinya yang baru saja menabrak punggung Yunho, "Paman bodoh. Kau ingin membuatku terlukah, hah?"

Jaejoong menyipitkan kedua matanya. Menuduh Yunho. Yang dituduh malah cuek. Ia menekan tombol lift

"Masuklah" Yunho mempersilahkan Jaejoong untuk masuk kedalam

"Inikan lift khusus untuk keluarga Kim" ucap Jaejoong memperingatkan, "Keluar"

"Kenapa?" tanya Yunho kebingungan

"Karna lift ini bukan untuk orang sepertimu" dengan lancang Jaejoong menoyor dahi Yunho

Yunho menahan emosinya untuk tidak memukul pantat Jaejoong. Ia bersumpah, seseorang harus membuat bocah itu jera. Bukan seperti ini bersikap kepada orang yang lebih tua

"Dengar Jae" Yunho menarik tubuh Jaejoong merapat padanya. Lengan kanannya memeluk erat pinggang Jaejoong hingga membuat siempunya kesakitan, "Kau memang harus diberi pelajaran" Yunho semakin mencengkram pinggulnya

"Ss-sakit" saat Jaejoong hendak menamparnya, tangan Yunho yang bebas menahannya, "Kau berani menyakiti ku? Akan ku adukan pada Pap-hmmmph" belum lagi ia menyelesaikan ancamannya, Yunho membungkam mulut Jaejoong agar berhenti mengoceh

"Hmmphh" Jaejoong memejamkan matanya

Yunho lalu menarik wajahnya. Jaejoong sudah tampak lebih jinak. Ia menekan tombol lift menuju lantai kerjanya

"Apa itu?" Tanya Jaejoong

"Apanya?"

"Yang tadi. Rasanya sangat menyenangkan. Ayo kita ulangi lagi" ajak Jaejoong

Yunho mundur selangkah, menjauhi Jaejoong. Tetapi bocah itu malah maju dan berjinjit. Kedua tangannya langsung memeluk leher Yunho. Ia ingin mencium lagi bibir hati itu

"Apa yang kau lakukan? Janga-hmp" mulut Yunho sudah tersumpal oleh ciuman berani Jaejoong yang berantakan

Padahal Yunho kan tadi hanya main-main

Jaejoong kehabisan napas. Ia melepaskan ciumannya, "Paman ini sangat menyenangkan. Aku menyukainya"

Yunho terkekeh mendengarnya. Ada-ada saja bocah ini

"Kau payah dalam berciuman, apakah ini yang pertama?"

Jaejoong mendelik mendengar pertanyaan itu. Yunho sudah membuat harga dirinya terhina

"Diam dan cium aku lagi" perintah Jaejoong. Jika ia marah, semua harus tunduk padanya

"Tidak mau" tolak Yunho. Ia merapikan jas kerjanya

"Cium" Jaejoong menghentakkan kakinya, "Sekarang"

Jaejoong mulai berisik. Yunho jadi terganggu dan tidak punya pilihan. Ia menyerah, "Baiklah. Tapi sebentar saja ya"

Dan Yunho pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini anyway

TING

Ketika Yunho sedang asik mengerjai bibir Jaejoong, pintu lift khusus untuk Tuan Kim dan bala-bala keluarganya terbuka

"Y-Yunho"

Seorang wanita menyadarkan keduanya. Yunho menoleh dan tubuhnya jadi kaku. Tidak hanya Ahra, boss dan rekan bisnis dari perusahaan lain pun ikut melihat hot scene tadi

Bibir Jaejoong mencibir. Sialan. Gara-gara wanita ini dan ayahnya, ciuman mereka terputus

"Papa kau mengganggu" marah Jaejoong. Matanya melototi tuan Kim

"H-hai nak" ayah Jaejoong jadi takut dipelototi begitu oleh puteranya

Yunho daritadi melihat reaksi Ahra. Dan perempuan itu tidak senang melihatnya. Saat dipanggil, Ahra melarikan diri, "Aku permisi" katanya

"Ahra tunggu" Yunho hendak mengejarnya, tapi Jaejoong sudah lebih dulu menahannya. Yunho jadi geram. Ia hentakkan tangan Jaejoong dan berlari keluar menyusul Ahra

"Berikan laporan detail tentang wanita itu" perintah Jaejoong kepada ayahnya

Tuan Kim mengangguk dan hendak masuk kedalam lift. Hal ini membuat Jaejoong kesal. Masih berani ya pak tua ini

"Papa pakai lift biasa saja. Papa mengacaukan kesenangan ku tadi. Sana" Jaejoong mendorong ayahnya keluar. Dia akan menunggu Yunho diruangannya

"B-baiklah sayang, Papa dan yang lainnya pakai lift sebelah saja. Sini Papa pencetkan tombolnya" Tangannya menekan tombol close pada pintu lift. Ia melambaikan tangan pada puteranya hingga detik-detik pintu lift tertutup sempurna

Hufft

Tuan Kim menghembuskan napas lega. Bisa gawat jika Jaejoong sampai mengamuk

Setelah meredakan ketakutannya, tuan Kim tampak bahagia. Matanya berbinar cerah

"Ya ampun tadi Jaejoongie benar-benar terlihat seperti ibunya. Sangat mengerikan jika mainannya disentuh orang. Kyeoptaa ~"

Rekan bisnisnya yang sedari tadi hanya menonton melebarkan matanya. Mereka bingung. Putera tuan Kim sangat kurang ajar padanya, tetapi pak tua ini malah memujinya

Tuan Kim menggelengkan kepalanya. Ia sudah berada pada dunianya sendiri, "Luar biasa. Benar-benar duplikat istriku" senyumnya yang lebar membuat rekan bisnisnya ketakutan

What a psycho family!

.

Tbc

.

Yoo Mina~ san gue tunggu Voting dan commentnya ya :)

(That little things make me happy and excited to writing)

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

13.6K 772 9
Kumpulan cerita oneshoot / twoshoot dari Kiboy x Kairi. ⚠️⚠️⚠️ • Cerita mengandung unsur Boyslove, bagi yang kurang nyaman mohon untuk tidak membaca...
1.2M 30.1K 33
(READERS YG BAIK PASTI FOLLOW!!) CERITA INI BELUM DIREVISI, JADI MASIH BERANTAKAN. Bagaimana bisa hanya dalam tiga hari Rey berubah dan kembali ke pe...
193K 16.4K 86
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
144K 8K 51
Kumpulan oneshoot harem chimon . . . Pair : - Pluemon - Namon - Chimon x all