Possessive Husband (Slow Up...

By kansyarief

55.4K 1.7K 74

"I'm possessive of you because I 'm so afraid of losing you" Kaenan Aliandra Brawijaya. More

Possesif Husband 1
Possesif Husband part 3.
Possessive Husband Part 4
Possessive Husband Part 5
Possessive Husband Part 6
no comment

Possesif Husband Part 2.

8.7K 355 8
By kansyarief

Possesif Husband Part 2.

"habis aku kangen pengen nerkam kamu. Hihihi" Ucap Ali dengan cengiran khasnya, sedangkan Prilly wajahnya sudah memerah karena malu.

"Kamu cantik kalau lagi merah gitu." Tambah Ali sambil memeperhatikan wajah Prilly dari samping. Prilly pun memeluk leher Ali dan menyusup ke lekukan leher Ali karena malu, Ali pun terkekeh.

"Kenapa sayang? Kok gitu sih? Aku beneran loh pengen nerkam kamu. Siap – siap ya!" Ucap Ali menggerakkan bahunya namun Prilly justru mengeratkan pelukkannya.

"Udah dong jangan godain terus. Lagian kamu ngomongnya vulgar banget, masih pagi ini." Ucap Prilly masih nyaman dengan posisinya.

"Berarti kalau malam boleh?"

"Ah... Udah ah. Aku mau beresin ini, terserah kamu." Ucap Prilly sambil beranjak dari pangkuan Ali namun Ali semakin menarik pinggang Prilly dan memeluknya erat.

"Masa kamu marah sama aku, sayang? Jangan marah ya sama aku. Kan aku Cuma bercanda." Jujur Prilly saat ini ingin tertawa melih tingkah Ali. Ia sama sekali tak marah dengan permintaan Ali karena menurut agama wajib menerima jika suami memintanya, tapi kali ini Prilly ingin tau bagaimana reaksi Ali jika ia marah, Prilly pun memilih diam mendengarkan ucapan Ali.

"Sayang..." Panggil Ali, kali ini pelukannya semakin erat. Ali pun meletakkan kepalanya di bahu Prilly membuat Prilly agak merinding.

"Jangan diem dong, jangan marah sayang. Kamu nggak kasian sama aku, baru aja pulang belum ada 2 jam kamu sudah marah sama aku. Aku kesiksa 3 hari kemarin nggak ketemu kamu. Apa jangan – jangan kamu udah bosen ya sama aku? Dan kamu berniat buat pergi ninggalin aku?" Ucap Ali asal. Prilly menghela nafas pelan dan sedikit menatap Ali dan mengelus pipi Ali lembut.

"Kok ngomong gitu sih sayang? Aku nggak marah kok sama kamu dan kamu juga harus tau 3 hari kemarin aku juga kangen sama kamu, sampai Mila godain aku terus di butik." Ucap Prilly lembut dan Ali tersenyum.

"Serius kamu nggak bosen?" Tanya Ali memastikan. Prilly pun tersenym dan menggeleng.

"Sama sekali nggak sayangku." Jawab Prilly sambil menangkup wajah Ali dengan kedua tangannya.

"Udah ah... aku mau beresin ini dulu, habis itu aku mandi deh." Ucap Prilly ingin beranjak namun lagi – lagi Ali menahannya membuat Prilly kembali menatap Ali.

"Apalagi sayangku hm?"

"Morning kiss." Ucap Ali jail. Prilly pun mencium singkat bibir Ali.

"Sudah kan? Sekarng lepas ya. Kamu sekarang istirahat, pasti capek kan? baru pulang juga." Ucap Prilly. Ali pun merenggangkan pelukannya namun tangannya masih melingkar indah di pinggang Prilly.

"Janji ya habis mandi kita quality time berdua, aku kangen." Rengak Ali.

"No, kamu istirahat. Quality time kemana sih? Di rumah aja kasihan kamunya." Ucap Prilly tegas. Ali pun menunduk sedih, Prilly mengangkat dagu Ali agar menatap wajahnya.

"Aku nggak mau kamu capek sayang. Lagian kita bisa quality time berdua terus, aku nggak mau kamu sakit itu aja. Besok kalau udah segeran, terserah kamu deh mau ajak aku kemana aja, aku pasti ikut kok." Ucap Prilly lembut memberi pengertian. Ali pun tersenyum sumringah.

"Iya deh sayang." Ali pun mencium singkat bibir Prilly dan Prilly pun pergi membereskan meja makan, sedangkan Ali pergi ke kamarnya.

"Lho nyonya sudah selesai sarapannya?" Sapa Bi Jum yang baru sampai pasar.

"Eh... bibi jangan panggil nyonya dong, Prilly aja. Nggak enak di dengernya berasa Prilly udah tante – tante aja deh hihihi."

"Hehehe nggak enak sama tuan, saya kan pembantu di sini, nya."

"Bibi udah aku anggep seperti ibu aku sendiri kok, jadi panggil Prilly aja ya!?!"

"Mbak aja ya, nya?"

Prilly pun menghela nafas pelan, jujur ia tidak suka di panggil nyonya atau mbak, jika orang yang memanggilnya itu lebih tua darinya.

"Terserah bibi deh, asal jangan nyonya. Prilly nggak suka dengernya." Ucap Prilly tegas. Bi Jum mengangguk, Bi Jum pun pamit untuk menyetrika baju.

Sesudah Prilly membereskan dapur, Prilly pun pergi ke kamar untuk mandi. Ia tersenyum tipis melihat Ali yang sedang tertidur. Ia berjalan dan duduk di tepi ranjang, menatap wajah polos Ali yang sedang memejamkan matanya.

