MeloDylan 2 (Retrouvailles)

بواسطة asriaci13

44.9M 3.1M 1.5M

Cover by Wira Putra Kesalahan manis yang di rahasiakan. *** Ketika kita bertemu kembali, apakah yang akan ter... المزيد

Sedikit Cerita Untuk MeloDylan Pertama
Prolog
CHAPTER SATU | Dylan Kembali
CHAPTER DUA | Dibalik Semua itu
CHAPTER TIGA | Sebuah Pertemuan dan Pernyataan
CHAPTER EMPAT | Pelukan Terakhir?
Chapter 5 | Video Perpisahan
CHAPTER ENAM | Deva mencari Melody
CHAPTER TUJUH | Pertemuan Melody dan Alice
CHAPTER DELAPAN | Masa Lalu dan Masa Depan
Chapter Sembilan | Aku Punya Hati
Chapter Sepuluh | Berdamai dengan Masa Lalu
CHAPTER SEBELAS | BERHARAP TAK BERPISAH
Chapter Dua Belas | Tanpa Sengaja
Chapter Tiga Belas | Sisi Manis Dylan
Chapter Empat Belas | Nostalgia
Chapter Lima Belas | Sebuah Syarat
Chapter Enam Belas | Tidak Baik-Baik Saja
Chapter Tujuh Belas | Kadang Aku Tidak Mengerti
Chapter Delapan Belas | Semua Punya Rahasia
Chapter Sembilan Belas | Menjelaskan Kesalahpahaman
Chapter Dua Puluh | Mengingat Yang Tidak Penting
Chapter Dua Puluh Satu | Sampai Disini
Chapter Dua Puluh Dua | Jawaban Dylan
Bukan Update!
Chapter Dua Puluh Tiga | Terlalu Percaya Diri
Chapter Dua Puluh Empat | Rapat Ketiga
Chapter Dua Puluh Lima | Survey Tempat Reuni
Chapter Dua Puluh Enam | Sebatas Teman
Chapter Dua Puluh Tujuh | Truth Or Dare
Chapter Dua Puluh Delapan | Teman Makan Teman
Chapter Dua Puluh Sembilan | Can I Kiss You?
Chapter Tiga Puluh | Jadi Siapa?
Chapter Tiga Puluh Dua | Retrouvailles •Bag 2
Chapter Tiga Puluh Tiga | Retrouvailles •Bag 3
Chapter Tiga Puluh Empat | Retrouvailles (•Bag 4)
Chapter Tiga Puluh Lima | Retrouvailles (•Bag 5)
Chapter Tiga Puluh Enam | Retrouvailles (Bag Enam)
Chapter Tiga Puluh Tujuh | Retrouvailles (•Bag 7)
Chapter Tiga Puluh Delapan | Retrouvailles (•Bag 8)
Chapter Tiga Puluh Sembilan | Retrouvailles (•Bag 9)
Chapter Empat Puluh | Retrouvailles (Bag 10)
Chapter Empat Puluh Satu | Dibalik Yang Terjadi
Chapter Empat Puluh Dua | Alice kembali
Chapter Empat Puluh Tiga | Semuanya Telah Berakhir
Chapter Empat Puluh Empat - Rahasia Terbesar Alice
Chapter Empat Puluh Lima | Permintaan Alice
Chapter Empat Puluh Enam | Pertunangan?
Chapter Empat Puluh Tujuh | Apa yang terjadi?
Chapter Empat Puluh Delapan | Semua Berakhir Disini
Chapter Empat Puluh Sembilan | Pelaku Tabrak Lari
Chapter Lima Puluh | Keadaan tidak baik
Chapter Lima Puluh Satu | Menunggu Melody
Chapter Lima Puluh Dua | Penyesalan datang di akhir
Bagian Lima Puluh Tiga | Jangan datang lagi
Bagian Lima Puluh Empat | Lupakan, Aku sudah tak peduli
Bagian Lima Puluh Lima | Jeda
Bagian Lima Puluh Enam | Berdamai?
Chapter Lima Puluh Tujuh | Sekadar Saran
Chapter Lima Puluh Delapan | Pamit
Chapter Lima Puluh Sembilan | Menebus Kesalahan
Vote aja
Chapter Enam Puluh | Choose or Lose
Chapter Enam Puluh Satu | Puncak Part 1
Chapter Enam Puluh Dua | Puncak Part 2
Chapter Enam Puluh Tiga | Early Birthday
Chapter Enam Puluh Empat | Titik Balik Sebuah Kejelasan
Penjelasan Sedikit
Chapter Enam Puluh Lima | Kemungkinan Terburuk
Chapter Enam Puluh Enam | Salah Siapa?
Chapter Enam Puluh Tujuh | Friend?
Chapter Enam Puluh Delapan | Random Talk
Bagian Enam Puluh Sembilan | Bertemu Dengan Orang Baru
Tanya Dong
Bagian Tujuh Puluh | Sebuah Pemberitahuan
Sedikit Memberikan Jawaban
Bagian Tujuh Puluh Satu | Kamu, Lucu Sedunia
Bagian Tujuh Puluh Dua | Mencari Penyakit
Bagian Tujuh Puluh Tiga | Sudut Pandang Dylan
Bagian Tujuh Puluh Empat | Pernah Gak sih?
Bagian Tujuh Puluh Lima | Ending?
Bantu memilih.
Bantu Pilih Kover
Bagian Tujuh Puluh Enam | Restart
Bagian Tujuh Puluh Tujuh - Alasan Kembali
Harga Paket dan Merchandise
List TBO Yang Bisa kalian Pesan PO
Bagian Tujuh Puluh Delapan | Begini Adanya
Open Pre-Order
Spoiler Alert!
Spoiler alert Part 2!
Ending :)
Penjelasan Ending
Alternative Ending Part 1
Open Pre Order Merchandise
MeloDylan Special chapter
Special Chapter | Satu
Special Chapter | Dua
Special Chapter | Tiga

