Summer Forever

By lilthumbel

1.9M 121K 26.2K

[PRIVATED ON SOME CHAPTERS] Apa jadinya kalau dibenci oleh keluarga sendiri? Ayah dan ibu sendiri pun malu me... More

Summer Forever
2. Bertemu Niall
3. Ketahuan
4. Yang Tak Terlupa
5. A Day With Niall
6. Meet My Little Sister, Summer Horan
7. Niall's birthday
8. Sakit Hati
9. Niall,Harry.
10. Berpisah?
11. Summer's Heartbook
12. Tentang Mullingar dan Calum
13. Pengakuan
14. I Love You
15. Let Her Go
16. Complicated
17. Are We Done?
18. Hollywood's Game
19. Dilemma
20. Pain
21. Enemy
22. Back For You
23. The Real First Kiss
24. Salah??
25. Miracle
26. Best Christmas Ever
27. Baby Blue Eyes
28. Disaster
29. Disaster 2
30. Story of Our Lives
Summer Forever [EPILOG]

1. Move

98.3K 5.8K 1.3K
By lilthumbel

Summer's P.O.V

Aku Summer Jasmine Horan. Usiaku 18 tahun dan aku duduk di bangku kelas 3 SMP.
Seharusnya aku sudah duduk di bangku SMA. Bahkan ditahun terakhir. Mungkin karna aku terlalu idiot,makanya aku tetap di junior high school. Mom dan Dad saja lelah menyogok pihak sekolah untuk menerimaku. Aku sudah beberapa kali pindah sekolah. Lelah juga sih. Tapi bagaimana lagi?

Dapat ku dengar Mom dan Dad bertengkar lagi. Menyebut namaku lagi. Begitu favoritkah aku dirumah ini?

Tidak. Mereka semua membenciku.

Oh ya,Aku adik dari Niall Horan. Personel One Direction. Kalian tak akan percaya. Dia begitu sempurna sedangkan aku hanyalah serpihan debu.

Aku masih menunggu. Nada tunggu di handphone ku.

Hingga akhirnya..

"Ya,Summer?"

"Mereka bertengkar lagi" ucapku pilu ketika mendengar suara orang diseberang sana.

Terdengar helaan nafas dari telfon.

"Bersiap-siaplah,aku akan menjemputmu sekarang."

"Terima kasih,Greg."
Ucapku sambil berusaha tersenyum.

Dadaku masih sakit. Mengingat perkataan Dad tadi.

Oh Ya, Greg lah satu satunya orang yang menyayangiku.
Bahkan Niall yang sangat kuidolakan pun amat sangat membenciku. Bahkan ia tak sudi mengakuiku sebagai adiknya. Para directioners hanya tahu Greg sebagai kakak dari Niall. Kalian bahkan tak tahu aku ini ada atau tidak.

Sudah sedih-sedihannya. Aku bergegas keluar kamar dengan piyamaku.
Aku melihat mom di ruang tamu.

"Kau baik-baik saja Mom?" Aku mendekat kearah ibuku. Aku mendengarnya sedikit membelaku tadi. Jadi apa salahnya kalau aku menenangkannya sedikit? Itupun kalau ia berkenan.

"Jangan mendekat,Summer. Pergilah kerumah Greg. Aku tak ingin diganggu"

Kalian lihat? Itulah jawaban Ibuku.
Aku tersenyum miris lalu keluar dari rumah. Sekarang pukul 10 malam. Seharusnya aku besok sekolah. Tapi aku tak ingin masuk. Jadi lebih baik aku membolos. Toh, tak ada yang peduli kan?

Aku duduk di depan rumah sambil menunggu Greg.
Tak lama kemudian, ia datang dengan mobilnya.

"Kau tak apa,Summer?" Tanya nya saat pertama kali turun dari mobil.

Aku mengangguk.
"Aku masuk sebentar,tunggu disini" katanya. Kubalas lagi dengan anggukan.

Mungkin Mom mau berbicara dengan Greg. Tidak denganku.

Mom,Dad,Greg dan Niall adalah keluarga yang harmonis.
Dulu aku termasuk didalamnya. Aku,Summer Horan adalah anak kesayangan Dad.
Tapi tidak sekarang. Aku resmi tidak naik kelas. 3 kali mengulang di kelas 1 SMP dan berhasil naik ke kelas 2 ketika usiaku 16 tahun menuju 17tahun. Dengan catatan, 6 kali pindah sekolah. Dan kelas 2 SMP kulalui dengan aman. Dan sekarang aku kelas 3 SMP. Dan usiaku 18 tahun.