Prilly masih tidak percaya jika Ali sudah menjdi suaminya imamnya yang selalu mencintainya dan memanjakannya.

"Segitu tampannya aku ya sayang? Sampai nggak kedip gitu." Ucap Ali masih memejamkan matanya. Prilly pun terlonjak kaget. Sejak kapan Ali bangun?, pikirnya.

"Ka... kamu sudah bangun sayang?"

"Menurutmu?" Ali malah balik bertanya membuat Prilly sedikit gugup karena ditatap begitu intens.

"Hehe... lanjutin aja tidurnya ya! Aku mau mandi nih." Ucap Prilly sedikit berlari ke kamar mandi, takut jika Ali menahannya lagi. Ali yang melihat istrinya seperti itu pun hanya tersenum bahagia.

"Aku nggak nyangka kalau kamu yang akan menjadi pendampngku sayang, menjadi penyemangat, menjadi ibu dari anak – anakku kelak. Terimakasih tuhan telah mengirimkan bidadari surga untukku." Gumam Ali bersyukur dalam hati.

Tak lama Prilly pun keluar kamar mandi dengan wajah segar. Ia memakai hot pant dan kaos milik Ali yang memang sedikit kebesaran di tubuh mungilnya. Ali sudah terlelap kembali karena memang ia sangat lelah.

Setelah menyisir rambutnya, Prilly turun ke bawah untuk menyiram bunga di taman belakang, taman yang dulu dibuat bersama dengan Ali sehari setelah mereka pindah. Selama ini Prilly merewat sendiri tanamannya walaupun ia sibuk di butiknya yang ia kelola tapi ia selalu menyempatkan diri hanya untuk sekedar merawat bunganya.

Cukup lama Prilly menyiram bunga sampai sebuah pelukan hangat dari belakang mengagetkannya, siapa lagi kalau buak Ali.

"Kamu asik banget sih? Sampai lupa sama aku." Ucap Ali sambil meletakkan dagunya di pundak Prilly.

"Kan kamu tadi tidur sayang."

"Iya, kirain kamu mau tidur juga di samping aku eh nggak taunya lagi disini ngak jelas." Rengek Ali. Prilly pun terkekeh.

"Nggak jelas gimana hmm? Orang aku nyiram bunga – bunga kita kok."

"Iya tapi aku bosen sayang." Prilly pun menarik Ali untuk duduk di bangku yang memang ada di taman bunga mereka. Ali pun merebahkan badannya dan meletakkan kepalanya di pangkuan Prilly, Prilly pun mengelus lembut rambut suaminya.

"Sayang..." Panggil Ali.

"Hmm..."

"Jalan yuk."

"Jalan kemana? Kamu masih capek sayang, aku nggak mau kamu sakit." Ucap Prilly tegas.

"Aku bosen tau, kamu mah." Rajuk Ali. Prilly menghela nafas pelan.

"Kan bisa quality time berdua di rumah sayang, kamu mau makan sesuatu gitu, biar aku bikinin." Jawab Prilly denga sabar.

"Enggka ah... aku mau berduaan aja sama kamu." Ucap Ali, Prilly pun tertawa pelan.

"Tuh... kamu aja nggk bisa jauh dari aku. Sok – sokan mau ngajak pergi. Ntar kalau ada yang lirik aku, kamu rela." Goda Prilly membuat Ali cemberut.

"Enggak ya, kamu kan punya aku, nggak ada yang boleh lirik – lirik, udah bosen liat dunia kali dia." Ucap Ali.

"Possesif..." Cibir Prilly.

"Biarin wlek."

Mereka pun tertawa, tak terasa mereka menghabiskan waktu berdua di taman sampai senja menjelang. Memang kalau sudah berdua rasanya dunia milik berdua yang lain semua pada ngontrak.

"Sayang, besok kamu kerja sampai jam berapa?" Tanya Prilly.

"Besok sih cuman ada meeting sama client dari Jepang. Kenapa sayang?" Ucap Ali memainkan rambut Prilly yang sedang besandar di dadanya.

"Aku pengen ketemu bunda, kamu bisa nemenin nggak?" Ali terlihat seperti sedang berpikir, ia sebenarnya bisa menemani Prilly tapi Ali hanya ingin manjahili Prilly.

"Kalau kamu enggak bisa, biar aku minta ditemenin bang Raihan ya?" Ali langsung melotot tak suka mendengar nama Raihan. Raihan adalah sepupu Ali, walaupun hanya sepupu, Ali masih saja possesif terhadap Prilly.

"No... enggak boleh." Jawab Ali tegas.

"Aku kan belum jawab, besok aku temenin kamu. Enggak boleh minta temenin orang lain, besok aku jemput kalau sudah selesai meeting." Ucap Ali. Prilly menggeleng pelan.

"Enggak, besok aku yang ke kantor kamu, kasihan kamu harus bolak balik."

"Enggak apa – apa, aku enggak mau kamu kenapa – napa?"

"Enggak sayang, aku aja yang ke kantor, aku juga kangen sama mbak Erni. Ya... ya... ya..." Bujuk Prilly dengan puppy eysenya, Ali paling tidak bisa menolak, jika Prilly seperti ini. Akhirnya Ali pun mengangguk, Prilly pun tertawa girang membuat Ali gemas karena tingkah istrinya.

10 vote dan 5 comment = next.

Sabtu, 26 Agustus 2017.

Kecup jauh dari Kania 😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

6.4M 333K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
7.2M 350K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
3.4M 26.4K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
607K 26.3K 41
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...