Chapter Tiga Puluh Satu | Retrouvailles (Bag •1)

726K 54.6K 28.6K
بواسطة asriaci13

Now Playing - Be My Love

Selamat Membaca Cerita Melody dan Dylan

Kali ini sudah sampai titik reuni, silakan menikmatinya.

***

BAGIAN DUA PULUH TIGA PULUH SATU - Reuni (1)

Masalah hidup lo masih kurang? Sampe ikut campur masalah orang lain.

***

Hari H reuni telah tiba. Awalnya Kate memaksa akan membawa mobil sendiri daripada harus satu mobil dengan Liam. Gadis itu belum siap mengalami momen awkward yang pasti membuatnya bingung nanti.

"Yaudah lo satu mobil sama gue dan Anna aja," ajak Angga

Anna melirik sekilas dia tak berkomentar, sebelum Angga melanjutkan kalimat selanjutnya.

"Ada Dylan sama Melody juga."

Kate mengangguk, dia mengabaikan Anna yang menatapnya dengan tatapan tajam. Terserahlah, toh dia pun tidak hanya berduaan dengan Angga saat itu.

Benar, dia tak pernah menyukai Angga. Dia yang menulis pertanyaan itu dengan harapan akan didapatkan oleh salah satu dari dua orang yang menyakiti perasaannya. Namun, sial justru dialah yang mendapatkan truth itu.

Mobil pertama diisi oleh Dylan, Angga, Anna, Melody dan Kate. Di mobil kedua ada Jane, Liam, Andre, Bella dan Fathur. Sementara di mobil ketiga ada Gery, Arsen, Bianca, Jasmine dan Yugo.

Perjalanan di pimpin oleh mobil Dylan, diikuti oleh mobil Liam dan selanjutnya mobil Yugo.

Terasa canggung. Anna bahkan tak melirik ke arah Kate sedikit pun, Melody yang duduk di tengah antara keduanya merasa sedikit bosan.

"Na, itu kan hanya permainan," ujar Melody, "lagipula Kate enggak pernah caper sama kak Angga juga."

"Mel, diem," potong Dylan

Melody melirik sekilas ke arah Dylan yang duduk di kursi depan, dia tersenyum sinis. Tetap saja, pemuda itu selalu ingin mengontrolnya.