Niall dan Greg saja berhasil melalui masa sekolah dengan aman. Aku tidak bisa. Tidak punya keinginan. lebih tepatnya.

Ah sudahlah.

Tiba-tiba Greg keluar dengan tas sekolah milikku. Beserta koper ku yang berwarna biru muda.

"Apa itu?" Tanyaku belaga bodoh. Oh tidak,aku memang bodoh.

"Baju-bajumu." Jawab Greg singkat.

"Apa kau membawa baju sekolah ku juga?" Tanyaku lagi.

Greg diam dan aku tahu apa artinya itu.

"Tapi Greg.. Aku-"

"Kau. Harus. Sekolah. Summer" Greg memotong perkataanku. Dan menekankan setiap kata yang diucapkannya.

Mengerikan.

Aku hanya pasrah.

Greg menuntunku ke mobil sambil membawa koperku itu. Mungkin aku tinggal bersama Greg dan Denise -istrinya- untuk beberapa saat. Oh ya tak lupa juga Theo,keponakan kesayanganku.

Di sepanjang perjalanan, aku terdiam. Tak bicara apa-apa.
Tidak mood. Mataku mengantuk tapi aku tak dapat tidur.

"Summer,maafkan Mom dan Dad. Mereka tak bermaksud untuk membencimu." Greg buka suara

"Tak apa, sungguh. Aku sudah biasa." Ucapku pelan. Mencoba tersenyum.

"Ingatlah,Summer. aku sayang padamu. Kau adik kesayanganku. Itu tak akan pernah berubah, sampai kapanpun." Kata Greg lagi.

"Terima kasih,Greg. Kau juga kakak kesayanganku. Aku sayang padamu" ucapku lirih.

Greg tertawa renyah.

"Tak usah bohong. Aku tahu betul yang jadi kesayanganmu itu Niall." Ledeknya.

Greg benar. Aku sayang sekali pada Niall. Dia adalah inspirasiku. Aku selalu bermimpi untuk menjadi dirinya. Ughh maksudku seperti dirinya.

"Ya,tapi ia tak sayang padaku. Jadi terpaksa aku memilihmu"
Candaku sambil mengerucutkan bibir.

Greg tertawa sambil mengacak-acak rambutku.

***

Author's P.O.V

Summer tidur dikamar tamu dikediaman Greg. Kali ini ia tidur nyenyak karna tak ada suara berisim diluar. Denise tahu betul masalah keluarga mertuanya. Makanya ia merasa simpati pada Summer. Apalagi Summer sangat dekat dengan Theo. membuat Theo ada temannya jug dirumah.

Sementara dikamar Greg dan Denise,Greg sedang menelfon adiknya yang ada di Inggris. Siapa lagi kalau bukan Niall.

Perbedaan waktu Inggris dan Irlandia tak begitu berbeda. Seandainya berbeda pun Greg tak peduli.

"Niall,kau dimana?" Tanya Greg.

"Di flat bersama Zayn dan Liam,ada apa Greg?" Jawab Niall.

"Aku akan memindahkan Summer sesegera mungkin ke London." Kata Greg.

"Kau gila? Untuk apa? Apakah Mom dan Dad mengusirnya? Kalau begitu kenapa ia harus pindah kesini?"

Suara Niall terdengar membuat Greg menghela nafas berat.

"Kau tahu? Sekarang dia dirumahku. Dan kau tahu kenapa?"

"Karna Mom dan Dad bertengkar lagi." Suara Niall kini terdengar lagi.

"Tepat. Dan aku tak ingin Summer terus-terusan menyalahkan dirinya. Ia bisa gila. Kau mau dia gila?"
Tanya Greg.

"Sejujurnya aku tak peduli. Kalau dia pindah kesini, aku bisa malu! Kau mau seluruh dunia tahu kalau adik dari Niall Horan itu idiot!?"

"Kau egois,Niall. Dia bisa memperbaiki dirinya disana. Dia hanya butuh ketenangan. Dan aku tak minta kau untuk mengurusnya. Hanya pastikan dia sampai di flat yang baru ku belikan untuknya disana. Dan antarkan dia kesekolah barunya. Simple,kan?"
Ucap Greg

"Sama saja aku mengurusnya sedikit." Keluh Niall.

"Kau tak akan menyesali kepindahannya,Niall. Adikmu ini masih Summer yang dulu. Summer kesayanganmu." Kata Greg.