"Kak, aku gak bisa diem aja liat temen aku kaya gini," balas Melody

"Na, emangnya lo gak pernah suka sama pacar temen lo apa?" sinis Dylan, yang kini membuat Angga menoleh ke arah Dylan sebentar, meskipun Angga kembali fokus menyetir.

Saat itu Kate masih tak bersuara, dia memilih bungkam dan mendengarkan lagu melalui earphonenya.

"Kak jangan memperumit keadaan deh," ketus Melody, "Kate, kan bilang dia pernah suka doang, wajar kok. Kaya kadang aku mikir Abang suka sama Jane dan selalu ngerti Jane, aku pengin punya pacar kaya abang, atau kak Angga yang funny, Liam dengan semua sisi romantisnya, ada kalanya kita selalu ingin ada disisi orang lain, tapi bukan berati kita mau ngerebut kebahagiaan orang lain Na."

Mendengar penjelasan Melody yang cukup panjang itu membuat Anna menoleh. Dia sejujurnya hanya bingung harus bersikap bagaimana kepada Kate, dia takut jika sampai detik ini Kate masih menyukai Angga dan akan menyakiti perasaan Kate jika Anna berduaan dengan Angga.

"Kalau gue bilang gue suka Louis gimana, Mel?" tanya Anna dengan raut wajah datarnya.

"Mmmm, sedikit canggung," ujar Melody jujur, "tapi menyukai orang yang sama bukan berati harus musuhin temen, kan? Lagipula kak Angga kan sayang sama lo, Na."

"Lo marah sama Kate hanya karena dia suka Angga atau lo sembunyiin hal lain?" Dylan menanyakan pertanyaan itu dengan datar.

Angga bereaksi dengan menatap tajam ke arah Dylan, namun Dylan menyuruh Angga kembali fokus menyetir saja, dia tidak mau mati muda hanya karena masalah seperti ini.

Melody merasa kalau Dylan tengah mencoba menyampaikan sesuatu, namun dia tidak mengerti apa maksud dari cowok itu. Disat Melody ingin penjelasan lebih lanjut, Dylan memilih untuk diam saja. Memainkan ponselnya dan memaskan earphone ke telinganya.

"Kate..." bisik Melody

Satu tangan Kate melepas earphonenya, "Kenapa?"

"Lo udah gak suka kak Angga, kan?"

Kate hanya membalasnya dengan senyuman. Dia tidk menjawabnya secara jelas dan itu membuat Melody sedikit kesal.

"Lo udah baikan sama Louis?" tanya Kate

Melody menggeleng, "Dia bales chat gue sih, tapi yagitu singkat-singkat beda dari biasanya."

"Wajar sih dia marah, lo quality time bareng mantan lo. Emangnya kemarin lo ngapain aja sama kak Dylan?"

Tanpa Kate sadar dia menanyakan hal itu kepada Melody saat Dylan ada di tempat yang sama dengannya. Ketika Melody akan menjawab tapi Dylan lebih dulu buka suara.

"Harus kasih laporan juga kita ngapain aja kemarin?" ujar Dylan dibarengi nada yang tak bersahabat.

"Lo gak berantem sama kak Dylan, kan, Mel?" tanya Kate lagi.

"Enggak kok," jawab Melody

"Lo berharap gue berantem sama Melody?" ketus Dylan

"Kan biasanya elo kak yang selalu cari masalah," cibir Kate, Dylan meresponsnya dengan senyum sinis, "Alice kapan balik?"

"Ngapain lo nanyain cewek gue?"

"Gue ama dia sekarang udah berteman, Alice cewek keren," kata Kate dengan ceria

"Baru sadar?"

Kate mencibir, dia tidak menyukai kepribadian dari pemuda itu. Meskipun memiliki tampang yang diatas rata-rata, lahir dari sendok emas tapi kepribadiannya bikin ngelus dada. Kate berbisik kepada Melody dan menanyakan mengapa gadis itu pernah menyukai cowok seperti Dylan. Lalu Melody balas berbisik, dia mengatakan bahwa saat itu mungkin dia khilaf.