"Summer kesayanganku sudah mati. Dan sekarang adanya Summer sialan." Balas Niall sarkas.

"Jaga mulutmu." Greg mulai geram.

"Baiklah,Greg. Kau harus pastikan dia tak merepotkanku!" Ucap Niall lalu mematikan telfonnya. Sungguh sopan.

***

Niall's P.O.V

"Ada apa?" Tanya Zayn tepat setelah aku mematikan telfonku.
Wajahku langsung kusut seketika.

"Adikku yang idiot akan pindah kesini. Sialan" ucapku kesal.

"Apa-apaan kau ini? Bagaimanapun dia adikmu,mate!" Liam berkata.

"Kau terdengar seperti Greg." Ucapku kesal.

Liam geleng geleng kepala.
Ya,The boys sudah tahu tentang adikku Summer yang idiot itu. Malu sekali aku. Tapi tak satupun dari mereka yang mengejek atau menghina Summer. Mereka malah memarahiku karna tidak suka pada Summer. Menyebalkan.

"Makanan datang...!!!"
Suara Harry terdengar dari dapur. Dibelakangnya tampak Louis yang memegang nampan berisi makanan penuh.

Oh tuhan, surga.

"Makaaannn!!!!" Ucapku sambil menyerbu makanan yang baru saja di letakkan Louis di meja.

"Tadi marah-marah,sekarang malah senang. Mood mu seperti gadis yang sedang PMS,Niall." Omel Zayn. Tapi aku tak peduli.

***

Author's P.O.V

Pagi ini,Summer diantar ke sekolah oleh Greg. Dengan malas,ia turun dari mobil Greg.

"Semangat lah,Summer." Kata Greg. Summer mengangguk pasrah.
Lalu melangkah masuk ke sekolah.
Ia berjalan menuju loker nya untuk mengambil baju olahraganya.
Hari ini ada pelajaran olahraga dan Pelajaran itu adalah pelajaran favorit Summer.

"Awww!" Summer memekik karna rambutnya tiba-tiba ditarik seseorang.

Itu Kyle. Summer tahu betul.

Kyle,temannya sewaktu kelas 1 dulu. Ya sekarang Kyle sudah SMA.

Kyle,orang bodoh yang suka masuk ke area SMP hanya untuk membully Summer.

Kyle,yang entah bagaimana bisa ada di sekolah yang sama dengan Summer saat ini. Bahkan ini sekolah yang sudah entah keberapa bagi Summer. Ia sendiri malas menghitungnya.

Sialan.

"Lepaskan aku,Kyle." Kata Summer kesal.

"Bagaimana kalau aku tidak mau? Apa aku akan jadi idiot sepertimu? Huh?" Balas Kyle galak.

Dengan sigap,Summer menendang kejantanan Kyle dan berlari menuju ruang ganti wanita.
Kyle sialan.

Selesai mengganti baju,Summer melenggang ke lapangan. Materi hari ini adalah estafet.
Tak ada satupun di sekolah ini yang mengetahui usia Summer maupun statusnya sebagai adik dari Niall Horan. Bobby dan Maura mati-matian menutupinya.

***

Bel pulang sekolah berbunyi, Summer berjalan keluar dari sekolahnya menuju halte bus untuk pulang ke rumah Greg.
Rambut pirangnya dikepang satu dan diposisikan di bahu kanannya.

30 menit kemudian, bus yang ditunggu pun datang dan Summer segera menaikinya.

Suasana kota Mullingar sore ini tak begitu ramai. Jalanan tak terlalu padat,hingga akhirnya Summer sampai di rumah Greg.

Ia berjalan masuk ke pekarangan rumah dan melihat Theo sedang bermain mobil mobilan di ayunan.

"Hey,jagoan" sapa Summer sambil menggendong Theo.

Theo terkekeh sendiri. Sangat menggemaskan.

"Dimana Ayah dan Ibumu? Mengapa kau sendiri? Ayo masuk,akan kubuatkan cupcake untukmu" kata Summer.

"Cupcake!" Seru Theo senang.

Summer pun membawa Theo masuk kedalam.
Dan didalam,ia dikagetkan oleh beberapa koper yang diketahui miliknya itu.

"Astaga.." Ucap Summer kaget.

"Assagaa" kata Theo meniru ucapan Summer.

"Summer,kau sudah pulang? Ah Theo! Kau bermain diluar lagi? Untung Summer menemukanmu!" Suara Denise terdengar.