Keduanya tertawa geli.

Sesampainya di villa, mereka semua langsung menyimpan barang-barang mereka di kamar masing-masing. Kate satu ranjang bersama dengan Jane, sementara Anna dengan Melody.

"Kate, kak Liam ngasih ini buat lo." Jane memberikan paperbag kepada Kate.

Memang, dia tadi satu mobil dengan mantan tunangannya itu.

Kate mengambilnya tanpa minat, dia hanya mendiamkannya saja tanpa menyentuhnya kembali. Kate membongkar kopernya dan mengeluarkan pouch make upnya. Touch up, seperti biasa. Dia harus kelihatan cantik, apalagi sekarang. Setelah putus, dia harus memperlihatkan bahwa dia lebih baik daripada bersama dengan Liam.

"Kate, lo gak ada niat mau balikan sama kak Liam gitu?" tanya Jane, "kalau masalahnya hanya karena dia posesifin lo kan bisa dibicarain baik-baik."

Senyum Kate mengembang, "Mungkin gak cuman karena itu."

"Udah gue duga, lo punya PIL, kan?" tebak Jane sambil manggut-manggut.

"PIL? pil apa? Obat?" Melody mengerutkan dahinya bingung.

"Pria Idaman Lain," jawab Jane, "lo masa gak ngerti begituan juga."

"Enggak," jawab Kate, "tapi mungkin Liam punya cewek idaman lain."

"Makaud lo?"

"Iya, Liam mungkin bosen sama gue dan tergoda cewek lain. Entahlah, gue gak mau berprasangka buruk." Kate tersenyum, senyuman yang menyiratkan banyak arti.

Setelah itu Kate pamit untuk turun lebih dulu, karena dia hanya menyiapkan beberapa dekorasi yang belum selesai, sebelum tamu undangan hadir. Liam seolah ingin mengobrol dengannya saat mereka tak sengaja bertemu, namun Angga datang menghampirinya dan menanyakan perlu bantuan atau tidak.

"Kak Angga jangan terlalu baik sama gue, nanti Anna salah paham," ujar Kate, "Kalau senelum kejadian truth or dare sih gak masalah."

"Jadi siapa cewek itu? Anna?" Angga langsung ke intinya, namun Kate tak menjawab dia perlahan menjauh dari Angga, Angga mengejar Kate, "Atau Jane? Mungkin, Melody?"

"Aku pikir kak Angga tau," kata Kate, "kenapa kemarin kak Angga tau apa yang mereka lakuin?"

Kate segera pergi meninggalkan Angga, Liam hanya memperhatikannya dari jauh. Dia bisa saja melabrak Liam dan temannya itu, tapi Kate harus memastikan dulu apa yang terjadi malam itu.

Dia memang melihat Liam seperti berciuman, dia kalut dan menangis. Setelah itu dia meminta Andre untuk mengantarnya pulang saja. Bersikap biasa saja pada temannya sangat sulit untuk Kate. Dia yang emosinya meledak-ledak, harus diredam hanya karena takut kehilangan seorang teman.

"Lo pikir dengan begini akan menyelesaikan masalah?"

Kate segera melihat ke sumber suara. Suara itu berasal dari belakangnya dan Dylan berdiri disana sebelum dia duduk di samping Kate.

"Gue liat apa yang lo liat malam itu."

"Berapa orang yang tau?"

"Hanya gue dan Alice."

"Kak Angga?"

Dylan menggeleng, "Gue kasih tau dia kalau lo gak pernah suka dia."

"Kenapa?" Kate kesal sendiri, "Kenapa kak Dylan kasih tau kak Angga?"

Bibir Dylan menyunggingkan senyum sinis, "Hak gue mau kasih tau siapa aja."

"Gue bukan Melody yang bisa aja kak Dylan ikut campur masalah hidupnya. Kita gak pernah sedeket itu, gue hanya tau kak Dylan sebagai mantan Melody dan sepupu Anna juga teman mantan gue. Kak Dylan gak berhak ikut campur atas masalah gue."

Sudah Dylan duga, cewek itu akan bereaksi seperti ini. Merepotkan dan keras kepala. Tipe cewek selalu benar dan terkadang meremehkan pasangannya. Menanggap bahwa dirinya bisa melakukan apa saja sendirian, padahal mereka hanya menyakinkan diri saja.

Ini juga bukan kemauan Dylan ikut campur atas masalah temannya. Dia hanya tak suka jika melihat orang lain pura-pura tidak tahu dan membiarkan masalah semakin larut.

"Lo seneng di cap sebagai cewek perebut pacar orang?" cibir Dylan

"Gue ngerebut siapa? Kak Angga? Enggak!"

"Kalau lo gak mau kasih tau Liam, biar gue yang kasih tau dia kalau lo tau hubungan Liam dengan temen lo."

"Kak Dylan!" teriak Kate, "Masalah kak Dylan gak cukup sampe ngurusin masalah hidup orang?" Kate berdiri dari tempatnya, tatapannya nyalang. Dia kesal dengan tingkah Dylan yang seenaknya saja.

Dia pikir dia siapa sampai bisa melakukan semuanya.

"Gue rasa Liam perlu penjelasan kenapa dia ditinggalin sama lo." Dylan tersenyum penuh kemenangan.

"Brengsek!" Kate semakin dibuat kesal oleh Dylan, "Oke, gue akan kasih tau dia! Bahwa selama ini gue tau hubungan dia dengan cewek sialan itu. Puas?!"

"Ya, Liam ada di gazebo kolam renang sekarang. Dia nunggu penjelasan dari lo." Dylan memperlihatkan layar handphonenya, dia tengah melakukan panggilan telepon demgan Liam.

Yang artinya bahwa Liam mendengarkan pembicaraan antara Liam dan Kate saat itu.

"Kalau lo mau mengakhiri semuanya, lo harus memberitahu alasan lo yang sesungguhnya." Dylan meninggalkan Kate yang masih diam saja di tempatnya sekarang.

Langkahnya terhenti saat dia menemukan Melody yanh tak jauh dari tempatnya dan Kate tengah berbicara tadi. Dylan tak mengatakan sepatah katapun, dia langsung meninggalkan Melody. Tapi, gadis itu langsung mengejarnya.

"Kak," panggil Melody

"Gue gak akan kasih tau jawaban atas pertanyaan lo," kata Dylan

"Emangnya kak Dylan tau aku akan nanya apa?"

"Ya, obrolan gue sama Kate."

"Kok bisa tau?"

"Di wajah lo jelas sekali pertanyaannya," sinis Dylan, "lo pura-pura gatau aja sampe Kate kasih tau semuanya."

Melody mengangguk. Dia diminta Kate unruk menempelkan beberapa foto mereka di satu tempat, kerjaan bendahara saat hari H memang tidak banyak. Jadi dia hanya membantu siapapun yang membutuhkan bantuannya.

"Kate kuat banget ya," kata Melody

"Lo ngomong sama siapa?"

"Kak Dylan lah!"

"Emangnya gue keliatan mau ngomong sama lo?"

"Lalu kenapa kak Dylan jawab?"

"Ah, mana sini gue bantu tempelin fotonya."

Melody memberikan sebagian foto kepada Dylan, pemuda itu dengan telaten dan sangat rapi menempelkan foto-foto mereka. Kebanyakan foto-foto saat mereka SMA, begitu banyak kenangannya. Kate mengumpulkan semua foto ini sendirian.

"Kalau nanti Kate kasih tau siapa cewek itu, jangan dijauhin."

"Kenapa?"

"Kalian teman dan gue pikir cewek itu punya alasan."

"Tapi selingkuh sama pacar temen? Alasan apa yang membenarkan?"

"Mel..." Dylan menghentikan aktivitasnya, lalu dia menatap ke arah Melody, "Belum tentu selingkuh," katanya.

"Maksud kak Dylan?"

"Gini deh, kemarin kita ngabisin waktu seharian. Apa itu selingkuh?" tanya Dylan

"Enggaklah!" bantah Melody tegas, "kemarin kita hanya dare."