"Iya,aku menemukannya diluar,Denise. Oh kalau boleh tahu,ada apa dengan koper-koperku?" Tanya Summer pada Denise.

"Beristirahat dan makanlah dulu,Summer. Nanti Greg akan menjelaskan."

Astaga. Summer penasaran setengah mati.

***

Summer's P.O.V

Aku kaget setengah mati.
Greg akan memindahkanku ke London!
Astaga,aku tidak tahu harus berkata apa.

Pesawatnya berangkat besok pagi. Dan sebagian barang-barangku sudah dikirimkan di flat yang dibelikan Greg untukku. Niall yang mengurusnya. Kenapa ia bisa mau ya?
Tapi ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan itu. Sudahlah.

"Aku tak bermaksud mengusirmu,Summer. Aku hanya ingin kau tenang dan melanjutkan pendidikanmu disana. Aku tak mau kau terbebani karna Mom dan Dad."

"Astaga,Greg! Sungguh, aku tak apa. Aku malah sangat bahagia bisa pindah kesana. Aku hanya tak enak,kau menghabiskan uangmu untukku. Aku janji akan menggantinya disaat aku sudah bekerja nanti" ucapku sambil terisak. Aku menangis!

Langsung kupeluk Greg erat-erat.

"Itu tak ada artinya dibanding dengan kebahagiaanmu,Summer. Kau adikku dan aku menyayangimu." Kata greg tulus.
Ya tuhan aku mau mati.

"Terima kasih banyak,Greg. Denise!" Ucapku yang sekarang memeluk Denise.

Denise ikut menangis.
"Niall akan menjemputmu disana,setelah itu kau harus hidup mandiri ya. Dan satulagi,jangan pedulikan ucapan Niall. Apapun" Greg mewanti-wanti.

Aku mengangguk miris.

"Aku janji tak akan merepotkannya. sungguh" janjiku.

Aku teringan Mom dan Dad. Bagaimana dengan mereka?
Tidak,Summer. Kau masih membutuhkan mereka. Mereka tak akan berpisah. Karna kau masih membutuhkan mereka.

"Kau tak usah berpamitan dengan Mom dan Dad. Mereka tak apa. Suasana dirumah masih tidak hangat,dan aku tak mau kau kepikiran lagi,Summer" kata Greg.

Oh bagus. Sekarang aku semakin merasa tak diinginkan orang tuaku sendiri.

"Kabari aku selalu tentang Mom dan Dad" ucapku pelan

Greg mengangguk salah tingkah. Sepertinya sadar kalau ucapannya menyinggungku. Tapi aku tak apa kok. Sungguh.

"Bagaimana bisa Niall mau menjemputku disana?" Tanyaku polos.

"Karna dia kakakmu. Dan tidak mungkin ia takmau." Kata Denise.

Aku tersenyum. Seandainya Niall sudi menganggapku adiknya.

***

Hari ini aku berangkat.

Sebelumnya, aku mengirim pesan pada Mom dan Dad. Dengan harapan mereka mau membalasnya. Biarpun harapan itu kecil. Tapi tak ada salahnya aku berharap kan?
Mereka tetap orang tuaku.

To : Mom

Mom,maafkan aku tak berpamitan. Semoga kau cepat berbaikan dengan Dad.
Aku mencintaimu.

Summer xx

To : Dad

Aku berangkat,Dad. Maaf kalau aku selalu mengecewakanmu. Semoga kau cepat berbaikan dengan Mom.
Aku mencintaimu

Summer xx

***

Alohaaaaa!!!!!!
Ini fanfic pertamaku hehehe
Vomments doong
Maaf ya kalau keluarga horan disini ga kaya kenyataan. Namanya juga fiksi wkwk

Jangan jadi silent readers yaa. Capekloh bikin nya huhu

Ada yg bingung ga ntar Summer jadian sama siapa?

Makanya ayo ikutin terus ceritanya gehehhehe xoxo


-nisa

Continue Reading

You'll Also Like

25.1K 3.6K 18
Hanya sebuah kisah dimana Choi Beomgyu yang entah harus sedih atau harus berterima kasih karena hubungannya berakhir. KANG TAEHYUN ⬆️ X CHOI BEOMGYU...
850K 52.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
75.9K 9.4K 31
❝ kamu sembuh,sembuh dengan cara membuat semua orang disini kehilangan. ❞ 📌FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA
18.1K 1.9K 40
Semua baik-baik saja sampai suatu hari sekolah tempatku belajar di bom oleh teroris dan semua orang yang berada di lantai dua tewas, termasuk diriku...