"Kalau orang lain liat kita barengan dan gak tau kita lagi ngejalanin dare? Gimana?"

Melody diam saat mendengar perumpamaan yang dikatakan oleh Dylan. Benar, setiap orang perlu penjelasan. Louis bisa mengatakan bahwa Melody senang mendapat dare tersebut, itu bisa terjadi karena Melody kurang menjelaskan kepada Louis. Komunikasi mereka buruk.

"Bisa aja, Liam sama cewek itu hanya sebatas teman. Lalu mereka terbawa suasana, seperti kita kemarin."

Dahi Melody bergelombang, dia bingung "Seperti kita?" tanyanya

"Ya, hampir ciuman."

Memang mulutnya Dylan tidak bisa disaring! Dia mengatakan seenak jidatnya saja. Padahal hal seperti itu tidak seharusnya dikatakan secara frontal, jika ada yang mendengarnya bisa saja salah paham.

"Gue emang bercanda kemarin," katanya, "gue gak akan cium cewek selain pacar gue. Kalaupun gue ingin cium lo, gue harus jadiin lo cewek gue dulu."

"Jadi, kak Dylan jadiin Alice pacar kak Dylan hanya karena ingin cium Alice aja?"

"Gak sesimpel itu." Dylan tertawa mendengar pertanyaan Melody yang kelewat polos itu, dia mengelus rambut Melody lembut, "Gue jadiin Alice pacar gue karena gue bahagia sama dia."

"Kenapa kak Dylan sekarang hobi banget ngelus rambut aku, ngacak-ngacak rambut aku, sih?" Melody membenarkan rambutnya dengan jari-jarinya.

"Lo pendek, gemes, pengen gue jadiin gantungan kunci biar bisa dibawa kemana-mana."

Mendemgar jawaban itu, Melody hanya mencibir. Tidak bisasanya Dylan menjawab pertanyaan dengan manis seperti itu.

"Sayangnya aku gak mau dibawa sama kak Dylan kemana-mana, aku punya kehidupan lain yang lebih penting."

"Gue tau," ujar Dylan, "Makasih ya."

"Untuk?"

"Semuanya."

"Salah satunya?"

"Menerima gue sebagai teman lo," jawab Dylan.

Melody mengangguk.

Satu tangan Dylan terulur ke arah Melody dan menarik ikatan rambut yang mengucir rambut Melody, "Lo lebih cantik kalau rambut lo di gerai," bisik Dylan sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan Melody.

***

Terima Kasih Sudah Membaca Cerita MeloDylan

Setelah Chapter ini, kalian sudah bisa mengerucutkan siap yang menjadi teman cewek Liam.

1. Anna

2. Jane

3. Bella

4. Bianca

5. Jasmine

btw, aku ngakak-ngakak liat teori kalian dan ada beberapa yang masuk akal. Semoga di chapter-chapter selanjurnya akan segera menebak siapa cewek itu.

Oh iya, selamat menikmati bagin reuni part 1. Reuni kali ini manis dan semoga kalian menyukainya.

Vote 50k + 25k komen

***

Jangan lupa follow instagram :

asriaci13

melovedy_

dylanarkanaa_

aliciamillyrodiguez

***

with Love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

17.1M 31.1K 11
Sudah terbit! Cek IG @coconutbooks dan @hytrrahmi untuk info selengkapnya!!! WARNING ⚠️ SEBAGIAN BAB SUDAH DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN [Longl...
211K 1.9K 3
Cerita ini, bukanlah cerita perjodohan yang ala kadarnya. Perjodohan yang terjadi antara Azzam dengan Shakila, adalah perjodohan penuh misteri. Didap...
GARANCA بواسطة CALL ME NADA

قصص المراهقين

359K 23.8K 28
Tentang Garkano Arthure Virgama. Sosok laki-laki yang identik dengan jaket denim biru berkerah hitam Sosok laki-laki berwajah dingin dengan banyak ra...
19.3M 933K 84
The Other Side Movie tayang di seluruh bioskop Indonesia, 17 Maret 2022. #1 in Teenfiction [06/10/18] "Gue itu suka sama lo, lo aja yang nggak pernah...